Oleh :
Arya Nupulo
(192032038)
FAKULTAS SYARIAH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Larar Belakang
Dewasa ini kemajuan dalam penegakan hukum mendapatkan dukungan
seluruhbangsa di dunia. Kemajuan tersebut dapat diketahui dari banyaknya
instrumenhukum nasional dan internasional yang digunakan untuk
mendukungterciptanya tujuan hukum berupa kedamaian dan ketertiban di
masyarakat.Tujuan yang ingin dicapai oleh hukum tersebut sangat diharapkan
untukmemberikan perlindungan hukum bagi hak-hak individu dan hak-hakmasyarakat
dari perbuatan yang mengahancurkan sendi-sendi kemanusiaandalam sejarah peradaban
manusia.
Isu hak asasi manusia (selanjutnya disingkat HAM) adalah isu utama yang
sedang dibahas oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dari sekian banyak halpokok
yang banyak disoroti oleh bangsa-bangsa di seiuruh dunia adalah perbuatan
kekerasan terhadap perempuan sebagai salah modus operandikejahatan.
Dalam Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
AsasiManusia (HAM) dijelaskan bahwa setiap orang yang termasuk
kelompokmasyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan
lebihberkenaan dengan kekhususannya. Kelompok masyarakat yang rentan adalah orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat.
Anak memiliki karakteristik yang spesifik dibandingkan dengan orang
dewasadan merupakan salah satu kelompok rentan yang haknya masih terabaikan,
olehkarena itu hak anak menjadi penting untuk diprioritaskan. Anak yang
berhadapandengan hukum (melanggar hukum pidana) yang kemudian diproses berarti
anakharus berhadapan dengan proses peradilan pidana, yaitu suatu rangkaian
kesatuan(continuum) yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang maju secara
teratur:mulai dari penyidikan, penangkapan, penahanan, penuntutan, diperiksa
olehpengadilan, diputus oleh hakim, dipidana dan akhirnya kembali ke masyarakat.
Munculnya stigma tidak saja menyulitkan anak untuk melakukan resosialisasi,melainkan
juga akan menghambat tumbuh kembang anak dan bahkan cita-citaserta harapan
anak di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah faktor terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak asasi anak dan perempuan
terhadap korban kekerasan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan
2. Untuk menetahui perlindungan hukum terhadap hak asasi anak dan perempuan
terhadap korban kekerasan
BAB II
PEMBAHASAN
C. Pengertian Kekerasan
Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan,
ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang
(masyarakat) yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar atau
trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan, atau perampasan hak.
Kekerasan dapat diartikan sebagai perbuatan yang menyebabkan cedera atau
matinya orang lain danmenyebabkan kerusakan fisik pada orang lain. Kekerasan yang
mengakibatkan terjadinyakerusakan adalah kekerasan yang bertentangan dengan hukum.
Oleh karena itu, kekerasan dapat dikatakan sebuah kejahatan.
Ada empat sifat kekerasan yang dapat diidentifikasi, yaitu: pertama, kekerasan
terbuka (overt) yaitu kekerasan yang dapat dilihat seperti perkelahian. Kedua, kekerasan
tertutup (covert) yaitu kekerasan tersembunyi atau tidak dilakukan langsung seperti
perilaku mengancam. Ketiga, kekerasan agresif yaitu kekerasan yang tidak untuk
perlindungan tetapi untuk mendapatkan sesuatu. Keempat, kekerasan defensif yaitu
kekerasan yang dilakukan sebagai tindakan perlindungan diri.
2. Faktor Eksternal
a. Linkungan luar
Kondisi lingkungan juga dapat menjadi penyebab terjadinya kekerasan terhadap
anak, diantaranya seperti kondisi lingkungan yang buru pada masa kecil juga
memungkinkan melakukan kekerasan pada anaknya. terdapat sejarah penelantaran
anak, dan tingkat kriminalitas yang tinggi dalam lingkungannya
b. Media massa
Media masa merupakan salah satu alat informasi. Media massa telah menjadi
bagiandari kehidupan manusia sehari – hari dan media ini tentu mempengaruhi
penerimaan konsep, sikap, nilai dan pokok moral. Seperti halnya dalam media
cetak menyediakan berita – berita tentang kejahatan, kekerasan, pembunuhan.
Kemudian media elektronik seperti radio, televisi, video, kaset dan film sangat
mempengaruhi perkembangan kejahatan yang menampilkan adegan kekerasan,
menayangkan film action dengan perkelahian, acara berita kriminal,
penganiayaan, kekerasan bahkan pembunuhan dalam lingkup keluarga. Pada
hakekatnya media massa memiliki fungsi yang positif, namun kadang dapat
menjadi negatif.
c. Budaya
Budaya yang masih menganut praktek – praktek dengan pemikiran bahwa status
anakyang dipandang rendah sehingga ketika anak tidak dapat memenuhi harapan
orangtua maka anak harus dihukum. Bagi anak laki – laki, adanya nilai dalam
masyarakat bahwa anak laki – laki tidak boleh cengeng atau anak laki – laki harus
tahan uji. Pemahaman itumempengaruhi dan membuat orangtua ketika
memukul, menendang, atau menindas anak adalah suatu hal yang wajar untuk
menjadikan anak sebagai pribadi yang kuat dan tidak boleh lemah
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Irma Setyowati Soemitro, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Bumi
aksara
Muladi, 2005, Hak Asasi Manusia, Hakekat, Konsep dan Implikasinya dalam
Perspektif Hukum danMasyarakat, Refika Aditama Bandung
Nasir Djamil ,2013, Anak Bukan untuk Dihukum, Jakarta, Sinar Grafika
Satjipto Raharjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti