Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REFLEKTIF LEARNING

Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pada Remaja

Dosen Pembimbing : Rina

Kartikasari,M.Kes.,M.Tr.Keb

Disusun Oleh :

Suci Afriyani

UNIVERSITAS FALETEHAN PRODI S1 KEBIDANAN TRANSFER SERANG

BANTEN TAHUN 2022/2023


Langkah l (Description)

Gambarkan situasi berdasarkan pengamatan anda

Kasus itu berawal saat korban sepulang sekolah nongkrong bersama teman pria satu

sekolahnya di sekitar Lapangan Pagilaran. Saat itu seorang pria tiba-tiba datang dan

mengusirnya. "Korban bersama temannya kemudian pergi. Dalam perjalanan sesampainya di

Desa Kalisari, sepeda motor diberhentikan salah seorang pelaku, kemudian mengajak korban

dan teman korban untuk ikut masuk ke jalan setapak memasuki perkebunan teh," jelas

Yorisa.

Di tempat tersebut ketiga pelaku memaksa korban dan temannya untuk berhubungan intim.

Karena berada di bawah ancaman, keduanya memenuhi perintah tersebut. Kemudian salah

satu pelaku merekamnya menggunakan ponsel. Kemudian, dengan ancaman bakal

menyebarkan video rekaman itu, ketiganya memerkosa remaja itu secara bergantian.

"Dengan rasa takut, korban menuruti permintaan berhubungan badan dengan para pelaku,

secara bergiliran," ucapnya. Atas peristiwa tersebut, korban mengalami trauma, yang

kemudian akhirnya melaporkan ke orang tuanya dan dilanjutkan ke Polres Batang. Menurut

Yorisa, perkosaan terhadap korban berusia 14 tahun itu terjadi pada akhir September lalu di

sebuah kebun teh yang berada di Desa Kalisari, Kecamatan Blado. Namun, orang tua korban

baru melaporkannya beberapa hari lalu. "Kita terima laporan langsung kita dalami dan kita

lakukan penangkapan pada ketiga pelaku. Mereka juga mengakui atas perbuatannya," kata

Yorisa.

"Ketiga pelaku mengakui atas perbuatannya tersebut. Masih kita tangani kasus ini," jelas Yorisa.

Akibat perbuatannya, ketiga pelaku akan dijerat Pasal 81 ayat (1) dan ayat (2) dan atau Pasal 82 ayat

(1) UU RI No 17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU RI No 1 Tahun

2016 tentang perubahan kedua atas UU RI No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi

undang-undang, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.


https://www.detik.com/jateng/hukum-dan-kriminal/d-6420041/abg-asal-batang-diperkosa-3-

pemuda-di-kebun-teh

Langkah ll (Feelings)

Apa yang dirasakan oleh anda sebagai bidan jika dihadapkan pada situasi tersebut

berikan alasan rasional dan berikan sumber-sumber referensi yang mendukung.

Ketika membaca beita ini dari media offline. Saya merasa sangat sedih dan prihatin

terhadap yang di alami oleh remaja tersebut. Akhir-akhir ini intensitas kekerasan terhadap

anak semakin meningkat. Adanya berbagai tindak kekerasan menciptakan korban anak

dalam jumlah yang cukup banyak. Akibat adanya berbagai tindak kekerasan, anak

mengalami gangguan perkembangan baik secara fisik maupun secara psikologi. Anak yang

menjadi korban perkosaan atau keluarganya, kerap kali tidak tahu apa yang harus

dikerjakan atau segan mengusahakan penyelesaian permasalahan itu, karena kurang/tidak

mempunyai pengetahuan, dana, keberanian, dan harapan; Mungkin juga karena adanya

anggapan bahwa kejahatan perkosaan yang menimpa diri anak sudah nasibnya. Orang tua

dari anak yang menjadi korban perkosaan sering merasa malu jika diketahui bahwa

anaknya diperkosa sehingga mereka tidak melapor dan segan menangani permasalahan

secara tuntas. Anak korban pemerkosaan benar-benar memerlukan perlindungan hukum,

pelayanan dan pendamping mental, fisik, social dalam mengatasi penderitaannya. Sudah

saatnya tindak kejahatan pemerkosaan terhadap anak ini menjadi sesuatu yang patut

mendapatkan perhatian. Sebab kita tahu bersama bahwa anak adalah generasi penerus dan

masa depan dari suatu bangsa. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan

manusia yang selayaknya mempunyai hak untuk dilindungi dan mendapatkan kesejahteraan

hidup.
Langkah lll (Evaluasi)

