Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KASUS - KASUS PELANGGARAN HAM DI INDONESIA


BESERTA UPAYA PENYELESAIAN KASUS

Dosen Pembimbing : Riski Maulana, Sos,MSP.


Disusun oleh

Nama kelompok :
 Muthi Henida
 Yassir al-Aqib
 Ahmad Nabawi

HUKUM EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ACEH TAMIANG
T/A 2022-2023

1
ABSTRAK

Hak Asasi Manusia selanjutnya disebut HAM, merupakan suatu hasil


perjuangan yang sejak dahulu sampai sekarang terus diperjuangkan agar
mendapat tempat sebagaimana mestinya. Hak Asasi Manusia adalah hak
yang dimiliki manusia dari lahir dan Negara mempunyai tanggung jawab
untuk melindungi hak asasi setiap individu tersebut. Belajar dari peristiwa di
masa lalu, Indonesia mempunyai sejarah kelam mengenai HAM yang sampai
saat ini belum terselesaikan, sejak beralihnya rezim pada tahun 1998,
serangan terhadap para Pembela HAM tidak mengalami penurunan.
pelanggaran HAM adalah tindakan penghilangan hak asasi manusia lain yang
dilindungi undang-undang yang dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi
pelanggar maupun pihak korban hak asasi manusia. Tiga kasus yg kami
bahas di sini merupakan kasus dari banyaknya Kasus HAM yang ada di
indonesia. Yang sampai saat ini belum menemukan titik terang dalam
kasusnya dalam hal ini kita kita melihat bagaimana kasus HAM harus di
perkuat khususnya dalam pelanggaran HAM sendiri. Seperti Pepatah hukum
di negara kita runcing ke bawah tumpul ke atas.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara hukum adalah negara yang dalam menjalankan sitemnya berdasarkan
atas hukum yang berlaku berdasarkan kepentingan umum serta bebas dari
kesewenag-wenangan penguasa.
J.B.J.M ten Berge menyebutkan prinsip-prinsip negara hukum dan demokrasi
sebagai berikut1 :
1. Prinsip-prinsip negara hukum :
a. asas legalitas
b. perlindungan hak-hak asasi
c. pemerintah terikat pada hukum
d. monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum
e. pengawasan oleh hakim yang merdeka

Jika melihat keterangan diatas maka dapat dikatan bahwa salah satu prinsip
yang harus ada dalam negara hukum ialah tegaknya Hak Asasi Manusia. Negara
berkewajiban melindungi hak-hak yang melekat pada masyarakatnya.
Indonesia sebagai negara hukum sudah memiliki dasar hukumya begitu juga
dengan pengaturan tentang hak asasi. Mengenai dasar negara hukum sudah diatur
dalam ketentuan Pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia serta mengenai Hak
Asasi Manusia diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, kemudian dalam UUD RI 1945 diatur pada pasal 27 ayat 3, 28 A
sampai J, serta Pasal 30 ayat 1.

1
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara,(Jakarta : Rajawali Pers 201hlm. 9
Disarikan dari J.B.J.M. ten Berge, Besturen door de Overheid, W.E.J. Tjeen Willink,
Deventer, 1996, hlm. 34-38

2
Bahwa setiap upaya penegakan HAM pasti tidak selalu berjalan dengan lancar.
Di dalamnya pasti terdapat sebuah pelanggaran HAM. Menurut UU No 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan HAM pelanggaran HAM adalah “setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku”.
Tahapan penyelidikan dalam pelanggaran hak asasi manusia adalah
kewenangan Komnas HAM berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
yang hasilnya selalu merekomendasikan adanya pelanggaran HAM. Komnas
HAM dalam menjalankan perannya melakukan penyelidikan terhadap kasus-
kasus pelanggaran HAM yang dibuktikan dengan rekomendasi rekomendasi
Komnas HAM dalam kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pelanggaran HAM?
2. Sebutkan Macam-Macam pelanggaran HAM
3. Bagaimana upaya penegakan hukum bagi Pelanggar HAM?

2
Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALYSIS OF CRIMINAL
ACCOUNTABILITY MILITARY SUPERIORS THE COMMISSION OF A CRIME AGAINST
HUMAN RIGHTS ABUSES HEAVILY. Unila. hlm5

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelanggaran HAM


HAM secara umum adalah hak-hak dasar manusia yang dimiliki oleh setiap
insan yang lahir di dunia sebagai karunia Tuhan serta harus dihormati dan
ditegakkan. HAM tidak dapat dicabut serta bersifat hakiki dan universal pada
semua manusia.
DalamUndang-Undang No.39 tahun 1999 Pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum ,mengurangi,
menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh undang-undang ini dan tidak mendapat atau dikhawatirkan
tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.Yang sekarang telah menjadi UU No.26/2000
tentang pengadilan HAM yang berbunyi pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku.
Mastricht Guidelines3 telah menjadi dasar utama bagi identifikasi pelanggaran
HAM.
Pertanggungjawaban atas sebuah pelanggaran HAM berat terdiri dari3:

3
Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALISIS
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATASAN MILITER TERHADAP TINDAK PIDANA
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT (Studi Kasus Talang Sari). Unila. hlm7

1. Pertanggungjawaban perorangan

4
Pertanggungjawaban pidana perorangan adalah seseorang
bertanggung jawab secara pidana dan dapat dikenai hukuman atas suatu
pelanggaran HAM berat yang dilakukan sendiri. Termasuk di dalam hal
ini adalah setiap orang yang melakukan perbuatan Percobaan,
permufakatan jahat dan perbantuan untuk melakukan pelanggaran HAM
berat dipidana dengan pidana yang sama ketentuan bagi pelaku perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 40 Undang-
Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
2. Pertanggung jawaban komandan militer dan atasan sipil
Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 42 yaitu: Komandan militer
atau seseorang yang secara efektif bertindak sebagai komandan militer
dapat dipertanggungjawabkan terhadap pelanggaran HAM berat yang
dilakukan pasukan yang berada di bawah komando dan pengendaliannya
yang efektif, atau di bawah kekuasaan dan pengendaliannya yang efektif
dan pelanggaran HAM berat tersebut merupakan akibat dari tidak
dilakukan pengendalian pasukan secara patut, yaitu komandan militer atau
seseorang tersebut mengetahui atau atas dasar keadaan saat itu seharusnya
mengetahui bahwa pasukan tersebut sedang melakukan atau baru saja
melakukan pelanggaran HAM berat.

B. Macam pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu pelanggaran
HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.Kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan termasuk dalam pelanggaran HAM yang berat.
Kejahat genosida itu sendiri berdasarkan UU No.26/2000 tentang pengadilan
HAM adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok, bangsa, ras,
kelompok etnis dan kelompok agama.
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan kemerdekaan atau perampasan

5
kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggaran (asas-asas)
ketentuan pokok hokum internasional, penyiksaan, perkosaan, perbudakan
seksual, pelacuran secarapaksa atau bentuk- bentuk kekerasan seksual lain yang
setara , penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentuatau perkumpulan yang
didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan,etnis, budaya, agama, jenis
kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang secara paksa, dan
kejahatan apartheid.

C. Subjek yang dapat menjadi pelanggar HAM

Menurut Mastricht Guidelines pelanggaran HAM terjadi lewat acts of


commission (tindakan untuk melakukan),oleh pihak Negara atau pihak lain yang
tidak diatur secara memadai oleh Negara atau lewat acts of
discommission(tindakan untuk tidak melakukan tindakan apapun) oleh Negara .
Sedangkan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh satuan bukan
pemerintahan di antaranya pembunuhan oleh tentara, pemberontakan dan
serangan bersenjata oleh salah satu pihak melawan pihak lain.
Menurut UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM juga disebutkan bahwa
pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun
bukan aparatur Negara. Oleh karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM
tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran
yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran
HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran
yang terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan.

C. Contoh Pelanggaran Ham Di Indonesia


1. kasus Munir Said Thalib
Munir Said Thalib yang lebih dikenal sebagai munir. Ia adalah seorang
aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir banyak menangani berbagai kasus,
terutama kemanusiaan dan pelanggaran HAM. Namun, kematian Munir masih
menjadi sebuah misteri hingga sekarang. Munir tewas dibunuh setelah hasil otopsi
menyebutkan bahwa ada racun arsenik di dalam tubuhnya. Munir dibunuh di

6
udara, ia tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda untuk
melanjutkan studi.

Tertanggal 6 September 2004 Munir Said Thalib bergegas untuk ke Amsterdam


dalam rangka melanjutkan studi program master (S2) di Universitas Utrecth
Belanda. Munir Said Thalib mengunakan pesawat Garuda Indonesia GA-974 pada
saat itu pukul 21.55 WIB untuk sampai di Singapura yang kemudian dilanjutkan
transit di Singapura dan Kembali terbang ke Amsterdam. Pada pukul 00;04 Munir
Said Thalib tiba di singapra jam singapura.Selanjutya pada jam 01:50 Munir Saod
Thalib tiba di Amsterdam.. Munir Said Thalib sampai harus bolak balik ke toilet.
Pilot meminta Pramuraga tersebut untuk tetap terus memamntau keadaan Munir
Said Thalib . Munir Said Thalib Lansung dialihkan ke tempat duduk di sebelah
seorang penumpang yang pada saat itu berprofesi dokter yang juga pada saat itu
membantu memberikan pertolongan . Waktu yang dihabiskan untuk sampai di
Amsterdam yakni 12 jam. Kabar bahwa polisi Belanda (Institut Forensik Belanda)
menemukan beberapa kenjagngaal yakni jejak-jejak senyawa arsenikum pada saat
setelah otopsi. Hal ini juga dikonfirmasi kembali oleh polisi Indonesia. Belum
diketahui siapa yang telah meracuni Munir Said Tahlib , meskipun ada yang
menduga bahwa memmang ada orang-orang yang berusaha dan ingin
menyingkirkannya.
Salah satu yang dicurigai adalah kebencian para elit orde baru terhadap
gerakan „human right‟ Munir Said Thalib. Mereka “Rezim” yang telah sesuka
hati menindas, membunuh, dan membantai rakyat kecil mendapat perlawanan

7
keras dari Munir Said Thalib . Munir Said Thalib tidak pernah lelah terus mencari
kebenaran dan fakta yang belom terungkap untuk memecahkan kasus-kasus
pembantaian orang dan rakyat yang tidak berdosa. Meskipun dirinya dan
keluarganya menerima berbagai macam terror dari mulai pembunuhan, Munir
Said Thalib tetap Istiqomah melangkahkan kakinya untuk perjuangannya dengan
darah jadi taruhannya. Kemudian pada akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus
BP dijatuhihukuman 20 tahun hukuman penjara. Walaupun sampai detik ini,
Pollycarpus tidak pernah mengakui bawhwa dirinya sebagai pembunuh dalam
Munir Said Thalib ,Namun itu di perkuat dengan berbagai alat bukti dan Proses
pemalsuan surat tugas dan lain sebagainya yang dikatakan janggal. Kemudian,
banyak sekali pertanyaanyang muncul , untuk dasar apa Pollycarpus membunuh
Munir. Apakah dia bermusuhan atau ada orang lain yang mengintruskikan untuk
membunuh Munir Said Thalib . Tidak ada cerita yang jelas dan dapat
menggambarkan hubungan mereka berdua.
Penyelidik pun dilanjut , akhirnya muncul babak baru yakni terungkap
nomor yang pernah terhubung oleh Pollycarpus adalah agen Intelinjen Senior
yakniseorang mantan petinggi TNI, dan Mayor Jenderal (Purn) Muchdi
Purwoprandjono. Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menjabat sebagai Komandan
Koppassus TNI Angkatan Darat yang pada saat iru pernah ditinggali Prabowo
Subianto (pendiri Partai Gerindra). Dan , ia juga pernah menjabat sebagai Deputi
Badan Intelijen
Indonesia..
Jaksa juga mejelaskan beberapa fakta yang terkuap dari keterangan saksi
yang diberikan, barang bukti, dan ditambah keterangan terdakwa yang kurang
lebih menempuh proses 17 kali sidang. Dimana ada beberapa barang bukti yakni
surat dari Badan Intelijen Negara untuk maskapai Garuda Indonesia pada bulan
Juni 2004 yang mengintrusikan Pollycarpus sebagai petugas keamanan
penerbangan . Hal tersebut sangat tidak masuk akal karena Badan Intelijen Negara
ikut andil dalam urusan bisnis Garuda hingga mengintruksikan Pollycarpus untuk
ikut terbang bersama Munir Said Thalib .
Jaksa juga memperlihatkan bukti history panggilan dari nomor telepon yang
diduga milik Pollycarpus ke nomor yang diduga milik Muchdi, atau sebaliknya,

8
yang tercatat dalam panggilan history. Selain itu, dalam proses persidangan
Muchdi PR memberikan keterangan yang tidak sesuai dari awal ampai akhir dan
beberapa kali berprilaku kurang sopan. Usaha para jaksa untuk memecahkan
kasus pembunuhan dan menuntut pelaku pembunuh kandas ditangan majelis hak
PN Jakarta Selatan yang diketuai Suharto. Pada tanggal 31 Desember 2008,
majelis hakim menjatuhkan vonis bebas kepada Muchdi Pr atas keterlibatannya
dalam pembunuhan Munir Said Thalib.
Meski demikian, Hingga saat ini memang kasus kematian Munir belum
menemui titik terang. Pengadilan memang telah menjatuhkan vonis 14 tahun
terhadap Pollycarpus Budihari Priyanto yang disebut sebagai pelaku pembunuhan.
Sudah 21 tahun kematiannya dilingkupi misteri dan teori konspirasi yang belum
bisa dibuktikan hingga kini.

2. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998,
terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari
jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978 - 1998), Heri
Hertanto (1977 - 1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975
- 1988). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Latar belakang dan kejadian 


Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh
krisis finansial Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi
demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa
Universitas Trisakti. Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju
Gedung Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade
dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba
bernegosiasi dengan pihak Polri.

9
Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur,
diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai
menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai
berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan
terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS
Sumber Waras.
Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil
Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan
Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta
Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, dan
SS-1.
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan
satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah
telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan
peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah
peluru tajam untuk tembakan peringatan.

Rentang waktu atau Kronologis Kejadian


10.30-10.45 - Aksi damai civitas akademika Universitas Trisakti yang
bertempat di pelataran parkir depan gedung M (Gedung Syarif Thayeb) dimulai
dengan pengumpulan segenap civitas Trisakti yang terdiri dari mahasiswa, dosen,
pejabat fakultas dan universitas serta karyawan. Berjumlah sekitar 6000 orang di
depan mimbar.
10.45-11.00 - Aksi mimbar bebas dimulai dengan diawali acara penurunan
bendera setengah tiang yang diiringi lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan
bersama oleh peserta mimbar bebas, kemudian dilanjutkan mengheningkan cipta
sejenak sebagai tanda keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan rakyat Indonesia
sekarang ini.
11.00-12.25 - Aksi orasi serta mimbar bebas dilaksanakan dengan para
pembicara baik dari dosen, karyawan maupun mahasiswa. Aksi/acara tersebut
terus berjalan dengan baik dan lancar.

10
12.25-12.30 - Massa mulai memanas yang dipicu oleh kehadiran beberapa
anggota aparat keamanan tepat di atas lokasi mimbar bebas (jalan layang) dan
menuntut untuk turun (long march) ke jalan dengan tujuan menyampaikan
aspirasinya ke anggota MPR/DPR. Kemudian massa menuju ke pintu gerbang
arah Jl. Jend. S. Parman.
12.30-12.40 - Satgas mulai siaga penuh (berkonsentrasi dan melapis barisan
depan pintu gerbang) dan mengatur massa untuk tertib dan berbaris serta
memberikan himbauan untuk tetap tertib pada saat turun ke jalan.
12.40-12.50 - Pintu gerbang dibuka dan massa mulai berjalan keluar secara
perlahan menuju Gedung MPR/DPR melewati kampus Untar.
12.50-13.00 - Long march mahasiswa terhadang tepat di depan pintu masuk
kantor Walikota Jakarta Barat oleh barikade aparat dari kepolisian dengan tameng
dan pentungan yang terdiri dua lapis barisan.
13.00-13.20 - Barisan satgas terdepan menahan massa, sementara beberapa
wakil mahasiswa (Senat Mahasiswa Universitas Trisakti) melakukan negoisasi
dengan pimpinan komando aparat (Dandim Jakarta Barat, Letkol (Inf) A Amril,
dan Wakapolres Jakarta Barat). Sementara negoisasi berlangsung, massa terus
berkeinginan untuk terus maju. Di lain pihak massa yang terus tertahan tak dapat
dihadang oleh barisan satgas samping bergerak maju dari jalur sebelah kanan.
Selain itu pula masyarakat mulai bergabung di samping long march.
13.20-13.30 - Tim negoisasi kembali dan menjelaskan hasil negoisasi di mana
long march tidak diperbolehkan dengan alasan oleh kemungkinan terjadinya
kemacetan lalu lintas dan dapat menimbulkan kerusakan. Mahasiswa kecewa
karena mereka merasa aksinya tersebut merupakan aksi damai. Massa terus
mendesak untuk maju. Dilain pihak pada saat yang hampir bersamaan datang
tambahan aparat Pengendalian Massa (Dal-Mas) sejumlah 4 truk.
13.30-14.00 - Massa duduk. Lalu dilakukan aksi mimbar bebas spontan di
jalan. Aksi damai mahasiswa berlangsung di depan bekas kantor Wali Kota
Jakbar. Situasi tenang tanpa ketegangan antara aparat dan mahasiswa. Sementara
rekan mahasiswi membagikan bunga mawar kepada barisan aparat. Sementara itu
pula datang tambahan aparat dari Kodam Jaya dan satuan kepolisian lainnya.

