(HAM)
Diampu oleh :
Bapak Erha Saufan Hadana,M.Ag.
Disusun oleh :
MAISURA (210104069)
ASYRAFIL RIJAL (210104077)
SYAHRUL FADLI (210104076)
ADE RAFI MUBARAK (210104048)
PENDAHULUAN
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan Hak illahi, yang tidak diberikan
oleh manusia dan tidak pula diberikan oleh Undang-undang. HAM sudah melekat
meninggal dunia. HAM bersifat universal dan keberadaannya patut dihormati serta
diakui oleh setiap negara di dunia karena mengandung nilai-nilai luhur yang
HAM dilihat dari aspek historis telah ada semenjak ratusan tahun lalu di
Eropa Barat, khususnya di Inggris. Bukti dari adanya HAM adalah adanya tonggak
pertama kemenangan HAM pada tahun 1215 ditandai dengan lahirnya Magna
Charta. Walaupun awalnya hak-hak yang tercantum pada Magna Charta terbatas
hanya untuk raja dan kalangan bangsawan saja namun hak-hak tersebut semakin
1|MAKALAH
Hukum dan negara harus menjamin setiap warga untuk bebas di lingkungan
hukum.”1
Pendapat Immanuel Kant tersebut selaras dengan Pasal 27 ayat (1) Undang
– Undang Dasar 1945 yang menentukan bahwa setiap warga negara bersamaan
Keadaan ideal ini terjadi karena dalam keadaan naturalis, tidak ada hak-hak dasar
manusia yang dilanggar. Negara dan hukum diciptakan untuk melindungi hak
milik, hak hidup, dan kebebasan. Konsep dari locke inilah yang menjadi asal mula
Indonesia adalah negara hukum sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang –
Undang Dasar 1945 yang memiliki tujuan untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Individu dan pemerintah wajib
untuk tidak melanggar hak asasi seseorang karena hak asasi adalah harkat dan
martabat manusia yang harus dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara.
1 Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti, 2006, Memahami Hukum: Dari Kontruksi Sampai Implementasi, cetakan
pertama, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 11.
2 Ibid. Hlm. 10.
2|MAKALAH
Dalam perkembangannya, Indonesia telah meratifikasi Universal
HAM ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia baik di tingkat
sebagai instrumen internasional lainnya mengenai hak asasi manusia yang telah
dengan sesama manusia dan poros interaksi antara negara dengan warga, maka
Perempuan menjadi bagian dari pelaku sejarah peradaban manusia atau warga
3 Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, 2011, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual, cetakan kedua,
PT.Refika Aditama, Bandung, hlm. X.
4 Ibid. hlm. xiv.
3|MAKALAH
Ditengah upaya penegakan Hak Asasi Manusia, hal-hal mengenai
kesenjangan gender, diskriminasi gender, dan bias gender masih menjadi suatu
perempuan derajatnya lebih rendah dari laki-laki masih melekat pada pemikiran
masyarakat. Dalam hal ini jelas terlihat belum tercapainya keadilan gender di
zaman yang sudah modern ini. Masyarakat Indonesia sebagian besar tidak
mengetahui bahwa budaya patriaki yang berlaku di Indonesia pada saat ini telah
sebagai penerus marga masyarakat adat batak. Perempuan yang melahirkan anak
dianggap tidak berguna keberadaannya oleh klan suaminya. Hal-hal seperti ini
hak asasi perempuan merupakan bagian dari HAM sesuai dengan Deklarasi PBB
4|MAKALAH
Perempuan. Perlindungan hak asasi perempuan adalah tanggung jawab semua
(LSM) bahkan warga negara sebagai individu juga mempunyai tanggung jawab
saja berpengaruh terhadap fisik dan psikis korban saja tetapi hak- hak asasi nya
Salah satu contoh kasus yang melanggar hak asasi perempuan adalah kasus
Kejadian itu terjadi pada Kamis (26/12/2013) sekitar pukul 14.00 WIB dan
5|MAKALAH
sebuah wisma. Entah kenapa Mr menuruti ajakan itu. YC mengaku ingin sejenak
melakukan hubungan badan. Meski sempat melawan, Mr yang kalah tenaga dari
YC diduga sudah kabur dan kini berstatus buron. Orangtua korban ES (36),
mengaku semula tak curiga ketika melihat putrinya murung dan hanya berdiam
diri di kamar. Setelah berlangsung beberapa lama, dia meminta anaknya bercerita
contoh Pasal 160 ayat (1) b Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
5
Rena Yulia, 2010, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, cetakan pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hlm. 13.
