Anda di halaman 1dari 19

5

BAB IIKONSEP DASARA.PENGERTIANPenyiksaan seksual (

sexual abuse

) terhadap anak disebut Pedofilian ataupenyuka anak-anak secara seksual. Seorang Pedofilia adalah
orang yangmelakukan aktivitas seksual dengan korban anak usia 13 tahun ke bawah.Penyakit ini ada
dalam kategori Sadomasokisme: adalah suatu kecenderunganterhadap aktivitas seksual yang meliputi
pengikatan atau menimbulkan rasa sakitatau penghinaan (Pramono, 2009).Kemudian klasifikasi
kekerasan/penganiayaan seksual pada anak menurutResna dan Darmawan (dalam Huraerah, 2006:60)
diklasifikasi menjadi tigakategori, antara lain: perkosaan, incest, dan eksploitasi. Perkosaan biasanya
terjadipada saat pelaku terlebih dahulu mengancam dengan memperlihatkankekuatannya kepada anak.
Incest, diartikan sebagai hubungan seksual atauaktivitas seksual lainnya antarindividu yang mempunyai
hubungan dekat, yangperkawinan di antara mereka dilarang, baik oleh hukum, kultur, maupun
agama.Eksploitasi seksual meliputi prostitusi dan pornografi (Suda, 2006).Kekerasan seksual (

sexual abuse

), dapat didefinisikan sebagai perilakuseksual secara fisik maupun non fisik oleh orang yang lebih tua
atau memilikikekuasaan terhadap korban, bertujuan untuk memuaskan hasrat seksualpelakunya.
Korban mungkin saja belum atau tidak memahami perlakuan yangdilakukan terhadap dirinya, mereka
hanya merasa tidak nyaman, sakit, takut,merasa bersalah, dan perasaan lain yang tidak
menyenangkan(FKUI, 2006).Kekerasan seksual (

sexual abuse

) pada anak mencakup penganiayaan seksualsecara fisik dan non fisik. Kekerasan fisik antara lain
menyentuh alat kelamin ataubagian tubuh lain yang bersifat pribadi, seks oral, penetrasi
vagina/anusmenggunakan penis atau benda lain, memaksa anak membuka pakaian, sampaitindak
perkosaan. Sedangkan penganiyaan non fisik diantaranya memperlihatkanbenda-benda yang bermuatan
pornografi atau aktivitas seksual orang dewasa

eksploitasi anak dalam pornografi (gambar, foto, film, slide, majalah, buku),

exhibitionism

, atau mengintip kamar tidur/kamar mandi (voyeurism).(Suda,2006).B.ETIOLOGI/


PREDISPOSISIBerdasarkan jurnal

“Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: SebuahStudi Fenomenologi”


,Faktor

enyebabsexual abuse adalah :Faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya tindakankekerasan seksual


yangdialami oleh subyek adalah sebagai berikut:a.Faktor kelalaian orang tua.. Kelalaian orang tua yang
tidak memperhatikantumbuh kembang dan pergaulan anak yang membuat subyek menjadikorban
kekerasan seksual..b.Faktor rendahnyamoralitas dan mentalitas pelaku. Moralitas danmentalitas yang
tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau
perilakunya.c.Faktor ekomoni. Faktor ekonomi membuat pelaku dengan mudahmemuluskan
rencananya dengan memberikan imingiming kepada korbanyang menjadi target dari pelaku.(Jurnal
Terlampir)Berdasarkan jurnal

“play therapy dalam identifikasi kasus kekerasanseksual terhadap anak”,

dampak sexual abuse adalah :Dampak kekerasan seksual terhadap anak diantaranya adanya
perasaanbersalah dan menyalahkan diri sendiri, bayangan kejadian dimana anak menerimakekerasan
seksual, mimpi buruk, insomnia, takut hal yang berhubungan denganpenyalahgunaan (termasuk benda,
bau, tempat, kunjungan dokter, dll), masalahharga diri, disfungsi seksual, sakit kronis, kecanduan,
keinginan bunuh diri cedera,bunuh diri, keluhan somatik, depresi (Roosa, Reinholtz., Angelini, 1999).
Selain

itu muncul gangguan-gangguan psikologis seperti pasca-trauma stress disorder,kecemasan, jiwa


penyakit lain (termasuk gangguan kepribadian dan gangguanidentitas disosiatif, kecenderungan untuk
reviktimisasi di masa dewasa, bulimianervosa, cedera fisik kepada anak, (Widom, 1999; Levitan, Rector,
Sheldon, &Goering, 2003; Messman-Moore, Terri Patricia, 2000; Dinwiddie , Heath ,Dunne, Bucholz ,
Madden, Slutske, Bierut, Statham et al, 2000)(Jurnal Terlampir)Menurut Townsend (1998) factor yang
predisposisi (yang berperan dalampola penganiayaan anak (seksuak abuse) antara lain:1.Teori
biologisa.Pengaruhneurofisiologis. Perubahan dalam system limbik otak dapatmempengaruhi perilaku
agresif pada beberapa individub.Pengaruh biokimia, bermacam-macam neurotransmitter
(misalnyaepinefrin, norepinefrin, dopamine, asetilkolin dan serotonin) dapatmemainkan peranan dalam
memudahkan dan menghambat impuls-impuls agresif c.Pengaruh genetika. Beberapa penyelidikan telah
melibatkan hereditersebagai komponen pada predisposisi untuk perilaku agresif seksual, baik ikatan
genetik langsung maupun karyotip genetik XYY telah ditelitisebagai kemungkinan.d.Kelainan otak.
Berbagai kelainan otak mencakup tumor, trauma danpenyakit-penyakit tertentu (misalnya ensefalitis
dan epilepsy), telahdilibatkan pada predisposisi pada perilaku agresif.2.Teori psikologisa.Teori
psikoanalitik.Berbadai teori psikoanalitik telah membuat hipotesabahwa agresi dan kekerasan adalah
ekspresi terbuka dariketidakperdayaan dan harga diri rendah, yang timbul bila kebutuhan-kebutuhan
masa anak terhadap kepuasan dan keamanan tidak terpenuhi.b.Teori pembelajaran. Teori ini
mendalilkan bahwa perilaku agresif dankekerasan dipelajari dari model yang membawa dan
berpengaruh
8

Individu-individu yang dianiaya seperti anak-anak atau yang orangtuanya mendisiplinkan dengan
hukuman fisik lebih mungkin untuk berperilaku kejam sebagai orang dewasa.3.Teori sosiokultural
(pengaruh sosial)Pengaruh sosial.Ilmuwan social yakin bahwa perilaku agresif terutamamerupakan hasil
dari struktur budaya dan social seseorang.Pengaruh-pengaruh social dapat berperan pada kekerasan
saatindividu menyadaribahwa kebutuhan dan hasrat mereka tidak dapat dipenuhi melalui cara-carayang
lazim dan mereka mengusahakan perilaku-perilaku kejahatan dalamsuatu usaha untuk memperoleh
akhir yang diharapkan.Menurut Freewebs (2006) kekerasan seksual(

sexual abuse

) pada anak seringmuncul dalam berbagai kondisi dan lingkup sosial.1.Kekerasan seksual dalam keluarga
(

Intrafamilial abuse

)Mencakup kekerasan seksual yang dilakukan dalam keluarga inti ataumajemuk, dan dapat melibatkan
teman dari anggota keluarga, atau orang yangtinggal bersama dengan keluarga tersebut, atau kenalan
dekat dengansepengetahuan keluarga.Kekerasan pada anak adopsi ataupun anak tiri jugatermasuk
dalam lingukup ini.2.Kekerasan seksual di luar keluarga (

Extrafamilial abuse

)Mencakup kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa yang kenaldengan anak tersebut dari berbagai
sumber, seperti tetangga, teman, orangtuadari teman sekolah.3.Ritualistic abuseMencakup kekerasan
yang di lakukan oleh orang dewasa untuk mendapatkan ilmu gaibatau ilmu hitam demi keperluan
pribadinya.4.Institutional abuse

