PENGANGKUTAN
MATERI MINGGU KE-4
1. Objek Penelitian
Pengembangan hukum pengangkutan dilakukan melalui penelitian ketentuan undang-undang dan/atau perjanjian serta dan pelaksanaan
pengangkutan. Penelitian ketentuan undang-undang dan/atau perjanjian pengangkutan merupakan studi hukum normatif tentang pengangkutan.
Secara keilmuan, setiap pengembangan hukum pengangkutan selalu meliputi dua objek penelitian yang dibahas, yaitu:
Rumusan ketentuan undang-undang dan/atau perjanjian pengangkutan
Pelaksanaan pengangkutan
2. Kerangka Konsep,Pengangkutan
Kerangka konsep adalah serangkaian konsep yang direkonstruksikan sedemikian rupa sehingga membentuk kesatuan makna yang lebih
lengkap dan terarah. Kerangka konsep merupakan penjelas kerangka teori dan pengarah kerangka pikir.Kerangka konsep pengangkutan adalah
serangkaian konsep yang direkonstruksikan dari peristiwa-peristiwa pengangkutan.
Contoh :
Misalnya dalam suatu penelitian mengenai hukum pengangkutan, masalah yang dirumuskan untuk dibahas adalah “bagaimana proses
penyelesaian ganti kerugian akibat kelalaian pengangkut dalam pengangkutan barang dengan truk”. Rumusan masalah ini mengandung
beberapa konsep yang perlu dijelaskan, yaitu konsep hukum, pengangkutan, pengangkut, alat pengangkut, barang muatan, dokumen
pengangkutan, biaya pengangkutan, kelalaian pengangkut, dan ganti kerugian.
A. PENELITIAN HUKUM PENGANGKUTAN
Cara terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut dan penumpang atau pengirim barang.
Saat pembayaran biaya pengangkutan, diikuti penerbitan dokumen.
Tempat dimulai pengangkutan dan berakhir pengangkutan.
Tanggung jawab pengangkut dalam hal terjadi kecelakaan/musibah.
Ganti kerugian dan cara penyelesaiannya.
Cara berakhir pengangkutan dan perjanjian pengangkutan.
A. PENELITIAN HUKUM PENGANGKUTAN
5. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah adalah proses penyelesaian masalah untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Proses penyelesaian masalah merupakan tahap-tahap atau langkah-
langkah yang ditempuh berdasarkan metode kerja tertentu.
Studi kasus hukum itu ada tiga tipe, yaitu:
a. Studi kasus hukum terhadap perbuatan yang hidup dalam masyarakat (in social
interaction)
b. Studi kasus hukum terhadap perbuatan (perjanjian) yang sudah dilaksanakan dan dalam
pelaksanaan itu terjadi konflik kepentingan yang diselesaikan melalui putusan hakim
c. Studikasus hukum terhadap perbuatan (perjanjian) yang sudah dilaksanakan tanpa
terjadi konflik kepentingan
B. PERJANJIAN PENGANGKUTAN
DAN PENGANGKUTAN
Pokok bahasan ini menguraikan dua
konsep, yaitu konsep perjanjian
pengangkutan dan konsep pengangkutan.
Perjanjian pengangkutan adalah konsep
mengenai gejala normatif disebut juga
gejala yuridis mengenai pengangkutan.
B. PERJANJIAN PENGANGKUTAN
DAN PENGANGKUTAN
1. Perjanjian Pengangkutan
Sebelum menyelenggarakan pengangkutan, terlebih dahulu harus ada perjanjian pengangkutan antara
pengangkut dan penumpang/pemilik barang. Perjanjian pengangkutan adalah persetujuan di mana
pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan penumpang dan/atau barang dari satu
tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat dan penumpang atau pemilik barang mengikatkan diri
untuk membayar biaya pengangkutan.
2. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan rangkaian kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari satu tempat
pemuatan (embarkasi) ke tempat tujuan (debarkasi) sebagai tempat penurunan penumpang atau
pembongkaran barang muatan. Rangkaian peristiwa pemindahan itu meliputi kegiatan:
Memuat penumpang atau barang ke dalam alat pengangkut;
Membawa penumpang atau barang ke tempat tujuan; dan
Menurunkan penumpangatau membongkar barang di tempat tujuan.
C. TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT
1. Kriteria Kebiasaan
Apabila dalam perjanjian pengangkutan tidak diatur mengenai hak dan kewajiban tertentu,
pihak-pihak mengikuti ketentuan hak dan kewajiban yang diatur dalam undang-undang. Akan
tetapi, jika dalam perjanjian dan undang-undang juga tidak diatur, mereka dapat mengikuti
kebiasaan yang berlaku dalam praktik pengangkutan.
Kebiasaan yang hidup dalam praktik pengangkutan dianggap sebagai hukum perdata tidak
tertulis adalah perbuatan yangmemenuhi kriteria sebagai berikut:
Berupa kewajiban bagaimanaseharusnya pihak-pihak berbuat;
Tidak bertentangan dengan undang-undang atau kepatutan;
Diterima olsh pihak-pihakkarena adil dan masuk akal (logis); dan
Menuju kepada akibat hukum yang dikehendaki oleh pihak-pihak.
D. KEBIASAAN DALAM PENGANGKUTAN
2. Contoh Kebiasaan
Beberapa contoh perbuatansebagai kebiasaan dalam praktik pengangkutan adalah sebagai
berikut:
Pengangkutan dengan pengangkut perkotaan (angkot) tanpa karcis penumpang.
Undang-undang mengatur cara terjadi perjanjian pengangkutan, yaitu penumpang
diwajibkan membelikarcis penumpang terlebih dahulu, kemudian barudiangkut. Kebiasaan
mengakui cara penawaran (offer) dan penerimaan (acceptance).
Undang-undang menentukan bahwa pengangkutan barang disertai dokumen surat
pengangkutan barang. Jika dokumen ini tidak ada, penerimaan oleh penerima dianggap
sebagai sesuai dengan dokumen.
Undang-undang menentukan tempat naik dan turun penumpang bus adalah di terminal.
Jika ada penumpang yang turun tidak di terminal maka dianggap tidak turun dan
ONGKOS tetap sama.
Undang-undang menentukan setiap pengangkut yang mengoperasikan taksi argo wajib
SELAMAT BELAJAR