11
14.00-16.45 - Negoisasi terus dilanjutkan dengan komandan (Dandim dan
Kapolres) dengan pula dicari terobosan untuk menghubungi MPR/DPR.
Sementara mimbar terus berjalan dengan diselingi pula teriakan yel-yel maupun
nyanyian-nyanyian. Walaupun hujan turun massa tetap tak bergeming. Yang
terjadi akhirnya hanya saling diam dan saling tunggu. Sedikit demi sedikit massa
mulai berkurang dan menuju ke kampus. Polisi memasang police line. Mahasiswa
berjarak sekitar 15 meter dari garis tersebut.
16.45-16.55 - Wakil mahasiswa mengumumkan hasil negoisasi di mana hasil
kesepakatan adalah baik aparat dan mahasiswa sama-sama mundur. Awalnya
massa menolak tapi setelah dibujuk oleh Bapak Dekan FE dan Dekan FH Usakti,
Adi Andojo SH, serta ketua SMUT massa mau bergerak mundur.
16.55-17.00 - Diadakan pembicaraan dengan aparat yang mengusulkan
mahasiswa agar kembali ke dalam kampus. Mahasiswa bergerak masuk kampus
dengan tenang. Mahasiswa menuntut agar pasukan yang berdiri berjajar mundur
terlebih dahulu. Kapolres dan Dandim Jakbar memenuhi keinginan mahasiswa.
Kapolres menyatakan rasa terima kasih karena mahasiswa sudah tertib. 
Mahasiswa kemudian membubarkan diri secara perlahan-lahan dan tertib ke
kampus. Saat itu hujan turun dengan deras. Mahasiswa bergerak mundur secara
perlahan demikian pula aparat. Namun tiba-tiba seorang oknum yang bernama
Mashud yang mengaku sebagai alumni (sebenarnya tidak tamat) berteriak dengan
mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor ke arah massa. Hal ini memancing massa
untuk bergerak karena oknum tersebut dikira salah seorang anggota aparat yang
menyamar.
17.00-17.05 - Oknum tersebut dikejar massa dan lari menuju barisan aparat
sehingga massa mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menimbulkan
ketegangan antara aparat dan massa mahasiswa. Pada saat petugas satgas, ketua
SMUT serta Kepala kamtibpus Trisakti menahan massa dan meminta massa untuk
mundur dan massa dapat dikendalikan untuk tenang. Kemudian Kepala
Kamtibpus mengadakan negoisasi kembali dengan Dandim serta Kapolres agar
masing-masing baik massa mahasiswa maupun aparat untuk sama-sama mundur.
17.05-18.30 - Ketika massa bergerak untuk mundur kembali ke dalam
kampus, di antara barisan aparat ada yang meledek dan mentertawakan serta

12
mengucapkan kata-kata kotor pada mahasiswa sehingga sebagian massa
mahasiswa kembali berbalik arah. Tiga orang mahasiswa sempat terpancing
danbermaksud menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas
mahasiswa Usakti. 
Pada saat yang bersamaan barisan dari aparat langsung menyerang massa
mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan gas air mata sehingga massa
mahasiswa panik dan berlarian menuju kampus. Pada saat kepanikan tersebut
terjadi, aparat melakukan penembakan yang membabi buta, pelemparan gas air
mata dihampir setiap sisi jalan, pemukulan dengan pentungan dan popor,
penendangan dan penginjakkan, serta pelecehan seksual terhadap para mahasiswi.
Termasuk Ketua SMUT yang berada di antara aparat dan massa mahasiswa
tertembak oleh dua peluru karet dipinggang sebelah kanan.

