Kartikasari,M.Kes.,M.Tr.Keb
Disusun Oleh :
Suci Afriyani
Kasus itu berawal saat korban sepulang sekolah nongkrong bersama teman pria satu
sekolahnya di sekitar Lapangan Pagilaran. Saat itu seorang pria tiba-tiba datang dan
Desa Kalisari, sepeda motor diberhentikan salah seorang pelaku, kemudian mengajak korban
dan teman korban untuk ikut masuk ke jalan setapak memasuki perkebunan teh," jelas
Yorisa.
Di tempat tersebut ketiga pelaku memaksa korban dan temannya untuk berhubungan intim.
Karena berada di bawah ancaman, keduanya memenuhi perintah tersebut. Kemudian salah
menyebarkan video rekaman itu, ketiganya memerkosa remaja itu secara bergantian.
"Dengan rasa takut, korban menuruti permintaan berhubungan badan dengan para pelaku,
secara bergiliran," ucapnya. Atas peristiwa tersebut, korban mengalami trauma, yang
kemudian akhirnya melaporkan ke orang tuanya dan dilanjutkan ke Polres Batang. Menurut
Yorisa, perkosaan terhadap korban berusia 14 tahun itu terjadi pada akhir September lalu di
sebuah kebun teh yang berada di Desa Kalisari, Kecamatan Blado. Namun, orang tua korban
baru melaporkannya beberapa hari lalu. "Kita terima laporan langsung kita dalami dan kita
lakukan penangkapan pada ketiga pelaku. Mereka juga mengakui atas perbuatannya," kata
Yorisa.
"Ketiga pelaku mengakui atas perbuatannya tersebut. Masih kita tangani kasus ini," jelas Yorisa.
Akibat perbuatannya, ketiga pelaku akan dijerat Pasal 81 ayat (1) dan ayat (2) dan atau Pasal 82 ayat
2016 tentang perubahan kedua atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi
pemuda-di-kebun-teh
Langkah ll (Feelings)
Apa yang dirasakan oleh anda sebagai bidan jika dihadapkan pada situasi tersebut
Ketika membaca beita ini dari media offline. Saya merasa sangat sedih dan prihatin
terhadap yang di alami oleh remaja tersebut. Akhir-akhir ini intensitas kekerasan terhadap
anak semakin meningkat. Adanya berbagai tindak kekerasan menciptakan korban anak
dalam jumlah yang cukup banyak. Akibat adanya berbagai tindak kekerasan, anak
mengalami gangguan perkembangan baik secara fisik maupun secara psikologi. Anak yang
menjadi korban perkosaan atau keluarganya, kerap kali tidak tahu apa yang harus
mempunyai pengetahuan, dana, keberanian, dan harapan; Mungkin juga karena adanya
anggapan bahwa kejahatan perkosaan yang menimpa diri anak sudah nasibnya. Orang tua
dari anak yang menjadi korban perkosaan sering merasa malu jika diketahui bahwa
anaknya diperkosa sehingga mereka tidak melapor dan segan menangani permasalahan
pelayanan dan pendamping mental, fisik, social dalam mengatasi penderitaannya. Sudah
saatnya tindak kejahatan pemerkosaan terhadap anak ini menjadi sesuatu yang patut
mendapatkan perhatian. Sebab kita tahu bersama bahwa anak adalah generasi penerus dan
masa depan dari suatu bangsa. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia yang selayaknya mempunyai hak untuk dilindungi dan mendapatkan kesejahteraan
hidup.
Langkah lll (Evaluasi)
Lakukan indentifikasi masalah atau manfaat apa saja yang akan muncul dan factor-
kekerasan terhadap perempuan merupakan akibat dari faktor individu, faktor hubungan,
1. Faktor individu Faktor individu dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang menyebabkan
laki-laki melakukan kekerasan terhadap pasangannya yaitu usia muda, tingkat pendidikan
yang rendah, pernah menyaksikan atau mengalami kekerasan anak, penggunaan alkohol
dan obat-obatan terlarang, gangguan kepribadian dan penerimaan bahwa laki-laki berhak
rendah, pernah mengalami pelecehan seksual saat kanak-kanak, terpapar kekerasan didalam
hubungan, dominasi laki-laki dalam suatu hubungan, tekanan ekonomi, laki-laki memiliki
banyak pasangan dan disparitas pendidikan menjadi faktor yang dapat menyebabkan
3. Faktor masyarakat dan komunitas Faktor masyarakat dan komunitas yang dapat
perempuan yang rendah di masyarakat, sanksi hukum dan sanksi masyarakat yang lemah
Langkah lV (Analisis)
Lakukan analisis dampak dan permasalahan atau manfaat yang muncul dari sebagai
bagian dari respon tubuh (fisik atau psikologis) dan respon sosial berdasarkan teori
Pada Langkah ini diharapkan paling banyak penjelasan yang diberikan terkait hasil analisis
kalian pada kasus yang ada dan disertai dengan penjelasan berdasarkan hasil peneliti dan
literatur (ebook/jurnal)
1. Dampak Fisik Dampak fisik yang dapat terjadi mencakup memar, laserasi, cedera, patah
tulang, kerusakan penglihatan dan pendengaran. Bagian tubuh perempuan yang sering
mengalami cedera akibat dari kekerasan adalah kepala, leher, muka, tulang belakang dan
2. Dampak mental atau psikologis Dampak pada kesehatan mental meliputi gangguan
emosi, stress, depresi, kecemasan, fobia, hingga pada pikiran untuk mengakhiri hidup.
Stress dan depresi yang dialami oleh seorang perempuan korban kekerasan dapat
seksual dan reproduksi pada perempuan, seperti terkena IMS, HIV/AIDS, masalah
ginekologi yaitu penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, disfungsi seksual,
kehamilan yang tidak diinginkan, komplikasi kehamilan, dan aborsi yang tidak aman. Dampak
pada kesehatan reproduksi yang dirasakan langsung oleh perempuan korban kekerasan yaitu berupa
infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual. Sedangkan dampak yang tidak dirasakan
langsung dapat berupa larangan oleh pasangan untuk menggunakan kontrasepsi saat berhubungan
seksual.
7. Hukum yang diberikan kepada pelaku tindak pelecehan seksual tidak sampai
Langkah V (Consclustion)
Jadi kesimpulannya Pemerkosaan adalah Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh
perempuan dan Pelecehan seksual membawa dampak baik fisik maupun psikologis.
dihargai dan dihormati sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki harga diri, martabat
dan derajat yang setara dengan kaum pria. Namun pada kenyataannya masih banyak
seksual yang mengarah pada penyerangan seksual dan pemerkosaan, Pelecehan seksual
oleh Mudzakir (dalam Setyowati, 2016) diartikan sebagai perbuatan memandang rendah
atau menghina atau mengabaikan hak orang lain dalam bidang seksual. Pemerkosaan
sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan adanya paksaan baik secara
halus maupun kasar. Hal ini akan menimbulkan dampak psikologis bagi perempuan yang
menjadi korban perkosaan tersebut. Hubungan seksual yang seharusnya dilakukan dengan
adanya berbagai persiapan baik fisik maupun psikis dari pasangan yang akan
melakukannya, dilakukan dengan cara tidak wajar, apalagi dengan cara paksaan yang akan
bersetubuh berupa kekerasan atau ancaman kekerasan. Ini berarti tidak ada persetujuan dari
Sebagai seorang bidan perencanaan apa yang akan kalian buat agar situasi tersebut dapat
lebih baik, terencana dan berdaya guna. Berikan alesan dan sebisa mungkin kalian dapat
membayangkan asuhan yang akan anda berikan berbeda dengan bidan yang lain karena
Rencana kita sebagai tenaga kesehatan atau bidan sangat dibutuhkan untuk mengurangi atau
mengatasi pemerkosaan pada remaja yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada remaja
Perempuan atau laki laki tentang bahaya nya seks bebas dan kesehatan reproduksi Infeksi
menular seksual, HIV dan AIDS dan juga penyuluhan tentang pentingnya belajar bela diri bagi
perempuan. Kegiatan Dilaksanakan konsisten dan lebih berkembang untuk peran fasilitator,
bidan mampu menjembatani dengan baik antara pemenuhan keamanan remaja dan keluarga
sehingga faktor resiko tidak terpenuhi kebutuhan keamanan dapat di atasi kemudian membantu
keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan. Semua peran bidan
dapat dilaksanakan dalam program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) Yang merupakan
pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan
keinginan, selera dan kebutuhan remaja. Dan bidan harus memberikan informasi kesehatan pada
remaja.
Daftar Referensi
Amanda, A., & Krisnani, H. (2019). Analisis kasus anak perempuan korban pemerkosaan
Anggara, R. G. A., Sianturi, K., Florency, D. W., & Michael, T. (2020). Pentingnya Pendidikan
Bella putri sarlita (2018), perilaku pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Mulyadi, D. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Anak Korban Perkosaan Dalam Peradilan
Zalzabella (2020). Faktor faktor terjadinya pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Purbaningsih (2020) .Dampak pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas Islam Sultan Agung
ED Purbararas (2018). Problema traumatik terhadap kekerasan seksual. Institul Agama Islam
Negeri Kudus
Drs. H. Manarfa dan Drs. Malim. E book kekerasan seksual pada anak dan remaja