Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KUSNA WATI

NIM : 858084768
KELAS : 3.A
MATKUL : PKNI4317/Hak Asasi Manusia
TAHUN : 2023

Soal

1. Membicarakan mengenai peran penting HAM berarti membicarakan kelangsungan


hidup setiap individu, perkembangannya, dan kemerdekaannya. Jelaskan argumen
dari pernyataan tersebut!
2. UU No 26 Tahun 2000 merupakan aturan yang mengatur tentang pengadilan HAM
yang akan mengadili tentang pelanggaran HAM berat. Salah satu pelanggaran HAM
berat adalah genosida. Jelaskan pendapat saudara, dan bagaimana Undang-undang ini
mengatur?
3. War Crimes adalah kejahatan HAM yang sangat berat dalam pergaulan internasional.
Bagaimana Statuta Roma mengaturnya?
4. Empat proses (langkah) penyelesaian kasus pelanggaran HAM, diawali dari langkah
pengkajian. Apa saja yang terjadi pada langkah awal ini?
5. Perlindungan HAM yang terdapat dalam UUD 1945 dapat dikelompokkan menjadi 4
bagian satu diantaranya yaitu, kelompok perlindungan terhadap hak-hak sipil. Uraikan
pendapat saudara!

Jawaban :

1. Membicarakan tentang peran penting HAM bermakna membicarakan kelangsungan


hidup setiap individu, juga perkembangan dan kemerdekaannya. Maksud argumen ini
adalah HAM merupakan instrumen penting yang berkaitan dengan kehidupan
manusia, kemerdekannya dalam hidup dan juga bagaimana ia mengembangkan
dirinya dalam kehidupan yang ia jalani. HAM yang paling mendasar berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan kemerdekaan dalam hidup itu sendiri sedangkan HAM-nya
berkaitan dengan bagaimana jaminan dan kesempatan yang didapatkan seseorang
dalam mengembangkan dirinya.

2. Bunyi UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM


(1) Setiap korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan atau ahli warisnya
dapat memperoleh kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi. (2) Kompensasi, restitusi,
dan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam amar
putusan Pengadilan HAM.

Menurut saya,

Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang


termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh UU ini, dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh

3. Statuta Roma adalah perjanjian internasional yang membentuk Mahkamah Pidana


Internasional (International Criminal Court/ICC) dan mengatur tindakan kejahatan
yang menjadi yurisdiksi ICC, termasuk war crimes (kejahatan perang). Dalam Statuta
Roma, war crimes didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang melanggar hukum
humaniter internasional yang dilakukan dalam konteks konflik bersenjata. Tindakan-
tindakan tersebut meliputi, tetapi tidak terbatas pada:

1) Pembunuhan, pemusnahan, penyiksaan, perlakuan kejam, atau perlakuan tidak


manusiawi terhadap warga sipil atau anggota personel militer yang terluka
atau tidak berkebal.

2) Serangan yang tidak proporsional terhadap populasi sipil, termasuk serangan


terhadap fasilitas kemanusiaan dan penggunaan senjata yang melanggar
konvensi internasional.

3) Penggunaan manusia sebagai perisai manusia atau penggunaan secara


sewenang-wenang terhadap tawanan perang.

4) Pemaksaan kerja paksa atau kerja paksa yang melibatkan kekerasan atau
ancaman kekerasan.

5) Pengusiran, transfer paksa, atau deportasi yang melanggar hukum


internasional.

Statuta Roma menetapkan bahwa setiap individu yang melakukan war crimes dapat
diadili oleh ICC, terlepas dari jabatan atau status mereka. Hal ini mencakup
komandan militer, pejabat negara, atau pihak non-negara lainnya yang bertanggung
jawab atas kejahatan tersebut. Selain itu, Statuta Roma juga memperkenalkan
konsep tanggung jawab individu dan kepemimpinan yang efektif. Ini berarti individu
yang memerintahkan atau memberikan perintah untuk melakukan war crimes juga
dapat diadili, meskipun mereka tidak melakukan tindakan secara langsung. Dengan
adanya Statuta Roma, Mahkamah Pidana Internasional memiliki yurisdiksi untuk
menyelidiki, mengadili, dan menghukum pelaku war crimes. Hal ini bertujuan untuk
memastikan keadilan dan menghentikan impunitas terhadap pelanggaran hak asasi
manusia yang berat dalam pergaulan internasional.

4. Empat proses atau langkah penyelesaian kasus pelanggaran ham, diawali dari langkah
pengkajian. Langkah pengkajian ialah langkah yang dilakukan oleh KOMNASHAM
dalam rangka melakukan penyelidikan dan pemantauan dalam kasus pelanggaran
HAM.
HAM (Hak Asasi Manusia) dapat diartikan sebagai seperangkat hak yang didapatkan
seseorang sejak lahir. Hak asasi manusia tidak dapat diambil atau diserahkan kepada
orang lain. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 tahun 1999, pengertian HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia.

Ciri-ciri dari Hak Asasi Manusia, antara lain:

• HAM tidak bisa diwariskan, dibeli, dan diberikan pada orang lain.

• HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang perbedaan suku, jenis kelamis,
ras, agama, sosial, dan perbedaan politik.

• Setiap orang tidak berhak untuk melanggar hak orang lain dan membatasi HAM.

5. Perlindungan hak asasi manusia yang terkandung dalam UUD 1945 memang dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian, salah satunya adalah perlindungan kelompok hak
sipil. Berikut adalah beberapa contoh hak-hak sipil yang dilindungi oleh UUD 1945:
• Hak atas persamaan di depan hukum, yaitu hak setiap orang untuk diadili
dengan cara yang sama tanpa diskriminasi, termasuk diskriminasi berdasarkan
agama, ras, jenis kelamin atau kondisi sosial. Status.
• Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, termasuk hak untuk
menyatakan pendapat secara terbuka, untuk menyatakan pendapat tanpa rasa
takut akan kekerasan dan untuk menerima informasi dan gagasan dari media
yang berbeda.
• Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat, termasuk hak untuk
mengadakan pertemuan secara damai, membentuk organisasi dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik dan sosial.
• Hak atas kebebasan beragama, termasuk hak untuk memilih, menganut, dan
menjalankan suatu agama tanpa rasa takut akan penganiayaan atau
diskriminasi.
• Hak privasi, termasuk hak untuk tidak diintimidasi, disalahgunakan atau
dilecehkan oleh pihak yang tidak berhak dalam urusan pribadi seseorang.
Perlindungan hak-hak sipil merupakan aspek penting dalam perlindungan hak
asasi manusia di Indonesia. Dalam konteks demokrasi modern, hak-hak sipil
merupakan prasyarat bagi partisipasi politik yang bebas dan adil, serta kehidupan
bermasyarakat yang mandiri dan beradab. Dengan demikian, upaya perlindungan
hak-hak sipil harus terus dilakukan untuk menjaga kebebasan dan kesetaraan
rakyat Indonesia seutuhnya.

Anda mungkin juga menyukai