Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

KASUS PENGEMUDI OJEK ONLINE DIKEROYOK DI BEKASI

Mata Kuliah : Pancasila

Dosen Pembimbing :
Drs. Frans Hawitony, M.Pd.

Disusun Oleh:
Nadya Mustiyani P07131215109

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
BANJARMASIN
PROGRAM DIPLOMA IV
JURUSAN GIZI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak
manusia masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di di dalamnya tidak
jarang menimbulkan gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM
pada dirinya sendiri. Hal inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran
HAM seorang individu terhadap individu lain,kelompok terhadap individu, ataupun
sebaliknya.
Setelah reformasi tahun 1998, Indonesia mengalami kemajuan dalam bidang
penegakan HAM bagi seluruh warganya. Instrumen-instrumen HAM pun didirikan
sebagai upaya menunjang komitmen penegakan HAM yang lebih optimal. Namun
seiring dengan kemajuan ini, pelanggaran HAM kemudian juga sering terjadi di
sekitar kita.
Akhir bulan Juli lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya berita
pengemudi ojek online dikeroyok sopir angkot di Bekasi yang merupakan salah satu
dari kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Untuk itulah saya
menyusun makalah yang berjudul Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia,
untuk memberikan informasi tentang apa itu pelanggaran HAM.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN
Rumusan permasalahan dari makalah ini mengangkat materi tentang
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Indonesia yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan HAM?
2. Apa yang dimaksud dengan pelanggaran HAM?
3. Bagaimana bentuk-bentuk pelanggaran HAM?
4. Macam-macam perlindungan terhadap korban pelanggaran HAM?
5. Penyebab terjadinya pelanggaran HAM ?
6. Bagaimana kasus pelanggaran HAM di Indonesia ?
7. Bagaimana upaya penyelesaikan pelanggaran HAM?

1
C. TUJUAN PERMASALAHAN
Tujuan dari mengangkat materi ini tentang penegakkan hak asasi manusia di
Indonesia yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM?
2. Untuk mengetahui pelanggaran HAM?
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran HAM.
4. Untuk mengetahui macam-macam perlindungan terhadap korban pelanggaran
HAM.
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pelanggaran HAM.
6. Untuk mengetahui kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
7. Untuk mengetahui upaya penyelesaikan pelanggaran HAM.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA


Hak Asasi Manusia atau HAM adalah hak-hak yang sudah dipunyai oleh
seseorang sejak ia masih dalam kandungan. Hak asasi manusia dapat berlaku secara
universal. Dasar-dasar HAM yang tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat atau Declaration of Independence of USA serta yang tercantum dalam UUD
1945 Republik Indonesia, seperti yang terdapat pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal
29 ayat 2, pasal 31 ayat 1, serta pasal 30 ayat 1.
Dalam teori perjanjian bernegara, terdapat Pactum Unionis serta Pactum
Subjectionis. Pactum unionis merupakan suatu perjanjian antarindividu guna
membentuk negara, sedangkan pactum subjectionis merupakan suatu perjanjian
antara individu serta negara yang dibentuk. Thomas Hobbes mengakui Pactum
Subjectionis dan tidak mengakui Pactum Unionis. John Lock mengakui keduanya
yaitu Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis, sedangkan JJ Roessaeu hanya
mengakui Pactum Unionis.
Ketiga paham ini berpendapat demikian. Namun pada dasarnya teori
perjanjian tersebut mengamanahkan adanya suatu perlindungan Hak Asasi Warga
Negara yang wajib dijamin oleh penguasa dan bentuk jaminan tersebut haruslah
tertuang dalam konstitusi.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, HAM merupakan hak fundamental
yang tidak dapat dicabut karena ia adalah seorang manusia. HAM yang dirujuk
sekarang merupakan seperangkat hak yang dikembangkan PBB sejak awal
berakhirnya perang dunia II. Sebagai konsekuensinya, negara-negara tidak dapat
berkelit untuk tidak melindungi hak asasi manusia yang bukan warga negaranya.
Selama masih menyangkut persoalan HAM pada masing-masing negara,
tanpa kecuali, pada tataran tertentu mempunyai tanggung jawab, khususnya terkait
pemenuhan hak asasi manusia pribadi-pribadi yang terdapat pada jurisdiksinya,
termasuk orang asing. Oleh karena itu, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat
salah untuk menyamakan antara hak asasi manusia dengan hak-hak lainnya yang
dimiliki oleh warga negara. Hak asasi manusia sudah dimiliki oleh siapa saja.

3
Alasan di atas pula yang dapat menyebabkan hak asasi manusia merupakan
bagian integral dari tiap kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karena
itu bukan sesuatu yang kontroversial lagi apabila suatu komunitas internasional
mempunyai kepedulian yang serius dan bersifat nyata terhadap berbagai isu tentang
hak asasi manusida tingkat domestik.
Peran komunitas internasional sangat pokok sebagai perlindungan HAM
karena sifat serta watak HAM itu sendiri merupakan suatu mekanisme pertahanan
dan perlindungan setiap individu terhadap kekuasaan negara yang rentan untuk
disalahgunakan, sebagaimana yang sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri.

B. PENGERTIAN PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA


Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan
pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik
disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.
Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran
kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi
lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan
alasan rasional yang menjadi pijakanya.

4
C. BENTUK - BENTUK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA
Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1) Pembunuhan masal (genosida)
Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
etnis, dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000
Tentang Pengadilan HAM)
2) Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa
serangan yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran
penduduk secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
1. Pemukulan

2. Penganiayaan

3. Pencemaran nama baik

4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

5. Menghilangkan nyawa orang lain

D. MACAM-MACAM PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN


PELANGGARAN HAM
Setiap korban dan saksi dalam pelanggaran HAM yang berat mendapatkan hak
perlindungan dari aparat dan aparat keamanan . Ada dua macam perlindungan yang
diberikannya yaitu:
a. Perlindungan fisik
b. Perlindungan mental dari ancaman , gangguan, teror dan kekerasan dari pihak
manapun.
Setiap korban pelaggaran HAM yang berat dan atau ahli warisnya dapat
memperoleh kompensasi, restitusi dan rehabilitasi.
1. Kompensasi adalah imbala yang dierikan oleh Negara karena tidak mampu
memberikan ganti rugi yang sepenuhnya menjadi tanggungjawabnya.

5
2. Restitusi adalah ganti rugi yang diberikan pada korban atau keluarganya oleh
pelaku atau pihak ketiga. Restitusi dapat berupa :
a. Pengembalian harta milik
b. Pembayaran ganti kerugian untuk kehilangan atau penderitaan
c. Pengganti biaya untuk tindakan tertentu

3. Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan semula, misal nama baik, jabatan,
kehormatan dan hak-hak lainnya

E. PENYEBAB TERJADINYA PELANGGARAN HAM

1. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham
yang memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan
bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme);
2. Adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
3. Kurang berfungsinya lembaga lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan
pengadilan); dan
4. Pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer.

F. KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA


Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik,
dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan
dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta
milik orang lain, menjarah dan lain-lain. Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi
dalam interaksi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga
masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan
masyarakat. Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada
beberapa peristiiwa besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat
perhatian yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti kasus
seorang pria, pengemudi ojek online yang dikeroyok oleh sopir angkot di Bekasi
karena sopir angkot tak terima kehadiran transportasi online.
6
Pria bernama Iwan (34) pengemudi ojek online, dikeroyok oleh sopir angkot
tepat di di Jalan Muctar Tabrani, Kaliabang, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi
atau tepatnya di depan SPBU, Jumat (28/7/2017), sekitar pukul 14.08 WIB . Saat itu,
Iwan berusaha menyalip dua angkot yang ada di depannya. Setelah menyalip satu
angkot, tiba-tiba angkot lain yang berada di barisan paling depan berhenti mendadak.
Iwan berhasil menghentikan laju kendaraannya, namun angkot yang disalip Iwan
tidak sempat mengerem. Akibatnya, bagian belakang sepeda motor Honda Vario
miliknya ditabrak pelaku.

Iwan kemudian menegur sopir angkot itu. Namun bukannya meminta maaf,
sopir angkot malah tersulut emosi. Mereka lalu terlibat percekcokan hingga Iwan
dikeroyok oleh para sopir angkot di lokasi kejadian. Kepala Iwan dipukul sampai
helmnya hancur. Iwan saat itu dipukul oleh enam sopir angkot. Akibat kejadian itu,
Iwan mengalami luka memar di bagian jari, lutut dan pinggang akibat dikeroyok
menggunakan tangan kosong. Bukan hanya dipukul, Iwan juga ditendang oleh para
pelaku.
Diduga motif pengeroyokan Iwan karena sopir angkot tak terima kehadiran
transportasi online dan diduga merasa kesal karena Iwan dianggap telah merebut
pelangganan dari sopir angkot tersebut. Hal ini termasuk dalam pelanggaran HAM
dalam bentuk kejahatan manusia.

Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, hak asasi manusia diatur dalam


pembukaan dan dalam batang tubuh. Pada pembukaan ada disebutkan tentang hak
kemerdekaan. Sedangkan pada batang tubuh diatur dalam Bab X tentang Hak Asasi
Manusia, sebagai berikut:

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.

Pasal 28B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.

7
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Selanjutnya, dalam Pasal 28I UUD 1945 disebutkan beberapa hak sebagai berikut:

Pasal 28 I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apa pun.

(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

(5) Untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.

Sesuai Pasal 28I ayat (5), dibentuklah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu, perbuatan seorang atau kelompok,
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi atau mencabut hak
asasi manusia, baik seseorang atau kelompok yang dijamin oleh undang-undang
dimaksud akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku. Pelanggaran hak asasi yang demikian, disebut
pelanggaran hak asasi yang ringan. Lain halnya pelanggaran hak asasi yang berat,
8
seperti pembunuhan massal, pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan
pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau
diskriminasi yang dilakukan secara sistematik. Berdasarkan hal tersebut, dibentuklah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau suatu lembaga mandiri yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi
melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, atau mediasi hak
asasi manusia. Pembentukan lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, serta Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. Demikian juga untuk tujuan meningkatkan perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia
seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Adapun ruang lingkup hak asasi manusia, sebagaimana disebutkan Zainuddin


Ali (2006:91-92), adalah sebagai berikut:

1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,


martabat, dan hak miliknya.

2) Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi di
mana saja ia berada.

3) Setiap orang berhak atas rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

4) Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang berkaitan dengan
kehidupan pribadi di dalam tempat kediamannya.

5) Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan komunikasi
melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah hakim atau
kekuasaan lain yang sah sesuai dengan undang-undang.

6) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan
yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa, dan penghilangan nyawa.

9
7) Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan, atau
dibuang secara sewenang-wenang.

8) Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang damai,
aman, dan tenteram, yang menghormati, melindungi dan melaksanakan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sebagaimana diatur
dalam undang-undang.

Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup hak asasi manusia tersebut, dapat
dipahami bahwa di negara Republik Indonesia yang berdasar atas hukum, amat
menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Di dalam Tap MPR No.
IV/MPR/1999, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 halaman
enam belas, diungkapkan bahwa peningkatan pemahaman dan penyadaran, serta
peningkatan perlindungan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia dalam
seluruh aspek kehidupan, dan penyelesaian berbagai proses peradilan terhadap
pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang belum ditangani secara tuntas.

Salah satu hak yang diatur UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia adalah mengenai hak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif.
Dalam Pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat
pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau
penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual
maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek
kehidupan lainnya. Kondisi yang diperlukan adalah negara harus konsisten terhadap
konstitusi, hak-hak dasar, persamaan lelaki dan perempuan, persamaan antara
muslim dan non-muslim.

Penegakan hak asasi manusia ini merupakan hal penting bagi negara Indonesia.
Oleh karena itu, selain dimuat dalam UUD45 dan dijabarkan melalui UU. No. 39
Tahun 1999, juga dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM).
Keseriusan pemerintah menegakkan HAM ini juga dapat diperhatikan dengan

10
adanya Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Pengadilan HAM ini merupakan pengadilan khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum. Kedudukan Pengadilan HAM ini berada di daerah
kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Ruang lingkup kewenangan pengadilan Ham,
menurut UU No. 26 Tahun 2000 pasal 4-6, yaitu: Pengadilan HAM bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat; Pengadilan HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial
wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia; dan Pengadilan
HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18
(delapan belas) tahun pada saat kejahatan dilakukan.

Peraturan perundang-undangan yang diberlakukan di Indonesia juga harus


senantiasa mencerminkan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM),
dengan kata lain tidak boleh bertentangan dengan HAM sebagaimana yang telah
diatur dalam konstitusi (UUD 1945), karena HAM ialah hak-hak yang melekat pada
manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Konstitusi
(UUD 1945) telah memberikan pengaturan tentang HAM sebagai berikut:

a. Personal Right (pasal 28 dan pasal 29)

b. Property Right (pasal 33)

c. Right of Legal Equality (pasal 27 ayat 1)

d. Political Right (pasal 27 ayat 1 dan pasal 28)

e. Sosial and Culture Right (pasal 31, pasal 32, pasal 34)

f. Procedural Right (pasal 27 ayat 1)

Amandemen kedua UUD 1945 telah memberikan perubahan terhadap


pengaturan HAM di Indonesia. Kalau sebelum amandemen kedua pengaturan HAM
dalam UUD 1945 diatur secara terpisah, namun pasca amandemen kedua, UUD
11
1945 telah mengatur HAM secara lebih sistematis dalam satu bab, yaitu di dalam
pasal 28A sampai dengan Pasal 28J UUD 1945. Pasal tersebut telah menjadi
landasan konstitusional bagi perlindungan HAM di Indonesia.

Pengertian HAM seperti yang dikemukakan oleh Jan Matersondari (komisi


hak asasi manusia PBB), dalam Ari Wibowo (2008:3), ialah hak-hak yang melekat
pada manusia yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Menurut Burhanuddin Lopa, dalam Ari Wibowo (2008:3), pada kalimat mustahil
dapat hidup sebagai manusia hendaklah diartikan mustahil dapat hidup sebagai
manusia yang bertanggung jawab. Alasan ditambahkan kata tanggung jawab
tersebut ialah disamping manusia memiliki hak, juga memiliki tanggung jawab atas
segala yang dilakukannya.

Dalam alinea kedua dari Declaration of Independence of the united state of


America yang dideklarasikan oleh The Representative of The United State of
America dalam general kongres assembly pada tanggal 4 Juli 1776 tertulis antara lain
sebagai berikut (Ari Wibowo, 2008:4):

We hold these truths to be self-evident, that all men are created equel; that
there are endowed by their creater with certain unalianable rights; that among
these are life, liberty ang the pursuit of happiness

Dari uraian di atas, berbagai hak-hak dasar atau hak asasi manusia diantaranya
yang disebut secara tegas yakni persamaan hak, hak hidup, hak kebebasan dan hak
mengejar atau mencari kebahagiaan. Akan tetapi, fenomena atau kejadian yang telah
terjadi pada M. Azhar yang menjadi korban dari pelanggaran HAM manusia di
Indonesia sangat tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

G. UPAYA PEMERINTAH DALAM PENEGAKAN HAM


Hak asasi manusia tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan faham
individualisme dan liberalisme. Hak asasi manusia lebih dipahami secara humanistis
sebagai hak-hak yang inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar
belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini
pula banyak kalangan yang berasumsi negatif terhadap pemerintah dalam
12
menegakkan HAM. Sangat perlu diketahui bahwa pemerintah Indonesia sudah
sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini dapat kita lihat dari upaya
pemerintah sebagai berikut;
a. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM
di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap
pelanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden
atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak,
Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas
kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban
sipil, wanita dan anak-anak.
b.Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain
telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004
(Propenas) dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam
hal kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres
nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap
perempuan
c. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia ,
Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak
UU yang lain yang belum tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.
Menjadi titik berat adalah hal-hal yang tercantum dalam UU nomor 39 tahun
1999 tentang hak asasi manusia adalah sebagai berikut;
1. Hak untuk hidup.
2. Hak berkeluarga.
3. Hak memperoleh keadilan.
4. Hak atas kebebasan pribadi.
5. Hak kebebasan pribadi
6. Hak atas rasa aman.
7. Hak atas kesejahteraan.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan.
9. Hak wanita
10. Hak anak
Hal-hal tersebut sebagai bukti konkret bahwa Indonesia tidak main-main
dalam penegakan HAM.
13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan
melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.

B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Hak Asasi Manusia. http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia.


Diakses pada 1 November 2017.
Gunawan, Hendra. Sopir Angkot Tabrak Pengemudi Ojek Online Lalu
Mengeroyoknya.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/07/28/jengkel-sopir-angkot-
tabrak-pengemudi-ojek-online-lalu-mengeroyoknya. Dikases pada 1 November
2017.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi.
Kurniawan, Deni. 2012. Mengenai Pasal 31 UUD 45.
http://deniphantom.blogspot.com/2012/11/mengenai-pasal-31-uud45.html.
Diakses pada 1 November 2017.
Nugroho, Adi. 2017. Driver ojek online dikeroyok sopir angkot di Bekasi.

https://www.merdeka.com/peristiwa/driver-ojek-online-dikeroyok-sopir-angkot-
di-bekasi.html. Diakses pada 1 November 2017.

Paradigma. 2010. LKS PPKN Kelas X TA 2013/2014.


Yovi, Muhammad. 2015. Pelanggaran HAM di Indonesia.
http://woocara.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-ham-macam-macam-ham-
contoh-pelanggaran-ham.html#ixzz4ufwN9f7B. Diakses pada 1 November
2017.

15

Anda mungkin juga menyukai