Disusun Oleh:
Rika Adelia
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia –Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
makalah. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
―Pengembangan Sumber Daya Insani‖, yang kami sajikan berdasarkan materi
yang kami dapatkan.
Kami sadar, bahwa dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan yang semestinya pada makalah ini sanat kami
harapkan pada semua pihak yang berkenan memperhatikan isi dan penulisannya.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang
membutuhkannya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Hasan untuk memajukan kualitas SDI (sumber daya insani) ada
tiga dimensi yang harus diperhatikan, yaitu (Hasan, 2003): Pertama, dimensi
kepribadian. Dimensi kepribadian menyangkut kemampuan untuk menjaga
integritas, termasuk sikap, tingkah laku, etika dan moralitas. Kedua, dimensi
produktivitas. Ini menyangkut apa yang dapat dihasilkan oleh manusia tadi dalam
hal jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Ketiga, dimensi
kreativitas. Menyangkut kemampuan seseorang untuk berpikir dan berbuat kreatif,
menciptakan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelatihan dan pengembangan?
2. Apa tujuan dari pelatihan dan pengembangan?
3. Bagaimana pelatihan dan pengembangan dalam islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pelatihan dan pengembangan
2. Untuk mengetahui tujuan dari pelatihan dan pengembangan
3. Untuk mengetahui bagaimana pelatihan dan pengembangan dalam islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau karyawan yang akan
memperoleh penempatan baru dengan keterampilan dasar yang diperlukannya
untuk melaksanakan pekerjaan (Jusmaliani, 2011:99).
Pelatihan bertujuan agar peserta latih dapat mencapai suatu standar, baik
dalam keterampilan, pengetahuan, maupun untuk mewujudkan perilaku yang
diinginkan dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perilaku tersebut
dicapai. Pelatihan bertujuan mewujudkan perubahan tingkat kemampuan atau
kesediaan berbuat berkat proses latihan.
3
Fokus pelatihan adalah masa sekarang, artinya peserta dididik untuk
mendapatkan keterampilan yang butuhkan saat ini. Adapun yang sifatnya jangka
panjang dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan untuk tugas-
tugas mendatang disebut pengembangan (develoopment).
Orientasi dan sosialisasi saja dirasa tidak cukup, meskipun keduanya telah
dilakukan secara lengkap dan cukup lama. Pegawai baru biasanya tidak
menampilkan kinerja yang memuaskan, sedangkan pegawai lama membutuhkan
sesuatu untuk menyempurnakan pekerjaan. Maka pengembangan mutlak
dibutuhkan berdasarkan beberapa alasan sebagai berikut:
4
5. Penyegaran kembali. Latihan dan pengembangan dapat memperbaiki skill
dan kebiasaan kerja yang buruk, misalnya akibat kebosanan (Gaol,
2014:212).
5
4. Membantu mengurangi rasa takut dalam menghadapi tugas-tugas baru.
―Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal
ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan‖ (Q.S. Al-Naml (27):88).
Rahmat Allah SWT telah dijanjikan bagi setiap orang yang bekerja secara
itqân, yakni mencapai standar ideal secara teknis. Untuk itu, diperlukan dukungan
pengetahuan dan skill yang optimal. Dalam konteks ini, Islam mewajibkan
umatnya untuk terus menambah atau mengembangkan ilmunya dan tetap berlatih
6
karena konsep itqân memberikan penilaian lebih terhadap hasil pekerjaan yang
sedikit atau terbatas tetapi berkualitas dari pada output yang banyak tetapi kurang
bermutu. Ini selaras dengan firman Allah SWT:
―Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun‖ (Q.S. Al-Baqarat (2):263).
Dalam hal ini, berderma namun diikuti dengan sikap menyakiti, menghina,
memojokkan, atau diskriminatif tidak lebih baik dari pada berkata dengan baik
atau sikap memaafkan. Artinya, output yang banyak tetapi kurang bermutu tidak
lebih baik dibandingkan dengan hasil pekerjaan yang sedikit atau terbatas tetapi
berkualitas.
7
tanpa pelatihan akan cepat ―usang‖ dan tidak mampu meng-update perkembangan
yang begitu cepat. Pendidikan dan pelatihan memang mahal namun akan lebih
mahal lagi bila tidak terdidik atau terlatih.
8
―Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan‖ (Q.S. Al-Tahrîm (66): 6).
Selain itu, Umar ibn al-Khaththab mengirimkan surat kepada gubernur dan
pegawai yang lain yang berisi nasehat, peringatan, dan petunjuk teknis tenang
kewajiban yang harus ditunaikan. Misalnya, surat Umar ibn al-Khaththab yang
ditujukan kepada Abû Mûsâ alAsy`ariy, pegawai di wilayah Irak, yang berisi
materi pelatihan yang dapat dijadikan sebagai dasar-dasar sistem peradilan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau karyawan yang akan
memperoleh penempatan baru dengan keterampilan dasar yang diperlukannya
untuk melaksanakan pekerjaan.
3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca untuk memahami isi dari makalah ini, serta
harus mempelajarinya dengan baik sehingga mendapatkan ilmu yang bermanfaat
bagi dirinya dan bagi orang disekitarnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11