Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

HAK -

-
Naufal Satrio

Elsa Syaila

ASASI - Aqilatul Hamidah

MANUSIA
- Ebar Panduaji

- Muhammad Dandy Cahya Fadhila

- Sanniyah Azmi
1. Konsep Hak dan Kewajiban Hak Asasi Manusia
Konsep dari Hak dan Kewajiban Asasi Manusia bersifat universal dan tidak dipengaruhi atau dibatasi oleh status
kewarganegaraannya. Hal itu disebabkan, keduanya dilandaskan pada keyakinan bahwa hak dan kewajiban tersebut
dianugerahkan secara alamiah oleh alam semesta, Tuhan, atau nalar.
Pada awalnya, Hak dan kewajiban Asasi Manusia dikembangkan pada Abad Pencerahan. Kemudian berpengaruh dalam wacana
politik selama Revolusi Amerika dan Prancis.
Setelah itu konsep Hak Asasi Manusia juga muncul dalam versi lebih modern sekitar abad ke-20. Terutama setelah
dirumuskannya Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia (PUHAM) pada tahun 1948 di Paris, Perancis.
Semenjak itu, Hak dan Kewajiban Asasi Manusia telah mengalami perkembangan yang pesat. Keduanya bahkan menjadi
semacam kode etik yang mampu diterima dan ditegakkan secara global dan internasional.
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia juga diyakini sebagai perwakilan kaum-kaum yang tertindas. Dengan melihat konsep Hak dan
Kewajiban Asasi Manusia, kaum yang tertindas bisa memiliki hidup yang lebih aman dan adil bersama manusia lainnya.
Secara hukum internasional, Hak dan Kewajiban Asasi Manusia ternyata dapat dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat
tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh hukum yang berlaku, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan untuk
kepentingan masyarakat.

Daftar Pustaka :
https://kumparan.com/berita-hari-ini/konsep-hak-dan-kewajiban-asasi-manusia-1uII8bre1A4/2
2. Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Pada awal 1990-an, hak asasi manusia (HAM) telah menjadi “agama baru” dan telah menjadi bahasa universal dalam sistem sosial masyarakat
internasional. Berbicara tentang hak asasi manusia berarti juga berbicara tentang cucu Adam dan manusia, terlepas dari ras, agama, ras
kebangsaan, nasionalisme, dan keyakinan pada politiknya.

Pada nilai-nilai hak asasi manusia adalah kebebasan, persamaan, otonomi dan keamanan. Sejarah perkembangan HAM di Indonesia tentunnya
telah mengalami pasang surut. Human Rights, merupakan arti dari HAM merupakan tugas yang harus dilakukan suatu negara untuk
melindunginya dalam konstitusinya dan diterimanya. Di Indonesia HAM jelas tercantum di dalam Pancasila dan Undang-Undang 1945.

Didalam pancasila hak asasi manusia dijelaskan secara filosofis dan kejiwaan yang mengandung makna yang tentunya sangat mendalam.
Misalnya, pada sila yang pertama tertulis bahwa percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia sejak dimulainya pada perjuangan kemerdekaan Indonesia, hak asasi manusia selalu
menuntut penghormataan terhadap hak asasi manusia. Misalnya, “Kebangkitan Bangsa pada 20 mei 1908” hal itu menunjukkan kebangkitan
bangsa Indonesia dari penjajahan, sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah merealisasikan haknya
sebagai negara dengan tanah air dan menjaga kedaulatan bangsa, penyatuan Indonesia.

  Selain itu, setelah “Kemerdekaan diproklamasikan pada 17 Agustus tahun 1945”, UUD 1945 disahkan, yang pada pembukannya mengesahkan
“sesungguhnya kemerdekaan adalah hak semua bangsa. Oleh sebab itu, penjajahan di dunia di hapuskan.” Karena tidak sejalan dengan
kemanusiaan dan keadilan Amandemen pada tahun 1945.
Soekarno, Agus Salim, Mohamad Natsir, Mohammad Yamin, K.H Orang-orang dari gerakan nasional lain telah mengangkat
puncak perdebatan hak asasi manusia. Mas mansur, K.H Bapak Wachid Hasyim (Wachid Hasyim) Malamast bertempat pada
pertemuan BPUPKI.

Dalam rapat BPUPKI, tokoh-tokoh nasional melakukan debat dan perundingan untuk merumuskan asas ketatanegaranaan dan
keutuhan negara, sehingga menjamin hak dan kewajiban negara dan warga negara Republik Indonesia. Memasuki periode
1959-1966, demokrasi tuntas tidak lebih dari bentuk penolakan Presiden Sokarno terhadap demokrasi parlementar yang
menurutnya merupakan produk Barat.

Seokarno berkeyakinan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia
sudah memiliki tradisi sendiri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Daftar Pustaka :

https://sg.docworkspace.com/d/sAHJvlxyQw95E0aGn36mnFA
3. Pengertian dan Makna Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia atau yang biasa disingkat HAM adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di
mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga
tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara,
atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia,
termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta.

Dua nilai kunci yang menjadi dasar dari konsep hak asasi manusia yaitu, yang pertama adalah “martabat manusia” dan
yang kedua adalah “kesetaraan”. Hak asasi manusia sebenarnya adalah definisi (eksperimental) dari standar dasar yang
diperlukan untuk kehidupan yang bermartabat. Kedua nilai kunci ini hampir tidak kontroversial. Itulah sebabnya hak asasi
manusia didukung oleh hampir semua budaya dan agama di dunia. Orang pada umumnya setuju bahwa kekuasaan suatu negara
atau sekelompok individu tertentu tidak boleh tidak terbatas atau sewenang-wenang. Tujuannya harus menjadi yurisdiksi yang
menjunjung tinggi martabat manusia dari semua individu dalam suatu negara .

Daftar Pustaka :
https://hukum.uma.ac.id/2020/09/17/apa-itu-hak-asasi-manusia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
https://m.bola.com/amp/4519008/pengertian-ham-menurut-para-ahli-macam-pelanggaran-dan-penegakannya-di-indonesia
4. Jenis Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Jenis – jenis pelanggaran HAM

Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM di bagi 2 jenis yaitu :

1. Pelanggaran HAM Biasa

Adalah kasus pelanggaran HAM yang ringan dan tidak sampai mengancam keselamatan jiwa orang. Namun, ini tetap saja termasuk dalam
kategori berbahaya apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama. Beberapa contoh pelanggaran HAM ringan adalah pencemaran
lingkungan secara sengaja, penggunaan bahan berbahaya pada makanan yang disengaja, dan lain-lain.

2. Pelanggaran HAM Berat

Adalah pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan, atau
penyanderaan.

Menurut UU. RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, Pelanggaran HAM Berat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1) Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama.
2) Kejahatan kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik. Serangan ini juga
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Bentuknya berupa pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, pengusiran atau pemindahan
penduduk secara paksa, perampasan kemerdekaan, dan masih banyak lagi.

Daftar Pustaka :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5550068/pelanggaran-ham-pengertian-jenis-dan-contoh-kasusnya
5. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Penyebab pelanggaran HAM dapat muncul dari kondisi pelaku hingga melakukan pelanggaran HAM, kondisi dan situasi negara, dan kondisi
dan situasi lingkungan sekitar secara umum.

Berdasarkan Undang-undang No. 39 Tahun 1999, HAM atau Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

Penyebab pelanggaran HAM di Indonesia terdiri dari sejumlah faktor internal dan eksternal, seperti :

Faktor Internal Penyebab Pelanggaran HAM

Adanya penyebab tentunya ada faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran HAM tersebut.

Sehingga bisa dimaknai sebagai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang memcu terhadap orang tersebut agar melakukan tindakan
pelanggaran HAM.
Berikut terdapat 10 penyebab Faktor internal tersebut yakni sebagai berikut:

 Sifat Egois
 Individualis
 Kondisi Psikologis Pelaku
 Intoleransi
 Mendendam
 Tak memiliki Empati
 Kurangnya memahami mengenai HAM
 Mempunyai Padangan yang keliru terhadap HAM.
 Tak mempunyai rasa hormat, harkat serta martabat manusia
 Diskriminasi 

Faktor Eksternal Penyebab Pelanggaran HAM

Kemudian selanjutnya faktor lainnya yakni eksternal yang menjadi masih merupakan sebagai penyebab adanya suatu tindakan pelanggaran
HAM. Dalam faktor ini tersusun 5 , yakni:

 Tidak adanya ketegasan aparat dan hukumnya.


 Disebabkan oleh struktur politik dan juga sosial
 Adanya Kesenjangan Ekonomi
 Kurangnya Sosialisasi tentang HAM
 Penyalahgunaan Teknologi

Daftar Pustaka :
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5694190/12-penyebab-pelanggaran-ham-di-indonesia-apa-saja

https://quipper.co.id/faktor-penyebab-pelanggaran-ham/#Faktor_Internal_Penyebab_Pelanggaran_HAM
6. Contoh Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Sejak masa awal kemerdekaan RI, pelanggaran HAM banyak ditemukan. Berikut adalah contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi
di Indonesia.
 
 Penculikan aktivis 1998
Penculikan aktivis 1998 merupakan pelanggaran hak asasi manusia berupa penghilangan secara paksa. Kasus ini terjadi menjelang sidang
umum MPR pada tahun 1998. Total korban dari kasus ini adalah satu orang dibunuh, 12 orang dianiaya, 11 orang disiksa, 19 orang dirampas
kemerdekaan fisiknya, dan 23 orang dhilangkan secara paksa. Komnas HAM telah menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus
pelanggaran HAM berat.
 
 Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis yang aktif memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Munir meninggal dunia dalam perjalanan
menggunakan pesawat menuju Amsterdam, Belanda. Uji forensik kepolisian Belanda memperlihatkan bahwa ada jejak senyawa arsenikum
dalam proses otopsi. Munir diduga meninggal karena diracun oleh seseorang. Ada pihak yang tidak suka terhadap sepak terjang Munir dalam
memperjuangkan hak asasi manusia.
 
 Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti terjadi pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam tragedi ini, mahasiswa yang berdemonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari
jabatannya, terlibat bentrok dengan aparat yang ingin membubarkan demonstrasi. Empat orang mahasiswa meninggal dunia akibat tertembak
dalam tragedi ini, di antaranya Hafidin Royan, Elang Mulia Lesmana, Hertanto, dan Hendriawan Sie.
 
 Tragedi Talangsari ( 1989 )
 
Tragedi Talangsari yang terjadi di Lampung pada 7 Februari 1989 termasuk dalam salah satu pelanggaran HAM berat
di Indonesia. Pada masa tersebut Soeharto mengadakan program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(P-
4). Program ini banyak menyasar masyarakat Islam yang kritis terhadap pemerintahan Orde Baru. Sampai akhirnya hal
tersebut memancing reaksi kelompok Islam di Indonesia, termasuk kelompok Warsidi di Lampung. Akhirnya kelompok
Warsidi dituduh radikal dan mendapat perlakuan represif dari militer serta polisi yang menyebabkan tragedi
pembantaian. Dalam tragedi tersebut, ada sekitar 130 orang tewas dan 229 dianiaya.
 
 
 Tragedi Semanggi I & II ( 1998 – 1999 )
Tragedi Semanggi merupakan dua rangkaian kejadian protes masyarakat terhadap Sidang Istimewa MPR yang
mengakibatkan tewasnya rakyat sipil. Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan menyebabkan 17 warga
sipil tewas. Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 dan menyebabkan 12 orang tewas (1 mahasiswa) serta 217
korban luka-luka.

Daftar Pustaka :

https://www.99.co/blog/indonesia/kasus-pelanggaran-ham-di-indonesia/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/155130269/pelanggaran-ham-jenis-dan-contoh-kasus?page=all
7. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai upaya perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia yang dilakukan oleh
pemerintah beserta contoh penerapannya lengkap.
 
1. Melalui Undang-Undang

Upaya penegakan HAM yang pertama dilakukan melalui undang-undang yang mencantumkan instrumen HAM. Undang-undang merupakan
peraturan hukum yang harus ditaati di Indonesia. Terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang membahas tentang perlindungan dan
penegakan hak asasi manusia (HAM) salah satunya, yaitu UUD 1945 Pasal 27-34, mengatur segala jenis hak-hak warga negara dalam segala
aspek, seperti hak untuk hidup, hak mendapat pendidikan, hak memeluk agama dan keyakinan, hak atas kebebasan berpendapat, hak untuk
berkeluarga, dan lain sebagainya.

 
2. Membentuk Komisi Nasional

Upaya pemerintah lainnya dalam menegakan HAM adalah dengan membentuk lembaga terkait penegakan HAM berupa komisi nasional
(komnas). Beberapa lembaga terkait penegakan HAM adalah Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI).

3. Membentuk Pengadilan HAM

Upaya pemerintah dalam menegakan HAM selanjutnya adalah membentuk pengadilan HAM. Pengadilan HAM ini dibentuk berdasarkan UU
No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Dalam menjalankan perannya, pengadilan ini berperan khusus dalam mengadili kejahatan
genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
4. Melalui Kerjasama Internasional

Salah satu wujudnya Indonesia mengecam tindakan Israel yang melakukan invasi di Palestina dan melanggar hak-hak asasi
rakyat Palestina hingga menelan banyak korban jiwa. Indonesia juga mengecam pemerintah Myanmar yang melakukan
pembantaian pada ras Rohingya.

5. Melalui Proses Pendidikan

Upaya penegakan HAM juga bisa dilakukan melalui proses pendidikan, bisa dari pendidikan formal maupun non-formal.
Sosialisasi tentang HAM harus dimasukkan dalam pelajaran sekolah. Siswa harus diberi materi tentang hak asasi manusia
agar saling menghormati hak teman dan keluarganya. Pembelajaran HAM bisa dimasukkan dalam pelajaran PPKn atau
kewarganegaraan.

Daftar Pustaka :

https://www.zonareferensi.com/upaya-penegakan-ham-di-indonesia/
8. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan. Berikut ini upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
1. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka
melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban
dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan
melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga
negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan).
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara oleh pemerintah.
4. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga
negara.
5. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatankegiatan keagamaan dan kursuskursus).
6. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
7. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan
menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing
Daftar Pustaka :
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/upaya-penanganan-pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-kewajiban-warga-negara/
Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia,
terutama dalam hubungan antara negara dan dalam hubungan antara sesama
warga negara. Pengertian HAM perlu dipahami betul oleh setiap orang, apalagi
Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum. Salah satu unsur
yang dimiliki oleh negara hukum adalah pemenuhan hak-hak dasar warga berupa
perlindungan Hak Asasi Manusia. HAM merupakan hak dasar yang dimiliki
manusia sejak manusia itu dilahirkan yang diperoleh manusia dari Tuhan YME
dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. HAM tidak dapat digganggu
gugat oleh siapapun karena HAM bersifat kodrati dan berlaku sepanjang hidup
manusia.
Kesimpulan

Hak Asasai Manusia (HAM) mempunyai arti penting bagi


kehidupan manusia, terutama dalam hubungan antara negara dan

TERIMA
warga negara, dan dalam hubungan antara sesama warga negara.
HAM merupakan hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia
itu dilahirkan yang diperoleh manusia dari Tuhan YME dan

KASIH
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. HAM tidak dapat
digganggu gugat oleh siapapun karena HAM bersifat kodrati dan
berlaku sepanjang hidup manusia.

Anda mungkin juga menyukai