Anda di halaman 1dari 5

TANGGUNG JAWAB PENGANGKUTAN

A. PENGERTIAN HUKUM PENGANGKUTAN

Dalam dunia perdagangan, nilai suatu barang tidak hanya tergantung dari barang itu
sendiri, akan tetapi tergantung juga pada tempat di mana barang itu berada oleh karena itu jasa
pengangkutan memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa alat pengangkut maka
barang-barang yang diperdagangkan dari produsen ke konsumen akan terhambat, sehingga
pengangkutan juga sangat menentukan harga dari barang-barang tersebut. Peranan pengangkutan
dalam dunia perdagangan bersifat mutlak, tanpa pengangkutan perusahaan tidak akan jalan.

Oleh karena itu, bagi kepentingan perdagangan, tiap-tiap pedagang selalu akan berusaha
mendapatkan frekuensi angkutan yang kontinu dan tinggi dengan biaya angkutan yang rendah.
Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan yang selain mengatur ketertiban dan keamanan,
juga mengatur hubungan-hubungan keperdataan antara pedagang dengan konsumen, pedagang
satu sama lainnya dan pedagang dengan para pengangkut barang-barang dagangan tersebut.

Jadi setiap orang untuk melaksanakan perjanjian angkutan barang didarat itu diadakan
dengan pihak petugas. Yang berkepentingan dengan barang-barang muatan sedangkan apa yang
diartikan dengan pengangkutan sesungguhnya ialah mereka yang melaksanakan barang atau
sebagian pengangkutan diperbanyak oleh pengangkut dan termasuk pula orang lain terhadap
siapa pelaksananya.

Sehubungan dengan meningkatnya sarana pengangkutan di darat dengan kendaraan


bermotor, seiring dengan itu maka pengusahaangkutan diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan dari berbagai segi yaitu kecelakaan, keamanan, ketetapan waktu, pencegahan
kerusakan, dan kehilangan sehingga kerugian yang diderita oleh pemakai jasa angkutan dapat
ditekan seminim mungkin.

Seringkali dalam pengangkutan mobil bus, bahwa barang yang diangkut tersebut bisa
hilang atau tertukar di atas mobil (angkutan), hal ini sering terjadi karena petugas salah
menurunkan barang tersebut. Apabila sudah tiba ke tempat tujuan dan pihak pengangkut kurang
memperhatikan atau kurang teliti terhadap barang yang diangkut itu. Jadi factor factor yang
menyebabkan pengangkutan darat dapat menimbulkan keruwetan dalam pengangkutan,
sedangkan pada mobil truk akan mengurangi kemungkinan yang terjadi pada pengangkutan bus
atau semacamnya.

Menurut para pakar, pengertian pengangkutan adalah:

1). Pengangkutan menurut Siregar Muchtaruddin (1983:13) adalah segala kegiatan yang
dilakukan untuk memindahkan orang atau pemegang dan barang atau muatan dari suatu
tempat tujuan. Dengan demikian, apabila rumusan tersebut diteliti, maka pengangkutan
itu menghasilkan jasa-jasa angkutan sebagai produksinya, yaiut merupakan jasa dalam
proses pemindahan barang atau orang.

2). Menurut Abdulkadir Muhammad pengertian pengangkutan adalah proses kegiatan


memuat barang atau penumpang kedalam alat pengangkut, membawa barang atau
penumpang dari tempat pemuatan ke tempat tujuan, dan menurunkan barang atau
penumpang dari alat pengangkut ke tempat yang di tentukan.

Dari pengertian di atas dapatlah dikatakan bahwa pengangkutan dapat memberikan


kegunaan kepada mereka yang memakai jasa angkutan tersebut, dengan adanya pengangkutan
maka dapatlah diadakan pemindahan barang dari suatu tempat ketempat lain di mana barang-
barang itu dirasakan, dapat lebih bermanfaat. Dengan demikian, pengangkutan tersebut pada
umumnya memberikan suatu nilai dan kegunaan tempat (place utility) kepada mereka yang
menggunakan jasa tersebut, Selain factor tersebut di atas, maka pengangkutan juga banyak
manfaat menyangkut factor waktu (time utility). Maka dapat terjadi pemindahan yang lebih cepat
dari tempat yang satu ketempat yang lain. Jadi dengan adanya factor-faktor tersebut maka
terciptalah suatu hubungan di mana yang satu menghendaki balas jasa.

Sedangkan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana
pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari
suatu tempat ketempat tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri dengan
membayar uang angkutan.

Berdasarkan pengertian pengangkutan, maka untuk adanya suatu perjanjian pengangkutan


harus memenuhi unsure-unsur sebagai berikut:

1). Harus ada pengangkut

2). Harus ada yang diangkut atau pemakai jasa

3). Perjanjian tersebut harus bersifat timbal balik

4). Harus ada ongkos

Adapun pengertian pengangkutan menurut pasal 466 KUHDagang berbunyi “Pengangkut


adalah seseorang atau badan yang berjanji menyelenggarakan pengangkutan barang atau benda
dari suatu tempat ketempat tujuan tertentu, dengan selamat dan persetujuan lain. Sedangkan
menurut H.M.N. Purwosujipto (1987:7) bahwa pengangkut adalah orang yang mengikatkan diri
untuk menyelenggarakan pengangkutan barang atau benda dari suatu tempat ke tempat tujuan
tertentu dengan selamat.

Yang penting dalam menyelenggarakan pengangkutan barang itu, mulai dari tempat
pemuatan sampai ketempat tujuan tidak kurang suatu apa pun (selamat) dan kalau tidak selamat
berate menjadi tanggung jawab dari pihak pengangkut.
B. FUNGSI DAN RUANG LINGKUP HUKUM PENGANGKUTAN

Fungsi pengangkutan adalah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang
lain dengan maksud meningkatkan daya guna dan nilai.

1). Angkatan Darat

a) Buku I Bab V pasal 90 – 98 KUHDagang

b) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2). Angkatan Udara

a) Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

b) PP No. 3 Tahun 2000 tentang Angkutan Udara

3). Angkatan Laut

a) Buku II Bab V-VB tentang perjanjian carter kapal, pengangkutan barang, pengangkutan
orang

b) Undang-Undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran

c) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan Diperairan

d) Keputusan Menteri No. 33 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan laut

C. PARA PIHAK DALAM PENGANGKUTAN

Pengirim – Pengangkut – Penerima

Pengirim mengikatkan diri dengan pengangkut untuk muatan yang diserahkan kepadanya,
selanjutnya menyerahkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penerima. Bila melihat kepada
kedudukan si penerima, maka:

1) Si penerima adalah si pengirim. Contohnya:

A sebagai TKW yang sukses pulang ke Indonesia dari negeri jiran Malaysia selama
bertahun-tahun. A mengirimkan barang-barang yang penting ke Indonesia melalui
perusahaan pengangkutan di Malaysia atas nama A.

2) Si Penerima adalah orang lain. Contohnya:

Importir A berada di Jakarta mengadakan transaksi dengan Eksportir B yang ada di USA,
B mengadakan perjanjian pengangkutan dengan C untuk mengirim barang A sampai
Jakarta barang tersebut diserahkan kepada A. Penerima adalah pihak ketiga yang
berkepentingan seperti yang dimaksud (1317 BW).

3) Penerima mendapatkan haknya sejak menerima barang kiriman itu (Pasal 1317 BW).

4) Penerima wajib membayar utang angkutan kecuali diperjanjikan lain (Pasal 491 KUHD).

5) Penerima tidak boleh meminta barang diserahkan di tempat selain dari tempat tujuan
(Pasal 509 KUHD) kecuali telah ada persetujuan dari pengirim dan pengangkut (Pasal
1338 BW).

Sedangkan perantara pengangkutan adalah:

1. Ekspeditur (Pasal 86-90 KUHD), adalah orang yang pekerjaannya menyuruh orang lain
untuk menyelenggarakan pengangkutan barang-barang dagangan.

2. Perjanjian yang dibuat antara ekspeditur dan pengirim disebut perjanjian ekspedisi.

3. Sedangkan perjanjian yang dibuat antara ekspeditur, atas nama pengirim dengan
pengangkut disebut perjanjian pengangkutan.

4. Sifat dari perjanjian ekspedisi adalah “pelayanan berkala” dan “pemberian kuasa”. Sifat
Hukum “pelayanan berkala” ada, jarena hubungan hukum antara ekspeditur dan si
pengirim tidak tetap, hanya kadang kala saja. Sifat hukum “Pemberian kuasa” ada, karena
si pengirim telah memberikan kuasa kepada ekspeditur untuk mencarikan pengangkut
yang baik

5. Kewajiban dan hak ekspeditur adalah:

a). Sebagai pemegang kuasa. Ekspeditur melakukan perbuatan hukum atas nama
pengirim. (Pasal 1792-1819 BW tentang Pemberian Kuasa).

b). Sebagai Komisioner (berlaku Pasal 76 KUHD).

c). Sebagai penyimpan barang (berlaku Pasal 1694 BW).

d). Sebagai penyelenggara urusan (berlaku Pasal 1354 BW).

e). Register dan surat muatan

f). Hak Retensi

6. Tugas dan tanggung jawab ekspeditur adalah:

a). Mencarikan pengangkut yang baik bagi si pengirim


b). Menyelenggarakan pengiriman selekas-lekasnya dengan rapi pada barang-barang
yang telah di terimanya

c). Menjamin keselamatan barang

7. Batas tanggung jawab ekspeditur adalah:

a). Tanggung jawab ekspeditur berhenti [ada saat barang-barang pengirim telah
diterima pengangkut (Pasal 88 KUHD).

b). Kerugian-kerugian setelahnya, harus dibuktikan terlibat dahulu kesalahan atau


kelalai ekspeditur.

c). Ekspeditur juga harus bertanggung jawab atas ekspeditur antara, yang jasannya
dipergunakan (Pasal 89 KUHD).

8. Hubungan antara penerima dengan ekspedisi adalah:

a). Jika penerima menerima barang muatan, atau dia menolak untuk menerimanya,
karena ada kerusakan atau kekurangan, maka dia tidak hanya berhubungan
dengan perjanjian pengangkutan saja tetapi juga dengan perjanjian ekspedisi.

b). Dengan penyerahan barang-barang oleh ekspeditur kepada penerima, maka


beralihlah hak milik atas barang tersebut.

9. Hak ekspedisi terhadap pengangkut adalah:

a). Bagaimana jika pengangkut melakukan PMH? Jika ekspeditur melakukan


perjanjian pengangkutan atas nama pengirim, maka pengirim langsung dapat
menuntut pengangkut

b). Tetapi jika ekpseditur melakukan perjanjian atas namanya sendiri, maka hanya
ekspeditur yang berhak mengganti ganti rugi.

10. Pengusaha Trasnpor adalah orang yang bertindak sebagai pengusaha transport
jika dia menerima barang-barang tertentu untuk diangkut dengan uang angkutan
tertentu, tanpa mengikatkan diri untuk melakukan pengangkutan sendiri.
Perbuatan pengusaha transport adalah pelayanan berkala dan pemberian kuasa.

Anda mungkin juga menyukai