Mencakup kekerasan seksual dalam lingkup institusi tertentu sepertisekolah, tempat penitipan anak,
kamp berlibur, seperti kegiatan pramuka, danorganisasi lainnya.5.Kekerasan seksual oleh orang yang
tidak dikenal (

Street or stranger abuse)

Penyerangan pada anak-anak di tempat-tempat umum.Ada beberapa pandangan berbeda penyebab


kekerasan seksual yang menimpaanak. Orang yang mencabuli anak-anak dianggap orang yang
mengalamidisfungsi karena kecanduan alkohol, tidak memiliki pekerjaan tetap danpenghasilan yang
mapan, serta tingkat pendidikan yang rendah. Menurut Cok Gede Atmadja, pencabulan terhadap anak
terjadi karena himpitan ekonomi.Sementara Magdalena Manik, aktivis Forum Sayang Anak,
menyatakanpencabulan terhadap anak disebabkan meluasnya budaya permisif, danketidakkonsistenan
pihak kepolisian dalam mengambil tindakan hukum terhadappelaku incest (Suda, 2006).Koran Tokoh
(Edisi 337/TahunVII, 5

11 Juni 2005:14) menulis beberapapemicu terjadinya pencabulan terhadap anak, khususnya oleh
orangtua.1.Pertama, pelaku tidak bisa lagi melakukan hubungan dengan istri karenaalasan kesehatan
atau telah lama menduda.2.Kedua, pelaku ingin menyempurnakan ilmu kebatinan yang
sedangditekuninya.3.Ketiga,pelaku tidak tahan melihat kemontokan tubuh anak perempuannya,atau
melihat anak perempuannya ke luar kamar mandi menggunakan handuk.Bahkan, bisa pula pelaku
melakukan pelecehan seksual terhadap anak perempuan, karena terpengaruh film porno (Atmadja,
2005:139 dalam Suda,2006).C.KLASIFIKASIKlasifikasi dari sexual abuse pada anak menurut (Suda,
2006)adalah :1.Perkosaan

10

Perkosaan adalah jenis kekerasan yang paling mendapat sorotan.Diperkirakan 22% perempuan dan 2%
laki-laki pernah menjadi korbanperkosaan. Untuk di Amerika saja, setiap 2 menit terjadi satu
orangdiperkosa. Hanya 1 dari 6 perkosaan yang dilaporkan ke polisi. Sebagianbesar perkosaan dilakukan
oleh orang yang mengenal korban alias orangdekat korban.2.Kekerasan seksual terhadap anak-
anak.Suatu tinjauan baru-baru ini terhadap 17 studi dari seluruh duniamenunjukkan bahwa di manapun,
sekitar 11% sampai dengan 32%perempuan dilaporkan mendapat perlakuan atau mengalami
kekerasanseksual pada masa kanak-kanaknya. Umumnya pelaku kekerasanadalahanggota keluarga,
orang-orang yang memiliki hubungan dekat, atau teman.Mereka yang menjadi pelaku kekerasan seksual
terhadap anak biasanyaadalah korban kekerasan seksual pada masa kanak-kanak.3.Kekerasan seksual
terhadap pasangan.Kekerasan ini mencakup segala jenis kekerasan seksual yang dilakukanseseorang
terhadap pasangan seksualnya. Sebesar 95% korban kekerasanadalah perempuan. Temuan penelitian
yang dilakukan Rifka Annisa bersama

UGM, UMEA University, dan Women’s Health Exchange USA di

Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 2000 menunjukkan bahwa22% perempuan mengalami
kekerasan seksual. Sejumlah 1 dari 5 perempuan(19%) melaporkan bahwa biasanya mereka dipaksa
untuk melakukanhubungan seksual dengan pasangan mereka selama dipukuli. Termasuk kekerasan
seksual adalah kekerasan yang dilakukan seorang laki-lakiterhadap seorang perempuan, semata-mata
karena sang korban adalahperempuan. Istilah untuk ini adalah kekerasan berbasis gender. Berikut
adalahkekerasan berbasis gender:4.Kekerasanfisik : Menampar, memukul, menendang,
mendorong,mencambuk, dll.5.Kekerasan emosional/ verbal: Mengkritik, membuat pasangan
merasabersalah, membuat permainan pikiran, memaki, menghina, dll

11

6.Ketergantungan finansial: Mencegah pasangan untuk mendapat pekerjaan,membuat pasangan


dipecat, membuat pasangan meminta uang, dll7.Isolasi sosial: Mengontrol pasangan dengan siapa boleh
bertemu dan di manabisa bertemu, membatasi gerak pasangan dalam pergaulan, dll8.Kekerasan
seksual: Memaksa seks, berselingkuh, sadomasokisme, dll.9.Pengabaian/penolakan: Mengatakan
kekerasan tidak pernah terjadi,menyalahkan pasangan bila kekerasan terjadi, dll.10.Koersi, ancaman,
intimidasi: Membuat pasangan khawatir, memecahkanbenda-benda, mengancam akan meninggalkan,
dll.D.PATOFISIOLOGIMenurut Tower (2002) dalam Maria (2008) kekerasan seksual pada anak dapat
terjadi satu kali, beberapa kali dalam periode berdekatan, bahkan menahun.Walaupun berbeda-beda
pada setiap kasus, kekerasan seksual tidak terjadi begitusaja, melainkan melalui beberapa tahapan
antara lain :1.Tahap awal, pelaku membuat korban merasa nyaman. Ia menyakinkan bahwaapa yang
dilakukannya "tidak salah" secara moral. Pelaku mencobamenyentuh sisi kbutuhan anak akan kasih
saying dan perhhatian, penerimaandari orang lain, atau mencoba menyamakannya dengan permainan
danmenjanjikan imbalan material yang menyenangkan. Pelaku dapatmengintimidasi secara halus
ataupun bersikap memaksa secara kasar.2.Tahap kedua, adalah interaksi seksual. Perilaku yang terjadi
bisa saja hanyaberupa mengintip sampai perilaku yang intensitasnya berat, yaitu memakasaanak untuk
melakukan hubungan seksual. Setelah kejadian tersebut, pelakumengancam korban agar merahasiakan
apa yang terjadi kepada orang lain.3.Tahap berikutnya, adalah tahapan dimanakorban mau
menceritakanpengalamannya kepada orang lain. Kemungkinan korban merahasiakanpengalamannya
sampai berusia dewasa, atau menceritakannya kepada orangyang mempunyai kedekatan emosional
dengannya, sehingga ia merasa aman.Pelaku "mencobai" korbansedikit demi sedikit, mulai dari :

12

a.Pelaku membuka pakaiannya sendirib.Pelaku meraba-raba bagian tubuhnya sendiric.pelaku


memperlihatkan alat kelaminnyad.Pelaku mencium korban dengan pakaian lengkape.Pelaku meraba
bagian-bagian tubuh korban : payudara, alat kelamin, danbagian lainnya.f.Masturbasi, dilakukan oleh
pelaku sendiri atau pelaku dan korban salingmenstimulasi.g.

Oral sex

, dengan menstimilasi alat kelamin korbanh.

Sodomi

i.

