Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YOSEP CHANDRA SINAGA

NIM : 031353549
TUGAS 1 HUKUM PIDANA - HKUM4203

1. Hukum pidana materiil berisi perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan atau
perbuatan-perbuatan yang harus dilakukan dengan disertai ancaman pidana. Singkatnya,
hukum pidana materiil berisi mengenai perbuatan-perbuatan pidana mengatur norma-
norma yang menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dan dilarang untuk
dilakukan disertai dengan ancaman hukumannya apabila terjadi pelanggaran terhadap
norma-norma tersebut.
Contohnya :
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Sedangkan Hukum pidana formil pada dasarnya sama dengan hukum formil lainnya yaitu
untuk menegakkan hukum materiil. Dengan demikian hukum pidana formil adalah untuk
menegakkan hukum pidana materiil. Hukum pidana formil pada dasarnya berisi mengenai
cara bagaimana menegakkan hukum pidana materiil melalui suatu proses peradilan pidana.
Hukum pidana formil mengatur norma-norma yang menentukan tata cara bagaimana
proses penjatuhan pidana terhadap pelanggaran yang telah dilakukan sebagaimana yang
terdapat dalam hukum materiil.
Contohnya :
Di Indonesia hukum pidana formil diatur dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
atau dikenal dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Sumber referensi : BMP Hukum Pidana HKUM4203 Modul 1 Hal. 1.19 – 1.23

2. Fungsi/Tugas Hukum :
 Fungsi Preventif.
Adalah perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan mencegah
sebelum terjadinya pelanggaran. Fungsi preventif mencegah dan mengurangi tingkat
kejahatan. Fungsi ini dapat dilihat ketika sistem peradilan pidana dapat berjalan
dengan baik dan ada kepastian hukumnya, maka orang akan berpikir kalau akan
melakukan tindak pidana.
Contohnya :
Polisi yang melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat mengenai lalu
lintas dijalan raya. Salah satunya agar masyarakat mengunakan helm saat
mengendarai sepeda motor.
 Fungsi Represif.
Adalah fungsi hukum sebagai alat kekuasaan represif dari penguasa negara atau
rezim yang berkuasa dalam pemerintahan. Hukum represif dikembangkan sebagai
bagian dari sistem kekuasaan absolut yang bertujuan untuk mempertahankan
kekuasaan status quo. Fungsi hukum ini bertujuan untuk mendidik orang yang telah
melakukan perbuatan pidana agar mereka menjadi orang yang baik dan dapat
diterima kembali dalam masyarakat.
Contohnya :
Tindakan tilang yang diberikan oleh polisi kepada pengendari motor yang tidak
memakai helm.

Sumber referensi : BMP Hukum Pidana HKUM4203 Modul 2 Hal. 2.2

3. Berdasarkan kata perbuatan tersebut maka rumusan delik dalam hukum pidana ada tiga,
yaitu :
 Rumusan delik yang melarang untuk melakukan suatu perbuatan. Rumusan demikian
dikenal dengan delik komisi.
Contoh rumusan delik komisi adalah pasal 362 KUHP, "Barang siapa mengambil
barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah". Perbuatan yang
dilarang dalam Pasal 362 KUHP adalah pencurian.
 Rumusan delik yang mewajibkan untuk melakukan sesuatu. Artinya, jika tidak
melakukan perbuatan yang diwajibkan maka dapat dikenakan sanksi pidana. Rumusan
yang demikian dikenal dengan istilah delik omisi.
Contoh delik omisi dalam KUHP adalah Pasal 224 KUHP, “Barang siapa dipanggil
sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut Udang-undang dengan sengaja tidak
memenuhi suatu kewajiban yang menurut undang-undang selalu demikian harus
dipenuhinya, diancam : ke-1 Dalam perkara pidana dengan ancaman pidana penjara
paling lama sembilan bulan; ke-2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling
lama enam bulan"
 Rumusan delik mareriil yang disebabkan karena suatu kealpaan. Rumusan delik yang
demikian dikenal dengan istilah commisio per ommisionem.
Contohnya pasal 359 KUHP “Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan matinya
orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun".
Sumber referensi : BMP Hukum Pidana HKUM4203 Modul 4 Hal. 4.7-4.8

Anda mungkin juga menyukai