6|MAKALAH
saksi di dalam proses peradilan akan berakhir begitu saja ketika pelaku telah
dijatuhi hukuman oleh lembaga peradilan, hal tersebut membuat proses peradilan
Korban perkosaan mengalami derita fisik, sosial, maupun psikologis, artinya ada
penderitaan ganda pada korban. Dari berbagai kasus banyak korban perkosaan
yang tidak mendapatkan perawatan fisik dan psikis pasca perkosaan itu terjadi.
Hanya sedikit dari antara sekian banyak korban perkosaan yang mendapat
perawatan medis agar tidak tertular penyakit kelamin dan pengetahuan akan
“pantesan aja diperkosa, sering pulang malam sih” atau “gimana ga diperkosa
7|MAKALAH
mengkedepankan hak-hak pelaku. Hal ini terlihat bahwa di dalam Kitab Hukum
hak pelaku, hanya sedikit Pasal di dalam KUHAP yang mengatur tentang korban,
yaitu Pasal 98-101. Keterbatasan pasal yang mengatur tentang korban di dalam
KUHAP seringkali membuat banyak korban tidak mau bekerja samadengan aparat
Korban merupakan suatu langkah positif dalam upaya perlindungan Saksi dan
Korban, yang selama ini pengaturannya masih bersifat sektoral. Adanya upaya
sebagai langkah maju dalam rangka perlindungan terhadap korban, dan itu sesuai
dengan amanat yang telah diletakkan dalam Pembukaan UUD 1945: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pengaturan HAM
8|MAKALAH
Atas permasalahan yang telah penulis uraikan diatas, penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
dikaji yaitu :
2. Apa saja bentuk upaya perlindungan yang dapat diberikan kepada korban
perkosaan?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian haruslah mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai
1. Tujuan obyektif
2. Tujuan subyektif
9|MAKALAH
Untuk memperoleh data guna menyusun skripsi sebagai salah satu syarat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat secara teoritis yaitu bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya
perkosaan.
korban.
10 | M A K A L A H
E. Keaslian Penelitian
hukum lain adalah pada judul dan tujuan penulisan. Tujuan penelitian yang
hukum lain terkait penulisan hukum ini yaitu, penulisan hukum dengan judul
penulisan hukum ini adalah untuk memperoleh data tentang pelaksanaan korban
11 | M A K A L A H
1) Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana
didampingi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang akan selalu
adalah dalam pembuktian atau saksi. Untuk pemerkosaan harus ada unsur
korban dan pelaku seringnya selalu menutup diri. Tidak adanya saksi juga
sudah dilupakan orang dari sistem peradilan pidana lebih fokus pada
12 | M A K A L A H
pelaku pemerkosaan. Kurangnya perhatian yang diberikan terhadap
2. Penulisan hukum lain terkait penulisan hukum ini yaitu, penulisan hukum
Ranah Publik dalam Proses Penyidikan yang dilakukan oleh Winda Nopriani
hak wanita sebagai korban kekerasan seksual di ranah publik dalam proses
penyidikan, tujuan yang hendak dicapai penulisan hukum ini adalah untuk
ini adalah wanita yang menjadi korban kekerasan seksual di ranah publik dalam
korban);
13 | M A K A L A H
d. Hak kompensasi, restitusi atau ganti kerugian sebagai hal yang pantas ia
dan/atau pembinaan;
membahayakan dirinya;
persidangan;
Serta realisasi pemenuhan hak korban tidak berjalan sesuai ketentuan hukum
diberikan tim penyidik tetapi juga permasalahan prosedur serta sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh tim penyidik menjadi kendala. Ketentuan hukum
F. Batasan Konsep
Dari judul yang dibuat oleh penulis yaitu “ Upaya Perlindungan Terhadap
14 | M A K A L A H
1. Perlindungan menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2006 adalah segala
aman kepada Saksi dan/atau Korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang
15 | M A K A L A H
2. Sumber Data
dan Korban.
16 | M A K A L A H
Fakta hukum, doktrin, asas-asas hukum, dan pendapat hukum dalam
majalah ilmiah.
penelitian hukum normatif yaitu berupa bahan hukum primer dan bahan
studi kepustakaan. Penulis meneliti dari bahan hukum primer yang berupa
4. Analisis Data
17 | M A K A L A H
c) Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diperbandingkan, dan
H. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
PERKOSAAN
18 | M A K A L A H
korban. Terakhir sub Kajian Viktimologis Tentang Perlunya
perkosaan.
19 | M A K A L A H