Petting

j.Penetrasi alat kelamin pelakuAnak yang memiliki resiko mengalami kekerasanseksual biasanya
adalahanak-anak yang biasa ditinggalkan sendiri dan tidak mendapat pengawasandari orang yanglebih
dewasa, terutama ibu.Tidak hanya kehadiran secarafisik, kedekatan emosional antara ibu dan anak pun
merupakan faktor yangpenting (Maria,2008).Menurut Maria (2008) dampak kekerasan seksual pada
anak adalahsebagai berikut :1.Stress: akut, traumatic


PTSD (post traumatik stress disorder)2.Agresif, menjadi pelaku kekerasan, tidak percaya diri3.Rasa takut,
cemas4.Perilaku seksual yang tidak wajar untuk anak seusianyaTidak diragukan lagi bahwa kekerasan
seksual dapat memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang bagi korbannya. Pada anak
lainnya,ada kemungkinan gangguan tersebut di 'tekan' sehingga tidak teramati dariluar sampai ada
pemicu yang menampilkan gejolak emosi mereka, misalnyasaat anak memasuki usia remaja dan mulai
dekat dengan lawan jenis, ataupada saat mereka akan menikah. selain itu, sangat mungkin anak yang

13

menjadi korban kekerasan seksual kemudian justru malah menjadi pelakukekerasan seksual terhadap
anak lain (Maria, 2008).Menghadapi anak yang mengalami kekerasan seksual, kata Maria,hendaknya
tetap mempertimbangkan faktor psikologis.Tidak hanya padaposisi anak sebagai korban, yang tentunya
berisiko mengalami stres bahkantrauma, tapi juga perlu penanganan yang baik pada anak sebagai
pelakukekerasan. Anak sebagai pelaku kekerasan seksual, sangat mungkinsebelumnya adalah korban
dari kekerasan seksual yang dilakukan olehpelaku lain. Kemungkinan motif kekerasan yang dilakukannya
adalah untuk eksploitasi-memuaskan rasa ingin tahu, atau menirukan kejadian yangdialami sebelumnya,
baik dari perlakuan langsung maupun dari media yangdilihatnya.Dengan adanya azas praduga tak
bersalah, hendaknya ditelusuridengan mendalam faktor yang mendorong anak menjadi
pelakukekerasanseksual, agar anak tidak dua kali menjadi korban (Maria, 2008).Berbagai bentuk
kekerasan seksual terhadap anak, khususnya anak perempuan di masyarakat, selalu diwarnai kekerasan
fisik ataupsikologis.Jika meminjam gagasan Giddens (2004) tentang kekerasan laki-laki dalam
menyalurkan libidonya, tindakan tersebut berkaitan dengan labelyang diberikan masyarakat kepada laki-
laki.Laki-laki harus jantanmenangani sektor publik dan urusan seksual. Di sisi lain, meluasnya
sistemekonomi kapitalisme global mengakibatkan banyak orang termarjinal,bahkan terhimpit, baik
secara ekonomi maupun psikologis. Akibatnya, hargadiri mereka dalam keluarga dan masyarakat
mengalami goncangan.Begitupula hubungan seksual mereka dengan istrinya bisa terganggu. Kondisi
inibisa diperparah lagi karena usia tua, impotensi, ejakulasi dini, kekhawatiranukuran dan fungsi penis,
dan lainnya. Ini menimbulkan rasa tidak aman dankekawatiran yang mendalam (Suda, 2006).Berikut ini
jenis-jeniskekerasan seksual berdasarkan pelakunya (Tower,2002 dalam Maria, 2008) :1.Kekerasan yang
dilakukan oleh anggota keluarga

14

Dilakukan oleh ayah, ibu atau saudara kandung. Selain itu, kekerasanseksual mungkin pula dilakukan
oleh orang tua angkat/tiri, atauoranglain yang tinggal serumah dengan korban.2.Kekerasan yang
dilakukan oleh orang lain di luar anggota keluargaKekerasan seksual dapat dilakukan oleh siapa saja,
tidak dibatasiperbedaan jenis kelamin, suku, agama, tingkat sosial ekonomi, dansebagainya.Sebagian
besar pelaku adalah pria dan orang yang melakukanorang yang cukup dikenal oleh korban, misalnya
tetangga, guru, sopir,

baby-sittter

.Pelaku bisa saja mengalami kelainan seperti


paedophilia

,pecandu seks, atau sangat mungkin teman sebaya. Kemungkinan pelakupenah menjadi korban
kekerasan seksual sebelumnya,atau menirukanperilaku orang lain. salah satu penyebabnya adalah untuk
mengatasitrauma akibat kekesaran seksual yang dialaminya, atau sekedarmemenuhi rasa ingin
tahu.Efek klinis pencabulan berkisar dari pendarahan pada genital dan anus,fisur pada anus,
pembesaran liang vagina dan anus, dan penipisan/kerusakanhymen pada vagina. Efek psikologis
pencabulan terhadap anak umumnyaberjangka panjang, antara lain: kemarahan, kecemasan, mimpi
buruk, rasa tak Iman, kebingungan, ketakutan, kesedihan, dan perubahan perilaku baik menjadi buruk

15

E.PATHWAYS KEPERAWATANBerdasarkan jurnal

“Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: SebuahStudi Fenomenologi”

,pathway sexual abuse adalah :

16

F.MANIFESTASI KLINIKBerdasarkan jurnal

“Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: SebuahStudi Fenomenologi”

,Dampak psikologis sexual abuse adalah :Dampak psikologis yang dialami oleh subyek dapat digolongkan
menjadi tigabagian, yaitu gangguan perilaku, gangguankognisi, gangguan emosional.a.Gangguan
Perilaku, ditandai dengan malas untuk melakukan aktifitassehari-hari.b.Gangguan Kognisi, ditandai
dengan sulit untuk berkonsentrasi, tidak fokusketika sedang belajar, sering melamun dan termenung
sendiri.c.Gangguan Emosional, ditandai dengan adanya gangguan mood dansuasana hati serta
menyalahkan diri sendiri.(Jurnal Terlampir)Patricia A Moran dalam buku

Slayer of the Soul

, 1991 dalam Minangsari(2007), mengatakan, menurut riset, korban pelecehan seksualadalahanak laki-
laki dan perempuan berusia bayi sampai usia 18 tahun

Kebanyakan pelakunyaadalah orang yang mereka kenal dan percaya.Gejala seorang anak yang
mengalami pelecehan seksual tidak selalu jelas.Ada anak-anak yang menyimpan rahasia
pelecehanseksual yang dialaminyadengan bersikap "manis" dan patuh, berusaha agar tidak menjadi
pusatperhatian.Meskipun pelecehan seksual terhadap anak tidak memperlihatkan buktimutlak, tetapi
jika tanda-tanda di bawah ini tampak pada anak dan terlihat terus-menerus dalam jangka waktu
panjang, kiranya perlu segera mempertimbangkankemungkinan anak telah mengalami pelecehan
seksual (minangsari, 2007)Tanda dan indikasi ini diambil Jeanne Wess dari buku yang
sama:1.Balitaa.Tanda-tanda fisik, antara lain memar pada alat kelamin atau mulut, iritasikencing,
penyakit kelamin, dan sakit kerongkongan tanpa penyebab jelasbisa merupakan indikasi seks oral.

17

b.Tanda perilaku emosional dan sosial, antara lain sangat takut kepada siapasaja atau pada tempat
tertentu atau orang tertentu, perubahan kelakuanyang tiba-tiba, gangguan tidur (susah tidur, mimpi
buruk, dan ngompol),menarik diri atau depresi, serta perkembangan terhambat.2.Anak usia
prasekolahGejalanya sama ditambah tanda-tanda berikut:a.Tanda fisik: antara lain perilakuregresif,
seperti mengisap jempol,hiperaktif, keluhan somatik seperti sakit kepala yang terus-menerus,
sakitperut, sembelit.b.Tanda pada perilaku emosional dan sosial: kelakuan yang tiba-tibaberubah, anak
mengeluh sakit karena perlakuan seksual.c.Tandapada perilaku seksual: masturbasi berlebihan,
mencium secaraseksual, mendesakkan tubuh, melakukan aktivitas seksual terang-teranganpada saudara
atau teman sebaya, tahu banyak tentang aktivitas seksual, danrasa ingin tahu berlebihan tentang
masalah seksual.3.Anak usia sekolahMemperlihatkan tanda-tanda di atas serta perubahan kemampuan
belajar,seperti susah konsentrasi, nilai turun, telat atau bolos, hubungan denganteman terganggu, tidak
percaya kepada orang dewasa, depresi, menarik diri,sedih, lesu, gangguan tidur, mimpi buruk, tak suka
disentuh, sertamenghindari hal-hal sekitar buka pakaian.4.RemajaTandanya sama dengan di atas dan
kelakuan yang merusak diri sendiri,pikiran bunuh diri, gangguan makan, melarikan din, berbagai
kenakalanremaja, penggunaan obat terlarang atau alkohol, kehamilan dini, melacur,seks di luar nikah,
atau kelakuan seksual lain yang tak biasa.Sedangkan menurut Townsend (1998) simtomatologi
daripenganiayaan/kekerasan seksual pada anak (sexual abuse) antara lain :1.Infeksi saluran kemih yang
sering2.Kesulitan atau nyeri saat berjalan atau duduk

