Anda di halaman 1dari 3

HKUM4203

NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1)

Hukum Pidana
HKUM4203

No. Soal Skor


1. Kasus "SANDAL JEPIT" Aparat negeri ini terkesan lebih suka menjepit rakyat kecil yang sudah 25
biasa menjerit karena ketidakadilan di negeri ini. Mereka terkesan lebih senang membela pejabat
dengan kekayaan berlipat, dibandingkan rakyat kecil yang biasa hidup melarat.

Yang paling anyar, kasus pencurian sandal jepit yang menjadikan AAL (15) pelajar SMK 3, Palu,
Sulawesi Tengah, sebagai pesakitan di hadapan meja hijau. Ia dituduh mencuri sandal jepit milik
Briptu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulteng.

Hanya gara-gara sandal jepit butut AAL terancam hukuman kurungan maksimal lima tahun
penjara. Proses hukum atas AAL pun tampak janggal. Ia didakwa mencuri sandal merek Eiger
nomor 43. Namun, bukti yang diajukan adalah sandal merek Ando nomor 9,5.

Selama persidangan tak ada satu saksi pun yang melihat langsung apakah sandal merek Ando
itu memang diambil AAL di depan kamar Rusdi. Di persidangan, Rusdi yakin sandal yang
diajukan sebagai barang bukti itu adalah miliknya karena, katanya, ia memiliki kontak batin
dengan sandal itu. Saat hakim meminta mencoba, tampak jelas sandal Ando itu kekecilan untuk
kaki Rusdi yang besar. AAL memang dibebaskan dari hukuman dan dikembalikan kepada
orangtuanya. Namun, majelis hakim memutus AAL bersalah karena mencuri barang milik orang
lain.
Pertanyaan ;
1. Berdasarkan kasus sandal jepit AAL diatas, menurut saudara kepentingan hukum yang
bagaimana yang dilindungi dari fungsi hukum pidana ! analisis lah !
2. Menurut analisis saudara, apakah kasus sandal jepit AAL ini layak untuk dilanjutkan ke
proses meja hijau pengadilan ? Berikan analisis saudara !

2. Pembajak di laut lepas baik yang dilakukan oleh kapal-kapal asing maupun oleh kapal-kapal 25
domestik di wilayah perairan internasional akhir-akhir ini telah menimbulkan keresahan bagi
pelayaran internasional. Penindakan kejahatan pembajakan laut lepas tersebut, didasarkan pada
berlakunya hukum internasional yang berkaitan dengan pembajakan laut lepas. Pembajakan di
laut lepas dapat dikategorikan ke dalam kejahatan lintas batas negara. Pelaku pembajakan dapat
melibatkan orang-orang dengan kewarganegaraan berbeda yang terorganisir, rapi dan
dikendalikan dari negara mana saja, karena itu serangan terhadap kapal dapat terjadi dimana
saja dan pelaku penyerangan bisa melarikan diri kemana saja.

Pada tanggal 16 Maret 2011, kapal milik PT Samudra Indonesia yang bernama MV Sinar Kudus
dibajak oleh sekelompok pembajak asal Somalia di perairan sekitar Somalia. Pemerintah
Indonesia mengerahkan pasukan khusus yang terdiri dari Gultor, Denjaka, Kopaska dan Taifib
untuk membebaskan sandera dari para perompak.

Operasi ini berhasil dengan gemilang, tanpa menjatuhkan korban jiwa. Aksi pembebasan sandera
ini sempat masuk mahkamah militer internasional.
Pertanyaaan :
1. Menurut analisis saudara berdasarkan kasus di atas, apakah pembajakan laut di perairan
sekitar Somalia dapat diancam dengan hukuman oleh undang-undang Negara Indonesia
menurut asas territorial ! analisis lah !
2. Mengapa di dalam penerapan asas territorial berdasarkan prinsip universal terdapat
pengecualian yang diakui oleh hukum internasional ? analisis lah menurut analisa saudara !

1 dari 3
HKUM4203

3. Kota Bengkulu - Pemuda warga Jalan Kemiling Raya Kelurahan Pekan Sabtu Kota Bengkulu, 25
Agung Eko Saputra (21), Minggu dini hari (8/11) tewas setelah asyik nongkrong di sekitar Gedung
Balai Buntar Kota Bengkulu.
Korban yang mendapat sejumlah luka di tubuhnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit namun
nyawa korban tidak tertolong.
Tiga orang terduga pelaku pengeroyokan terhadap Agung Eko Saputra berinisial DH (22), AS
(15) dan DK (20) pada Minggu dini hari terancam 15 tahun penjara.

Kapolres Bengkulu, AKBP Pahala Simanjuntak dalam konferensi pers, Senin mengatakan,
ketiganya dibekuk oleh gabungan unit Operasional Satreskrim Polres Bengkulu dan Unit
Operasional Polsek Gading Cempaka dibantu Operasional Polres Kepahiang.

Setelah kejadian, ketiga pelaku mencoba melarikan diri ke kawasan Kabupaten Kepahiang,
kemudian pihak kepolisian membekuk ketiganya di kawasan Weskust Kecamatan Kepahiang
Kabupaten Kepahiang," kata Pahala di Bengkulu, Senin.

Salah satu terduga pelaku memukuli korban dengan menggunakan balok kayu, sedangkan
terduga pelaku lain langsung menghantam korban menggunakan batu sehingga korban terkapar.
Saat korban terkapar terduga pelaku melarikan diri.

“Kedua belah pihak diduga dalam keadaan pengaruh minuman keras (miras), kemudian sempat
terjadi perkelahian sehingga korban kemudian dikeroyok oleh para pelaku,”
Dari tangan ketiganya juga disita barang bukti berupa 1 balok kayu, 1 bongkahan batu yang
diduga digunakan para terduga pelaku untuk menyerang korban.

Akibat perbuatannya ketiga tersangka dijerat pasal 338 jo pasal 55 KHUP sub pasal 170 ayat 2
ke 3 KHUP lebih sub ke pasal 354 ayat 2 KHUP jo pasal 55 KHUP lebih - lebih sub pasal 351
ayat 3 ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Pertanyaan :
1. Menurut analisis saudara, berdasarkan kasus pengeroyokan Agung di atas maka ancaman
hukuman pidana si pelaku termasuk ke dalam aliran sistem pemidanaan yang bagaimana?
Analisis lah !
2. Menurut analisis saudara, bagaimana dengan sistem pemidanaan di INDONESIA
berdasarkan konsep perundang-undangan? analisis lah !

4. Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Yuyun 25

Salah seorang dari enam terdakwa kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan siswi SMP
bernama Yuyun dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Curup, Provinsi
Bengkulu, Kamis (29/09).Dalam putusannya, majelis hakim menyatakan Zainal alias Bos terbukti
memerkosa dan membunuh Yuyun. Dasar hukum yang digunakan untuk menjerat pria berusia 23
tahun ini adalah Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 KUHP, Pasal 80 Ayat (3) dan Pasal 81 Ayat
(1) juncto Pasal 76 huruf d Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Vonis yang dijatuhkan majelis hakim sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Arlya
Noviana Adam. "Ya, itu sudah sesuai tuntutan," kata Arlya usai sidang, sebagaimana dikutip
wartawan di Bengkulu, Rika Kurnia Ningsih.

Selain Zainal, empat terdakwa, yakni Suket (19), Faisal (19), Bobi alias Tobi (20), dan Dedi
dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan denda sebesar Rp2 miliar. Mereka terbukti secara sah
dan meyakinkan telah memerkosa serta membunuh Yuyun. Seorang terdakwa lainnya
sebenarnya juga dituntut dengan pasal-pasal serupa. Namun, karena dia masih berusia 13 tahun,
hakim Heny Faridha memutuskan untuk menjatuhkan hukuman rehabilitasi dan pelatihan kerja di
Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Marsudi Putra Jakarta Timur selama satu
tahun.

Setelah insiden itu, kepolisian menahan 14 tersangka pelaku.


Pada Mei lalu, sebanyak tujuh orang diajukan ke pengadilan dan dijatuhi vonis hukuman penjara
selama 10 tahun dengan pelatihan kerja selama enam bulan.
Kini, dengan dijatuhinya hukuman terhadap enam orang, hampir seluruh tersangka awal telah
divonis.

2 dari 3
HKUM4203

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun (14), warga Desa Kasie Kasubun,
Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, ketika Ia pulang sekolah dengan
membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan upacara bendera
Senin. Jarak antara sekolah ke rumah korban sejauh 1,5 kilometer melewati kebun karet milik
warga.

Saat berjalan, ia berpapasan dengan 14 pelaku atas nama Dedi Indra Muda (19), Tomi Wijaya
(19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra (18),
Sulaiman (18), AI (18), EK (16) dan SU (16).

Dua nama terakhir adalah kakak kelas korban. Salah satunya bernama EK sudah keluar dan
tidak bersekolah lagi di SMP Negeri 5 Padang Ulak Tanding, sedangkan dua nama lain, yaitu BE
dan CH, masih diburu polisi.

Para pelaku yang melihat Yuyun langsung mencegat dan menyekap Yuyun. Kepala Yuyun
dipukuli kayu, kaki dan tangannya diikat, leher dicekik, kemudian dicabuli secara bergiliran.

"Bahkan ada pelaku yang mengulang perbuatan hingga 2 dan 3 kali," ujar Desi, di Bengkulu
(4/5/2016).

Para pelaku lalu mengikat dan membuang tubuh korban ke jurang sedalam 5 meter dan
menutupinya dengan dedaunan dalam kondisi telanjang. Hasil visum menyebutkan Yuyun sudah
meninggal saat pemerkosaan berlangsung.

Pada Minggu, 3 April, kedua orangtua korban pulang dari ladang dan langsung bergabung
dengan warga melakukan pencarian. Hingga malam hari, korban belum ditemukan. Malam itu
juga, keluarga bersama warga menggelar yasinan di rumah orangtua siswi kelas VIII itu.

Pada Senin, 4 April, pukul 13.00 WIB, mayat korban ditemukan pertama kali oleh DA (45) dalam
kodisi telanjang, tertutup daun pakis. Posisi badan menelungkup dan tangan terikat tali dari atas
hingga ke bawah paha. Saat ditemukan, terdapat lebam bekas pukulan pada muka dan tanda
kekerasan pada kemaluan korban.
Pertanyaan :
1. Berdasarkan kasus di atas, menurut analisis saudara bagaimana dengan perbarengan tindak
pidananya dalam kasus YUYUN ! termasuk ke penggolongan perbarengan perbuatan pidana
yang bagaimana ! analisis lah !
2. Menurut analisis saudara, sehubungan dengan lebih dari satu tindak pidana yang dilakukan
oleh pelaku, maka analisis lah tiga kemungkinan yang dapat terjadi dari kasus ini !

Skor Total 100

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai