Dosen Pembimbing :
Drs. Frans Hawitony, M.Pd.
Disusun Oleh:
Nadya Mustiyani P07131215109
A. LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak
manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak
jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM
pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran
HAM seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun
sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang
penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan
sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun
seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di
sekitar kita.
Akhir bulan Juli lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya berita
pengemudi ojek online dikeroyok sopir angkot di Bekasi yang merupakan salah satu
dari kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Untuk itulah saya
menyusun makalah yang berjudul Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia,
untuk memberikan informasi tentang apa itu pelanggaran HAM.
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
Rumusan permasalahan dari makalah ini mengangkat materi tentang
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM?
3. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran HAM?
4. Macam-macam perlindungan terhadap korban pelanggaran HAM?
5. Penyebab terjadinya pelanggaran HAM ?
6. Bagaimana kasus pelanggaran HAM di Indonesia ?
7. Bagaimana upaya penyelesaikan pelanggaran HAM?
1
C. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang penegakkan hak asasi manusia di
Indonesia yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM?
2. Untuk mengetahui pelanggaran HAM?
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran HAM.
4. Untuk mengetahui macam-macam perlindungan terhadap korban pelanggaran
HAM.
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelanggaran HAM.
6. Untuk mengetahui kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
7. Untuk mengetahui upaya penyelesaikan pelanggaran HAM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Alasan di atas pula yang dapat menyebabkan hak asasi manusia merupakan
bagian integral dari tiap kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karena
itu bukan sesuatu yang kontroversial lagi apabila suatu komunitas internasional
mempunyai kepedulian yang serius dan bersifat nyata terhadap berbagai isu tentang
hak asasi manusida tingkat domestik.
Peran komunitas internasional sangat pokok sebagai perlindungan HAM
karena sifat serta watak HAM itu sendiri merupakan suatu mekanisme pertahanan
dan perlindungan setiap individu terhadap kekuasaan negara yang rentan untuk
disalahgunakan, sebagaimana yang sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri.
4
C. BENTUK - BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1) Pembunuhan masal (genosida)
Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
etnis, dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000
Tentang Pengadilan HAM)
2) Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa
serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran
penduduk secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
5
2. Restitusi adalah ganti rugi yang diberikan pada korban atau keluarganya oleh
pelaku atau pihak ketiga. Restitusi dapat berupa :
a. Pengembalian harta milik
b. Pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan
c. Pengganti biaya untuk tindakan tertentu
3. Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan semula, misal nama baik, jabatan,
kehormatan dan hak-hak lainnya
1. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham
yang memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan
bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme);
2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
3. Kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan
pengadilan); dan
4. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.
Iwan kemudian menegur sopir angkot itu. Namun bukannya meminta maaf,
sopir angkot malah tersulut emosi. Mereka lalu terlibat percekcokan hingga Iwan
dikeroyok oleh para sopir angkot di lokasi kejadian. Kepala Iwan dipukul sampai
helmnya hancur. Iwan saat itu dipukul oleh enam sopir angkot. Akibat kejadian itu,
Iwan mengalami luka memar di bagian jari, lutut dan pinggang akibat dikeroyok
menggunakan tangan kosong. Bukan hanya dipukul, Iwan juga ditendang oleh para
pelaku.
Diduga motif pengeroyokan Iwan karena sopir angkot tak terima kehadiran
transportasi online dan diduga merasa kesal karena Iwan dianggap telah merebut
pelangganan dari sopir angkot tersebut. Hal ini termasuk dalam pelanggaran HAM
dalam bentuk kejahatan manusia.
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
7
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Selanjutnya, dalam Pasal 28I UUD 1945 disebutkan beberapa hak sebagai berikut:
Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Sesuai Pasal 28I ayat (5), dibentuklah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, perbuatan seorang atau kelompok,
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi atau mencabut hak
asasi manusia, baik seseorang atau kelompok yang dijamin oleh undang-undang
dimaksud akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku. Pelanggaran hak asasi yang demikian, disebut
pelanggaran hak asasi yang ringan. Lain halnya pelanggaran hak asasi yang berat,
8
seperti pembunuhan massal, pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan
pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau
diskriminasi yang dilakukan secara sistematik. Berdasarkan hal tersebut, dibentuklah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau suatu lembaga mandiri yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, atau mediasi hak
asasi manusia. Pembentukan lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, serta Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. Demikian juga untuk tujuan meningkatkan perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
2) Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi di
mana saja ia berada.
3) Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
4) Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi di dalam tempat kediamannya.
5) Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi
melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau
kekuasaan lain yang sah sesuai dengan undang-undang.
6) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan
yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa, dan penghilangan nyawa.
9
7) Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau
dibuang secara sewenang-wenang.
8) Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai,
aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur
dalam undang-undang.
Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup hak asasi manusia tersebut, dapat
dipahami bahwa di negara Republik Indonesia yang berdasar atas hukum, amat
menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Di dalam Tap MPR No.
IV/MPR/1999, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 halaman
enam belas, diungkapkan bahwa peningkatan pemahaman dan penyadaran, serta
peningkatan perlindungan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia dalam
seluruh aspek kehidupan, dan penyelesaian berbagai proses peradilan terhadap
pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.
Salah satu hak yang diatur UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia adalah mengenai hak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif.
Dalam Pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau
penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek
kehidupan lainnya. Kondisi yang diperlukan adalah negara harus konsisten terhadap
konstitusi, hak-hak dasar, persamaan lelaki dan perempuan, persamaan antara
muslim dan non-muslim.
Penegakan hak asasi manusia ini merupakan hal penting bagi negara Indonesia.
Oleh karena itu, selain dimuat dalam UUD45 dan dijabarkan melalui UU. No. 39
Tahun 1999, juga dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM).
Keseriusan pemerintah menegakkan HAM ini juga dapat diperhatikan dengan
10
adanya Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Pengadilan HAM ini merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum. Kedudukan Pengadilan HAM ini berada di daerah
kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Ruang lingkup kewenangan pengadilan Ham,
menurut UU No. 26 Tahun 2000 pasal 4-6, yaitu: Pengadilan HAM bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat; Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia; dan Pengadilan
HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18
(delapan belas) tahun pada saat kejahatan dilakukan.
e. Sosial and Culture Right (pasal 31, pasal 32, pasal 34)
We hold these truths to be self-evident, that all men are created equel; that
there are endowed by their creater with certain unalianable rights; that among
these are life, liberty ang the pursuit of happiness
Dari uraian di atas, berbagai hak-hak dasar atau hak asasi manusia diantaranya
yang disebut secara tegas yakni persamaan hak, hak hidup, hak kebebasan dan hak
mengejar atau mencari kebahagiaan. Akan tetapi, fenomena atau kejadian yang telah
terjadi pada M. Azhar yang menjadi korban dari pelanggaran HAM manusia di
Indonesia sangat tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.merdeka.com/peristiwa/driver-ojek-online-dikeroyok-sopir-angkot-
di-bekasi.html. Diakses pada 1 November 2017.
15