18

3.Kemerahan atau gatal pada daerah genital, menggaruk daerah tersebut secarasering atau gelisah saat
duduk 4.Sering muntah5.Perilaku menggairahkan, dorongan masturbasi, bermain seks
dewasasebelumwaktunya6.Ansietas berlebihan dan tidak percaya kepada orang lain7.Penganiyaan
seksual pada anak yang lainG.PENATALAKSANAANBerdasarkan jurnal

“play therapy dalam identifikasi kasus kekerasanseksual terhadap anak”,

terapi sexual abuse adalah :Cholidah (2005) menyatakan bahwa diantara tujuan terapi bermain
adalahmengurangi atau menghilangkan gangguan-gangguan perilaku, fisik, psikis,social, sensori dan
komunikasi dan mengembangkan kemampuan yang masihdimiliki secara optimal. Terkait dengan kasus
kekerasan seksual pada anak,Jongsma, Peterson dan Mclnnis (2000) menyatakan bahwa terapi bermain

(playtherapy)

merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi dan menggalikanperasaan anak korban kekerasan
seksual. Melalui terapi bermain selain kasusdapat diidentifikasi apa yang terjadi pada diri anak, anak
juga dapatmengekpresikan perasaan atas kasus yang terjadi pada dirinya.(Jurnal Terlampir)Menurut
Suda (2006) ada beberapa model program counseling yang dapatdiberikan kepada anak yang mengalami
sexual abuse, yaitu :a.

The dynamics of sexual abuse

.Artinya, terapi difokuskan pada pengambangan konsepsi.Pada kasustersebut kdsalahan dan tanggung
jawa berada pada pelaku bukan pada korban.Anak dijamin tidak disalahkan meskipun telah terjadi
kontak seksual.b.

Protective behaviors counseling

19

Artinya, anak-anak dilatih menguasai keterampilan mengurangikerentannya sesuai dengan usia.


Pelatihan anak prasekolah dapat dibatasi;berkata tidak terhadap sentuhan-sentuhan yang tidak
diinginkan; menjauhsecepatnya dari orang yang kelihatan sebagai abusive person; melaporkanpada
orangtua atau orang dewasa yang dipercaya dapat membantumenghentikan perlakuan salah.c.Survivor/

self-esteem counseling

.Artinya, menyadarkan anak-anak yang menjadi korban bahwa merekasebenarnya bukanlah korban,
melainkan orang yang mampu bertahan(survivor) dalam menghadapi masalah sexual abuse. Keempat,
feelingcounseling. Artinya, terlebih dahulu harus diidentifikasi kemampuan anak yang mengalami sexual
abuse untuk mengenali berbagai perasaan. Kemudianmereka didorong untuk mengekspresikan
perasaan-perasaannya yang tidak menyenangkan, baik pada saat mengalami sexual abuse maupun
sesudahnya.Selanjutnya mereka diberi kesempatan untuk secara tepat memfokuskanperasaan
marahnya terhadap pelaku yang telah menyakitinya, atau kepadaorang tua, polisi, pekerja sosial, atau
lembaga peradilan yang tidak dapatmelindungi mereka.d.

Cognitif terapy

.Artinya, konsep dasar dalam teknikini adalah perasaan-perasaanseseorang mengenai beragam jenis
dalam kehidupannya dipengaruhi olehpikiran-pikiran mengenai kejadian tersebut secara berulang-
lingkar.H.PEMERIKSAAN PENUNJANGMenurut Doenges et. al (2007) pemeriksaan diagnostic yang
dilakukanpadaanak dengan

sexual abuse

bergantung pada situasi dan kebutuhan individu. Ujiskrining (misalnya Daftar Periksa Perilaku Anak),
peningkatan nilai pada skalainternalisasi yang menggambarkan perilaku antara lain ketakutan, segan,
depresi,pengendalianberlebihan atau di bawah pengendalian, agresif dan antisosial.

20
I.PENGKAJIANMenurut Doenges et.al (2007) pengkajian anak yang mengalamipenganiayaan seksual
(sexual abus) antara lain :1.Aktivitas atau istirahat : Masalah tidur (misalnya tidak padat tiduratau
tidurberlebihan, mimpi burukm, berjalan saat tidur, tidur di tempat yang asing,keletihan.2.Integritas
egoa.Pencapaian diri negatif, menyalahkan diri sendiri/meminta ampun karenatindakannya terhadap
orang tua.b.Harga diri rendah (pelaku/korban penganiayaan seksual yang selamat.)c.Perasaan bersalah,
marah, takut dan malu, putus asa dan atau tidak berdayad.Minimisasi atau penyangkalan signifikasi
perilaku (mekanisme pertahananyang paling dominan/menonjol)e.Penghindaran atau takut pada orang,
tempat, objek tertentu, sikapmenunduk, takut (terutama jika ada pelaku)f.Melaporkan faktor stres
(misalnya keluarga tidak bekerja, perubahanfinansial, pola hidup, perselisihan dalam
pernikahan)g.Permusuhan terhadap/objek/tidak percaya pada orang
lain3.Eliminasia.Enuresisi,enkopresis.b.Infeksi saluran kemih yang berulangc.Perubahan tonus
sfingter.4.Makan dan minum : Muntah sering, perubahan selera makan (anoreksia),makan berlebihan,
perubahan berat badan, kegagalan memperoleh beratbadan yang sesuai .5.Higienea.Mengenakan
pakaian yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca(penganiayaan seksual) atau tidak adekuat memberi
perlindungan

21

b.Mandi berlebihan/ansietas (penganiayaan seksual), penampilan kotor/tidak


terpelihara.6.Neurosensoria.Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat agresif/menuntut), sangat amuk
ataupasivitas dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan usiab.Status mental : memori tidak sadar,
periode amnesia, lap[oran adanyapengingatan kembali. Pikiran tidak terorganisasi,
kesulitankonsentrasi/membuat keputusan. Afek tidaksesuai, mungkin sangatwaspada, cemas dan
depresi.c.Perubahan alam perasaan, kepribadian ganda, cinta, kebaikan danpenyesalan yang dalam
setelah penganiayaan seksual terjadi.d.Kecemburuan patologis, pengendalian impuls yang buruk,
ketrampilankopingterbatas, kurang empati terhadap orang lain.e.Membantung. Menghisap jempol atau
perilaku kebiasaan lain : gelisah(korban selamat).f.Manifestasi psikiatrik (misal : fenomena disosiatif
meliputi kepribadianganda (penganiayaan seksual), gangguan kepribadian ambang (koebaninses
dewasa)g.Adanya defisit neurologis/kerusakaan SSP tanpa tanda-tanda cederaeksternal7.Nyeri atau
ketidaknyamanana.Bergantung pada cedera/bentuk penganiayaan seksualb.Berbagai keluhan somatik
(misalnya nyeri perut, nyeri panggul kronis,spastik kolon, sakit kepala)8.Keamanana.Memar, tanda
bekas gigitan, bilur pada kulit, terbakar (tersiran air panas,rokok) ada bagian botak di kepala, laserasi,
perdarahan yang tidak wajar,ruam/gatal di area genital, fisura anal, goresan kulit, hemoroid,
jaringanparut, perubahan tonus sfingter.b.Cedera berulang, riwayat bermacam kecelakaan, fraktur/
cedera internal

22

c.Perilaku mencederai diri sendiri (bunuh diri), keterlibatan dalam aktivitasdengan risiko
tinggid.Kurangnya pengawasan sesuai usia, tidak ada perhatian yang dapatmenghindari bahaya di dalam
rumah9.Seksualitasa.Perubahan kewaspadaan/aktivitas seksual, meliputi masturbasi
kompulsif,permainan seks dewasa sebelum waktunya, kecenderungan mengulangatau melakukan
kembali pengalaman inses. Kecurigaan yang berlebihantentang seks, secara seksual menganiaya anak
lain.b.Perdarahan vagina , laserasi himen linier, bagian mukosa berlendir.c.Adanya PMS, vaginitis, kutil
genital atau kehamilan (terutama pada anak).10.Interaksi sosialMerikan diri dari rumah, polainteraksi
dalam keluarga secara verbalkurang responsif, peningkatan penggunaan perintah langsung dan
pernyataankritik, penurunan penghargaan atau pengakuan verbal, merasa rendah diri.Pencapaian
restasi dis ekolah rendah atau prestasi di sekolah menurun.J.DIAGNOSA KEPERAWATANMenurut
Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007) diagnosa keperawatanyang dapat dirumuskan pada anak
yang mengalami sexual abuse antara lain :1.Sindrom trauma perkosaan berhubungan dengan menjadi
korban perkosaanseksual yangdilakukan dengan menggunakan kekuatan dan berlawanandengan
keinginan dan persetujuan pribadi seseorang2.Ketidakberdayaan berhubungan dengan harga diri
rendah3.Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan pengasuhanyang tidak
adekuat dan penderitaan oleh pengasuh dari nyeri fisik atau cideradengan tujuan untuk menyebabkan
bahaya, biasanya terjadi dalam waktulama.

23

4.Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri,rasa takut terhadap
kegagalan, disfungsi system keluarga danhubunganantara orang tua dan anak yang tidak
memuaskan5.Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
6.Gangguan pola tidur berhubungan dengan a nsietas dan hiperaktif 7.Koping defensif berhubungan
dengan harga diri rendah, kurangumpan balik atau umpan balik negatif yang berulang yang
mengakibatkan penurunanmakna diri8.Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan
bersalah yangberlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluargamengenai perilaku
anak,kepenatan orang tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jengka waktu lama9.Defisit
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhanterapi berhubungan dengan
kurang sumber informasi, interpretasi yang salahtentang informasiK.INTERVENSI DAN
RASIONALMenurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007)intervensi keperawatan
yang dapat dirumuskan untuk mengatasi diagnosakeperawatan diatas antara lain :1.Sindrom trauma
perkosaan berhubungan dengan menjadi korbanperkosaanseksual yang dilakukan dengan menggunakan
kekuatan dan berlawanandengan keinginan dan persetujuan pribadi seseorangTujuan :a.Tujuan jangka
pendek : Luka fisik anak akan sembuh tanpa komplikasib.Tujuan jangka panjang : anak akan mengalami
resolusiberduka yangsehat, memulai proses penyembuhan psikologis

24

Intervensi:a.Smith (1987) menghubungkan pentingnya mengkomunikasikan empatucapan berikut ini


pada korban perkosaan : saya prihatin hal ini terjadipadamu, anda aman disini, saya senang anda
hidup,anda tidak bersalah.Anda adalah korban. Ini bukan kesalahan anda. Apapun keputusan yangAnda
buat pada saat pengorbanan adalah hak seseorang karena anda hidup.Rasional : Wanita tau anak yang
telah diperkosa secara seksual takutterhadap kehidupannya danharus diyakinkan kembali keamanannya.
Iamungkin juga sangat ragu-ragu dengan dirinya dan menyalahkan dirisendiri dan pernyataan-
pernyataan ini membangkitkan rasa percaya secarabertahap dan memvalidasi harga diri anak b.Jelaskan
setiap prosedur pengkajianyang akan dilakukan dan mengapadilakukan. Pastikan bahwa pengumpulan
data dilakukan dalam perawatan,cara tidak menghakimiRasional : Untuk menurunkan ketakutan atau
ansietas dan untuk meningkaytkan rasa percayac.Pastikan bahwa anak memiliki privasi yangadekuat
untuk semuaintervensi-intervensi segera pasca krisis. Cobaan sedikit mungkin orangyang memberikan
perawatan segera atau mengumpulkan bukti segera.Atau mengumpulkan bukti segeraRasional : Anak
pasca trauma sangat rentan. Penambahan orang dalamlingkungannya meningkatkan perasaan rentan ini
dan bertindak meningkatkan ansietasd.Dorong anak untuk menghitung jumlahs erangan kekerasan
seksual.Dengarkan, tetapi tidak menyelidikiRasional : Mendengarkan dengan tidak menghakimi
memberikankesempatan untuk katarsis bahwa anak perlu memulai pemulihan. Jumlahyang rinci
mungkin dibutuhkan untuk tindak lanjut secara legal, danseorang perawat sebagai pembela anak dapat
menolong untuk mengurangitrauma dari pengumpulan bukti

25

e.Diskusikan dengan anak siapa yang dapat dihubung untuk memberikandukungan atau bantuan.
Berikan informasi tentang rujukan setelahperawatanRasional : Karena ansietas berat dan rasa takut,
anak mungkinmembutuhkan bantuan dari orang lain selama periode segera pasca-krisis.Berikan
informasi rujukan tertulis untuk referensi selanjutnya (misalnyapsikoterapi, klinik kesehatan jiwa,
kelompok pembela masyarakat)2.Ketidakberdayaan berhubungan dengan harga diri rendahTujuan
:a.Tujuan jangka pendek : Anak mengenali dan menyatakan secara verbalpilihan-pilihan yang tersedia
dengan demikian merasakan beberapa kontrolterhadap situasi kehidupan (dimensi waktu ditentukan
secara individu)b.Tujuan jangka panjang : Anak memperlihatkan kontrol situasi kehidupandengan
membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan berkenaandengan hidup bersama siklus
penganiyaan seksual (dimensi waktuditentukan secara individual)Intervensi :a.Dalam berkolaburasi
dengan tim medis, pastikan bahwa semua cederafisik, fraktur, luka bakar mendapatkan perhatian
segera, mengambiul foto jika anak mengijinkan merupakan ide yang baik Rasional : Keamanan anak
merupakan prioritas keperawatan. Foto dapatdigunakan sebagai bukti jika tuntutan dilakukanb.Bawa
anak wanita tersebut ke dalam area yang pribadi untuk melakukanwawancaraRasional : Jika anak
disertai dengan pria yang melakukan pelecehanseksual pada anak, kemungkinan besar ia tidak jujur
sepenuhnya tentangcederanya atau pengalaman seksualnya

26

c.Jika seorang anak wantia datang sendiri atau berserta dengan orang tuanya,pastikan tentang
keselamatannya. Dorong untuk mendiskusikan peristiwapemerkosaan yang telah dilakukan. Tanyakan
pertanyaan tentang apakahhal ini telah terjadi sebelumnya. Jika pelaku kekerasan seksual minum
obatbius, jika anak tersebut memiliki tempat yang aman untuk pergi danapakah ia berminat dalam
tuntutan yang mendesak Rasional : Beberapa anak wanita berusaha untuk menyimpan rahasiatentang
bagimana cedera seksual yang dideritanya terjadi dalam usahauntuk melindungi orang tuanya atau
saudaranya atau karena mereka takutbahwa orang tuanya atau saudaranya akan membunuh mereka
jikamenceritakan hal tersebutd.Pastikan bahwa usaha-usaha menyelamatkan tidak diusahakan
olehperawat. Berikan dukungan, tetapi ingat bahwa keputusan akhir harusdibuat oleh anak Rasional :
Membuat keputusan untuk dirinya sendiri memberikan rasakontrol situasi kehidupannya sendiri.
Memberikan penilaian dan nasehatadalah tidak terapeutik e.Tekankan pentingnya keamanan, smith
(1987) menyarankan suatupernyataan seperti, ya itu telah terjadi. Sekarang ke mana anda ingin
pergidari sini ?. Burgess (1990) menyatakan "Korban perlu dibuat sadar tentangberbagai sumber yang
tersedia untuk dirinya. Hal ini dapat mencakuphotline krisis, kelompok-kelompok masyarakat untuk
wanita dan anak yang pernah dianiaya secara seksual, tempat perlindungan, berbagaitempat
konseling.Rasional : Pengetahuan tentang pilihan-pilihan yang tersedia dapatmembantu menurunkan
rasa tidak berdaya dari korban, tetapi kewenanganyang sesungguhnya datang hanya saat ia memilih
untuk menggunakanpengetahuan itu bagi keuntungannya sendiri.3.Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan pengasuhanyang tidak adekuat dan penderitaan oleh pengasuh
dari nyeri fisik atau cidera