Upaya penyelesaian kasus trisakti


Pennyelesaian kasus trisakti nasibnya kurang lebih sama dengan reformasi
yaitu mati suri.bertahun-tahun sudah kasus trisakti terjadi tapi para pelaku tidak
pernah terungkap dengan terang benderang sehingga mereka tak pernah dibawa ke
meja hiau.
padahal Komnas HAM menengarai adanya pelanggaran HAM berat pada
penangan demonstrasimahasiswa Trisakti 12 Mei 1998.Salah satu indikasi
sulitnya membongkar kasus ini adalah keterlibatan orang-orang penting
berkuasa pada saat itu atau bahkan sampai saat ini sehingga ada banyak
kepentigan yang menghalang-halangi penuntasan kasus ini.
Tahun demi tahun terus bergulir pemerintah presiden pun telah
beberapa kali berganti namun penyelesaian kasus trisakti tidak tahu rimbanya.
Komnas HAM menyatakan bahwa mereka telah menyerahkan laporan
penyelidikan kasus itu sejak 6 Januari 2005 kepada Kejaksaan Agung,Namun
sampai saat ini tidak ada tindak lajutt yang jelas yang dapat diketahui masyraakat
terutama keluarga korban.
Saat kejadian itu usai, para pejabat dan komnas HAM mengunjungi para
korban dan mengatakan akan mengusut kasus ini. Namun ternyata sampai detik

13
ini tidak ada langkah tegas yang diambil pemerintah. Tidak mungkin pemerintah
melupakan kejadian ini apalagi selalu diperingati tiap tahunnya.
Untuk itu diperlukan keseriusan, kejujuran dan keberanian berbagai pihak
untuk menuntaskan kasus ini presiden serta menkopolhukam dan kementrian
hukum dan HAM yang ada dibawahnya harus bertindak. DPR memberikan
pengawasan dan meningkatkan pemerintah Kejaksaan Agung harus mengambil
langkah strtegis. Demikian juga keberadaan Komnas HAM dan pihak lainnya
untuk sama-sama mencarisolusi penyelesaiann kasus ini Tanpa itu semua
sepertinya kita masih harus menunngu bagaimana akhir dari tragedi Trisakti.

Pelanggaran hak asasi yang terjadi


Pertama para pemerintah dan para aparat keamanan merebut hak mereka
untuk beraspirasi, menyuarakan pendapat mereka. Para mahasiswa itu menuntut
agar Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI, turun dari jabatannya.
Mengapa? Ternyata Soeharto menjalankan pemerintahannya secara diktator, hak-
hak masyarakat tidak diakui, krisis moneter yang menjadi akibat dari
perbuatannya, dan masih banyak keburukan ain dari pemerintahannya.
Kedua adalah hak keempat mahasiswa untuk memperoleh pendidikan yang
layak juga telah diambil bersama dengan hak hidup mereka. Suatu kekejian yang
dilakukan oleh pemrintah melalui aparat keamanan yang ada saat itu.
Mahasiswa yang saat itu hanya ingin menyuarakan aspirasi mereka akan apa
yang terjadi di negara mereka dan menyampaikan apa yang menjadi keinginan
mereka dan bangsa Indonesia ternyata harus mendapat tindakan “penertiban” dari
aparat keamanan. Kekerasan yang terjadi menjadi suatu keprihatinan bangsa,
kekecewaan rakyat terhadap respon dan tindakan pemerintah. Katanya Indonesia
adalah Negara yang adil dan merdeka, namun apa yang terjadi? Saatgenerasi
mudanya ingin mengkritisi negaranya sendiri ternyata mereka dicegah, dipukul,
disiksa, kampus mereka dilempari gas air mata, peluru karet ditembakkan, dan
tewasnya emapt generasi muda bangsa.

3. Kasus Pembunuhan Marsinah

14
Marsinah (10 April 1969–Mei 1993) adalah seorang aktivis dan buruh pabrik
PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoajo Jawa Timur . Yang diculik dan
kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelag menghilang selama tiga
hari. Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan,
Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Dua orang yang terlibat
dalam autopsi perrama dan kedua jenazah marsinah, Haryono (pegawai kamar
jenazah RSUD Nganjuk) dan Prof.Dr. Haroen Atmodirono (kepala bagian
forensik RSUD Dr.soetomo Surabaya), menyimpulkan, Marsinah tewas akibat
penganiayaan berat. Marsinah memperoleh Penghargaan Yap Thiam Hien pada
tahun yang sama. Kasya ini menjadi catatan ILO (Organisaai Buruh Internasional)
yang di kenal dengan kasus 1713.
Marsinah adalah seorang karyawati PT.Catur Putera Surya yang aktif dalam
aksi unjum rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut
antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tgl 2 mei
1993 di Tanggul Angin, Sidoarjo.
3 Mei 1993 para buruh mencegah teman-temannta u tuk bekerja, Komando
Ragon Militer (koramil) setempat turun tangan memcegah aksi buruh.
4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12
tuntutan.termasuk perusahaan harus menaikkan gaji pokok dari Rp. 1.700 perhari
menjadi Rp. 2.250. Tunjangan tetap Rp. 550 per hari. Mereka perjuangkan dan
tetap untuk diterima, termasuk oleh buruh yang absen.
Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-
rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-undingan Marsinah menjadi
salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan
dengan pihak perusahaan.
Siang hari tanggal 5 Mei 1993, ranpa Marsinah 13 buruh yang dianggap
menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo.
Ditempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah
menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan
sempat mendatangi kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-
rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak kodim. Serelah tiu sekita pukul 10
malam Marsinah lenyap.

