Pengertian HAM
B. Ciri-ciri HAM
Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau
diserahkan.
Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah
hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir.
Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu
dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.
C. Macam-macam HAM
1. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)
Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi
ini sebagai berikut.
D.Pelanggaran HAM
Dalam pelanggaran HAM sendiri dibagi menjadi 2 macam yaitu ringan dan berat:
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Ringan
Pelanggaran Hak Asasi Manusia ringan adalah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh seseorang
maupun kelompok tetapi tidak mengancam keselamatan jiwa manusia.Tetapi pelanggaran ini
bisa menjadi berbahaya jika tidak di tanggulangi secara langsung. kejadian ini sering terjadi di
masyarakat entah sadar maupun tidak sadar sebab itu tak sedikit orang menganggapnya sebagai
hal yang lumrah.
Beberapa bentuk-bentuk pelanggaran HAM ringan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari:
Dari beberapa contoh di atas hanya sebagian kecil dari bentuk-bentuk pelanggaran Hak Asasi
Manusia ringan.
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
Pelanggaran termasuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dinilai sebagai tindakan yang
berbahaya dan mengancam nyawa seseorang yang dilakukan oleh sekelompok manusia maupun
pribadi individu. Kesalahan tersebut sering menjadi sorotan banyak organinasi kemanusiaan,
bahkan banyak kasus pelangaran HAM yang terjadi di dunia menjadi dasar terbentuknya
organisasi-organisasi kemanusiaan.
Dalam UU Ri nomor 2 Tahun 2011 tentang pengadilan HAM telah di klasifikasikan menjadi 2
bentuk berat yang pertama adalah kejahatan manusia dan yang kedua adalah
genosida.Pengertian genosida sendiri antara lain merupakan suatu pembantaian secara besar
secara sistematis terhadap suatu ras, agama, suku, etnis, dan bangsa dengan maksut ingin
memusnahakan.
Contoh genosida :
Penjelasan tentang kejahatan manusia, istilah ini dalam hukum internasional mengacu dalam
tindakan yang mengakibatkan pembunuhan secara masal. Cara yang digunakan dalam
pembunuhan ini seperti penyiksaan dan penyerangan. Digunakan untuk mengurangi ras dengan
tujuan kepentingan politik sebagai dasarnya.
Kejahatan perang
kejahatan agresi
Pelanggaran HAM Berskala Internasional
1. Kejahatan Genocide
Kejahatan genocide adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa/ras, misalnya
zaman Hitler memusnahkan bangsa Yahudi.
2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang
meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, misalnya pembunuhan, pemusnahan, perbudakan, penyiksaan,
pemerkosaan, penghilangan orang secara paksa, dan kejahatan apartheid.
4. Kejahatan Perang
Kejahatan perang adalah tindakan kejahatan yang umumnya dilakukan oleh pribadi pada
saat perang dan berakibat banyak korban yang terlibat dalam peperangan itu, misalnya
kejahatan Perang Dunia II.
Salah satu cara Israel dalam memperluas wilayahnya yaitu dengan cara berperang. Dengan
bantuan dari Amerika Serikat, beberapa kali Israel melancarkan serangan ke Palestina hingga
akhirnya mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Palestina. Bahkan sudah
ada ribuan warga Palestina yang menjadi korban, termasuk anak-anak, wanita dan sampai
relawan yang membantu juga ikut menjadi korban.
Palestina sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai
suatu negara, namun setelah diakuinya Palestina tidak menghentikan peperangan antara
Israel dengan Palestina. Akibat tindakan dari Israel dan akhirnya masyarakat dunia mengecam
tindakan kejahatan kemanusiaan tersebut.
Bentrok antara oposisi dan pemerintah Mesir selama 4 dekade banyak dikecam oleh
masyarakat di dunia. Baru beberapa minggu, sudah ratusan ribu masyarakat Mesir turun ke
jalan untuk menyerukan pencopotan Hosni Mubbarak dari jabatannya sebagai presiden Mesir.
Penyebabnya adalah karena adanya krisis ekonomi dan politik yang sudah dialami Mesir.
Sebagian warga Mesir menganggap presiden Hosni Mubbarak sebagai presiden yang baik
karena selalu memperhatikan rakyat kecil, namun berbeda halnya dengan sebagian warganya
menganggap presiden Hosni Mubbarak bersifat glamor dan otoriter.
Bentrok pun terjadi dan tidak dapat dihindarkan lagi, Selama berminggu-minggu ratusan
warga menjadi korbannya, banyak yang akhirnya sampai meninggal dunia. Konflik antara
oposisi dan pemerintah Mesir semakin meluas. Setelah presiden Mesir tersebut terkepung
oleh rakyatnya dan bersembunyi di dalam selokan kemudian ditemukan oleh rakyat Mesir dan
akhirnya meninggal di tangan rakyat yang pernah ia pimpin.
Pada September 1939 Jerman menginvasi Polandia sekaligus mengawali pecahnya Perang
Dunia II. Italia tidak langsung melibatkan diri dalam PD II tersebut, namun setelah melihat
rentetan kemenangan Jerman, Mussolini kemudian memerintahkan pasukannya untuk
menyerbu Perancis Selatan pada tahun 1940. Di tahun yang sama Italia juga menginvasi
Yunani. Bukan hanya di Eropa saja, pasukan Italia juga terlibat konflik dengan pasukan Inggris
di Afrika Timur dan Utara.
Tahun 1943 merupakan titik balik PD II. Pasukan Jerman yang awalnya yang sangat perkasa
mulai kepayahan, sementara di wilayah Italia juga mulai luluh lantak akibat serangan dari
pihak lawan. Popularitas Mussolini lama-kelamaan mulai tergerus. Mussolini ditembak mati
pada tanggal 28 April 1945.
5. Perang Bosnia
Perang Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah konflik bersenjata internasional yang terjadi
pada bulan Maret 1992 dan November 1995. Perang ini melibatkan antara Bosnia dan
Republik Federal Yugoslavia (berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro begitupula
Kroasia.
Perang antara etnis Serbia dan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992 disebabkan tidak
menentunya wilayah Bosnia Herzegovina. Pecahnya konflik diakibatkan serangan pihak Kroat
Bosnia, di bawah pimpinan dari golongan ekstrem kanan Kroasia terhadap penduduk Serbia
Bosnia di desa Sijekovac yang menewaskan 29 orang penduduk sipil, 7 orang diperkosa dan 3
diantaranya dibunuh. Peristiwa tersebut dilakukan oleh 35 orang kelompok bersenjata Garda
Kroasia/pasukan Kroasia pimpinan Dobrosav Paraga.
Kongres Nasional Afrika (ANC), membentuk sayap bersenjata, yaitu Umkhonto we Sizwe (MK)
yang berarti "Tombak Bangsa". Dalam waktu 1,5 tahun, MK melancarkan sekitar 200 sabotase,
pendirinya adalah Nelson Mandela yang berjuang demi kesetaraan ras. Tahun 1964 pimpinan
oposisi seperti Nelson Mandela dan Walter Sisulu divonis hukuman penjara seumur hidup.
Tekanan politis baik di Afrika Selatan maupun dunia internasional semakin besar. Dan pada
tahun 1990, Presiden Afrika Selatan Frederick Willem de Klerk, membebaskan Nelson Mandela
dan beberapa tahanan politis yang lain. Pada tahun 1994 Nelson Mandela terpilih sebagai
Presiden Afrika Selatan pertama versi baru.
“Dewan ekonomi dan sosial akan membentuk panitia-panitia di lapangan ekonomi dan sosial dan
untuk memajukan hak-hak asasi manusia dan panitia-panitia demikian lainnya jika diperlukan
untuk menjalankan tugas-tugasnya.”
