NIM : 858084768
KELAS : 3.A
MATKUL : PKNI4317/Hak Asasi Manusia
TAHUN : 2023
Soal
Jawaban :
Menurut saya,
4) Pemaksaan kerja paksa atau kerja paksa yang melibatkan kekerasan atau
ancaman kekerasan.
Statuta Roma menetapkan bahwa setiap individu yang melakukan war crimes dapat
diadili oleh ICC, terlepas dari jabatan atau status mereka. Hal ini mencakup
komandan militer, pejabat negara, atau pihak non-negara lainnya yang bertanggung
jawab atas kejahatan tersebut. Selain itu, Statuta Roma juga memperkenalkan
konsep tanggung jawab individu dan kepemimpinan yang efektif. Ini berarti individu
yang memerintahkan atau memberikan perintah untuk melakukan war crimes juga
dapat diadili, meskipun mereka tidak melakukan tindakan secara langsung. Dengan
adanya Statuta Roma, Mahkamah Pidana Internasional memiliki yurisdiksi untuk
menyelidiki, mengadili, dan menghukum pelaku war crimes. Hal ini bertujuan untuk
memastikan keadilan dan menghentikan impunitas terhadap pelanggaran hak asasi
manusia yang berat dalam pergaulan internasional.
4. Empat proses atau langkah penyelesaian kasus pelanggaran ham, diawali dari langkah
pengkajian. Langkah pengkajian ialah langkah yang dilakukan oleh KOMNASHAM
dalam rangka melakukan penyelidikan dan pemantauan dalam kasus pelanggaran
HAM.
HAM (Hak Asasi Manusia) dapat diartikan sebagai seperangkat hak yang didapatkan
seseorang sejak lahir. Hak asasi manusia tidak dapat diambil atau diserahkan kepada
orang lain. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 tahun 1999, pengertian HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia.
• HAM tidak bisa diwariskan, dibeli, dan diberikan pada orang lain.
• HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang perbedaan suku, jenis kelamis,
ras, agama, sosial, dan perbedaan politik.
• Setiap orang tidak berhak untuk melanggar hak orang lain dan membatasi HAM.
5. Perlindungan hak asasi manusia yang terkandung dalam UUD 1945 memang dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian, salah satunya adalah perlindungan kelompok hak
sipil. Berikut adalah beberapa contoh hak-hak sipil yang dilindungi oleh UUD 1945:
• Hak atas persamaan di depan hukum, yaitu hak setiap orang untuk diadili
dengan cara yang sama tanpa diskriminasi, termasuk diskriminasi berdasarkan
agama, ras, jenis kelamin atau kondisi sosial. Status.
• Hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, termasuk hak untuk
menyatakan pendapat secara terbuka, untuk menyatakan pendapat tanpa rasa
takut akan kekerasan dan untuk menerima informasi dan gagasan dari media
yang berbeda.
• Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat, termasuk hak untuk
mengadakan pertemuan secara damai, membentuk organisasi dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik dan sosial.
• Hak atas kebebasan beragama, termasuk hak untuk memilih, menganut, dan
menjalankan suatu agama tanpa rasa takut akan penganiayaan atau
diskriminasi.
• Hak privasi, termasuk hak untuk tidak diintimidasi, disalahgunakan atau
dilecehkan oleh pihak yang tidak berhak dalam urusan pribadi seseorang.
Perlindungan hak-hak sipil merupakan aspek penting dalam perlindungan hak
asasi manusia di Indonesia. Dalam konteks demokrasi modern, hak-hak sipil
merupakan prasyarat bagi partisipasi politik yang bebas dan adil, serta kehidupan
bermasyarakat yang mandiri dan beradab. Dengan demikian, upaya perlindungan
hak-hak sipil harus terus dilakukan untuk menjaga kebebasan dan kesetaraan
rakyat Indonesia seutuhnya.