15
Mulai tanggal 6,7,8 keberadaan Marsinah tisak diketahui oleh rekan-
rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei
1993.

Upaya penyelesaian kasus Kematian Marsinah


Tanggal 30 September 1993 telah dibentuk tim terpadu
Bakorstanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus
pembunuhan Marsinah. Sebagai penanggung jawab timterpadu adalah
Kapolda jatim dengan Satgas Kadit Reserse Polda Jatim dan beranggotakan
penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den intel Brawijaya.delapan petinggi PT
CPS ditangkap secara diam-diam dan tanpa prosedur resmi, termasuk Mutiari
selaku kepala Personalia PT CPS dan satu-satunya perempuan yang
ditangkap,mengalamisiksaan fisik maupun mental selamadiinterogasi
di sebuah tempat yang kemudian diketahui sebagai, kodam v Brawijaya.
Setiap orang yang diinterogasi dipaksa mengaku telahmembuat control
dan menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Pemilik PT CPS, Yudi
Susanto juga termasuk salah satu yang ditangkap.
Baru 18 hari kemudian, akhirnya diketahui mereka sudah mendekam di
tahanan Polda Jatim dengan tuduhan teelibat pembunuhan Marsinah. Pengacara
Yudi Susanto, Trimoelja D. Soerjadi, mengungkap adanya rekayasa oknum aparat
kodim u tuk memcari kambing hitam pembunuh Marsinah.
Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang
diduga terlibat pembunuhan Marsinah . Salah seorang dari 10 orang yang diduga
terlibat pembunuhan tersebut adalah anggota TNI.
Hasil penyidikan polisi ketika menyebutkan, Suprapto (pekerja dibagian
control CPS) menjemput Marsinah dengan motornya didekat rumah kos
Marsinah. Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan Suzuki Carry putoh ke
rumah Yudi Susanto di jln. Puspita, Surabaya. Setelah tiga hari Marsinah disekap,
Suwono (satpam CPS) mengeksekusinya.
Dipengadilan, Yudi Susanto di vonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah
stafnya yang itu di hukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik
banding ke pengadilan tinggi dan Yudi susanto dinyatakan bebas. Dalam proses

16
selanjutnya pada tingkat kasasi, mahkamah Agung Republik Indonesia
membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni) . Putusan
Mahkamah Agung RI tersebut, setidak nya telah menimbulkan ketidakpuasan
sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah
"rekayasa".
Dalam pemeriksaan terdahulu, kesembilan terdakwa sewaktu dijadikan saksi
dalam persidangan Mutiari, mereka dijatuhi hukuman 7 bulan penjara oleh
pengadilan negeri Sidoarjo. Mereka mengaku sebagai pelaku utama pembunuhan
Marsinah. Tapi pengakuan itu di cabut kembali setelah mereka diseret sebagian
terdakwa di PN Surabaya. Alasan pencabutan, pemeriksaan tidak berjalan wajar
karena disertai pemaksaan dan penyiksaan diluar batas kemanusiaan dengan
maksud agar mereka mengakui semua rekayasa pembunuhan .
Sebetulnya kejanggalan pemeriksaan kasus ini sudah mulai terungkap
dalam persidangan Praperadilan yang dilakukann Yudi Susanto. Meski sempat
mengundang keraguan, ternyata Majelis hakim yang dipimpinSoewoto
(kini kahumas PN Surabaya) memenangkan gugatan Yudi dan menyatakan
bahwa penangkapan terhadap penggugat tidak sah. Kemenangan ini secara tidak
langsung memperkuat dugaan adanya perlakuan yang inkonstitusional sewaktu
pemeriksaan awal terhadap para terdakwa. Tapi dugaan tersebut tidak banyak
berpengaruh, karena PNsendiri tidak mencoba melakukan pengujian. Bahkan
dalam penyabutan pengakuan tersebut diduuga tidak menjadi bahan
pertimbangan majelis hakim.
Para terdakwa mengakui bahwa sebelum secara resmi diperiksa polisi,
terlebih dulu mereka telah disekolahkan plus berbagai penyiksaan dan ancaman
agar mengakui semua rekayasa pembunuhan terhadap Marsinah lengkap
dengan cara penyekapan dan penyiksaannya hingga mati. Memang,sewaktu
para terdakwa menjadi saksi persidangan terdakwa Mutiari (mantan kabag
Personalia PT CPS) di PN Sidoarjo para terdakwamasih memerikan
keterangan sesuai BAP (Berita Acara Pemeriksaan)."sewaktu di Sidoarjo
kamibenar-benar masih trauma dengan penyiksaan yang kami alami, apalagi
luka siksaan itu baru sembuh, tapi rasa takut itu akhirnya berangsur-angsur hilang

17
setelah di Surabaya. Kamu tidak ingin berbohong untuk kedua kalinya". Ucap
para terdakwa sewaktu sidang.
Ikhwal penyiksaan tersebut juga telah dilaporkan ke Komnas HAM.
Ditengah-tengah proses persidangan di PN Surabaya, Komnas HAM
menyempatkan diri turun ke lapangan menemui para terdakwa dan sejumlah
pejabat di Jatim. Dari investigasi yang dilakukan, Komnas HAM sampai pada
kesimpulan, bahwa penyiksaan tersebut benar-benar terjadi.
Lebih mengejutkan lagi, Komnas HAM juga mengeluarkan pernyataan
bahwa kemungkinan adanta pelaku lain di luar terdakwa tang sedang diadili.
Namun hingga saat ini belum ada titik terang tentang siapa sebenarnya
pelaku utama dalam merencanakan pembunuhan Marsinah.

BAB III
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
HAM adalah anugerah yang diberikan Allah SWT untuk umat manusia dan
tak ada satu orang pun yang dapat mengganggu secara permanen , bahkan sebesar
pemerintah. Sedangkan pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja
atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-
Undang. Jadi sudah seharusnya aparat negara memaparkan apa yang seharusnya
rakyat miliki yang diantaranya adalah hak keadilan dan hak kebenaran negara
yang bukan hanya tempat tinggal untuk warganya tetapi menjadi penjamin secara
penuh atas Hak dan kewajibanya sebagai mestinya dan kita semua memiliki
perlindungan atas negara tidak ada yang dikurang atau dilebihka semua sama
dimata hukum.

DAFTAR PUSTAKA

19
Adam, Asvi Warman. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah, Kontroversi
Pelaku dan Peristiwa. Jakarta : Kompas

Baharudin, JH. 2006. Detik-Detik yang Menentukan:  Jalan Panjang Indonesia


Menuju Demokrasi. Jakarta: TCH Mandiri.

Pambudi, A. 2007. Kontroversi Kudeta Prabowo. Yogyakarta: Media Pressindo.

Poesponegoro, MD dan Nugroho Notosusanto. 1993. Seajarah Nasional


Indonesia Jilid V. Jakarta : Balai Pustaka.

Ricklef, MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : Serambi.

Smith, Rohna K.M. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta : Pusat Studi
Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) Yogyakarta

Zen, Kiplan. 2004. Konflik dan Integrasi TNI AD. Jakarta: Instute for Policy
Studies.

Zon, Fadli. 2009. Politik Huru Hara Mei 1998. Jakarta : Instute for Policy Studies

. PT KompasMedia Nusantara. Jakarta.

Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALISIS


PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ATASAN MILITER TERHADAP TINDAK
PIDANA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT (Studi Kasus Talang
Sari). Unila

Muhammad Rizky Widhiarto, Eddy Riffa’i, Tri Andrisman. ANALYSIS OF


CRIMINAL ACCOUNTABILITY MILITARY SUPERIORS THE

20
COMMISSION OF A CRIME AGAINST HUMAN RIGHTS ABUSES
HEAVILY. Unila

Dimas Prayoga. Hak Asasi Manusia. UNJ

Devira Fajri Nur. KASUS-KASUS PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA


DALAM PERSPEKTIF PANCASILA. UNJ

Nena yohana wati. Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.
UNJ

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-g30spki/

21

Anda mungkin juga menyukai