Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pemerkosaan merupakan salah satu Tindakan criminal yang sampai saat ini sangat sering
terjadi.pemerkosaan tidak bisa dipandang hanya sekedar urusan privat namun harus
dijadikan sebagai bahan public karena kejahatn pemmerkosaan meruppakan prilaku yang
tidak bermoral dan keji. tindakan pemerkosaan selain melanggar aturan aturan hak asasi
manusia(HAM) juga menyebabkan penderitaan dalam jjangaka Panjang baik
fisik,psikis,maupun sosial.Diindonesia kasus pemerkosaan merupakan salah satu Tindakan
kiriminal yang masih berada ditingkat tertinggi dari kejahatan kejahatan yang tejadi
diindonesia.
Pemerkosan merupakan bentuk criminal yag berat karena merugikan
korbannya,merusak masa depan,dan menimbukkan efek yang sangat buruk bagi korban
bahkan sampai terjadinya kematian. Kasus pemerkosaan dan pembunuhan ini terjadi pada
yuyun (140 korban pemerkosaan dan pembunuhan oleh 14 laki laki yang terjadi didesa kasie
kusubun,kec.padang ulak tanding, kab.rejang lebon,kota Bengkulu. Kasus pemerkosaan
dapat dikatan sebagai kasus criminal yang tersembunyi ,dampak dari keadaan akhirnya kasus
kasus pemerkosaan yang Nampak tiidak merefresentasikan kasus pemerkosaan yang
sebenarnya terjadi (sasongko,2014). Hal yang khusus dari kasus pemerkosaan yaitu bukan
hanya sekedar hubungan seksual namun ada unsur kekerasan pada Tindakan tersebut.
Koleman dan Born(sasongko,2014) menyatakan bahwa prilaku pemerkosaan melibatkan
unsur kekerasan sebagi suatu efek agresifitas yang dillakukan baik secara verbal mauoun
nonverbal. Oleh sebab itu,doronga atau motivasi sesorang pemerkosa dianggap sebagi
penggabungan antar unsur seksual dan agresifitas.
Perkosaan adalah seorang yang telah melakukan Tindakan criminal berupa
pemerkosaan. Tindakan pemerkosaan meruoakan Tindakan melanggar hukum dan juga
norma masyarakat Indonesia. Bnyak motif penyebab terjadinya pelaku pemerkosaan,
pemerkosaan terjadi karena adanya keinginan untuk menuangkan motif yang berbeda dan
juga mengekpresikan berbagi emosi yang berbeda. Dapat dilihat dari dua sisi yaitu secara
internall dan eksternal. Secara internal pemerkosan terjadi karena adanya dorongan
pemuasaan seksual,usia yang bertambah,moral,serta religiusitas dan sebagimya. Secara
eksternal pemerkosaan bisa terjadi karena adanyaa keinginan untuk mencari fantaasi seksual
yang ppernah dialami sebelumnya, misalkan sering terpapar media media pornoografi.
individu yang sering mengonsumsi pornografi membuat individu memiliki Hasrat dan fantasi
yang tinggi terkait dengan hubungan seksual yang menjadikan subjek tidak mampu untuk
mengendalikan diri. Tindakan pemerkosaan terjadi karena pada dasarnya individu memiliki
rangsangan,dorongan dan tujuan dalam memenuhi kebutuhan biologis yaitu hubungan
seksual. Jelas bahwa hubungan seksual adalah kebutuhan mendasar yang dimiliki oleh setiap
individu namun hal tersebut tidak diperbolehkan ketika subjek yang menjadi mitra
hubungan seksual tersebut melakukan secara terpaksa, karena ada unsur paksaan yang
dilakukan oleh sebelah pihak dengan cara-cara melanggar hukum, tidak atas persetujuan
kedua belah pihak, bahkan dengan cara kekerasan. Timbulnya rangsangan dan dorongan
untuk berhubungan seksual muncul karena adanya stimulus yang meningkatkan gairah
seksual individu. Hal terjadi menjadikan subjek cenderung tidak dapat mengendalikan hasrat
untuk berhubungan seksual.
Kebanyakan individu yang telah dinyatakan sebagai pemerkosaan pasti akan dikucilkan
atau dipandang sebelah mata oleh lingkungan sekitarnya, sehingga muncul perasaan
menyesal dan bersalah pada diri individu. Perasaan bersalah terjadi karena individu merasa
bahwa tindakan atau prilakunya tidak sesuai dengan aturan, norma, dan nilai-nilai yang ada.
ndividu yang melakukan pelanggaran dan tidak jera setelah mendapatkan hukuman
merupakan individu yang memiliki nilai moral yang rendah, karena nilai moral merupakan
motivasi yang mendorong dan mengarahkan individu untuk berperilaku dan bersikap dengan
standar yang benar dan diterima oleh lingkungan secara umum. Cohen (Cohen, Wolf,
Panter,& Insko, 2010) menyatakan bahwa dengan adanya nilai moral yang baik pada diri
individu juga dapat mendorong adanya rasa bersalah pada diri individu. Maka dapat
dijelaskan bahwa rasa bersalah tidak selalu muncul didalam diri seorang tindak kriminal, dan
tergantung nilai moral yang ada didalam diri individu.

1.2. Tujuan penulisan


Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hak asasi manusia (HAM) apa saja yang
dilanggar dalam kasus yuyun dan untuk mengetahui pandangan secara hak asasi manusia
(HAM) mengenai hukuman mati dan wacana hukuman kebiri terhadap pelaku kejahatan
dalam kasus yuyun

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Kronologi Kasus

Pemerkosaan merupakan salah satu Tindakan kriminal yang sampai saat ini sangat sering
terjadi.. tindakan pemerkosaan selain melanggar aturan aturan hak asasi manusia(HAM)
juga menyebabkan penderitaan dalam jangaka Panjang baik fisik,psikis,maupun sosial.
Diindonesia kasus pemerkosaan merupakan salah satu Tindakan kiriminal yang masih berada
ditingkat tertinggi dari kejahatan kejahatan yang tejadi diindonesia. Dalam makalah ini kami
mengambil contoh kasus “Pemerkosaan dan Pembunuhan terhadap Yuyun Oleh 14 ABG di
Bengkulu”.
Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan, baik dewasa maupun anak-anak
merupakan salah satu permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) yang sedang marak
akhirakhir ini. Yuyun, siswi SMP 5 Satu Atap Padang Ulak Tanding, kabupaten Rejanglebong
Bengkulu merupakan salah satu korban kekerasan seksual yang berujung pada kematian.
Masalah penegakan hukum bagi pelaku perkosaan hingga menyebabkan terjadinya korban
jiwa selalu menjadi permasalahan yang menarik untuk dicermati. Kejadian ini terjadi pada
hari sabtu, 2 april 2016 pulang sekolah pada pukul 13.30 WIB. Yuyun pulang membawa alas
meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagi peersiapan upacara bendera pada hari
senin. Jarak antara sekolah kerumah korban sejauh 1,5 km melewati kebun karet milik
warga. Yuyun yang berusia 14 tahun ini tewas setelah diperkosa,dibunuh oleh 14 pemuda
yang memperkosa dan membunuhnya setelah membeli 14 liter tuak,disalah satu warung
didesa kasie kasubun, setelah membeli tuak tersebut mereka berkumpul dirumah salah satu
seorang tersangka berinisial DE dan meminum tuak. Kemudian sekitar pukul 12.31 WIB,
dalam keadaan mabuk, ke 14 tersangka keluar dari rumah dan duduk ditepi jalan
perkebunan karet didesa kasie kasuban, Kecamatan Padang Ulak Tanding. Sekira pukul 13.31
WIB para pelaku yang sedang berkumpul itu melihat korban pulang sendirian. Korban pulang
dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci sebagai persiapan
upacara bendera hari senin, para pelaku yang melihat yuyun langsung mencegat dan
menyekapnya. Kepala yuyun diduga dipukul menggunakan kayu,kaki dan tangan nya
diikat,kemudian lehernya dicekik. Lalu secara bergiliran pelaku memperkosa yuyun. Bahkan
ada pelaku yang diduga mengulangi perbuatannya dua hingga tiga kali. Tidak sampai disitu
hasil tim dilapangan pelaku kemudian memukuli korban, mengikat dan membuang tubuh
korban kejurang. Kemudian pelaku menutupi korban dengan dedaunan dan Kembali
kerumah masing masing, dari hasil visum korban sudah meninggal saat pemerkosaan sedang
berlangsung.
Pada hari minggu 3 april 2016, orang tua korban pulang dari kebun orang tua korban
pulang drai kebun mereka dan langsung mencari Bersama warga hingga malam hari namun
korban belum ditemukan. Pada malam itu juga keluarga korban melakukan yasinan Bersama
warga sekitar dirumah korban.
Pada hari senin 4 april 2016,sekira pukul 13.01 WIB, mayat korban ditemukan pertama
kali oleh DA(45) dalam kondisi setengah bugil tertutup daun pakis. Dengan kondisi badan
telungkup, tangan terikat dari atas masuk kebawah paha,saat ditemukan muka korban
terdapat bekas lebam pukulan dan tanda kekerasan dibagian kemaluan korban.
Pada tanggal 8 april 2016kepolisian mengelar operasi penangkapan dan berhasil
membengkuk 3 tersangka yakni Dedi indramuda(19), Tomi Wijaya(19), dan Dahlan(17).
Pada sabtu 9 april 2016,sekira pukul 03.01 WIB, Kembali diringkus 9 tersangka lainnya
yakni suket(19), Bobi(20), Faisal(19), Zainal(23), Febriyansyah syahputra(18),
Sulaimansyah(18), AL(17), SU(16), DAN EK( yang masih berstatus pelajar serta kakak kelas
korban di smp tempat korban bersekolah. Para tersangka bersal dari desa kasie kasubun, dan
rata rata tidak bersekolah lagi. Saat ini dua pelaku lagi dalam pencarian.
Pada senin 19 april 2016, polres Rejanglebong telah melakukan rekonstruksi
pemerkosaan sekaligus pembunuhan terhadap yuyun. Dalam rekonstruksi ulang ada sekira
65 adegan yang diperagakan pelaku,Dan peraga pengganti korban yuyun.
Kondisi psikologis kedua orang tua dan saudara kembar korban sangat tertekan dan
mengalami trauma berat.

Anda mungkin juga menyukai