Kemudian pada sidang pertama ECOSOC tahun 1946, yang mendapatkan mandat untuk membuat
suatu instrumen HAM, membentuk sebuah komisi yang disebut dengan Komisi Hak Asasi Manusia
(CHR), dengan tugas untuk menangani isu-isu hak asasi manusia yang belum diselesaikan.
Ketentuan mengenai batas- batas permasalahan yang di tangani CHR, ditetapkan oleh ECOSOC
juga pada tahun 1946.
F. Intstrumen HAM
Instrumen hak asasi manusia adalah semua aturan dan peraturan yang dibuat untuk mengatur
tentang pelaksanaan, pembatasan, dan sanksi pelanggarannya. Instrumen HAM ini ada yang
bersifat internasional yaitu Declaration of Human Rights dan ada yang dibuat skala tertentu,
misalnya sesuai negara masing-masing. Dan tentu saja instrumen dibentuk berdasarkan sifat-
sifat hak asasi manusia.
Indonesia termasuk negara yang mengakui deklarasi HAM dunia dan negara yang berkedaulatan
rakyat. Untuk itu, maka Indonesia mempunyai instrument HAM mulai dari Pancasila, UUD 1945
hasil amandemen, Tap MPR, UU, Peraturan Pemerintah, dan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang. Di bawah ini beberapa contoh instumen HAM Indonesia.
1. Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Pedoman dan contoh Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-hari manusia Indonesia. Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Hubungan HAM dengan
Pancasila jelas. Oleh karena itu, Pancasila termasuk salah satu instrumen HAM di
Indonesia, Dalam sila-sila Pancasila terkandung aturan tentang hak asasi manusia yaitu :
Hak dan kewajiban memeluk agama yang diyakini. Setelah itu setiap warga negara dalam
kandungan Pancasila sila pertama berhak menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya masing-masing.
Hak diperlakukan sebagai manusia yang beradab. Dilindungi pribadinya, keluarganya, dan
semua yang dimilikinya. termasuk dalam hak ini adalah hak untuk memperoleh penghidupan
yang layak dan mendapatkan pendidikan yang layak juga.
Hak dan kewajiban dalam membela negara sesuai dengan sila Persatuan Indonesia. Dalam sila
ketiga ini terkandung makna bahwa setiap hak yang dimiliki warga negara harus ditempatkan di
wah kepentingan bersama dan kepentingan negara. Di sini instrumen HAM menghindari
terjadinya perselisihan karena adanya hak asasi yang dilaksanakan tak terbatas.
Hak selanjutnya sesuai dengan Pancasila sila keempat, kedaulatan rakyat. Artinya Indonesia
adalah negara demokrasi yang mengakui kedaulatan rakyat. Negara mengakui segala sesuatu
dibuat dengan tujuan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Di sini artinya negara mengukui
hak rakyat yang bermartabat.
Hak keadilan dalam sila kelima. Yang berarti bahwa setiap warga negara berhak mendapat
keadilan dalam HAM tanpa membedakan suku, ras, dan agamanya.
Hak dalam menjalankan agama dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan agamanya
masing-masing.
Hak untuk mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan
Hak mendapatkan penghidupan yang layak
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk ikut serta bela negara
Hak untuk disejahterakan, bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar
dan lain-lain
4. Tap MPR
Instrumen HAM juga terdapat dalam ketetapan MPR RI yang dapat dilihat dalam Tap. MPR
No. XVII/ 1996 tentang pandangan dan sikap BAngsa Indonesia terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM). Bahwakan negara demokrasi mengakui adanya hak asasi manusia dan
mengaturnya dalam UU. Selain tiu, Tap MPR ini juga berisi tentang pengakuan terhadap
piagam HAM Internasional.
5. Undang-Undang
Selain contoh instrumen di atas, pemerintah bersama DPR juga membuat beberapa
instrumen HAM yang mendukung dan lebih menjelaskan tentang HAM di Indonesia.
Instrumen HAM atau Undang-Undang yang mengatur tentang HAMtersebut, antara lain :
UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, peradilan yang mngurusi hal-
hal yang berkaitan dengan lembaga negara.
