Anda di halaman 1dari 6

Legal Opinion

(Putusan Nomor: 62/PID.Sus 2016/PT.BKL)

Tim Penyusun Kelompok 2

Firli Anggara Putra (C75218014), Vira Ayunigtyas (C05218011), Noer Azizah(C05218009), M.


Ridha Naufal Faruq (C05218008), Moch. Fuad Ali Aldinnar (C95218035)

FAKTA HUKUM

Kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan yang dialami oleh seorang gadis kecil
yang bernama Yuyun (14thn) ini menjadi sorotan masyarakat publik di seluruh Indonesia. Yuyun
menghilang pada awal April 2016 lalu, 3 hari berselang ia ditemukan tanpa nyawa di jurang
dengan kondisi yang sangat mengenaskan, dengan ditutupi dedaunan dalam kondisi
tanpa busana dengan tulang pinggang patah dan luka disekujur tubuhnya. Diduga Yuyun telah
diperkosa lalu dibunuh, aksi keji tersebut dilakukan oleh 14 orang pada 2 April 2016 dengan atas
nama Dedi Hendra Muda (19), Tomi Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo
(19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AL (18), EK (16), SU (16), Dua
diantara-nya EK dan SU merupakan kakak kelas Yuyun di SMP. Dua orang lagi masih buron BE
dan CH. Mereka telah terbukti secara sah dan meyakinkan telah memperkosa serta membunuh
Yuyun.

Peristiwa ini diketahui dengan motif penculikan terlebih dahulu baru kemudian di ikuti
dengan pemerkosaan disertai pembunuhan terlihat dari Yuyun yang saat itu pulang sekolah
melintas di jalan dekat kebun karet, lalu kemudian dihadang
oleh 14 pemuda tersebutdan langsung diseret kesemak dekat kebun. 14 pemuda yang seolah
sudah siap dengan targetnya tersebut langsung menghadang Yuyun saat Yuyun lewat. Sebelum
menghadang Yuyun para terdakwa pada malam harinya melakukan pesta minuman tuak dirumah
Dedi Hendra. Zainal merupakan bos atau otak dari tindak pidana yang keji ini dengan berbisik
kepada anak saksi dedi hendra“Kita Pakai Bae Cewek Itu.”dan terdakwa zainal bahwa
berencana ingin menangkap korban dan membawanya ke bawah kebun karet dan mau dikucak.
Insiden mengenaskan itu terjadi pada Sabtu 2 April 2016 pukul 13:30 WIB, saat
ituYuyun tengah berjalan arah pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih
untukdicuci sebagai persiapan upacara bendera hari Senin, saat itu Yuyun mengenakan seragam
pramuka. Jarak antara sekolah dan rumah sekitar 1,5 kilometer, perjalanan itu melewati kebun
karet milik warga. Ditengah perjalanan ia berpapasan dengan 14 orang laki-laki yang
tengahkeadaan mabuk. Dua diantaranya terdakwa EK (16) dan SU (16) merupakan kakak kelas
Yuyun di SMP. Saat itu juga para 14 pelaku langsung mencegat dan menangkap Yuyun. Dedi
Hendra langsung memegang tangan kanan korban sedangkan tangan kiri korban dipegang oleh
Tomi. Pada saat itu korban berteriak meminta tolong dan memberontak akan tetapi mulut korban
langsung dibungkam oleh Jarot. Kemudian kepala Yuyun dipukuli kayu, kaki dan tangannya
diikat, leher dicekik. Setelah korban terlentang pingsan, tas sekolah korban dibuang kesemak-
semak dan tubuhnya diankat secara bersama-sama dibawa masuk kedlam hutan karet.

Firmansyah langsung merobek baju seragam sekolah orban dengan menggunakan piasau
milik Zanal. Kedua tangan korban diikat menggunakan taplak meja yang dibawa korban
sepulang sekolah. Setelah korban telanjang, korban digilir oleh 14 pemuda dengan setiap orang
mendapat 2 kali giliran. Zainal yang merupakan otak dari tindakan ini berkata kepada Dedi untuk
mencekik leher korban, turut pula Bobi dengan memukul pungggung korban dengan
menggunakan sepotong kayu, Zainal memukul kepala bagian belakang menggunakan kayu
sebanyak 3 kali. Lalu jasadnya dibuang ke jurang sedalam 5 meter dengan posisi tubuh
tertekungkup dan telanjang dengan kaki dan tangan terikat. Dengan dibuangnya korban para
pemuda tersebut secara sadar menginginkan perbuatan mereka tidak diketahui oleh orang lain.

