Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

FIQIH

“WAKALAH DAN SULHU”

KELAS X IPS 1

Disusun Oleh :

BERLIAN SULFATI

ENGGAR MAIYATI

MIFTAHUL RISKA

VELLI KORNELIA

ALIYATUN SADIYAH

EKA RIA SANTARI

RAFIQOH AZIZAH

AFIFAH CAHYANI

MAN 1 SIJUNJUNG

2019
WAKALAH DAN SULHU

A. Wakalah
1. Pengertian Wakalah
Wakalah menurut bahasa artinya mewakilkan, sedangkan menurut istilah yaitu
mewakilkan atau menyerahkan pekerjaan kepada orang lain agar bertindak atas nama
orang yang mewakilkan selama batas waktu yang ditentukan.

2. Hukum Wakalah
Asal hukum wakalah adalah mubah, tetapi bisa menjadi haram bila yang
dikuasakan itu adalah pekerja yang haram atau dilarang oleh agama dan menjadi
wajib kalau terpaksa harus  mewakilkan dalam pekerjaan yang dibolehkan oleh
agama.
Kebolehan mewakilkan ini pada umumnya dalam masalah muamalah.
Misalnya mewakilkan jual beli, menggadaikan barang, memberi shadaqah / hadiah
dan lain-lain.  Sedangkan dalam bidang ‘Ubudiyah ada yang boleh dan ada yang
dilarang. Yang boleh misalnya mewakilkan haji bagi orang yang sudah meninggal
atau tidak mampu secara fisik, mewakilkan memberi zakat, menyembelih hewan
kurban dan sebagainya. Sedangkan yang tidak boleh adalah mewakilkan Shalat dan
Puasa serta yang berkaitan dengan itu seperti wudhu.

3. Rukun dan Syarat Wakalah


a. Orang yang mewakilkan / yang memberi kuasa.
    Syaratnya : Ia yang mempunyai wewenang terhadap urusan tersebut.
b. Orang yang mewakilkan / yang diberi kuasa.
    Syaratnya : Baligh dan Berakal sehat.
c. Masalah / Urusan yang dikuasakan. Syaratnya jelas dan dapat dikuasakan.
d. Akad (Ijab Qabul). Syaratnya dapat dipahami kedua belah pihak.

4. Syarat Pekerjaan Yang Dapat Diwakilkan


a. Pekerjaan tersebut diperbolehkan agama.
b. Pekerjaan tersebut milik pemberi kuasa.
c. Pekerjaan tersebut dipahami oleh orang yang diberi kuasa.
5. Habisnya Akad Wakalah
a. Salah satu pihak meninggal dunia
b. Jika salah satu pihak menjadi gila
c. Pemutusan dilakukan orang yang mewakilkan dan diketahui oleh orang yang diberi
wewenang
d. Pemberi kuasa keluar dari status kepemilikannya.

B. Shulhu
1. Pengertian Sulhu
Sulhu menurut bahasa artinya damai, sedangkan menurut istilah yaitu
perjanjian perdamaian diantara dua pihak yang berselisih. Sulhu dapat juga diartikan
perjanjian untuk menghilangkan dendam, persengketaan atau permusuhan
(memperbaiki hubungan kembali).
2. Hukum Sulhu
Hukum sulhu atau perdamaian adalah wajib, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan atau perintah Allah SWT, didalam Al-Qur’an :

‫ون‬
َ ‫ص لِحُوا َبي َْن أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوا َّتقُ وا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َح ُم‬
ْ َ ‫ون إِ ْخ َوةٌ َفأ‬
َ ‫إِ َّن َم ا ْالم ُْؤ ِم ُن‬
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Qs. Al
Hujurat : 10).

‫َوالصُّ ْل ُح خَ ْي ٌر‬
            “Perdamaian itu amat baik” (QS. An Nisa’ : 128).

3. Rukun dan Syarat Sulhu


a. Mereka yang sepakat damai adalah orang-orang yang sah melakukan hukum.
b. Tidak ada paksaan.
c. Masalah-masalah yang didamaikan tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
d. Jika dipandang perlu, dapat menghadirkan pihak ketiga.Seperti yang disintir
dalam Al-Qur’an An Nisa’ : 35.
‫َه لِ ِه َو َح َك ًم ا ِم ْن‬ ِ ِ َ ‫و إِ ْن ِخ ْف تُ م ِش َق‬
ْ ‫اق َب ْي ن ِه َم ا فَ ْاب َع ثُوا َح َك ًم ا م ْن أ‬ ْ َ
‫يم ا‬ ِ‫ان ع ل‬ ‫ك‬ ‫ه‬ َّ
‫الل‬ َّ
‫ن‬ ِ‫ إ‬Cۗ ‫ص اَل ح ا ي و فِّ ِق اللَّ هُ ب ْي َن ُه م ا‬ ِ‫َه لِ َه ا إِ ْن ي ِر ي َد ا إ‬
ً َ َ َ َ َ َ َ ُ ً ْ ُ ْ‫أ‬
‫َخ بِ ًري ا‬
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah
seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.
Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal” (Qs. An Nisa’ : 35)

4. Macam-macam Perdamaian
Dari segi orang yang berdamai, sulhu macamnya sebagai berikut :
a. Perdamaian antar sesama muslim
b. Perdamaian antar sesama muslim dengan non muslim
c. Perdamaian antar sesama Imam dengan kaum bughat (Pemberontak yang tidak
mau tunduk kepada imam).
d. Perdamaian antara suami istri.
e. Perdamaian dalam urusan muamalah dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai