Anda di halaman 1dari 12

C.

Tanggung Jawab Pengangkut Terhadap Penumpang


a. Pengertian Tanggung Jawab dari Buku Buku
Dalam ilmu hukum, khususnya hukum pengangkutan, dikenal adanya prinsip – prinsip tanggung
jawab dibidang angkutan. 1Prinsip – prinsip tanggung jawab ini berkaitan dengan tanggung jawab
pengangkut untuk membayar ganti kerugian kepada pengguna jasa. Beberapa prinsip tanggung
jawab tersebut adalah:
a. Based on Fault (Prinsip Tanggung jawab Berdasarkan Atas Kesalahan)
based on fault atau prinsip tanggung jawab berdasar atas kesalahan diatur dalam Pasal 1365
KUHPerdata yang
menyebutkan: “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut”.Pasal ini dikenal dengan pasal tentang perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad).
Titik tolak pengertian perbuatan melawan hukum adalah Pasal 1365 KUHPerdata tersebut,
sebagaimana diberi penafsiran dalam putusan Hoge Raad (Mahkamah Agung) Belanda ditanggal
31 Januari 1919, yang diikuti juga oleh pengadilan di Indonesia.
Menurut yuridprudensi, suatu perbuatan melawan hukum adalah suatu perbuatan yang:
a. melanggar hak orang lain;
b. bertentangan dengan kewajiban hukum yang berbuat;
c. bertentangan dengan kepatutan yang terdapat dalam masyarakat tentang diri/barang orang lain
atau
d. bertentangan dengan kesusilaan yang baik.
Tafsiran ini sangat luas, sehingga dalam bidang angkutan, pelanggaran peraturan lalu lintas
oleh pengangkut atau oleh pegawainya juga termasuk dalam perbuatan melawan hukum, namun
selama perbuatan itu tidak langsung mengenai kewajiban nya terhadap pengguna jasa angkutan,
merupakan tanggung jawab sendiri dari pengangkut, tetapi perbuatan tersebut harus
diperhitungkan apabila karena perbuatan tersebut pihak pengguna jasa angkutan mengalami
kerugian dan akan mempunyai akibat terhadap masalah tanggung jawab pengangkut terhadap
pengguna jasa angkutan.2

b. Presumption of Liability
Prinsip ini merupakan prinsip “praduga bahwa pengangkut selalu bertanggung jawab”,
tanpa ada keharusan bagi pihak yang dirugikan untuk membuktikan bahwa ada perbuatan melawan
hukum dari pihak pengangkut atau tidak. Prinsip didasarkan pada perjanjian pengangkutan, akan
tetapi pengangkut dapat membebaskan diri dari tanggung jawabnya, apabila pengangkut dapat
membuktikan bahwa:
a. kerugian yang disebabkan oleh malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah atau
dihindarinya atau berada diluar kekuasannya;
b. ia telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari timbulnya
kerugian;
c. kerugian yang timbul bukan karena kesalahannya;
d. kerugian ditimbulkan oleh kelalaian atau kesalahan dari penumpang sendiri atau karena
cacat, sifat atau mutu barang yang diangku

1
Menurut E. Saifullah Wiradipradja, dalam bukunya Tanggung Jawab Pengangkut dalam Hukum Pengangkutan
Udara Internasional dan Nasional I (Yogyakarta, 1989), Hal. 19.
2 ibid hal 23
c. Presumption of Non Liability
Prinsip ini merupakan prinsip “praduga bahwa pengangkut selalu tidak bertanggung
jawab”, untuk barang bawaan yang berada didalam pengawasan penumpang sendiri, contohnya
adalah bagasi tangan, dan beban pembuktian adanya tanggung jawab pengangkut terletak pada
penumpang dan tanggung jawab ini baru ada, apabila ada kesalahan dari pengangkut. Prinsip
ini didasarkan pada perjanjian pengangkutan. Dengan adanya prinsip ini, maka ada
kemungkinan tidak ada satu pihakpun yang dapat dipertanggung jawabkan mengenai kerugian
terhadap barang bawaan yang berada dalam pengawasan penumpang sendiri, yaitu apabila
penumpang membuktikan bahwa ia telah mengambil tindakan seperlunya unuk menjaga
barang tersebut, sedangkan
pengangkut juga telah membuktikan bahwa ia tidak mungkin dapat mencegah
timbulnya kerugian. Dengan demikian, maka penumpang sendirilah yang harus memikul
kerugiannya. Kemungkinan tersebut, terlepas dari hal apakah kerugian terhadap barang bawaan
yang berada dalam pengawasan penumpang sendiri ditimbulkan oleh penumpang lain. Jika
terjadi hal yang demikian, memang pengangkut tidak bertanggung jawab, akan tetapi
penumpang tersebut, dapat menuntut ganti kerugian berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata
mengenai perbuatan melawan hukum3.

b. Menurut Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009


Pada pasal 188 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan menyatakan bahwa, “Perusahaan angkutan umum wajib mengganti kerugian
yang diderita oleh penumpang atau pengirim barang karena lalai dalam melaksanakan
pelayanan angkutan”. Dari ketentuan ini muncul kesan bahwa apabila pengusaha angkutan
terlambat dalam melaksanak angkutan dan keterlambatan tersebut mengakibatkan kerugian
terhadap penumpang, maka pengusaha angkutan bertanggung jawab atas kerugian penumpang
yang bersangkutan. Akan tetapi pasal 192 ayat (3) undang-undang tersebut menyatakan
“tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimulai sejak penumpang diangkut
dan berakhir ditempat yang disepakati.Dengan kata lain ketentuan diatas tidak mencakup
tanggung jawab pengangkut terhadap kerugian penumpang akibat terjadinya keterlambatan
angkutan.Terjadinya keterlambatan pelaksanaan angkutan selama beberapa jam kemudian
dari waktu yang ditentukan, kadang-kadang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kelalaian pihak
pengangkut, tetapi biasa pula disebabkan oleh kelalaian dari penumpang tertentu. Misalnya,
ketika mobil yang sedianya mengangkut para penumpang akan diberangkatkan pada waktu
yang telah ditentukan, ternyata ada penumpang tertentu yang belum siap atau baru
bergegas membenahi diri
Atau barang bawaan mereka. Akibatnya, karena menunggu penumpang tersebut,
maka pelaksanaan angkutan itu terpaksa mengalami kelambatan hingga beberapa jam dari
waktu pemberangkatan yang ditentukan sebelumnya.

c. Menurut PP
Tanggung jawab pengangkut dalam PP no 17 tahun 1965 pasal 10
Kecuali dalam hal-hal tersebut dalam pasal 13 di bawah, tiap penumpang sah dari kendaraan
bermotor umum, kereta api, pesawat terbang perusahaan penerbangan nasional dan kapal
perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, termasuk mereka yang dikecualikan dari iuran
wajib menurut/berdasarkan pasal 19 Peraturan Pemerintah ini, diberi jaminan pertanggungan
kecelakaan diri selama penumpang itu berada di dalam alat angkutan yang disediakan oleh
pengangkutan untuk jangka waktu antara saat-saat sebagai berikut :

1. dalam hal kendaraan bermotor umum : antara saat penumpang naik kendaraan yang
bersangkutan di tempat berangkat dan saat turunnya dari kendaraan tersebut di tempat
tujuan.

2. dalam hal kereta api : antara saat naik alat angkutan perusahaan kereta api di tempat
berangkat dan saat turunnya dari alat angkutan perusahaan kereta api di tempat tujuan
menurut karcis yang berlaku untuk perjalanan yang bersangkutan.

3. dalam hal pesawat terbang : antara saat naik alat angkutan perusahaan penerbangan
yang bersangkutan atau agennya di tempat berangkat dan saat meninggalkan tangga
pesawat terbang yang ditumpanginya di tempat tujuan menurut ticketnya yang berlaku
untuk penerbangan yang bersangkutan.

d. dalam hal kapal : antara saat naik alat angkutan perusahaan perkapalan/pelayaran yang
bersangkutan di tempat berangkat dan saat turun di darat pelabuhan tujuan menurut ticket
yang berlaku untuk perjalanan kapal yang bersangkutan. Menurut Peraturan Menteri
Perhubungan
Menurut peraturan menteri 41 tahun 1993 pasal 51 ayat (1) yang berbunyi “awak
kendaraan umum angkutan penumpang harus mematuhi ketentuan mengenai: a. tata cara
menaikan dan menurunkan penumpang, b. tata cara berhenti, c. penggunaan karcis atau
pembayaran biaya angkutan, d. kalengkapan teknis kendaraan bermotor umum angkutan
penumpang” dan dilanjutkan dalam ayat (2) “ketentuan lebih lanjut sebgaimana dimaksud
dalam ayat 1 diatur dengan keputusan menteri”

e. Menurut Pendapat Ahli Yang Dikutup Dari Buku-Buku


 Menurut Soegitjana Tjakranegara Tanggung jawab pengangkut dalam
pengangkutan penumpang dalam praktek kebiasaan adalah from tackle to tackle
artinya tanggung jawab pengangkut berawal semenjak penumpang masuk ke moda
transportasi dan berakhir hingga sampai ketempat tujuan4
 Menurut Sinta Uli suatu kegiatan perpindahan tempat, baik mengenai benda-
benda maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai
dan meninggikan manfaat serta efisien
f. Menurut Keterangan Versi Pengangkut Sendiri
Menurut hasil wawancara kami dengan PT. Rezeki Trans Wisata bahwa tanggung
jawab pengangkut Terhadap penumpang ialah mengantarkan dan menjaga keselamatan
penumpang dari awal masuk moda transportasi hingga selesai atau sampai lokasi yang dituju
sebagaimana yang telah diperjanjikan terlebih dahulu di awal saat pemesanan jasa angkutan.
g. Bila Bus Tidak Jadi Berangkat
Tanggung jawab PT. rezeki Trans Wisata bila bus yang sudah dipesan tidak jadi
berangkat dikarenakan hal-hal yang bersifat memaksa, oleh pengangkut diberitahukan kepada
penyewa jauh sebelum hari yang diperjanjikan bahwa bus tidak bisa berangkat dan ditawarkan
kompensasi berupa uang kembali atau penjadwalan ulang ataupun penggantian bus untuk
mengangkut pada hari yang diperjanjikan
h. Bila Bus Datang ke Pull Atau Sampai di Tempat Tujuam Terlamat
Tanggung jawab PT. Rezeki Trans Wisata bila bus datang ke pull atau telat sampai di
tujuan terlamabat adalah bila terlambat kurang dari 2 jam dari jam yang telah ditentukan akan
dikembalkan 20% dari uang yang telah dibayarkan dan bila terlambat lebih dari 2 jam maka
akan dicarikan bus pengganti untuk mengangkut
i. Bila Terjadi Kecelakaan
Bilamana terjadi kecelakaan terhadap bus yang ditumpangi penumpang dikarenkan hal
yang tidak dapat dihindari maka semua luka yang diderita oleh akan ditanggung oleh asuransi
dikarenakan setiap penyewaan jasa pengangkutan bus pariwisata yang dilakukan seorang
kepada PT. Rezeki Trans Wisata sudah termasuk asuransi jasa raharja
j. Tanggung jawab pengangkut terhadap agen penjual tiket bus
PT. Rezeki Trans Wisata bergerak dalam penyewaan jasa angkutan bus pariwisata
maka
Maka dari itu tidak menggunakan agen penjual tiket bus tetapi lewat pemesanan via email dan
telfon dan bisa langsung datang ke kantor PT. Rezeki Trans Wisata dengan alamat dan nomor
yang tertera di web PT. Rezeki Trans Wisata

D. Hak Dan Kewajiban Penumpang


a. Kewajiban Penumpang:
1) Menurut Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009
Pasal 186 undang undang nomor 22 tahun 2009 menjelaskan bahwa “perusahaan umum
wajib mengangkut orang dan/atau barang setelah disepakati perjanjian angkutan dan/atau
dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh penumpang dan/atau pengirim barang” dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwa kewajiban penumpang adalah membayar sejumlah biaya kepada
perusahaan pengangkut.
2) Menurut PP
Pada PP no 17 tahun 1965 pada pasal 2 yang berbunyi “untuk jaminan pertanggung
jawaban kecelakaan diri dalam peraturan pemerintah ini, tiap penumpang kendaraan bernotor
umum, kereta api, pesawat terbang perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan
perkapalan nasional untuk tiap perjalanan wajib membayar suatu iuran” maka kewajiban
penumpang adalah membayar sejumlah iuran sebagai jaminan pertanggung jawaban
3) Menurut Peraturan Mentri Perhubungan
Di permenhub NO PM 108 tahun 2017 dengan ini menyatakan bahwa kewajiaban
penumpang terhadap pengangkut adalah membayar sejumlah uang sesuai tariff yang telah
ditentukan berdasarakan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa
4) Menurut Pendapat ahli Yang Dikutip Dari Buku
Menurut Soegitjana Tjakranegara kewajiaban penumpang terhadap pengangkut ialah sifat
timbal balik yang merupakan pemenuhan prestasi kepada pengankut terhadap kewajiban yang
telah dilaksanakan oleh si pengangkut berupa sejumlah biaya yang telah disepakati diawal
sebelum kewajiban itu dilaksanakan4.
5) Menurut Keterangan Versi Pengangkut
Menurut keterangan PT. Rezeki Trans Wisata kewajiaban penumpang terhadap
pengangakut adalah menaati semua standar operasional yang berlaku di PT. Rezeki Trans
Wisata saat penyewaan jasa bus pariwisata dan membayar sejumlah nominal yang telah
disepakati oleh pengguna jasa dan penyedia jasa pada saat diawal

b. Hak Hak Penumpang


1) Menurut Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009
Dalam pasal 215 dijelaskan bahwa penumpanh berhak mendapat informasi yang jelas
mengenai kondisi jasa angkutan umum, mendapat penjelasan mengenai penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan angkutan umum
Dalam pasal 216 juga dijelaskan bahwa penumpang berhak mendapatkan ruang lalu lintas
yang ramah lingkungan dan masyrakat berhak memperoleh informasi tentang kelestarian
lingkungan bidang lalu lintas dan angkutan jalan
2) Menurut PP
Menurut PP no. 108 tahun 2017 pasal 32 dijelaskan bahwa hak penumpang adalah
menerima pelayanan sebagai mana yan dijelaskan pada pasal 32 dan juga sesuai kesepakatan
yang diperjanjikan sebelumnya
3) Menurut Peraturan Mentri Pehubungan
Menurut PM 15 tahun 2019 pasal 19 hak penumpang adalah diantar sesuai trayek yang
telah disediakan dan diturunkan di terminal yang di tuju dan tidak kelur daripada trayek yang
diberikan
4) Menurut Pendapat Ahli Yang Dikutip Dari Buku Buku
Menurut Soegitjana Tjakranegara hak penumpang terhadap pengangkut ialah pemenuhan
kewajiabn yang diberikan oleh jasa pengangkut berupa mengantarkan penumpang dari titik
datu ke titik yang lain5
5) Menurut Pendapat Versi Pengangkut Sendiri
Menurut PT Rezeki Trans Wisata hak penumpang adalah keamanan selama proses
pengangkutan dari titik tempat keberangkatan hingga titik tujuan dan mendapat layanan yang
memuaskan sesuai yang di pesan dan diperjanjikan di awal sebelum pemberangkatan

E. Profil perusahaan
1) Sejarah Perusahaan
Perusahaan Otobus Rejeki Transport didirikan oleh Bapak Wiwit Kurniawan.
Perjalanan Bapak Wiwit Kurniawan mendirikan PO Rejeki Transport tidaklah mudah. Beliau
memulai bisnis rental bus sejak menjadi tour leader pada tahun 2000 saat dirinya masih kuliah.
Kesibukannya menjadi pemandu tour dari berbagai instansi membuat kuliah beliau dikalahkan.

Kegemarannya pada bus berawal pada saat dirinya menjadi operator di Perusahaan Otobus
Maju Lancar. Selama dua tahun bekerja di PO Maju Lancar, beliau banyak belajar tentang
dunia marketing bus. Setelah banyak ilmu yang didapat dari PO Maju Lancar, beliau mulai
belajar lapangan di PO Rejeki Baru, Magelang.

Dari Perusahaan Otobus Rejeki Baru usaha Bapak Wiwit bermula, beliau ditawarin untuk
membeli busnya Pak Wibowo (pemilik PO Rejeki Baru), nanti diangsur tiap bulan. Hanya
bermodalkan satu bus, beliau mulai mengembangkan bisnisnya. Kemudian beliau
mempromosikan armadanya ke rekan-rekannya, dari keuletan beliau akhirnya beliau mampu
menambah armadanya menjadi 6 buah.

Sampai saat ini bus milik Bapak Wiwit merupakan bus keluaran terbaru, bahkan pada bulan
Februari 2016 beliau sempat membeli armada terbaru asal swedia yaitu scania. Menurut beliau
armada bus asal swedia tersebut diambil di Malang, Jawa Timur, armada tersebut merupakan
armada pertama yang beredar di Yogyakarta. Selain armada yang rata-rata merupakan keluaran
terbaru, Bapak Wiwit juga selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada para penyewa
busnya. Mulai dari pelayanan fasilitas, sampai saat terjadi komplain dari penyewa.
2) Foto Owner
F. Penutup

Dari beragamnya jenis transportasi, bus pariwisata adalah salah satu transportasi yang banyak
diminati oleh wisatawan khususnya domestik untuk berwisata. Wisatawam domestik pun lebih
sering berpergian bergerombol atau biasa disebut dengan wisata massal, dalam usaha jasa
transportasi, wisatawan yang melakukan wisata massal akan membutuhkan transportasi massal
juga. Untuk itu pemilihan bus pariwisata merupakan cara tepat. Selain itu dengan
menggunakan bus pariwisata, wisatawan juga mendapatkan tarif yang murah atau lebih murah
jika dibandingkan dengan transportasi lainnya. Tidak hanya murah, wisatawan juga dapat
merasakan bila menggunakan bus pariwisata akan merasa aman dan nyaman selama di
perjalanan dan hingga sampai tujuan serta kembali ke asal. Maka, penyedia jasa bus pariwisata
dalam menyediakan jasanya kepada pasar perlu mengetahui biaya yang diperlukan untuk
menentukan tarif atau harga yang sesuai.
G. Daftar Pustaka

o E. Saifullah Wiradipradja, dalam bukunya Tanggung Jawab Pengangkut dalam


Hukum Pengangkutan Udara Internasional dan Nasional I (Yogyakarta, 1989).
o Soegijatna Tjakranegara, 1995, “Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang”,
Rineka Cipta, Jakarta.
o UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
o PP no 17 tahun 1965 tantang Ketentuan pelaksanaan dana pertanggungan wajib
kecelakaan penumpang.
o peraturan menteri 41 tahun 1993 tentang Angkutan jalan.
H. Transkrip Wawancara
1). Nama Perusahaan : Rejeki Trans Wisata
2). Alamat Perusahaan : Jl. Tata bumi selatan no 86 Sukunan Banyuraden
kec Gamping Kab Seleman DIY 55293.
3). Kontak Perusahaan : 02744539466
4). Nama Narasumber : Sri Ayumi
5). Nomor Telpon Narasumber : 082210428013
6). Sesi Wawancara
Penanya di tandai dengan abjad a – z.
Narasumber ditandai dengan titik.
a. Apakah perusahaan ini ber-badan hukum (PT, Koperasi, Yayasan)? Dan apakah
nama badan hukumnya?

 Belum berbadan hukum.

b. Kalau bukan badan hukum, apa statusnya (CV, Firma, dll)?

 Statusnya adalah CV.

c. Kapan berdirinya perusahaan ini?

 Tahun 2002

d. Siapa pendirinya?

 Bapak Wiwit Kurniawan.

e. Dimanakah kantor pusatnya?

 Kantor pusatnya di Jl Tata Bumi Selatan no 86 Sukunan Banyuraden Kec Gamping


Kab Sleman Daerah Istimewah Yogyakarta 55293

f. Apakah punya kantor cabang?

 Tidak punya.
g. Bidang usaha apa saja yang dimiliki perusahaan ini?
 Mengangkut orang
h. Punya usaha mengangkut barang dan orang sekaligus?
 Tidak punya
i. Susunan mana saja yang dituju oleh kendaraan ini?
 Semua pariwisata, sesuai dengan tempat destinasi supir
j. Punya berapa armada?
 6 Bus
k. Bagaimana cara pemesanan bisnya?
 bisa dengan datang langsung ke kantor atau bisa dengan via pesan dan telephone
l. Untuk pembayaran dilakukan didepan sekaligus atau ada cara lain?
 Bisa keduanya
m. Apakah pembayaran sudah termasuk dengan asuransi?
 hmm
n. Apakah penumpang diberikan dokumen perjanjian berupa peraaturan?
 Iya diberikan
o. Dimana penumpang naik?
 Dimana saja, sesuai penyewa
p. Apakah penumpang mendapatkan snack/makanan?
 Tidak, hanya include bbm dan tol
q. Apakah penumpang bisa turun ditempat tujuan atau bisa ditempat lain?
 Tidak bisa
r. Bila bus yang disewa rusak dan tidak jadi berangkat apa yang dilakukan?
 Mengganti armada
s. Bila bus yang mengangkut penumpang rusak dijalan, apa yang dilakukan?
 Dilakukan 1-2 jam perbaikan/mengganti armada lain
t. Bila terjadi kecelakaan sehingga penumpang cedara apa yang dilakukan?
 Di cover jasa perawatan
u. Menurut bapak/ibu apa saja jasa kewajiban pengangkut?
 Sesuai dengan SOP
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai