Anda di halaman 1dari 31

Wakalah

NAMA KELOMPOK :
1. Erica Pramesti Regita C (934215119)
2. Itatul Munawaroh (934215019)
3. Diyah Ayu Lestari (934216219)
BAHAN 01. Pengertian
wakalah

DISKUSI 02. Wakalah menurut


pandangan ulama

03. Macam-macam wakalah

04. Rukun dan syarat


wakalah

05. Dasar hukum wakalah


Lanjutan 06. Struktur wakalah

07. Aplikasi dan problem


wakalah

08. Metodologi wakalah

09. Implementasi wakalah dalam


lembaga keuangan syariah
Pengertian wakalah
Wakalah berasal dari wazan wakala-yakilu-
waklan yang berarti menyerahkan atau Sehingga Wakalah dapat diartikan
mewākilkan urusan sedangkan wakalah sebagai penyerahan sesuatu oleh
adalah pekerjaan wākil. Al-wakalah juga seseorang yang mampu dikerjakan

memiliki arti At-Tafwiḍ yang artinya sendiri sebagian dari suatu tugas yang
bisa diganti, kepada orang lain, agar
penyerahan, pendelegasian atau pemberian
orang itu mengerjakannya semasa
mandat.
hidupnya.
Wakalah menurut pandangan ulama
1. Menurut Ulama Malikiyah ,Wakalah adalah tindakan seseorang mewakilkan dirinya
kepada orang lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang merupakan hak nya yang
tindakan itu tidak di kaitkan dengan pemberian kuasa setelah mati, sebab jika
dikaitkan dengan tindakan setelah mati berarti sudah berbentuk wasiat.

2. Menurut ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa wakalah adalah salah suatu ungkapan
yang mengandung suatu pendelegasian sesuatu oleh seseorang kepada orang lain
supaya orang lain itu melaksanakan apa yang boleh di kuasakan atas nama pemberi
kuasa.

3. Hanafiyah berpendapat, bahwa wakalah adalah seseorang menggantikan posisi orang


dalam pengelolaan (masalah tertentu).

4. Hanabilah berpendapat, bahwa wakalah adalah permohonan penggantian seseorang


yang membolehkan melaksanakan sesuatu yang sesuai dengan pihak lain, yang
tugasnya adalah terkait dengan hak-hak Allah dan manusia.
Macam-macam wakalah

1 3
wakalah al- khāṣṣah wakalah al-muqayyadah

2 4
wakalah al- ammah wakalah al-muṭlaqah
Penjelasan
wakalah al- khāṣṣah
adalah wakalah dimana
pemberian wewenang
untuk menggantikan
sebuah posisi
pekerjaan yang bersifat 2
spesifik.

wakalah al- ammah adalah


akad wakalah dimana
1 pemberian wewenang bersifat
umum, tanpa adanya
penjelasan yang rinci. Seperti
belikanlah aku komputer apa
saja yang kamu temui.
Lanjutan
wakalah al-
muqayyadah adalah
akad wakalah dimana
wewenang dan
tindakan si wākil
dibatasi dengan syarat- 4
syarat tertentu.

wakalah al-muṭlaqah adalah


akad wakalah dimana
3 wewenang dan wākil tidak
dibatasi dengan syarat atau
kaidah tertentu
Rukun wakalah

Orang yang Perkara/hal yang


memberi kuasa dikuasakan (al-
(al-Muwakkil) Taukil)

Orang yang Pernyataan


diberi kuasa (al- Kesepakatan
Wakil) (Ijab dan Qabul)
Syarat wakalah
Syarat-syarat muwakkil

1. Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang diwakilkan.


2. Orang mukallaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam hal hal yang
bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima sedekah dan
sebagainya.
Syarat-syarat wakil
1. Cakap hukum, cakap bertindak hukum untuk dirinya dan orang lain, memiliki pengetahuan
yang memadai tentang masalah yang diwakilkan kepadanya, serta amanah dan mampu
mengerjakan pekerjaan yang dimandatkan kepadanya.
2. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya.
3. Wakil adalah orang yang diberi amanat.
Lanjutan
Perkara yang diwakilkan

Sesuatu yang dapat dijadikan obyek akad atau suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan orang lain,
perkara-perkara yang mubah dan dibenarkan oleh syara’, memiliki identitas yang jelas, dan milik sah
dari al-Muwakkil, misalnya: jual-beli, sewa-menyewa, pemindahan hutang, tanggungan, kerjasama
usaha, penukaran mata uang, pemberian gaji, akad bagi hasil, talak, nikah, perdamaian dan
sebagainya.
Pernyataan Kesepakatan (Ijab-
Qabul)
Kesepakatan kedua belah pihak baik lisan maupun tulisan dengan keikhlasan memberi dan menerima
baik fisik maupun manfaat dari hal yang ditransaksikan.
Dasar hukum wakalah

1. Al-Qur’an

••QS. Al Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) ayat 19

‫ض َی ۡو ٍم ؕ َقالُ ۡوا َر ُّبکُمۡ اَ ۡع َل ُم بِ َما َلبِ ۡث ُتمۡ ؕ َف ۡاب َع ُث ۤۡوا اَ َح َد ُکمۡ بِ َو ِرقِکُمۡ ٰہذ ِٖۤہ‬
َ ‫سٓا َءلُ ۡوا َب ۡی َن ُہمۡ ؕ َقال َ َقٓائِل ٌ ِّم ۡن ُہمۡ َکمۡ لَبِ ۡث ُتمۡ ؕ َقالُ ۡوا لَبِ ۡث َنا َی ۡو ًما اَ ۡو َب ۡع‬
َ ‫َو َک ٰذلِکَ َب َع ۡث ٰن ُہمۡ لِ َی َت‬
‫ِا َلی ۡال َمد ِۡی َن ِۃ َف ۡل َی ۡن ُظ ۡر اَ ُّی َہ ۤا اَ ۡز ٰکی َط َعا ًما َف ۡل َی ۡاتِکُمۡ بِ ِر ۡز ٍق ِّم ۡن ُہ َو ۡلـ ؔ َی‍ َت َل َّط ۡف َو اَل ُی ۡشع َِرنَّ بِکُمۡ اَ َحدًا‬

“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di
antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada
(di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama
kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah
Lanjutan
••QS. Al Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) ayat 55

ً ‫اب قُ ُبل‬ ُ ۡ‫اس اَ ۡن ُّی ۡؤ ِم ُن ۡۤوا ا ِۡذ َجٓا َءہُ ُم ۡال ُہ ٰدی َو َی ۡس َت ۡغفِ ُر ۡوا َر َّب ُہمۡ ِااَّل ۤ اَ ۡن َت ۡاتِ َی ُہم‬
ُ ‫س َّن ُۃ ااۡل َ َّول ِۡینَ اَ ۡو َی ۡاتِ َی ُہ ُم ۡال َع َذ‬ َ ‫َو َما َم َن َع ال َّن‬

" Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang
kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum
 (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata."

••QS. An-Nisa’ ayat 35

ً ِ‫صاَل ًحا ُي َو ِّف ِق هَّللا ُ َب ْي َن ُه َما ۗ إِنَّ هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َخب‬
‫يرا‬ ْ ِ‫اق َب ْينِ ِه َما َفا ْب َع ُثوا َح َك ًما مِنْ أَهْ لِ ِه َو َح َك ًما مِنْ أَهْ لِ َها إِنْ ُي ِريدَا إ‬
َ ‫َوإِنْ ِخ ْف ُت ْم شِ َق‬

"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari
keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu
bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
 
Lanjutan
••QS. Yusuf ayat 93

َ‫يرا َو ْأ ُتونِي ِبأَهْ لِ ُك ْم أَ ْج َمعِين‬ ِ ْ‫ْاذ َه ُبوا ِب َقمِيصِ ي ٰ َه َذا َفأ َ ْلقُو ُه َعلَ ٰى َو ْج ِه أَ ِبي َيأ‬
ً ِ‫ت َبص‬

“Pergilah kamu membawa bajuku ini, lalu letakanlah ia kemuka bapaku, nanti dia dapat melihat kembali dan
bawalah kemari keluargamu semuanya kepadaku”

••QS. Al-Baqarah 283

‫ضا َف ْل ُي َؤ ِّد الَّذِي ْاؤ ُتمِنَ أَ َما َن َت ُه َو ْل َي َّت ِق‬ ُ ‫وض ٌة ۖ َفإِنْ أَمِنَ َب ْع‬
ً ‫ض ُك ْم َب ْع‬ َ ‫س َف ٍر َو َل ْم َت ِجدُوا َكاتِ ًبا َف ِرهَانٌ َم ْق ُب‬
َ ‫َوإِنْ ُك ْن ُت ْم َع َل ٰى‬
‫ش َها َد َة ۚ َو َمنْ َي ْك ُت ْم َها َفإِ َّن ُه آثِ ٌم َق ْل ُب ُه ۗ َوهَّللا ُ ِب َما َت ْع َملُونَ َعلِي ٌم‬
َّ ‫هَّللا َ َر َّب ُه ۗ َواَل َت ْك ُت ُموا ال‬

"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan."
Lanjutan
••QS. Yusuf ayat 55

ِ ‫اج َع ْلنِي َع َل ٰى َخ َزائ ِِن اأْل َ ْر‬


‫ض ۖ إ ِ ِّني َحفِي ٌظ َعلِي ٌم‬ ِ ‫اج َع ْلنِي َعلَ ٰى َخ َزائ ِِن اأْل َ ْر‬
ْ َ ‫ض ۖ إِ ِّني َحفِي ٌظ َعلِي ٌم َقال‬ ْ َ ‫َقال‬

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang
pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
Lanjutan
2. Al-Hadits

••(HR. Abu Daud) dan (HR. Bukhari Muslim)


Banyak hadits yang dapat dijadikan landasan keabsahan wakalah, diantaranya, Suatu ketika Rasulullah
pernah mewakilkan dirinya kepada Hakim bin Nizam atau ‘Urwah al Bariqi untuk membeli domba kurban.
(HR. Abu Daud) Rasul telah mengutus Rafe’i dalam menerima pernikahan Maimunah binti Haris (HR.
Bukhari Muslim) Dalam kehidupan sehari hari, Rasulullah telah mewakilkan kepada orang lain untuk
berbagai urusan. Diantaranya adalah membayar utang, mewakilkan penetapan had dan membayarnya,
mewakilkan pengurusan unta, membagi kandang hewan, dan lain-lainnya.

••Al-Hadis HR. Bukhari


Artinya: “Dari „Urwah bin Abil Ja‟d Al-Bariqie: Bahwa Nabi Saw (pernah) memberikan uang satu dinar
kepadanya agar di belikan seekor kambing untuk beliau, lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor
kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu dinar. Ia pulang membawa satu dinar dan satu ekor
kambing. Nabi Saw, mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya „Urwah membeli
tanah pun, ia pasti beruntung.” (HR. Bukhari).
Lanjutan
••HR. Muslim
Artinya : Dari r.a Bahwa Nabi Saw menyembelih kurban sebanyak 63 ekor hewan dan Ali r.a disuruh
menyembelih kurban yang sebelum disembelih” (HR. Muslim).

••HR. Abu Daud   


Artinya : Dari Jabir r.a ia berkata : Aku keluar pergi ke Khaibar lalu akau datang kepada Rasulullah Saw
maka beliau bersabda baila engkau datang pada wakilku, maka ambilah darinya 15 wasaq. (HR. Abu
Daud). 

••HR. Malik
Artinya: "Bahwasannya Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi' dan seorang Anshar untuk
mewakilinya mengawini Maimunah binti Harits" (HR. Malik)

••HR. Malik dalam Muwaththa


Artinya :“Dan dari Sulaiman bin Yasar: Bahwa Nabi saw, mengutuskan Abu Rafi‟, hamba yang pernah
dimerdekakannya dan seorang laki-laki Anshar, lalu kedua orang itu menikahkan Nabi dengan Maimunah
binti harits dan pada saat itu (Nabi saw) di Madinah sebelum keluar (ke Mieqat Dzil Khulaifah).” (HR. Malik
dalam Muwaththa‟).
Lanjutan
3. Ijma’
Para ulama pun bersepakat dengan ijma atas dibolehkannya wakalah. Mereka bahkan ada yang
cenderung mensunnahkannya dengan alasan bahwa hal tersebut termasuk jenis ta’awun atau tolong
menolong atas dasar kebaikan dan takwa. Tolong menolong diserukan oleh Al-Qur’an dan disunnahkan
oleh Rasulullah saw. Allah berfirman di dalam surah al-Maidah ayat 2 :
 
ِ ‫ۚ و َت َع َاو ُنوا َع َلى ا ْلبِ ِّر َوال َّت ْق َو ٰى ۖ َواَل َت َع َاو ُنوا َعلَى اإْل ِ ْث ِم َوا ْل ُعدْ َو‬
‫ان‬ َ
 
“....Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan permusuhan....”(al-Ma’idah:2)
 

 
Aplikasi dan problem wakalah
Dalam perkembangan fikih islam, status wakalah sempat
diberdebatkan apakah wakalah masuk dalam kategori niabah
yakni mewakilkan atau kategori wilayah atau wali tetapi ada
dua pendapat yaitu
Pendapat pertama menyatakan bahwa wakalah adalah
niabah atau mewakili. Menurut pendapat ini, si wakil tidak
daapat menggantikan seluruh fungsi wakil.
Pendapat kedua menyatakan bahwa wakalah adalah wilayah,
karena menggantikan dibolehkannya untuk mengarah
kepada yang lebih baik. Sebagaimana jual beli, melakukan
pembayaran secara tunai lebih baik, walaupun
diperkenankan secara kredit.
Lanjutan DEMOGRAPHIC DATA
Secara umum aplikasi wakalah dalam perbankan dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut.
Metodologi
Akad atau perjanjian wakalah sah dengn cara tanjiz,ta’liq dan bisaa dikaitkan dengan masa yang
akan datang. Wakalah bisa juga ditentukan tentang waktu dan dengan pekerjaan tertentu. Dimaksud
dengan tanjiz adalah seperti ucapan: “saya wakilkan kepadamu untuk membeli buku atau baju”.
Sedangkan dimasud ta’liq adalah seperti ucapan: bila masalah sengketa tanah ini berhasil, maka anda
akan menjadi wakil saya”. Dan yang dimaksud dengan mengaitkan dengan masa yang akan datang seperti
ucapan: “saya kuasakan urusan keluarga ini kepada anda selama satu tahun untuk menyelesaikan.
Pengertian mewakilkan secara mutlak bukan berarti seorang wakil dapat bertindak seenaknya
sendiri, tetapi maknanya diaberbuat untuk melakukan jual beli yang dikenal dikalangan masyarakat
pedagang dan untuk hal yang lebih bermanfaat bagi yang mewakilkan.
Menurut Abu Hanifah bahwa wakil tersebut boleh menjual sebagaimana kehendak wakl itu sendiri.
Kontan atau kredit, seimbang dengan harga kebiasaan maupun tidak, baik kemungkinan adanya
kecurangtan maupun tidak, baik dengan uang negara lain.
Jika yang mewakili menyalahi aturan yang telah ditetapkan atau disepakati ketika melakukan
perjanjian,penyimpangan tersebut dapat merugikan pihak yang mewakilkan,maka tindakan tersebut sah
menurut pendapat mazhab syafi’i
Implementasi Wakalah dalam Lembaga
1. Kliring uang (transfer)
Keuangan Syariah
Jasa yang diberikan bank untuk mewakili nasabah dalam pemindahan dana dari satu
rekening kepada rekening lainnya.
2. Inkaso
Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh perusahaan atau perorangan untuk
menagihkan atau memintakan persetujuan pembayaran atau menyerahkan begitu saja kepada
pihak yang bersangkutan ditempat lain (dalam atau luar negeri) atas surat-surat berharga,dalam
rupiah atau valuta asing.
3. Intercity clearing
Intercity clearing merupakan sarana penagihan antar warkat maupun surat berharga yang
diterbitkan oleh bank yang berasal dari luar wilayah kliring.
4. Letter of credit
Letter of Credit (L/C) adalah surat pernyataan akan membayar kepada yang diterbitkan oleh
Bank untuk kepentingan Importir/ Eksportir dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai
dengan prinsip syariah L/C syariah dalam pelaksanaannya dapat menggunakan akad-akad:
Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah, Salam/Istishna’, Mudharabah, Musyarakah, dan Hawalah,
ijarah.
Lanjutan
1) Letter Of Credit Import Syariah
Akad untuk transaksi Letter of Credit Import Syariah ini menggunakan akad Wakalah Bil Ujrah. Hal ini sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor: 34/DSNMUI/IX/2002. Akad Wakalah bil Ujrah ini memiliki definisi dimana nasabah
memberikan kuasa kepada bank dengan imbalan pemberian ujrah atau fee. Namun ada beberapa modifikasi dalam akad
ini sesuai dengan situasi yang terjadi.

a. Akad Wakalah bil Ujrah memiliki beberapa ketentuan:


• Importir harus memiliki dana pada bank sebesar harga pembayaran barang yang diimpor.
• Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumendokumen transaksi impor.
• Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase.

b. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dengan ketentuan:


• Importir tidak memiliki dana cukup pada bank untuk pembayaran harga barang yang diimpor.
• Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan dokumendokumen transaksi impor.
• Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk prosentase.
• Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada importir untuk pelunasan( pembayaran barang impor.
Lanjutan
c. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah, dengan ketentuan:
• Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepada bank untuk melakukan pengurusan dokumen dan pembayaran
• Bank dan importir melakukan akad Mudharabah, dimana bank bertindak selaku shahibul mal menyerahkan modal kepada
importir sebesar harga barang yang diimpor.

d. Akad Wakalah bil Ujrah dan Hiwalah, dengan ketentuan:


• Importir tidak memiliki dana cukup pada bank untuk pembayaran harga barang yang diimpor.
• Importir dan Bank melakukan akad Wakalah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor.
• Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk presentase.
• Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importir menjadi hutang kepada Bank dengan meminta bank membayar kepada
eksportir senilai barang yang diimpor.

2) Letter Of Credit Eksport Syariah


Akad untuk transaksi Letter of Credit Eksport Syariah ini menggunakan akad Wakalah. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional Nomor: 35/DSNMUI/IX/2002.24 Akad Wakalah ini memiliki definisi dimana bank menerbitkan surat
pernyataan akan membayar kepada eksportir untuk memfasilitasi perdagangan eksport. Namun ada beberapa modifikasi
dalam akad ini sesuai dengan sutuasi yang terjadi.
Lanjutan
a Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:
• Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
• Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C (Issuing bank), selanjutnya dibayarkan kepada eksportir
setelah dikurangi ujrah. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam
presentase.

b. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dengan ketentuan:


• Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
• Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank penerbit L/C (issuing bank).
• Bank memberikan dana talangan (Qardh) kepada nasabah eksportir sebesar harg barang ekspor.
•Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk presentase.

c. Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah dengan ketentuan:


•Bank memberikan kepada eksportir seluruh dana yang dibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yang dipesan oleh
importir.
•Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor.
Tujuan Adanya Wakalah

Pada hakikatnya wakalah merupakan pemberian dan pemeliharaan amanat. Oleh karena itu,


baik muwakkil (orang yang mewakilkan) dan wakil (orang yang mewakili) yang telah bekerja
sama/ kontrak, wajib bagi keduanya untumenjalankan hak dan kewajibannya, saling percaya, dan
menghilangkan sifat curiga dan beburuk sangka. Dan sisi lainnya wakalah terdapat pembagian
tugas, karena tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menjalankan pekerjaannya dengan
dirinya sendiri. Dengan mewakilkan kepada orang lain, maka muncullah sikap saling tolong
menolong dan memberikan pekerjaan bagi orang yang sedang menganggur. Dengan demikian, si
muwakkil akan terbantu dalam pekerjaanya, dan si wakil tidak kehilangan pekerjaanya.
Struktur wakalah
Berakhirnya Wakalah
 