UU No. 5 Tahun 1998 tentang Ratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan, Perlakuan atau
Penghukuman yang Kejam Tidak Manusiawi dan Merendahkan Martabat, konvensi yang
telah menjadi hukum internasional.
UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, melindungi konsumen dalam
pembelian barang atau jasa.
UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan Pendapat, secara lisan maupun
tulisan.
UU No. 11 Tahun 1998 tentang Amandemen terhadap UU No. 25 Tahun 1997 tentang
Hubungan Perburuhan, maksudnya adalah hubungan dengan pemilik perusahaan atau
yang meperkejakan buruh.
UU No. 19 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 105 tentang Penghapusan
Pekerja secara Paksa, sehingga tidak ada lagi orang yang bekerja karena dipaksa pihak
lain dan tidak mendapatkan upah sebagai haknya
UU No. 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum
bagi Pekerja, anak-anak tidak bisa dijadikan pekerja karena akan berkaitan dengan UU
Perlindungan Anak.
UU No. 21 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 11 tentang Diskriminasi dalam
Pekerjaan, seseorang akan dinilai berdasarkan kemampuannya dalam bekerja bukan
karena ras, golongan atau keompok, dan harta / jabatannya
UU No. 26 Tahun 1999 tentang Pencabutan UU No. 11 Tahun 1963 tentang Tindak Pidana
Subversi, tindakan pidana kebebasan mengeluarkan pendapat yang terkadang dianggap
menghina Presiden.
UU No. 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi, di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dimana UU mencakup HAM,
perlindungan HAM, dan menghargai HAk asasi orang lain, serta peran pemerintah dah
Komnas HAM.
UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, mencakup pengertian ers, tugas dan tanggung
jawab pers.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, pengadilan untuk tindak pidana HAM
yang berat seperti genosida (pemusnahan suatu kelompok) yang merupakan pengadilan
khusus.
6. Peraturan Pemerintah
Di tingkat pemerintah, dalam hal ini Presiden dan semua yang berada di bawahnya juga
terdapat instrumen HAM. Instrumen HAM di tingkat ini bisa dikatakan semua dibuat
sebelum era reformasi. Belum ada perubahan, karena dianggap sudah mencakup semua
hal. Instrumen tersebut, antara lain :
Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu) No. 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan HAM,
peraturan pemerintah yang berkaitan dengan UU NO.39 tahun 1999
Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,
pembentukan serta rincian tugas, fungsi, wewenangnya.
Keputusan Presiden RI Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan, pmbentukan dan uraian seceara jelas tentang fungsi, tujuan, tanggung
jawab, wewenang, dan anggotanya.
Keputusan Presiden RI Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi
Manusia Indonesia, yang lebih ditujukan untuk pemberlakuan perlindungan HAm secara
menyeluruh di dunia internasinal.
Instruksi Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi
dan Non pribumi dalam Semua >Perumusan dan Penyelenggaraan Kebijakan, Perencanaan
Program, atau pun Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan, karena menunjukkan
diskrimnasi terhadap warga tertentu.
Polri harus menjaga dan melindungi keamanan masyarakat, tata tertib serta penegakan hukum
dan HAM
Polri harus menjaga keamanan umum dan hak milik, serta menghindari kekerasan dalam
menjaga tata tertib bermasyarakat dengan menghormati supremasi HAM
Polri dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka harus menghormati asas praduga tak
bersalah sebagai hak tersangka sampai dinyatakan terbukti bersalah oleh pengadilan
Polri harus mematuhi norma-norma hukum dan agama untuk menjaga supremasi HAM.
Dalam melaksanakan tugasnya terkadang polri harus melakukan kekerasan jika berada dalam
situasi yang kritis dan ini dibenarkan oleh hukum. Meskipun demikian, terdapat koridor-koridor
aturan yang tetap harus dipatuhi oleh polri dalam melakukan kekerasan.