Lakukan indentifikasi masalah atau manfaat apa saja yang akan muncul dan factor-

faktor penyebab sebagai akibat adanya masalah tersebut (berdasarkan penelitian)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan pada perempuan Menurut WHO (2015),

kekerasan terhadap perempuan merupakan akibat dari faktor individu, faktor hubungan,

serta faktor masyarakat dan komunitas berikut ini:

1. Faktor individu Faktor individu dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang menyebabkan

laki-laki melakukan kekerasan terhadap pasangannya dan faktor yang menyebabkan

perempuan mengalami kekerasan dari pasangannya. Adapun faktor yang menyebabkan

laki-laki melakukan kekerasan terhadap pasangannya yaitu usia muda, tingkat pendidikan

yang rendah, pernah menyaksikan atau mengalami kekerasan anak, penggunaan alkohol

dan obat-obatan terlarang, gangguan kepribadian dan penerimaan bahwa laki-laki berhak

melakukan kekerasan terhadap pasangannya. Sedangkan faktor yang menyebabkan

perempuan mengalami kekerasan dari pasangannya adalah tingkat pendidikan yang

rendah, pernah mengalami pelecehan seksual saat kanak-kanak, terpapar kekerasan didalam

keluarga dan penerimaan perempuan terhadap kekerasan.

2. Faktor hubungan (relationship) Adanya konflik atau ketidakpuasan dalam suatu

hubungan, dominasi laki-laki dalam suatu hubungan, tekanan ekonomi, laki-laki memiliki

banyak pasangan dan disparitas pendidikan menjadi faktor yang dapat menyebabkan

kekerasan pada perempuan yang dikategorikan sebagai faktor hubungan.

3. Faktor masyarakat dan komunitas Faktor masyarakat dan komunitas yang dapat

menimbulkan kekerasan perempuan yaitu kemiskinan, status sosial dan ekonomi

perempuan yang rendah di masyarakat, sanksi hukum dan sanksi masyarakat yang lemah

terhadap pelaku kekerasan perempuan, dan penerimaan masyarakat bahwa kekerasan


merupakan cara untuk menyelesaikan masalah.

Langkah lV (Analisis)

Lakukan analisis dampak dan permasalahan atau manfaat yang muncul dari sebagai

bagian dari respon tubuh (fisik atau psikologis) dan respon sosial berdasarkan teori

maupun hasil penelitian.

Pada Langkah ini diharapkan paling banyak penjelasan yang diberikan terkait hasil analisis

kalian pada kasus yang ada dan disertai dengan penjelasan berdasarkan hasil peneliti dan

literatur (ebook/jurnal)

Dampak dari permasalahan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Dampak Fisik Dampak fisik yang dapat terjadi mencakup memar, laserasi, cedera, patah

tulang, kerusakan penglihatan dan pendengaran. Bagian tubuh perempuan yang sering

mengalami cedera akibat dari kekerasan adalah kepala, leher, muka, tulang belakang dan

alat genitalia (WHO, 2015).

2. Dampak mental atau psikologis Dampak pada kesehatan mental meliputi gangguan

emosi, stress, depresi, kecemasan, fobia, hingga pada pikiran untuk mengakhiri hidup.

Stress dan depresi yang dialami oleh seorang perempuan korban kekerasan dapat

mempengaruhi kesehatan reproduksinya seperti mengalami gangguan siklus menstruasi

atau disfungsi seksual.

3. Dampak seksual dan reproduksi Kekerasan dapat menyebabkan masalah kesehatan

seksual dan reproduksi pada perempuan, seperti terkena IMS, HIV/AIDS, masalah

ginekologi yaitu penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, disfungsi seksual,

kehamilan yang tidak diinginkan, komplikasi kehamilan, dan aborsi yang tidak aman. Dampak

pada kesehatan reproduksi yang dirasakan langsung oleh perempuan korban kekerasan yaitu berupa
infeksi saluran kemih dan infeksi menular seksual. Sedangkan dampak yang tidak dirasakan

langsung dapat berupa larangan oleh pasangan untuk menggunakan kontrasepsi saat berhubungan

seksual.

4. pengaruh media sosial yang menunjukan atau menampilkan pornografi

5. Rusak nya moral dan sistem nilai masyarakat

6. Kurang berperanya nilai agama dalam mencegah terjadinya pelecehan seksual

7. Hukum yang diberikan kepada pelaku tindak pelecehan seksual tidak sampai

Langkah V (Consclustion)

Berikan kesimpulan dan penjelasan yang sudah anda buat

Jadi kesimpulannya Pemerkosaan adalah Kasus pelecehan seksual yang dialami oleh

perempuan dan Pelecehan seksual membawa dampak baik fisik maupun psikologis.

Bahkan dampak psikologis begitu membekas dirasakan korban. Perempuan seharusnya

dihargai dan dihormati sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki harga diri, martabat

dan derajat yang setara dengan kaum pria. Namun pada kenyataannya masih banyak

perempuan yang menjadi korban penindasan, penganiayaan, penyiksaan, bahkan pelecehan

seksual yang mengarah pada penyerangan seksual dan pemerkosaan, Pelecehan seksual

oleh Mudzakir (dalam Setyowati, 2016) diartikan sebagai perbuatan memandang rendah

atau menghina atau mengabaikan hak orang lain dalam bidang seksual. Pemerkosaan

sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan adanya paksaan baik secara

halus maupun kasar. Hal ini akan menimbulkan dampak psikologis bagi perempuan yang

menjadi korban perkosaan tersebut. Hubungan seksual yang seharusnya dilakukan dengan
adanya berbagai persiapan baik fisik maupun psikis dari pasangan yang akan

melakukannya, dilakukan dengan cara tidak wajar, apalagi dengan cara paksaan yang akan

menyebabkan gangguan pada perilaku seksual. Korban yang mengalami pemaksaan

bersetubuh berupa kekerasan atau ancaman kekerasan. Ini berarti tidak ada persetujuan dari

pihak korban mengenai niat tindakan perlakuan pelaku.


Langkah IV (Action Plan)

Sebagai seorang bidan perencanaan apa yang akan kalian buat agar situasi tersebut dapat

lebih baik, terencana dan berdaya guna. Berikan alesan dan sebisa mungkin kalian dapat

membayangkan asuhan yang akan anda berikan berbeda dengan bidan yang lain karena

anda berhasil memberdayakan diri seorang perempuan dari aspek gender.

Rencana kita sebagai tenaga kesehatan atau bidan sangat dibutuhkan untuk mengurangi atau

mengatasi pemerkosaan pada remaja yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada remaja

Perempuan atau laki laki tentang bahaya nya seks bebas dan kesehatan reproduksi Infeksi

menular seksual, HIV dan AIDS dan juga penyuluhan tentang pentingnya belajar bela diri bagi

perempuan. Kegiatan Dilaksanakan konsisten dan lebih berkembang untuk peran fasilitator,

bidan mampu menjembatani dengan baik antara pemenuhan keamanan remaja dan keluarga

sehingga faktor resiko tidak terpenuhi kebutuhan keamanan dapat di atasi kemudian membantu

keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan. Semua peran bidan

dapat dilaksanakan dalam program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) Yang merupakan

pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan

keinginan, selera dan kebutuhan remaja. Dan bidan harus memberikan informasi kesehatan pada

remaja.
Daftar Referensi

Amanda, A., & Krisnani, H. (2019). Analisis kasus anak perempuan korban pemerkosaan

inses.  Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1), 120-136.

Anggara, R. G. A., Sianturi, K., Florency, D. W., & Michael, T. (2020). Pentingnya Pendidikan

Bagi Anak Korban Pemerkosaan. EGALITA, 15(1).

Bella putri sarlita (2018), perilaku pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Mulyadi, D. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Anak Korban Perkosaan Dalam Peradilan

Anak. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi,  6(2), 170-183.

Zalzabella (2020). Faktor faktor terjadinya pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Purbaningsih (2020) .Dampak pemerkosaan pada remaja. Jurnal Universitas Islam Sultan Agung

ED Purbararas (2018). Problema traumatik terhadap kekerasan seksual. Institul Agama Islam

Negeri Kudus

Lailatul nuzulah (2022) . E book pemerkosaan pada remaja

Drs. H. Manarfa dan Drs. Malim. E book kekerasan seksual pada anak dan remaja

Anda mungkin juga menyukai