Pada 3 April 2016 dilakukan pencarian, para pelaku berpura-pura untuk


membantumencari keberadaan Yuyun agar tidak dicurigai oleh warga setempat dan pihak
kepolisian.Namun hingga malam tiba Yuyun tak kunjung ditemukan, pada malam itupun
keluarga Yuyunlangsung mengadakan yasinan di kediamaan. Setelah menghilang selama 3 hari,
pada Senin 4April 2016 pukul 13:00 WIB Yuyun ditemukan tak bernyawa oleh DA (45) dalam
kondisi yang sangat mengenaskan di pinggir jurang. Penemuan jasad Yuyun sangat
menggemparkan masyarakat. Tubuhnya ditutupi daun pakis yang masih segar pertanda bahwa
ada salah seorang pelaku yang kembali ke tkp untuk menutupi jasad gadis cilik itu, dengan
kondisi tanpa busana. kaki dan tangannya diikat, banyak luka lebam disekujur tubuhnya.
Bahwa bedasarkan Visum EtRepertum No.. 87/PKM/PUT/IV/2016 yang dikeluarkan
oleh pemerintah kabupaten Rejang Lebong Dinas Kesehatan Padang Ulak Tanding tanggal 18
April 2016 dengan dr pemeriksa dr Ahmad Aidillah Nip. 196701231998031001 dengan
kesimpulan pemeriksaan mayat seorang perempuan sudah kedaan busuk dan kaku mayat, mayat
diperkirakan mengalami kekerasan seksual penyebab kematian tidakbisa ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan dalam (autopsi), dari pemeriksaan kepala (dari mata kanan dan kiri,
telinga kanan dan kiri, lobang hidung kanan dan kiri serta mulut keluar banyak ulat belatung),
alat kelamin (dari dubur dan alat kelamin keluar banyak ulat belatung), (liang alat kelamin
vagina bagian bawah ada robekan sampai lubang dubur dengan pinggiran tidak rata).

Bahwa bedasarkan surat keputusan No. 116Pid. Sus/ 2016/PN.Curup pada tanggal 29
september 2016 mengadili terdakwa Zainal, Tomi, Bobi, Suket, dan Faisal terbukti secara sah
dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “bersama-sama melakukan pembunuhan
berencana dan bersama-sama melakukan kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan
denganya atau dengan orang lain” dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Zainal, Tomi,
Bobi, Suket, dan Faisal dengan selama 20 tahun dan pidana denda masing-masing dua miliar
rupiah dengan ketentuan jika denda tersebut tidak dibayar harus diganti dengan pidana kurungan
selama tiga bulan dan membebankan kepada para terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar masing-masing dua ribu rupiah

ISU HUKUM

1. Bagaimana seharusnya proses penyelesaian perkara terdakwa?


2. Apakah perbuatan hukum yang dijatuhkan kepada para terdakwa sudah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan?
3. Termasuk kategori pembunuhan, pencabulan dan pemerkosaan apa saja yang dilakukan
oleh seorang terdakwa?

BADAN HUKUM

1. Pasal 285, 286, 287 (1) KUHP tentang pemerkosaan


2. Pasal 76E Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014
3. Pasal 82 (1) Undang-Undang RI nomor 35 tahun 2014
4. Pasal 338 KUHP (pembunuhan) jo Pasal 55 Ayat (1) KUHP

ANALISIS KASUS

Menyimak fakta hukum yang telah dikemukakan diatas, bahwa perbuatan yang dilakukan
oleh empat belas pemuda merupakan sebuah kasus hukum. Fakta hukum yang dikemukakan
berkaitan erat dengan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang diindikasikan sebagai
berikut:

1. Perbuatan yang dilakukan oleh dua belas pemuda diantaranya Dedi Hendra Muda (19), Tomi
Wijaya (19), DA (17), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23), Febriansyah Syahputra
(18), Sulaiman (18), AL (18), EK (16), SU (16), Dua diantara-nya EK dan SU merupakan kakak kelas
Yuyun di SMP, lima orang di antaranya masih berusia di bawah umur merupakan perbuatan
tindakan pidana. Tindakan pidana merupakan suatu tindakan yang diancam dengan pidana
bersifat melawan hukum dan perbuatan tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh orang
yang melakukan perbuatan tersebut.
Tindakan pidana yang dilakukan oleh 12 pemuda berupa pemerkosaan dan pembunuhan.
Pemerkosaan merupakansuatu tindak kekerasan yang mengancam korban untuk bersetubuh
dengannya diluar perkawinan. Sedangkan pembunuhan merupakan tindakan yang dilakukan
untuk merampas nyawa orang lain dengan tanpa hak.
2. Terduga bahwa 12 pemuda digolongkan dalam dua kategori, karena umur terduga terdapat
batasan usia anak yang melakukan tindak pidana. Berikut ini :
a. Menurut Pasal 45 KUHP:’’Dalam menuntut orang yang belum cukup umur karena
melakukan perbuatan sebelum umur enam belas tahun hakim dapat menentukan”
b. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem peradilan Anak:” Anak
yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang berumur 12 tahun akan tetapi belum
berumur 18 tahun yang diduga melakukan perbuatan pidana.”
Dari dua peraturan diatas bahwa yang dapat dikenakan hukuman pidana pada pengadilan
umum adalah terduga yang telah berumur 18 tahun keatas yaitu Dedi Hendra Muda (19),
Tomi Wijaya (19), Suket (19), Bobi (20), Faisal Edo (19), Zainal (23). Sedangkan untuk
Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AL (18), EK (16), SU (16) dilakukan dengan
menggunakan sistem peradilan anak, karena umur dari 5 terduga masih termasuk kategori
anak menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem peradilan Anak.
3. Terduga 7 pemuda yaitu Dedi Hendra Muda (19), Tomi Wijaya (19), Suket (19), Bobi (20), Faisal
Edo (19), Zainal (23) melakukan perbuatan melawan hukum. Dimana perbuatan melawan
hukum dalam pidana merupakan perbuatan yang dilakukan bertentangan dengan hukum
tertulis dengan tanpa hak atau wewenang. Perbuatan tersebut bertentangan dengan:
a. Pasal 285 KUHP: “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaaksa
seorang wanita bersetubuh dengan diadiluar pernikahan, diancam karena melakukan
pemerkosaan dengan penjara paling lama 12 tahun”
b. Pasal 286 KUHP: “Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita diluar pernikahan
padahal diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya diancam
dengan pidana penjara paling lama 9 tahun”
c. Pasal 287 (1) KUHP: “Barang siapa bersetubih dengan wanita diluar pernikahan, padahal
diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum 15 tahun atau kalau
umurnya tidak ternyata bahwa belum mampu kawin diancam pidana penjara paling lama 9
tahun”
d. Pasal 338 KUHP :”Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain diancam karena
pembunuhan dengan pidana paling lama lima belas tahun penjara”
4. Terduga 5 pemuda yaitu Febriansyah Syahputra (18), Sulaiman (18), AL (18), EK (16), SU (16)
dilakukan dengan menggunakan sistem peradilan anak, dikarenakan umur para terdakwa
kurang dari 18 tahun menurut 1 Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem peradilan
Anak. Dalam Undang-undang ini dijelaskan pada Pasal 81 ayat 2 ” Pidana penjara yang dapat
dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 (satu perdua) dari maksimum ancaman pidana
penjara bagi orang dewasa.” Dan menjalani masa pidana penjara di LPKA apabila keadaan
dan perbuatan anak akan membahayakan masyarakat.

KESIMPULAN

Dalam kasus yuyun ini HAM yang dilanggar menurut Undang- Undang HAM adalah:
Hak untuk hidup (Pasal 9 UU HAM); Hak mengembangkan diri (Pasal 12 UU HAM); Hak atas
rasa aman (Pasal 29, 30, 33, dan 34 UU HAM); Hak anak atas perlindungan orang tua (Pasal 52,
53, 65, serta 66 UU HAM) dan menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 A; Pasal 28 B
ayat (2); Pasal 28G ayat (1)dan (2);Pasal 28 I ayat (1), (4), dan(5); Pasal 28 J ayat (1).

Mengenai adanya sanksi pidana mati di Indonesia sekalipun itu merupakan pidana yang
paling berat karena akan merampas hak untuk hidup pelaku kejahatan, namun apabila kita
mengacu kepada Pasal 28 J UUD 1945 dimana Negara diberikan hak untuk memberikan
pembatasan-pembatas dengan undang-undang terhadap HAM, termasuk hak untuk hidup, maka
hukuman mati adalah konstitusional karena tidak bertentangan dengan UUD 1945. Terkait
dengan hukuman kebiri, Pemerintah mengaku hukum baru tentang kebiri sudah dilandaskan dan
mempertimbangkan HAM. Sanksi tersebut tidak diterapkan untuk seluruh kejahatan kekerasan
seksual. Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak,
pelaku tindak kejahatan seksual terhadap anak, dapat diancam dengan hukuman mati, penjara
seumur hidup atau paling singkat hukuman penjara 10 tahun hingga paling lama 20 tahun dan
juga diberlakukan pengumuman identitas pelaku. Sementara, kebiri dengan menggunakan zat
kimia dan pemasangan alat deteksi elektronik juga dapat menjadi pertimbangan hakim untuk
memberikan hukuman tambahan.

Anda mungkin juga menyukai