27

dengan tujuan untuk menyebabkan bahaya, biasanya terjadi dalam waktulama.Tujuan :a.Tujuan jangka
pendek : Anak akan mengembangkan hubungan salingpercaya dengan perawat dan melaporkan
bagaimana tanda cedera terjadi(dimensi waktu ditentukan secara individu)b.Tujuan jangka panjang :
Anak akanmendemonstrasikan perilaku yangkonsisten dengan usia tumbuh dan
kembangnya.Intervensi :a.Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada anak. Buat catatabyang
teliti dari luka memarnya (dalam berbagai tahap penyembuhan),laserasi, dan keluhan anak tentang area
nyeri pada derah yang spesifik,misalnya kemaluan. Jangan mengabaikan atau melalaikan
kemungkinanpenganiayaan seksual. Kaji tanda nonverbal penganiayaan, perilakuagresif, rasa takut yang
berlebihan, hiperaktivitas hebat, apatis, menarik diri, perilaku yang tidaks esuai dengan
usianyaRasional : Suatu pemeriksaan fisik yang akurat dan seksama dibutuhkanagar perawatan yang
tepat dapat diberikan untuk pasienb.Adakan wawancara yang dalam dengan orang tua atau orang dekat
yangmenyertai anak. Pertimbangkan jika cidera dilaporkan sebagai suatukecelakaan, apakah penjelasan
ini berlasan? Apakah cedera tersebutkonsisten dengan penjelasan yang diberikan? Apakah cedera
tersebutkonsisten dengan kemampuan perkembangan anak ?Rasional : Ketakutan terhadap hukuman
penjara atau kehilangankesempatan memelihara anak mungkin menempatkan orang tua penyiksapada
sikap membela diri. Ketidaksesuaian dapat ditandai dalam deskripsikejadian, dan adanya usaha untuk
menutupu keterlibatan merupakan suatupertahanan diriyang umum yang dapat dilepaskan dalam suatu
wawancarayang dalam

28

c.Gunakan pertandingan atau terapi bermain untuk memperoleh rasa percayaanak. Gunakan teknik-
teknik ini untuk membantu dalam menjelaskan sisilain dari cerita anak tersebutRasional : Menetapkan
hubungan saling percaya dengans eorang anak yang teraniaya sangatlah sukar. Mereka mungkin tidak
ingin untuk disentuh. Jenis-jenis aktivitas bermain ini dapat memberikan suatulingkungan yang tidak
mengancam yang dapat meningkatkan usaha anak untuk mendiskusikan masalah-masalah yang
menyakitkan inid.Tentukan apakah cedera yang dialami dibenarkan untuk dilaporkan kepadayang
berwenang. Undang-Undang negara yang spesifik harus masuk kedalam keputusan apakah ya atau tidak
untuk melaporkan dugaanpenganiayaan seksual anak.Rasional : Suatu laporan (umumhya dibuat) jika
ada alasan untuk mencurigai bahwa seseorang anak telah dicederai sebagai suatu akibatpenganiayaan
seksual. Alasan untuk mencirugai ditetapkan saat ada tanda-tanda ketidaksesuaian atau
ketidakkonsistenan dalam menjelaskan cederapada anak. Kebanayakan negara membutuhkan individu-
individu berikutmelaporkan kasus dari anak yang dicurigai dianiaya seksual : semuapekerja kesehatan,
semau terapis kesehatan jiwa, guru-guru, pengasuh-pengasuh anak,pemadam kebakaran, anggota
medis gawat darurat dananggota penyelenggara hukum. Laporan dibuat oleh DepartemenPelayanan
Sosial dan rehabiulitasi atau Badan penyelenggara Hukum.4.Koping individu tidak efektif berhubungan
dengankelainan fungsi dari systemkeluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan
danpengabaian anak Tujuan :a.Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping
yangsesuai dengan umur dan dapat diterima sosial dengan kriteria hasil :

29

b.Anak mampu menundakan pemuasan terhadap keinginannya, tanpaterpaksa untuk menipulasi orang
lainc.Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapatditerima secara sosiald.Anak
mampu mengungkapkan kemampuan-kemampuan koping alternatif yang dapat diterima secara sosial
sesuai dengangaya hidup dari yang iarencanakan untuk menggunakannya sebagai respons terhadap
rasafrustasiIntervensi:a.Pastikan bahwa sasaran-sasarannya adalah realistisRasional : penting bagi anak
untuk nmencapai sesuatu, maka rencanauntuk aktivitas-aktivitas dimana kemungkinan untuk sukses
adalahmungkin. Sukses meningkatkan harga dirib.Sampaikan perhatian tanpa syarat pada anak
Rasional : Komunikasi dari pada penerimaan anda terhadapnya sebagaimakhluk hidup yang berguna
dapat meningkatkan harga diric.Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada saty ke satu basis dan
padaaktivitas-aktivitas kelompok Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda
merasabahwa dia berharga bagi waktu andad.Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-aspek
positif dari dandalam mengembangkan rencana-rencana untuk merubah karakteristik yanglihatnya
sebagai negatif Rasional : identifikasi aspek-aspek positif anak dapat membantumengembangkan aspek
positif sehingga mempunyai koping individu yangefektif e.Bantu anak mengurangipenggunaan
penyangkalan sebagai suatumekanisme sikap defensif. Memberikan bantuan yang positif bagiidentifikasi
masalah dan pengembangan dari perilaku-perilaku kopingyang lebih adaptif

30

Rasional : Penguatan positif membantu meningkatkan harga diri danmeningkatkan penggunaan


perilaku-perilaku yang dapat diterima olehanak f.Memberi dorongan dan dukungan kepada anak dalam
menghadapi rasatakut terhadap kegagalan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas terapi danmelaksanakan
tugas-tugas baru. Beri pangakuan tentang kerja keras yangberhasil dan penguatan positif bagi usaha-
usaha yang dilakukanRasional : Pengakuan dan penguatan positif meningkatkan harga diri5.Ansietas
(sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri,rasa takut terhadap kegagalan,
disfungsi system keluarga dan hubunganantara orang tua dan anak yang tidak memuaskanTujuan :Anak
mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang,sebagaimana yang ditandai oleh tidak
adanya perilaku-perilaku yang tidak perilaku yang tidak mampu dalam memberi respons terhadap
stres .Intervensi :a.Bentuk hubungan kepercayaan dengan anak. Bersikap jujur, konsisten didalam
berespons dan bersedia. Tunjukkan rasa hormat yang positif dantulusRasional : Kejujuran, ketersediaan
dan penerimaan meningkatkankepercayaan pada hubungan anak dengan staf atau perawatb.Sediakan
aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada penurunan tegangan danpengurangan ansietas (misalnya
berjalan atau joging, bola voli, latihandengan musik, pekerjaan rumah tangga,permainan-permainan
kelompok Rasional : tegangan dan ansietas dilepaskan dengan aman dan denganmanfaat bagi anak
melalui aktivitas-aktivitas fisik c.Anjurkan anak untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang
sebenarnyadan untuk mengenali sensiri perasaan-perasaan tersebut padanya

31

Rasional : Anak-anak vemas sering menolak hubungan antara masalah-masalah emosi dengan ansietas
mereka. Gunakan mekanisme-mekanismepertahanan projeksi dan pemibdahan yang dilebih-
lebihkand.Perawat harus mempertahankan suasana tentangRasional : Ansietas dengan mudah dapat
menular pada orang laine.Tawarkan bantuan pada wajtu-waktu terjadi peningkatan ansietas.
Pastikankembali akan keselamatan fisik dan fisiologisRasional : Keamanan anak adalah prioritas
keperawatanf.Penggunaan sentuhan menyenangkan bagi beberaoa anak. Bagaimanapun juga anak
harus berhati-hati terhadap penggunaannyaRasional : sebagaimana ansietas dapat membantu
mengembangkankecurigaan pada beberapa individu yang dapat salah menafsirkan sentuhansebagai
suatu agresig.Dengan berkurangnta ansietas, temani anak untuk mengetahui peristiwa-peristiwa
tertentu yang mendahului serangannya. Berhasil pada respons-respons alternatif pada kejadian
selanjutnytaRasional : Rencana tindakan memberikan anak perasaan aman untuk penanganan yang
lebih berhasil terhadap kondisi yang sulit jika terjadi lagih.Berikan obat-obatan dengan obat penenang
sesuai dengan yangdiperintahkan. Kaji untuk keefektifitasannya, dan beri petunjukkepadaanak
mengenai kemungkinan efek-efek samping yang memberipenharuhberlawananRasional : Obat-obatan
terhadap ansietas (misalnya diazepam,klordiasepoksida, alprazolam) memberikan perasaan lega
terhadap efek-efek yang tidak berjalan dari ansietas dan mempermudah kerjasama anak dengan
terapi6.Gangguan pola tidurberhubungan dengan ansietas dan hiperaktif Tujuan

32

a.Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jamn setiap malam dengan
kriteria hasil:b.Anak mengungkapkan tidak adanya gangguan-gangguan pada waktu tidurc.Tidak ada
gangguan-gangguanyang dialamti oleh perawatd.Anak mampu untuk mulai tidur dalam 30 menit dan
tidur selama 6 sampai7 jam tanpa terbangunIntervensi :a.Amati pola tidur anak, catat keadaan-keadaan
yang menganggu tidurRasional : Masalah harus diidentifikasi sebelum bantuan dapat diberikanb.Kaji
gangguan-gangguan pola tidur yang berlangsung berhubungandengan rasa takut dan ansietas-ansietas
tertentuRasional : Ansietas yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu pola tiduranak sehingfga perlu
diidentifikasi penyebabnyac.Duduk dengan anak sampai dia tertidurRasional : kehadiran seseorang yang
dipercaya memberikan rasa amand.Pastikan bahwa makanan dan minuman yang mengandung
kafeindihilangkan dari diet anak Rasional : Kafein adalah stimulan SSP yang dapat mengganggu
tidure.Berikan sarana perawatan yang membantu tidur (misalnya : gosok punggung, latihan gerak
relaksasi dengan musik lembut, susu hangat danmandi air hangat)Rasional : Sarana-sarana ini
meningkatkan relaksasi dan membuat bisatidurf.Buat jam-jam tidur yang rutin, hindariterjadinya deviasi
dari jadwal iniRasional : Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan kepada suatu siklusrutin dari istirahat
dan aktivitasg.Beri jaminan ketersediaan kepada anak jika dia terbangun pada malam haridan dalam
keadaan ketakutanRasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya memberikan rasa aman
33

7.Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau umpan balik negatif
yang berulang yang mengakibatkan penurunanmakna diriTujuan :a.Anak akan mendemonstrasikan
kemampuan untukberinteraksi denganorang lain tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi
ataumengekspresikan pikiran waham kebesaran dengan kriteria hasil :b.Anak mengungkapkan dan
menerima tanggung jawab terhadapperilakunya sendiric.Anak mengungkapkan korelasi antara
perasaan-perasaanketidakseimbangan dan keperluan untuk mempertahankan ego melaluirasionalisasi
dan kemuliaand.Anak tidak menertawakan atau mengkritik orang laine.Anak berinteraksi dengan orang
lain dengan situasi-situasi kelompok tanpabersikap defensif Intervensi :a.Kenali dan dukung kekuatan-
kekuatan ego dasarRasional : memfokuskan pada spek-aspek positif dari kepribadian dapatmembantu
untuk memperbaiki konsep dirib.Beri semangat kepada anak untuk menteahui dan mengungkapkan
danbagaimana perasaan ini menimbulkan perilaku defensif, sepertimenyalahkan oprang lain karena
prilakunya sendiriRasional : Pengenalan masalah adalah langkah pertama pada prosesperubahan ke arah
resolusic.Berikan segera sebenarnya umpan balik yang tidaj mengancam untuk perilaku-perilaku yang
tidak dapat diterimaRasional : Anak mungkin kurang pengetahuan tentang bagaiamna diaditerima oleh
orang lain. Berikan informasi ini dengan cara yang tidak

34

mengancam dapat membantu untuk mengeliminasi perilaku yang tidak diinginkand.Bantu anak untuk
mengidentifikasi situasi-situasi yang menimbulkan sifatdefensif dan praktik bermain peran dengan
respons-respons yang lebihsesuaiRasional : Bermain peran memberikan percaya diri untuk
menghadapisituasi-situasi yang sulit jika hal-hal tersebut benar-benar terjadie.Berikan dengans egera
umpan balik positif bagi perilaku-perilaku yangdapat diterimaRasional : Umpan balik positif
meningkatkan harga diri dan memberisemangat untuk mengulangi perilaku-perilaku yang
diinginkanf.Membantu anak untu menetapkan sasaran-sasaran yang realistis, konkretdan memerlukan
tindakan-tindakan yang cocok untuk mencapai sasaran-sasaran iniRasional : Keberhasilan akan
meningkatkan harga dirig.Evaluasi dengan anak keefektifan perilaku-perilaku yang baru dandiskusikan
adanya perubahan untuk perbaikanRasional : Karena keterbatasan kemampuan untuk memecahkan
masalah,bantuan mungkin diperlukan untuk menetapkan kembali danmengembangkan strategi baru,
pada keadaan di mana metode-metodekoping baru tertentu terbuktitidak efektif 8.Koping keluarga
tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yangberlebihan, marah atau saling menyalahkan
diantara anggota keluargamengenai perilaku anak, kepenatan orang tua karena menghadapi anak
dengan gangguan dalam jangka waktulamaTujuan :a.Orang tua mendemonstrasikan metode intervensi
yang lebih konsisten danefektif dalam berespons perilaku anak dengan kriteria hasil :b.Mengungkatkan
dan mengatasi perilaku negatif pada anak

35

c.Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang diperlukanIntervensi :a.Berikan informasi


dan material yang berhubungan dengan gangguan anak dan teknik menjadi orang tua yang efektif
Rasional : Pengetahuan dan ketrampilan yang tepat dapat meningkatkankeefektifan peran orang
tuab.Dorong individu untukmengungkapkan perasaan secara verbal danmenggali alternatif cara
berhubungan dengan anak Rasional : Konseling suportif dapat membantu keluarga
dalammengembangkan strategi kopingc.Beri umpan balik positif dan dorong metode menjadi orang tua
yangefektif Rasional : Penguatan positif dapat meningkatkan harga diri danmendorong kontinuitas
upayad.Libatkan saudara kandung dalam diskusi keluarga dan perencanaaninteraksi keluarga yang lebih
efektif Rasional : Masalah keluarga mempengaruhi semua anggota keluarga dantindakan lebih efektif
bila setiap orang terlibat dalam terapi tersebute.Libatkan dalam konseling keluargaRasional : terapi
keluarga dapat membantu mengatasi masalah global yangmempengaruhi seluruh struktur keluarga.
Gangguan pada salah satuanggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluargaf.Rujuk pada
sumber komunitas esuai indikasi, termasuk kelompok pendukung orang tua, kelas menjadi orang
tuaRasional : mengembangkan sistem pendukung dapat meningkatkankepercayaan diri dan keefektifan
orangtua. Pemberian model peran atauharapan untuk masa depan

36

9.Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhanterapi berhubungan
dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salahtentang informasiTujuan
:a.Mengungkapkansecara verbal pemahaman tentang penyebab masalahperilaku, perlunya terapi dalam
kemampuan perkembangan dengan kriteriahasil :b.Berpartisipasi dalam pembelajaran dan m,ulai
bertanya dan mencariinformasi secara mandiric.Mencapai tujuan kognitive yang konsisten sesuai tingkat
temperamenIntervensi :a.Berikan lingkungan yang tenang, ruang kelas berisi dirinya sendiri,aktivitas
kelompok kecil. Hindari tempat yang terlalu banyak stimulasi,seperti bus sekolah, kafetaria yang ramai,
aula yang ramaiRasional : Peredaan dalam stimulasi lingkungan dapat menurunkandistraktibilitas.
Kelompok kecil dapat meningkatkan kemampuan untuk tepat pada tugas dan membantu klien
mempelajari interaksi yang tepatdengan orang lain, menghindari rasa terisolasib.Beri materi petunjuk
format tertulis dan lisan dengan penjelasan langkahdemi langkahRasional : Keterampilan belajar yang
terurut akan meningkat.Mengajarkan anak keterampilan pemecahan masalah, mempraktikkancontoh
situasional. Keterampilan efektif dapat meningkatkan tingkatprestasic.Ajarkan anak dan keluarga
tentang penggunaan psikostimulan danantisipasi respons perilakuRasional : penggunaan psikostimulan
mungkin tidak mengakibatkanperbaikan kenaikan kelas tanpa perubahan pada ketrampilan studi anak

37

d.Koordinasi seluruh rencana terapi dengan sekolah personel sederajat, anak,dan keluargaRasional :
keefektifan kognitif paling mungkin meningkat ketika terapitidak terfragmentasi, juga tidak
terlewatkannya intervensi signifikankarena kurangnya komunikasi interdisiplin.L.DISCHARGE
PLANNINGHasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak denganpenganiayaan
seksual (sexual abuse) antara lain :1.Anak tidak mengalami ansietas panik lagi2.Anak
mendemonstrasikan derajat percaya kepada perawat primer3.Anak menerima perhatian dengan segera
terhadap cedera fisiknya4.Anak memulai perilaku yang konsisten terhadap respons berduka5.Anak
mendapatkan perhatian segera untuk cedera fisiknya jika ada6.Anak menyatakan secara verbal jaminan
keamanannya dengan segera7.Anak mendiskusikan situasi kehidupannya dengan perawat primer8.Anak
mampu menyatakan secara verbal pilihan

pilihan yang tersedia untuk dirinya yang dari hal ini ia menerima bantuan9.Anak mendemosntrasikan
rasa percaya kepada perawat utama melaluimendiskusikan perlakuanpenganiayaan melalui penggunaan
terapi bermain10.Anak mendemonstrasikan suatu penurunan dalam perilaku agresif

38

BAB IIIPENUTUPA.KESIMPULANKasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak dibawah umur
belakanganini semakin banyak muncul dipermukaan.Halini belum tentu merupakan
indikatormeningkatnya jumlah kasus, karena fenomena yang terjadi adalah fenomenagunung es, jumlah
yang terlihat belum tentu menunjukkan fakta yangsesungguhnya.Meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap penegakan hukummerupakansalah satu faktor meningkatnya pelaporan kasus kekerasan
seksual.Penganiayaan seksual pada anak didefinisikan sebagai adanya tindakan seksualyang mencakup
tetapi tidak dibatas pada insiden membuka pakaian, menyentuhdengan cara yang tidak pantas dan
penetrasi (koitus seksual), yang dilakukandengan seorang anak untuk kesenangan seksual orang dewasa.
Insest telahdidefinisikan sebagai eksploitasi seksual pada seorang anak di bawah usia 18tahun oleh
kerabat atau buka kerabat yang merupakan orang dipercayadalamkeluarga (Townsend, 1998).Anak
sebagai pelaku kekerasan seksual, sangat mungkin sebelumnya adalahkorban dari kekerasan seksual
yang dilakukan oleh pelaku lain. Kemungkinanmotif kekerasan yang dilakukannya adalah untuk
eksploitasi-memuaskan rasaingin tahu, atau menirukan kejadian yang dialami sebelumnya, baik dari
perlakuanlangsung maupun dari media yang dilihatnya.Dengan adanya azas praduga tak bersalah,
hendaknya ditelusuri dengan mendalam faktor yang mendorong anak menjadi pelakukekerasan seksual,
agar anak tidak dua kali menjadi korban(Maria, 2008).Efek klinis pencabulan berkisar dari pendarahan
pada genital dan anus, fisurpada anus, pembesaran liang vagina dan anus, dan penipisan/kerusakan
hymenpada vagina. Efek psikologis pencabulan terhadap anak umumnya berjangkapanjang, antara lain:
kemarahan, kecemasan, mimpi buruk, rasa tak Iman,kebingungan, ketakutan, kesedihan, dan perubahan
perilaku baik menjadi buruk

39

B.SARANBerdasarkan asuhan keperawatan anak pada retardasi mental maka disarankan :


1.PerawatPerawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan seksualabuse dapat
melibatkan anak dalam brain Gym untuk memfokuskan perhatiananak dan melupakan peristiwa trauma
akibat penganiayaan seksual.2.SekolahSekolah dapat bekerja samadengan keluarga dan para dokter
untuk membantu anak korban aniaya seksual di sekolah. Komunikasi terbuka antaraorangtua dan staf
sekolah dapat merupakan kunci keberhasilan anak dalammenyesuaikan diri di sekolah.3.Keluarga/Orang
tuaKeluarga atau orang tuadalam membantu anak yang mengalami seksualabuse harus memberikan
perawatan anak dengan metode yang berbedadengan anak yang normal. Oleh karena itu hendaknya
orang tua atau keluargamenyusun kegiatan sehingga anak mempunyai rutinitas yang sama tiap
hari,mengatur kegiatan harian, menggunakan jadwal untuk pekerjaan rumah, danmemperpertahankan
aturan secara konsisten dan berimbang

40
DAFTAR PUSTAKADoengoes, M.E. Townsend, M.C. Moorhouse, M.F. (2007). Rencana
asuhankeperawatan Psikiatri (terjemahan).Edisi 3.Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGCElia, H. (2003).
Korban Pelecehan Seksual Usia Muda ..!.http://64.203.71.11/kesehatan/news/0307/21/103523.htm.
Diaksestanggal 28Februari2015FKUI.(2006).Pendahuluan Sebuah Tinjauan.http://www.freewebs.com/
childabusea1/.htm. Diakses tanggal28 Februari 2015Freewebs, (2006).Pola Child Sexual
Abuse.http://www.freewebs.com/ forensik_sexual_abuse/.htm. Diakses tanggal28 Februari 2015Jeanne
Wess,andVidebeck(2008)

MetodePenelitianPengetahuanSosial

.Alihbahasa:Sulistia,Mujianto,Sofwan,Ahmad,danSuhardjito.Semarang:IKIPSemarangPress.Maria. (2008).
Hadapi Kekerasan Seksual Pada Anak Hendaknya TetapMempertimbangkan Faktor
Psikologishttp://apindonesia.com/new/index.php?option=com_content&task
=view&id=1656&Itemid=62. Diakses28 Februari 2015Minangsari, D. (2007. Merespons Anak yang
Mengalami Pelecehan Seksual!.http://www.kesrepro.info/?q=node/194. Diakses tanggal28Februari
2015Pramono, B. (2009). Penyiksaan Anak. http://groups.yahoo.com/group/ urantia-
indonesia/message/1516. Diakses tanggal28 Februari 2015

41

Smith,M.S.
(1998).SexualharassmentintheWorkplace:Perspectives,FrontiersandResponseStrategies.Vol5Women&W
ork,SagePublications,NewDelhi.Suda, I.K, (2006). Topik Interaktif: "Membedah Penyebab Kekerasan
Seksualterhadap Anak"Penyebab Kekerasan Seksual terhadap Anak
http://www.dradio1034fm.or.id/detail.php?id=4269. Diakses28Februari 2015Townsend, M.C. (1998).
Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada KeperawatanPsikiatri pedoman Untuk Pembuatan rencana
Perawatan(terjemahan).Edisi 3.Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai