Anda di halaman 1dari 14

TRAINING, ORIENTASI, MOTIVASI, DAN INTEGRASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Manajemen SDI Bank Syariah
Dosen Pengampu :
Ali Samsuri, ME.I.

Disusun oleh
Kelompok 6 Perbankan Syariah kelas D:

1. Elvin Nur Faradiz (934208719)


2. Itatul Munawaroh (934215019)
3. Erica Pramesti Regita Cahyani (934215919)

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Maha Pencipta Alam Semesta dan
isinya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Ali
Samsuri, M.EI selaku dosen pada mata kuliah Manajemen SDI Bank Syariah dan
membahas tentang Training, Orientasi, Motivasi, dan Integrasi. Penulis menyusun
makalah ini secara sistematis dan sesuai dengan kaidah ilmiah,dengan maksud
agar bisa dijadikan referensi tambahan bagi pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf
dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 5 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN


A. Definisi Rekrutment...........................................................................3
B. Tujuan Rekrutment............................................................................4
C. Prinsip-prinsip Rekrutment................................................................5
D. Sumber Rekrutment...........................................................................5
E. Metode Rekrutment...........................................................................7
F. Tahap Proses Rekrutment..................................................................8
G. Kendala dalam Proses Rekrutment....................................................10
H. Alternatif Rekrutment........................................................................12
I. Rekrutment dalam Perspektif Islam...................................................13

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern sekarang ini sumber daya manusia harus mampu menyikapi perubahan dan
persaingan yang setiap saat terjadi baik dari segi kemampuan dan sikap karena kebanyakan SDM
sekarang ini kurang pelatihan dan pengembangan. Sehingga banyak karyawan yang tidak bisa
menyatukan antara keinginan karyawan dan keinginan perusahaan. Hal yang harus dibenahi
adalah Integritas dan disiplin sehingga bisa menyatukan pendapat karyawan dan perusahaan.
Karena, Integritas sangat penting bagi SDM agar kwalitasnya meningkat dan terjaga.

Meningkatkan kualitas tenaga kerja adalah hal yang sangat penting karena salah satu faktor
keberhasilan perusahaan adalah kualitas dari karyawannya. Untuk meningkatkan semangat kerja
dari karyawan adalah motivasi yang diberikan sehingga karyawan yang tidak semangat bekerja
dengan adanya pemberian motivasi, karyawan akan semangat dan bekerja sesuai lebih baik lagi.

Dalam peningkatan sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari kemauan, integritas, disiplin
untuk itu Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawan merupakan konsep
kualitatif yang mendukung berkembangnya kemampuan SDM. Perusahaan dapat
mempertahankan karyawan yang berkinerja bagus dan memudahkan karyawan yang
performansinya biasa-biasa saja untuk memperbaiki diri sendiri. Di samping itu, usaha
mempertahankan karyawan dapat dilakukan melalui rewarding systems, job security,
pengembangan pelatihan dan karir, pemberdayaan dan memupuk sense of belonging.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelatihan (Training)
1. Pengertian Pelatihan (Training)
Pelatihan (training) adalah semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
pegawai pada pekerjaan yang sedang atau yang akan dihadapi. Pelatihan dapat diartikan sebagai
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan
potensi, produktivitas, disiplin dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
dengan jenjang kualifikasi atau pekerjaan.1 Berikut beberapa pengertian pelatihan (training)
menurut para ahli :

1
Nadeak, Bernadetha , Buku Materi Pembelajaran Manjemen Pelatihan dan Pengembangan, (UKI Press : Jakarta,
2019), hal. 16
 Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam
meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki
kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang
memungkinkan pegawai melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar.
 Menurut Rachmawati (2008:110), pelatihan merupakan wadah lingkungan bagi
karyawan, di mana mereka memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian,
pengetahuan, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Menurut Rivai dan Sagala (2011:212), pelatihan adalah proses secara sistematis
mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan
dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini.
Dari beberapa pengertian diatas, pelatihan adalah sebuah proses untuk meningkatkan
kompetensi karyawan dan dapat melatih kemampuan, keterampilan, keahilan dan pengetahuan
karyawan guna melaksanakan pekerjaan secara efektifvitas dan efisien untuk mencapai tujuan di
suatu perusahaan.

2. Tujuan Pelatihan (Training)


Tujuan diselenggarakan pelatihan (training) diarahkan untuk membekali, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan
kesejahteraan. Adapun tujuan-tujuannya sebagai berikut:
 Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan.
 Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui
pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru
secara efektif.
 Membantu memecahkan masalah operasional.
 Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi karyawan.

3. Tahap-Tahap Pelatihan (Training)


Tahapan-tahapan penyusunan pelatihan adalah sebagai berikut2 :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

2
http://binakarir.com/pelatihan-dan-pengembangan-sdm/ diakses pada tanggal 7 April 2021 pukul 06.15
Kebutuhan pelatihan dapat muncul karena adanya tuntutan yang akan dihadapi di masa
depan atau juga dari masalah yang muncul saat ini karena ada yang tidak beres.
b. Menetapkan Tujuan dan Sasaran Pelatihan
Sasaran pelatihan adalah perilaku yang diharapkan dari para peserta. Sasaran harus
menspesifikasi kemampuan peserta untuk melakukan pekerjaan tertentu, dengan tingkat
kemampuan tertentu pada kondisi tertentu.
c. Menetapkan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui adanya tingkat keberhasilan yang meningkat, sebelum pelatihan
dilakukan ujian tentang taraf penguasaan trainee (pre-test) dan dibandingkan dengan hasil
ujian yang diberikan setelah pelatihan diberikan.
d. Memilih Metode Pelatihan
Pada saat memilih rancangan metode dan media yang digunakan harus diperhatikan
keterampilan trainer dan sumber daya yang perusahaan miliki. Berikut metode yang dapat
digunakan dalam program ini:
 Self Learning, merupakan pelatihan yang menggunakan modul, video tape atau kaset,
sehinga karyawan dapat mempelajarinya sendiri.
 On the Job Training, merupakan pelatihan dimana para peserta latihan langsung bekerja
di tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang
pengawas.
 Lecture (ceramah atau kuliah), merupakan suatu metode tradisonal karena hanya pelatih
yang berperan aktif sedangkan peserta pengembangan bersikap pasif.
 Task Assignment, adalah metode yang dilakukan dengan cara meminta karyawan untuk
melakukan tugas sesuai dengan perintah dengan batas waktu tertentu.
 Project Assignment, adalah metode metode pelatihan dimana karyawan diminta untuk
membuat suatu project  yang dikerjakan secara berkelompok.
 Job Rotation, adalah metode yang dilakukan dimana peserta pelatihan ditugaskan untuk
berpindah dari satu bagian ke bagian pekerjaan yang lain dalam satu perusahaan, dengan
interval yang terencana, sehingga diperoleh pengalaman kerja.
e. Mengimplementasikan dan Mengevaluasi
Tahap mengimplementasi dan evaluasi untuk mengetahui apakah program yang telah
dilakukan berjalan efektif atau tidak. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui kekurangan
program tersebut dan belajar dari kekurangan.

4. Kelemahan Pelatihan (Training)


Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program peltihan.
Suatu pemahaman terdahap masalah potensial ini harus dijelaskan selama pelatihan pada trainer.
Kelemahan-kelemahan meliputi3 :
 Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
 Kinerja partisipan tidak dievaluasi begitu kayawan telah kembali kepekerjaannya.
 Informasi biaya-manfaat untuk mengevaluasi program pelatihan tidak dikumpulkan.
 Kurangnya dukungan manajemen.
 Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan kinerja yang
dapat diveifikasi.
 Sedikit atau tidak ada persiapan untuk tindak lanjut.

B. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berati dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan paa sumber daya manusia pada
umumnya dan bawahan khususnya, motivasi itu mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan
daya potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif berghasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi akan semakin penting karena manajer membagi
pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkan.

2. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain adalah sebagai berikut:
3
http://eprints.binadarma.ac.id/1592/1/PSIKOLOGI%20INDUSTRI%20MATERI%202.pdf diakses pada tanggal 7
April 2021 pukul 06.21
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

3. Asas-Asas Motivasi
a. Asas Mengikutsertakan
Maksudnya mengajak bawahannya untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan
kepada mereka untuk mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Asas Komunikasi
Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin di capai, cara
mengerjakannya, dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan
Maksudnya memberi penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada
bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Maksudnya mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasa karyawan untuk
mengambil keputusan, kreativitas, dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer.
e. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah motivasi bawahan dengan mengemukakan keinginana
atau harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan yang diharapkan
bawahan dari perusahaan.

4. Metode Motivasi
a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation)
Adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap
individukaryawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasnnya.
b. Motivasi Tak Lagsung (Indirect Motivation)
Adalah mtivasi yang diberikan hanya terdiri dari fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat
melakukan pekerjaannya.

5. Alat-Alat Motivasi
Alat-alat motivasi yang diberikan kepada bawahan dapat berupa material incentive dan
nonmaterial incentive. Material incentive adalah mptivasi yang bersifat materil sebagai
imbalan prestasi yang diberikan oeh karyawan. Yang termasuk material incentive adalah yang
berbentuk uang dan barang-barang.
Nonmaterial incentive adalah motivasi yang tidak berbentuk materi. Yang
termasuknonmaterial incentive adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin,
piagam penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sebagainnya. alat-alat
motivasi yang berguna antara lain:
 Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
 Informasi.
 Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu.
 Persaingan.
 Partisipasi.
 Kebanggaan.
 Uang.

6. Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Maksudnya manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berprestasi di atas prestasi standar atau proses untuk memperngaruhi orang lain agar
menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan memberikan kemungkinan untuk mendapatkan
hadiah.
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Maksudnya manajer memotivasi bawahannya degan standar mereka akan mendapat
hukuman atau proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang kita
inginkan tetapi teknik dasar yang digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.
Semua manajer haruslah menggunakan kedua jenis motivasi tersebut. Masalahnya adalah
penimbangan/porsi penggunaannya dan kapan kita akan menggunakannya. Kalau pemimpin
lebih percaya bahwa ketakutan akan mengakibatkan seseorang segera bertindak. Mereka akan
menggunakan motivasi negatif. Dan sebaliknya kalau pemimpin percaya kesenangan akan
menjadi dorongan bekerja, maka ia akan menggunakan motivasi positif. Penggunaan masing-
masing jenis motivasi ini haruslah dipertimbangkan situasi dan orangnya. Sebab pada hakikatnya
setiap individu adalah berbeda.4

C. Integritasi
1. Pengertian Integritasi
Integrasi dalam MSDM merupakan pemaduan antara sumber daya manusia dengan
organisasi. Seorang karyawan harus bersedia meleburkan dirinya dengan organisasi agar
menghasilkan tindakan yang efektif. Jadi setelah kita memperoleh tenaga kerja, melatih dan
memberikan kompensasi kepada mereka, maka nampaknya tugas manajer Sumber Daya
Manusia sudah selesai. Namun pada dasarnya adalah belum selesai karena misalnya dalam
pengupahan atau penggajian. Bukankah apabila para karyawan sudah diberi upah, seharusnya
mereka senang? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tidak, ternyata tidak selalu, seorang yang
sudah digaji cukup tinggi, kemudian merasa puas dengan pekerjaannya. Banyak sekali factor
yang menyebabkan seorang merasa puas bekerja pada suatu organisasi, Karena itulah fungsi di
dalam integrasi ini kita berusaha agar karyawan tidak hanya mampu bekerja sama tetapi juga
mau melakukan kerja sama, atau bisa dikatakan kita harus bisa menyesuaikan
diri/menyelaraskan yaitu antara keinginan karyawan dengan tujuan organisasi/perusahaan.
Dalam penyesuaian kebutuhan karyawan dan kebutuhan organisasi sering kali terjadi
perselisihan/konflik, dengan adanya perselisihan maka harus segera diatasi oleh Manager.
Kegiatan – kegiatan manajerial dalam hubungan ini disebut hubungan manusiawi. Penyesuaian
ini hanya bisa dilakukan: kalau kita bisa memahami sifat para karyawan, apa yang menjadi
dorongan mereka untuk bekerja sebaik – baiknya, bagaimana kita memotivasi para karyawan
4
Dra. Umi Farida, MM,dkk. "Manajemen Sumber Manusia II", (Ponorogo: Umpo Press, 2015), hlm. 24
agar mau melakukan pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik – baiknya.
Persoalan – persoalan inilah yang harus dipecahkan dalam fungsi integrasi. Dengan demikian
kita perlu memahami tingkah laku manusia dan factor yang mempengaruhi/mendorongnya. Jadi
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Usaha untuk pengintegrasian
dilakukan melalui hubungan antar manusia (human relation), motivasi, kepemimpinan,
Kedisiplinan,kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collective Bargaining. Jadi
pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci untuk
mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga memberikan
kepuasan kepada semua pihak. Kayawan dapat memenuhi kebutuhannya dan perusahaan
memperoleh laba.
2. Tujuan Integrasi
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja
keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhinya
kebutuhan karyawan.5

3. Prinsip Integrasi
Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling
menguntungkan

4. Hakekat Kebutuhan Manusia


Pengamatan perilaku seseorang, pemahamannya dan untuk mempengaruhi demi tujuan tertentu
ada tiga masalah berlainan. Untuk mengerti dan mempengaruhi perilaku manusia kita perlu
mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia. Sebagian ahli Psikologi sepakat bahwa perilkau
manusia itu tersusun dari banyak unsure yang berhubungan sehingga menghasilkan suatu
tingkatan keseimbangan tertentu yang nyata. Kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kategori:
 Kebutuhan fisiologis (jasmani)
Kebutuhan ini sering disebut primer yaitu kebutuhan-kebutuhan yang timbul dari
daya upaya untuk mempertahankan hidup, seperti: makan, minum, udara, tempat tinggal,

5
Ibid, hlm. 16
istirahat, seks. Menurut model “Manusia Ekonomis” menganggap bahwa kebutuhan
-kebutuhan semacam ini adalah satu-satunya kebutuhan manusia. Di samping itu untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dan fundamental ini, orang harus juga meyakini
bahwa kebutuhan itu akan terus dipuaskan dan dipenuhi. Dengan demikian, keterjaminan
adalah suatu kebutuhan penting yang mempunyai prioritas tinggi bagi sebagian besar
orang.
 Kategori sosial
Dalam kategori ini terdapat kebutuhan-kebutuhan: hubungan fisik dan pergaulan
(sosial), cinta dan kasih sayang dan rasa diterima. Sebagian orang suka berteman dan
ingin hidup bersama orang lain. Namun hubungan fisik tidaklah cukup. Manusia
merasakan suatu kebutuhan untuk cinta dan kasih sayang paling tidak dari beberapa
manusia. Dengan demikian kita membentuk dan memelihara ikatan – ikatan keluarga dan
persahabatan, hubungan yang sering kali sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan
kebiasaan organisasi yang memperkerjakan. Selain hubunga fisik dan kasih sayang,
manusia membutuhkan penerimaan oleh pertalian beberapa kelompok. Telah lama dicatat
bahwa masyarakat modern cenderung membentuk lebih banyak kelompok dan bahwa
seorang biasanya merupakan anggota dari banyak kelompok. Kebutuhan akan sikap
masyarakat yang menerima dan menyetujui kepribadian seseorang juga tercermin dari
factor – factor seperti: Gaya, mode, tradisi, adat istiadat, dan kode etik. Hal itu
merupakan suatu kebutuhan yang kuat dan menjadi salah satu sendi dari setiap
masyarakat yang terorganisasi.
 Kebutuhan Egoistik
Kebutuhan ini berasal dari kebutuhan untuk memandang ego atau diri sendiri
dalam suatu cara tertentu. Diantara kebutuhan egoistic yang dapat ditemukan adalah
sebagai berikut: pengarahan, kekuasaan, kebebasan, dan prestasi. Misalnya jika seseorang
menerima promosi untuk menjadi penyelia, untuk memuaskan kebutuhan egonya dia
harus meninggalkan persahabatan dengan banyak teman lama, sehingga tidak
memuaskan kebutuhan social, melainkan memuaskan kebutuhan sendiri. Perkembangan
kedewasaan seringkali berbarengan dengan bertumbuhnya kebutuhan akan kekuasaan.
Kemungkinan besar, kekuasaan merupakan kelanjutan dari kebutuhan akan penghargaan
dan dengan sasaran terakhir untuk mencapai otonomi dan kebebasan. Banyak ahli
psikolog berpendapat bahwa kebutuhan manusia yang paling tinggi adalah kebutuhan
untuk berprestasi atau perwujudan diri(self esteem) mereka.

Anda mungkin juga menyukai