2. Komnas (Komisi Nasional) HAM
Berdasarkan Keppres (Keputusan Presiden) No. 50 Tahun 1993, pemerintah membentuk
Komnas HAM untuk meningkatkan pelaksanaan HAM di Indonesia. Komisi Nasional ini
bersifat mandiri dan berasaskan pada Pancasila. Kemudian Keppres ini direvisi yang
selanjutnya dikeluarkanlah UU No. 39 Tahun 1999. Di dalam UU tersebut, tujuan Komnas
HAM tertuang dalam Pasal 75, yakni:
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta Deklasari
Universal Hak Asasi Manusia,
Meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya tujuan
pembangunan nasional yaitu pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya. (Baca juga : Tujuan Pembangunan Nasional)
Untuk melaksanakan tujuan tersebut maka Komnas HAM harus melaksanakan fungsi pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, serta mediasi yang terkait dengan hak asasi manusia.
Penjabaran dari fungsi-fungsi ini tertuang dalam Keppres No. 39 Tahun 1999 Pasal 89.
Komnas Perempuan bertujuan untuk memberikan perlindungan pada kaum perempuan. Komnas
ini dibentuk pada tanggal 9 Oktober 1998 berdasarkan Keppres No. 181 Tahun 1998 dan
diperkuat dengan PP (Peraturan Presiden) No. 65 Tahun 2005. Pada Keppres No. 181 Tahun 1998
dalam Pasal 4 menuangkan tentang tujuan dibentuknya Komnas Perempuan, diantaranya adalah:
Penyebarluasan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan yang
berlangsung di Indonesia,
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan di Indonesia,
Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan perlindungan hak asasi manusia perempuan. (Baca juga : Upaya Penyelesaian
Pelanggaran HAM)
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka Komnas Perempuan harus melaksanakan berbagai
kegiatan seperti yang tertuang dalam Pasal 5 pada Keppres yang sama, yakni:
Penyebarluasan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan serta penghapusan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan,
Pengkajian dan penelitian terhadap berbagai intrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai
perlindungan hak asasi manusia perempuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta menyampaikan berbagai saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif
dan masyarakat dalam rangka penyusunan dan penetapan peraturan dan kebijakan berkenaan
dengan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan Indonesia serta perlindungan dan penegakan hak asasi manusia bagi perempuan,
Pemantauan dan penelitian, termasuk pencarian fakta, tentang segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan serta memberikan pendapat, saran dan pertimbangan kepada pemerintah,
Penyebarluasan hasil pemamtauan dan penelitian atas terjadinya segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan kepada masyarakat,
Pelaksanaan kerjasama regional dan internasional dalam rangka meningkatkan upaya
pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dalam rangka mewujudkan
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. (Baca juga : Tahapan Perjanjian
Internasional)
Terdapat beberapa aspek hak-hak anak yang harus dilindungi baik oleh pemerintah, negara,
keluarga, lembaga sosial, maupun orangtua seperti tertuang dalam Pasal 42 sampai Pasal 71 UU
No. 23 Tahun 2002 yang secara garis besar berisi tentang:
Hak Agama, Untuk melindungi hak anak yang terkait agama maka diperlukan
perlindungan berupa pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan ajaran agama bagi
anak
Hak Kesehatan, Upaya perlindungan kesehatan anak dilakukan secara komprehensif
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan
Hak Pendidikan, Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak tanpa kecuali
dan dilindungi dari tindak kekerasan yang terjadi di sekolah (Baca juga : Pendidikan
Karakter di Sekolah)
Hak Sosial, Dalam hal ini hak yang dimaksud adalah pelindungan terhadap anak-anak
terlantar baik yang berada di dalam lembaga maupun di luar lembaga
Hak Perlindungan Khusus, Hak perlindungan yang satu ini ditujukan kepada anak-anak
yang menjadi pengungsi, korban kerusuhan, korban bencana alam, dan dalam situasi
konflik bersenjata.