1. Meninggalnya salah satu pihak (orang yang mewakilkan atau yang mewakili) yang melakukan
perjanjian.
2. Bila yang mewakilkan atau yang mewakili gila, sebab salah satu syarat diantara orang melakukan
perjanjian harus berakal.
3. Pekerjaan yang menjadi perjanjian telah dihentikan, karena masa kontrak/perjanjiannya sudah
berakhir.
4. Pemutusan orang yang mewakilkan kepada wakil, meskipun wakil tidak mengetahui. Sebelum
mengetahui masalah tersebut, berarti tindakan yang mewakilkan seperti belum diputuskan, dalam
semua hukumannya.
5. Orang yang mewakili memutuskan sendiri, menurut mazhab Hanafi tidak perlu orang yang
mewakilkan mengetahui pemutusan dirinya atau tidak diperlukan kehadirannya
6. Keluarnya orang yang mewakilkan dari kepemilikan.
Pada prinsipnya wakalah merupakan pemberian
dan pemeliharaan amanat. Oleh karena itu, baik
yang mewakilkan dan orang yang mewakili
yang telah melakukan kerja sama atau perjanjian
ada keharusan bagi keduanya untuk
Hikmah wakalah menjalankan hak dan kewajibannya, saling
percaya, menghilang sifat curiga, dan buruk
sangka. Terdapat pembagian tugas, karena tidak
semua orang memiliki kemampuan dan
kesempatan untuk menjalankan pekerjaannya
dengan dirinya sendiri
Argumentasi Penulis

Kelebihan praktek wakalah pada produk pembiayaan murabahah adalah membangun kepercayaan yang
tinggi antara Bank dengan nasabah untuk menjadi wakil Bank membeli barang sesuai keinginan,
membangun kejujuran dan kedisiplinan nasabah pembiayaan untuk mentasyarufkan dalam pembiayaan
sesuai dengan tujuan awal yang tercantum saat permohonan pembiayaan diajukan yang dibuktikan
kwitansi dari hasil pembelian barang yang dimaksud, proses transaksinya cepat, akurat dan terpercaya,
nasabah mudah mendapatkan pencairan dana dalam pembiayaan murabahah, nasabah merasasenang
adanya kerjasama dengan lembaga dalam praktek wakalah pada produk pembiayaan murabahah,
banyaknya nasabah yang melakukan kerjasama dalam praktek wakalah pada produk pembiayaan
murabahah.
Lanjutan
Sementara kelemahan praktek wakalah pada produk pembiayaan murabahah adalah masih banyak
nasabah yang tidak paham dengan produk-produk pembiayaan dan tidak peduli 15 dengan hal
tersebut, bahkan ada yang berprinsip yang penting mendapatkan pembiayaan, kurang terbukanya
nasabah tentang kondisi riil usaha yang akan dibiayai , sehingga sering muncul manipulasi data
tentang keuntungan usahanya, Terjadinya penyimpangan dari akad yang telah disepakati, kurang
mampunya nasabah memisahkan antara dana-dana produktif dengan dana pribadi, sehingga sulit
untuk diketahui pendapatan keuntungan riilnya, secara umum nasabah dalam menjalankan kegiatan
usahanya tanpa menggunakan pembukuan yang benar, banyaknya nasabah yang belum memiliki
coleteral, namun dari sisi usaha dan karakternya baik, dan kurangnya pengontrolan atau pengawasan
yang dilakukan lembaga pada nasabah yang melakukan wakalah pada produk pembiayaan
murabahah dan kurangnya keterbukaan dengan kejujuran yang dilakukan oleh nasabah saat
memberikan informasi dalam melakukan wakalah pada produk pembiayaan murabahah.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai