Dalam dunia perdagangan, nilai suatu barang tidak hanya tergantung dari barang itu
sendiri, akan tetapi tergantung juga pada tempat di mana barang itu berada oleh karena itu jasa
pengangkutan memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa alat pengangkut maka
barang-barang yang diperdagangkan dari produsen ke konsumen akan terhambat, sehingga
pengangkutan juga sangat menentukan harga dari barang-barang tersebut. Peranan pengangkutan
dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, tanpa pengangkutan perusahaan tidak akan jalan.
Oleh karena itu, bagi kepentingan perdagangan, tiap-tiap pedagang selalu akan berusaha
mendapatkan frekuensi angkutan yang kontinu dan tinggi dengan biaya angkutan yang rendah.
Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan yang selain mengatur ketertiban dan keamanan,
juga mengatur hubungan-hubungan keperdataan antara pedagang dengan konsumen, pedagang
satu sama lainnya dan pedagang dengan para pengangkut barang-barang dagangan tersebut.
Jadi setiap orang untuk melaksanakan perjanjian angkutan barang didarat itu diadakan
dengan pihak petugas. Yang berkepentingan dengan barang-barang muatan sedangkan apa yang
diartikan dengan pengangkutan sesungguhnya ialah mereka yang melaksanakan barang atau
sebagian pengangkutan diperbanyak oleh pengangkut dan termasuk pula orang lain terhadap
siapa pelaksananya.
Seringkali dalam pengangkutan mobil bus, bahwa barang yang diangkut tersebut bisa
hilang atau tertukar di atas mobil (angkutan), hal ini sering terjadi karena petugas salah
menurunkan barang tersebut. Apabila sudah tiba ke tempat tujuan dan pihak pengangkut kurang
memperhatikan atau kurang teliti terhadap barang yang diangkut itu. Jadi factor factor yang
menyebabkan pengangkutan darat dapat menimbulkan keruwetan dalam pengangkutan,
sedangkan pada mobil truk akan mengurangi kemungkinan yang terjadi pada pengangkutan bus
atau semacamnya.
1). Pengangkutan menurut Siregar Muchtaruddin (1983:13) adalah segala kegiatan yang
dilakukan untuk memindahkan orang atau pemegang dan barang atau muatan dari suatu
tempat tujuan. Dengan demikian, apabila rumusan tersebut diteliti, maka pengangkutan
itu menghasilkan jasa-jasa angkutan sebagai produksinya, yaiut merupakan jasa dalam
proses pemindahan barang atau orang.
Sedangkan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana
pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari
suatu tempat ketempat tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri dengan
membayar uang angkutan.
Yang penting dalam menyelenggarakan pengangkutan barang itu, mulai dari tempat
pemuatan sampai ketempat tujuan tidak kurang suatu apa pun (selamat) dan kalau tidak selamat
berate menjadi tanggung jawab dari pihak pengangkut.
B. FUNGSI DAN RUANG LINGKUP HUKUM PENGANGKUTAN
Fungsi pengangkutan adalah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang
lain dengan maksud meningkatkan daya guna dan nilai.
b) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
a) Buku II Bab V-VB tentang perjanjian carter kapal, pengangkutan barang, pengangkutan
orang
Pengirim mengikatkan diri dengan pengangkut untuk muatan yang diserahkan kepadanya,
selanjutnya menyerahkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penerima. Bila melihat kepada
kedudukan si penerima, maka:
A sebagai TKW yang sukses pulang ke Indonesia dari negeri jiran Malaysia selama
bertahun-tahun. A mengirimkan barang-barang yang penting ke Indonesia melalui
perusahaan pengangkutan di Malaysia atas nama A.
Importir A berada di Jakarta mengadakan transaksi dengan Eksportir B yang ada di USA,
B mengadakan perjanjian pengangkutan dengan C untuk mengirim barang A sampai
Jakarta barang tersebut diserahkan kepada A. Penerima adalah pihak ketiga yang
berkepentingan seperti yang dimaksud (1317 BW).
3) Penerima mendapatkan haknya sejak menerima barang kiriman itu (Pasal 1317 BW).
4) Penerima wajib membayar utang angkutan kecuali diperjanjikan lain (Pasal 491 KUHD).
5) Penerima tidak boleh meminta barang diserahkan di tempat selain dari tempat tujuan
(Pasal 509 KUHD) kecuali telah ada persetujuan dari pengirim dan pengangkut (Pasal
1338 BW).
1. Ekspeditur (Pasal 86-90 KUHD), adalah orang yang pekerjaannya menyuruh orang lain
untuk menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan.
2. Perjanjian yang dibuat antara ekspeditur dan pengirim disebut perjanjian ekspedisi.
3. Sedangkan perjanjian yang dibuat antara ekspeditur, atas nama pengirim dengan
pengangkut disebut perjanjian pengangkutan.
4. Sifat dari perjanjian ekspedisi adalah “pelayanan berkala” dan “pemberian kuasa”. Sifat
Hukum “pelayanan berkala” ada, jarena hubungan hukum antara ekspeditur dan si
pengirim tidak tetap, hanya kadang kala saja. Sifat hukum “Pemberian kuasa” ada, karena
si pengirim telah memberikan kuasa kepada ekspeditur untuk mencarikan pengangkut
yang baik
a). Sebagai pemegang kuasa. Ekspeditur melakukan perbuatan hukum atas nama
pengirim. (Pasal 1792-1819 BW tentang Pemberian Kuasa).
a). Tanggung jawab ekspeditur berhenti [ada saat barang-barang pengirim telah
diterima pengangkut (Pasal 88 KUHD).
c). Ekspeditur juga harus bertanggung jawab atas ekspeditur antara, yang jasannya
dipergunakan (Pasal 89 KUHD).
a). Jika penerima menerima barang muatan, atau dia menolak untuk menerimanya,
karena ada kerusakan atau kekurangan, maka dia tidak hanya berhubungan
dengan perjanjian pengangkutan saja tetapi juga dengan perjanjian ekspedisi.
b). Tetapi jika ekpseditur melakukan perjanjian atas namanya sendiri, maka hanya
ekspeditur yang berhak mengganti ganti rugi.
10. Pengusaha Trasnpor adalah orang yang bertindak sebagai pengusaha transport
jika dia menerima barang-barang tertentu untuk diangkut dengan uang angkutan
tertentu, tanpa mengikatkan diri untuk melakukan pengangkutan sendiri.
Perbuatan pengusaha transport adalah pelayanan berkala dan pemberian kuasa.