5. Pengadilan HAM
Pada tahun 2000 dibentuklah Pengadilan HAM melalui UU No. 26 Tahun 2000. Pengadilan ini
dibentuk secara khusus untuk mengadili jenis-jenis pelanggaran HAM. Pengadilan HAM
berkedudukan di kota atau kabupaten yang mana daerah hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Adapun lingkup kewenangan Pengadilan HAM dalam
peraturan tersebut adalah:
Pelanggaran hak asasi manusia yang berat seperti yang dimaksud dalam ketentuan ini
meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kejahatan Genosida, Kejahatan yang dimaksud disini adalah setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, dan kelompok agama dengan berbagai
cara-cara seperti yang tertuang dalam Pasal 8.
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, Dalam hal ini kejahatan yang dimaksud adalah satu
perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil, adapun penjabaran tindakannya juga tertuang dalam pasal yang sama yaitu Pasal 8.
Menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi pada masa lalu di
luar pengadilan, guna mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa, dan
Mewujudkan rekonsiliasi dan persatuan nasional dalam jiwa saling pengertian.
Adapun tugas-tugas Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tertuang dalam Pasal 6 yang dijabarkan
seperti di bawah ini:
Menerima pengaduan atau laporan dari pelaku, korban, atau keluarga korba yang
merupakan ahli warisnya,
Melakukan penyelidikan dan klarifikasi atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat,
Memberikan rekomendari kepada Presiden dalam hal permohonan amnesti,
Menyampaikan rekomendasi kepada Pemerintah dalam hal pemberian kompensasi
dan/atau rehabilitasi, dan
Menyampaikan laporan tahunan dan laporan akhir tentang pelaksanaan tugas dan
wewenang berkaitan dengan perkara yang ditanganinya, kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat dengan tembusan kepada Mahkaah Agung. (Baca juga : Tugas dan
Wewenang DPR)
Memberikan bantuan atau nasihat hukum kepada masyarakat kecil yang kurang mampu untuk
membiayai peradilan seperti menyewa pengacara
Memberikan nasihat hukum di luar pengadilan kepada petani, nelayan, para buruh yang hak-
haknya telah dilanggar
Memberikan bantuan secara langsung dan mendampinginya dalam sidang di pengadilan untuk
perkara perdata maupun pidana
Semua nasihat dan bantuan hukum yang diberikan bersifat gratis.
Manfaat organisasi LBH ini sangat membantu masyarakat kelas bawah untuk memperjuangkan
hak-haknya. Tentunya, sebagai warga yang baik kita harus turut aktif mendukung organisasi
sosial seperti ini.
Bidang Layanan Hukum, Layanan yang diberikan disini menitikberatkan kepada warga yang
miskin dan memberikan bantuan berupa bimbingan hukum, wawasan hukum, pengurusan surat
perkara, dan sebagainya,
Bidang Konsultasi Hukum, BKBH juga memberikan konsultasi hukum secara gratis kepada
masyarakat miskin untuk memperoleh informasi hukum dari para konsultan,
Bidang Kajian dan Penelitian, Dalam hal ini BKBH melakukan joint research policy dengan
pengadilan demi penyelenggaraan peradilan yang bersih. Selain itu melakukan academic research
guna mengembangkan bahan ajar pada ilmu tentang peradilan,
Bidang Advokasi, BKBH juga memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin untuk
perkara di pengadilan dan membebaskannya dari biaya perkara.
Pada mulanya Kontras memiliki nama KIP-HAM yang didirikan pada tahun 1996. Namun pada
tanggal 20 Maret 1998 organisasi ini berubah nama menjadi Kontras. Kontras merupakan salah
satu organisasi yang memperjuangkan hak asasi manusia yang memiliki fokus kepada orang
hilang dan korban tindak kekerasan. Hal ini tampak dalam visi yang dijunjung dalam organisasi
Kontras yaitu “Terwujudnya demokrasi yang berbasis pada keutuhan kedaulatan rakyat melalui
landasan dan prinsip rakyat yang bebas dari ketakutan, penindasan, kekerasan dan berbagai
bentuk pelanggaran hak asasi manusia atas alasan apapun, termasuk yang berbasis gender”.
