Anda di halaman 1dari 16

Pihak Dalam Perjanjian

Pengangkutan
Oleh
Stefanus Don Rade, S.H.,M.H
Konsep Subjek Perjanjian Pengangkutan

Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban


Subyek hukum pengangkutan adalah pendukung kewajiban dan hak
dalam hubungan hukum pengangkutan, yaitu pihak pihak yang
terlibat secara langsung dalam proses perjanjian sebagai pihak
dalam perjanjian pengangkutan.
Subyek hukum pengangkutan dapat berstatus badan hukum,
persekutuan bukan badan hukum atau perseorangan.
Pihak penumpang selalu berstatus perseorangan, sedangkan pihak
penerima kiriman dapat berstatus perseorangan atau perusahaan.
Subjek Perjanjian Pengangkutan

Pihak
Pengangkut

SUBJEK Pihak
Pihak Pengirim
PERJANJIAN
Penumpang
PENGANGKUTAN

Pihak
Penerima
Kiriman
Pengangkut: berkewajiban utama menyelenggarakan
pengangkutan dan berhak atas biaya pengangkutan.
Pengirim: berkewajiban utama membayar biaya pengangkutan dan
berhak atas pelayanan pengangkutan barangnya.
Penumpang: berkewajiban utama membayar biaya pengangkutan
dan berhak atas pelayanan pengangkutan.
Subjek Perjanjian Pengangkutan

Perusahaan
Ekspedisi Muatan

Pihak-Pihak Perusahaan
Perusahaan dalam Agen Perjalanan
Agen Pelayaran
Pengangkutan

Perusahaan
Muat Bongkar
PENGANGKUT (carrier)

Pengangkut : Penyelenggara pengangkutan


Dilihat dari sisi statusnya sebagai badan yang bergerak di bidang
jasa pengangkutan, pengangkut dapat dikelompokan dalam 4
jenis:
Perusahaan Pengangkutan Kereta Api
Perusahaan Pengangkutan Jalan
Perusahaan Pengangkutan Perairan, dan
Perusahaan pengangkutan Udara
1. Pengangkut pada Pengangkutan Kereta Api
• Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian (LN tahun 2007 No.65)
• Defenisi : Pengangkut adalah penyelenggara sarana
perkeretaapian, yaitu badan usaha yang menyelenggarakan sarana
perkeretaapian umum, wajib memiliki izin usaha dan izin operasi
dari pemerintah.
• Contoh : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Tanda bukti Adanya perjanjian
Karcis
pembayaran pengangkutan
penumpang

Pelayanan harus
sesuai standar
Hambatan/gangguan pelayanan umum
(Ps.132)
2. Pengangkut Pada Pengangkutan Jalan
• Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas & Angkutan Jalan (LN Tahun 2009 No 96)
• Defenisi : Pengangkutan adalah perpindahan orang dan/atau
barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan
kendaraan diruang lalu lintas jalan.
• Contoh : Perum DAMRI, Kopti Jaya,PO Putra Remaja, dsb
3. Pengangkut pada Pengangkutan Perairan
• Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
• Defenisi : Pengangkutan diperairan adalah kegiatan mengangkut
dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang dengan
menggunakan kapal
• Contoh : PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT. Bahtera
Adiguna, dl
4. Pengangkut pada Pengangkutan Udara
• Dasar Hukum : Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
Penerbangan (LN tahun 2009 No 1)
• Defenisi : Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan
udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan
hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
• Contoh : PT. Garuda Indonesia Airways (Persero), PT. Lion Airlines, dl
Dilihat dari sisi kepemilikan badan usaha, pengangkut di
kelompokkan dalam tiga jenis, yaitu;
BUMN (ada yang berbentuk perseroan ada yang berbentuk
perusahaan umum)
BUMS(umumnya berbentuk badan hukum perseroan terbatas akan
tetapi ada juga yang berbentuk Persekutuan bukan badan hukum
contohnya CV Titipan Kilat)
Badan Usaha Milik Perseorangan, Contohnya PO Putra Remaja
Kriteria pengangkut menurut undang undang pengangkutan
Indonesia adalah:
a) Perusahaan penyelenggara pengangkutan
b) Menggunakan alat pengangkut mekanik
c) Penerbit dokumen pengangkutan
d) Memperoleh izin usaha dari pemerintah Indonesia
Penumpang (Passanger)

• Penumpang adalah orang yang mengikatkan diri untuk membayar


biaya pengangkutan dan atas dasar ini ia berhak untuk memperoleh
jasa pengangkutan.
• Menurut perjanjian pengangkutan, penumpang mempunyai dua
status, yaitu sebagai subjek karena dia adalah pihak dalam
perjanjian dan sebagai objek karena dia adalah muatan yang
diangkut.
• Sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan, penumpang harus
mampu melakukan perbuatan hukum atau mampu membuat
perjanjian (Pasal 1320 KUHPer).
Pengirim (consigner, shipper)

• Pengirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya


pengangkutan barang dan atas dasar itu dia berhak memperoleh
pelayanan pengangkutan barang dari pengangkut.
Status pengirim menurut perjanjian pengangkutan:
• Pengirim dapat bersatus sebagai pemilik barang sendiri atau orang
lain yang bertindak atas nama pemilik barang, contohnya ekspeditur.
• Pengirim juga dapat berstatus sebagai penjual dalam perjanjian jual
beli atau ekspor impor yang berkewajiban menyerahkan barang
melalui jasa pengangkutan.
• Pengirim juga dapat berstatus sebagai perusahaan perseorangan atau
sebagai perusahaan badan hukum atau bukan badan hukum.
Penerima (consignee)

• Penerima adalah pengirim yang dapat diketahui dari dokumen pengangkutan.


• Dokumen pengangkutan juga dapat diketahui bahwa penerima adalah pembeli
atau importir, jadi sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
• Penerima juga adalah pihak yang memperoleh kuasa (hak) untuk menerima
barang yang dikirimkan kepadanya.
• Penerima yang berstatus pembeli dapat berupa badan hukum, dapat juga
bukan badan hukum. Akan tetapi, yang berstatus importir selalu badan hukum.
• Kriteria penerima menurut UU :
Perusahaan atau perseorangan yang memperoleh hak dari pengirim.
Dibuktikan dengan pengusaan dokumen pengangkutan.
Membayar atau tanpa membayar biaya pengangkutan

Anda mungkin juga menyukai