1. Jelaskan perkembangan asas legalitas dalam hukum pidana dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, berikan contoh kasus dan berikan pula analisis atas kasus
tersebut!
Jawab :
- Asas legalitas diciptakan oleh seorang ahli hukum Jerman bernama Paul Johan
Anslem Von Feuerbach (1775 – 1833)
- Asas legalitas berdasarkan adagium nullum delictum,nulla poena sine praevia
legi poenali yang berarti tidak ada perbuatan pidana,tidak ada pidana tanpa
undang-undang sebelumnya.
- Asas legalitas lahir untuk melindungi kepentingan individu dari kesewenang-
wenangan negara sesuai dengan tujuan hukum pidana menurut aliran klasik
- Teori asas legalitasnya Paul Johan Anslem Von Feuerbach ini kemudian dikenal
dengan psycologische dwang yang berarti untuk menentukan perbuatan-
perbuatan yang dilarang dalam suatu undang-undang pidana, tidak hanya
perbuatan tersebut dituliskan dengan jelas dalam undang-undang pidana tetapi
juga mengenai macamnya pidana yang diancamkan.
- Pada hakikatnya ruh dari asas legalitas terdapat dalam ajaran agama.
- Dalam perkembangannya tuntutan keadilan, asas legalitas ini disimpangi di
beberapa negara.
Contoh :
Rafi yang memakai narkotika katinona atau cathinone, tetapi jenis maupun golongannya
belum/tidak disebutkan dalam UU No. 35 Tahun 2009.
Analisis
Disebutkan bahwa barang bukti zat narkoba yang ditemukan dalam kasus Raffi belum
terdaftar dalam Lampiran UU Narkotika. Kasus diatas erat kaitannya dengan salah satu
asas hukum pidana, yakni asas legalitas yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi : “Suatu perbuatan hanya
merupakan tindak pidana, jika ini ditentukan lebih dulu dalam suatu ketentuan
perundang-undangan.”
Dari uraian tersebut jelas bahwa proses hukum terhadap Raffi tidak dapat dilanjutkan
karena katinona atau cathinone tidak terdapat dalam lampiran UU Narkotika. Artinya,
Raffi tidak bisa dituntut secara pidana karena tidak ada dasar hukum terhadap status zat
kationa atau cathinone yang tidak terdapat dalam UU Narkotika tersebut.
Sumber :
BMP 4203 Modul 4. S. Hiariej, Eddy O. (2020). Hukum Pidana. (Edisi ke-1).
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Jawab :
Selama ini asas legalitas diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) yang menentukan bahwa suatu perbuatan tidak dapat dipidana,
kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah
ada.2 Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP draft tahun 2010 masih
mempertahankan asas legalitas sebagai asas fundamental. Pasal 1 ayat (1) RUU
KUHP menentukan bahwa tiada seorang pun dapat dipidana atau dikenakan
tindakan, kecuali perbuatan yang dilakukan telah ditetapkan sebagai tindak pidana
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat perbuatan itu
dilakukan. Selanjutnya ayat (2) dari Pasal tersebut menentukan bahwa dalam
menetapkan adanya tindak pidana dilarang menggunakan analogi.
Sumber :
BMP 4203 Modul 4. S. Hiariej, Eddy O. (2020). Hukum Pidana. (Edisi ke-1).
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
3. Apakah sifat melawan hukum dalam hukum perdata sama dengan melawan hukum
dalam hukum pidana, cantumkan dasar hukumnya, buat contoh kasus dan berikan
pula analisia atas kasus perbuatan melawan hukum yang saudara buat!
Jawab :
Pasal 1365 Kitab UndangUndang Hukum Perdata (BW), bahwa dijelaskan pihak
yang dirugikan oleh pihak lain berhak menuntut ganti rugi tetapi ini bukan dalam
lapangan perjanjian. Sedangkan dalam konteks pidana perbuatan melawan hukum
adalah perbuatan yang melanggar undang-undang, perbuatan yang dilakukan di luar
kekuasaan atau kewenangannya serta perbuatan yang melanggar asas-asas umum
dalam lapangan hukum.
Dalam hukum pidana,untuk perbuatan melawan hukum atau yang disebut dengan
istilah perbuatan pidana mempunyai arti,konotasi dan pengaturan hukum yang
berbeda sama sekali dengan perbuatan melawan hukum secara perdata.
Yang membedakan perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana dan hukum
perdata :
- Perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana sering disebut dengan
Wederrechtelijk dan perbuatan melawan hukum dalam hukum perdata sering di
sebut dengan Onrechtmatige daad.
- Dasar hukum pengaturannya, perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sedangkan perbuatan
melawan hukum dalam hukum perdata di atur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata/ KUHPer (BW) khususnya di Pasal 1365 BW.
- Sifat perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana bersifat publik artinya ada
kepentingan umum yang dilanggar (disamping juga kepentingan individu),
sedangkan perbuatan hukum dalam konteks perdata bersiffat privat yang
dilanggar hanya kepentingan pribadi saja.
- Unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana adalah perbuatan
yang melanggar Undang-Undang, perbuatan yang dilakukan di luar batas
kewenagannya atau kekuasaannya dan perbuatan yang melanggar asas-asas
umum yang berlaku di lapangan hukum sedangkan unsur-unsur dari perbuatan
melawan hukum dalam konteks perdata adalah adanya suatu perbuatan,
perbuatan tersebut melawan hukum, adanya kesalahan dari pihak pelaku,
adanya kerugian bagi korban dan adanya hubungan kausal antara perbuatan dan
kerugian.
Contoh :
Sumber :
BMP 4203 Modul 6. S. Hiariej, Eddy O. (2020). Hukum Pidana. (Edisi ke-1).
Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.