Untuk mendukung visi tersebut maka Kontras memiliki beberapa misi, diantaranya adalah:
Memajukan kesadaran rakyat akan pentingnya penghargaan hak asasi manusia, khususnya
kepekaan terhadap berbagai bentuk kekerasan dan pelanggaran berat hak asasi manusia sebagai
akibat dari penyalahgunaan kekuasaan negara (Baca juga : Penyebab Terjadinya Tindakan
Penyalahgunaan Kewenangan)
Memperjuangkan keadilan dan pertanggungjawaban negara atas berbagai bentuk kekerasan
dan pelanggaran berat hak asasi manusia melalui berbagai upaya advokasi menuntut
pertanggungjawaban negara
Mendorong secara konsisten perubahan pada sistem hukum dan politik, yang berdimensi
penguatan dan perlindungan rakyat dari bentuk-bentuk kekerasan dan pelanggaran hak asasi
manusia. (Baca juga : Sistem Politik di Berbagai Negara)
Beberapa penjelasan diatas telah menerangkan secara gamblang berbagai lembaga perlindungan
HAM yang ada di Indonesia baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun pihak swasta. Semoga
dengan bahasan ini kita semakin sadar tentang pentingnya menjunjung HAM dan menjadi sosok
yang tanggap serta kritis terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di sekitar kita.
Masih tingginya penerapan hukum adat di atas hukum nasional sehingga beberapa ketentuan
justru melanggar HAM suatu kelompok masyarakat, hal ini mengakibatkan pemerintah dan
aparat kepolisian kesulitan untuk menegakkan HAM untuk kelompok masyarakat tersebut (Baca
juga : Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat)
Status sosial dan stratifikasi penduduk Indonesia yang sangat kompleks membuat penegakan
HAM sulit untuk dilakukan. Masayarakat sebagai objek penegak hukum berperan besar dalam
penegakan HAM. Walaupun sebagai objek, beberapa hambatan penegakan HAM justru datang
dari masyarakat itu sendiri yakni:
Masih rendahnya pemahaman penduduk tentang HAM sehingga mereka tidak menyadari
ketika hak-haknya telah dilanggar (Baca juga : Norma dalam Masyarakat)
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya aparat dan pemerintah dalam
melindungi kepentingan-kepentingannya
Ketidakberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan perlindungan hukum untuk
menuntut haknya karena keterbatasan ekonomi, kondisi psikologi, maupun terkendala
faktor sosial dan politik (Baca juga : Pengertian Sosialisasi Politik Menurut Para Ahli)
Belum banyak masyarakat yang sadar hukum dan betapa pentingnya penegakan HAM di
dalam kehidupan (Baca juga : Ciri-ciri Masyarakat Politik)
Masih banyak masyarakat yang enggan berpartisipasi dalam penegakan HAM seperti
membiarkan pelanggaran HAM terjadi di sekitarnya dengan alasan tidak mau menggangu
urusan orang lain.
Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai yang mencakup seluruh wilayah
Indonesia untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi. (Baca juga : Tujuan
Pelaksanaan Otonomi Daerah)
Belum banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk
memecahkan masalah komunikasi dan informasi di Indonesia. Meskipun beberapa
peneliti sudah menghasilkan terobosan baru di bidang komunikasi dan informasi namun
dukungan pemerintah dan pihak swasta di Indonesia masih rendah.
Terbatasnya sistem informasi yang digunakan di Indonesia dari segi perangkat maupun
teknologinya.
3. Kebijakan Pemerintah
Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus berpedoman kepada kepentingan nasional.
Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap penegakan HAM. Beberapa hambatan
dalam penegakan HAM oleh pemerintah adalah: (Baca juga : Upaya Pemerintah dalam
Menegakkan HAM)
Beberapa kebijakan pemerintah menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat karena
dianggap tidak bisa melindungi hak seluruh warga negara (Baca juga : Hak dan Kewajiban
Warga Negara)
Untuk menjaga stabilitas nasioal terkadang pemerintah sendiri yang justru mengabaikan HAM
warga negaranya. Belum adanya kesamaan prinsip atau pandangan tentang pentingnya jaminan
HAM oleh para penguasa.
4. Perangkat Perundangan
Perangkat perundangan juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya penegakan HAM.
Undang-undang yang dimaksud disini adalah ketentuan tertulis yang dibuat oleh
pemerintah pusat maupun daerah yang sah. Peraturan perundangan dibuat dengan tujuan
mengatur tingkah laku seluruh warga negara tanpa kecuali termasuk pemerintah. Selain itu
juga melindungi hak-hak manusia agar tidak berselisih dan bersinggungan. Hambatan-
hambatan penegakan HAM oleh peraturan perundangan adalah: (Baca juga: Wewenang
Pemerintah Pusat)
Beberapa perundang-undangan merupakan pengesahan dari ketentuan yang ditetapkan
dalam konvensi internasional. Tidak semua isi ketentuan dalam konvensi tersebut sesuai
untuk diterapkan di Indonesia karena berbedanya situasi dan kondisi negara (Baca juga :
Tahapan Perjanjian Internasional)
Terdapat peraturan perundang-undangan yang belum memiliki aturan pelaksanaannya
sehingga menyulitkan aparat kepolisian untuk menegakkannya (Baca juga : Dasar Hukum HAM)
Terdapat beberapa ketentuan dalam perundang-undangan yang saling bertentangan
Tidak adanya perundang-undangan yang sedemikian lengkap yang dapat mengatur semua
perilaku manusia sehingga mayoritas ketentuan dibuat setelah terjadinya permasalahan.
Polri harus menjaga dan melindungi keamanan masyarakat, tata tertib serta penegakan
hukum dan HAM (Baca juga : Sistem Peradilan di Indonesia)
Polri harus menjaga keamanan umum dan hak milik, serta menghindari kekerasan dalam
menjaga tata tertib bermasyarakat dengan menghormati supremasi HAM
Polri dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka harus menghormati asas
praduga tak bersalah sebagai hak tersangka sampai dinyatakan terbukti bersalah oleh
pengadilan (Baca juga : Macam-macam Lembaga Peradilan)
Polri harus mematuhi norma-norma hukum dan agama untuk menjaga supremasi HAM.
(Baca juga : Norma-norma Hukum)
Kendala-kendala aparat dalam penegakan HAM dikarenakan berbagai faktor, diantaranya adalah:
Masih terdapat praktik korupsi dan kolusi di dalam aparat kepolisian, hal ini dikarenakan masih
lemahnya kualitas mental para penegak hukum terhadap pemuasan kebutuhan tertentu
terutama kebutuhan materil (Baca juga : Penyebab Terjadinya Tindakan Penyalahgunaan
Wewenang)
Aparat kepolisian harus bisa melindungi HAM seluruh warga negara tanpa kecuali termasuk
harus menghormati hak-hak tersangka pelanggaran HAM sampai terbukti bersalah, hal ini dapat
mempengaruhi proses penegakan HAM karena tidak sedikit tersangka yang sebenarnya bersalah
memanfaatkan hak-haknya sehingga mereka bisa terlepas dari hukum.
2. Dilingkungan Sekolah
a. Tidak memaksakan kehendak kepada teman/guru
b. Mentaati tata tertib sekolah dengan baik
c. Saling hormat menghormati antar mutid dengan murid, murid dengan guru dan warga
sekolah lainnya
d. Tidak membeda-bedakan teman, misalnya teman yang kaya atau miskin
e. Guru bersikap adil kepada semua murid
3. Dilingkungan masyarakat
a. Tidak menghardik pengermis atau kaum dhuafa lainnya
b. Membantu tetangga jika dalam kesusahan
c. Tidak menyinggung perasaan tetangga
d. Menghargai pendapat orang lain
e. Berkomunikasi dengan baik dan sopan santun
AHLA ASSYIFA