Anda di halaman 1dari 11

SYIRKAH (KERJA SAMA)

Nama:

1. Rinaldi Fauzi

Kelompok: XII

Dosen: Jannus Tambunan, M.H.I

Mata Kuliah: Fiqh Muamalat

A. Pengertian Syirkah

Secara bahasa syirkah berarti ikhtilat (percampuran) atau persekutuan dua


hal atau lebih, sehingga antara masing-masing sulit dibedakan seperti persekutuan
hak milik atau perserikatan usaha. Sedangkan menurut istilah, para Fuqaha berbeda
pendapat mengenai pengertian syirkah, diantaranya menurut Sayyid Sabiq, yang
dimaksud dengan syirkah ialah akad antara orang yang berserikat dalam modal dan
keuntungan.

Dalam hukum Islam dikenal kegiatan syirkah yang dilakukan dua orang
atau lebih. Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan.

Menurut Hasbi ash-Shiddiqie, bahwa yang dimaksud dengan syirkah ialah


akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta’awun dalam bekerja pada
suatu usaha dan membagi keuntungannya Ulama Mazhab beragam pendapat dalam
mendifinisikanya, antara lain :

1
1. Ulama’ Hanafiah

Menurut ulama’ Hanafiah, syirkah adalah ungkapan tentang adanya


transaksi akad antara dua orang yang bersekutu pada pokok harta dan keuntungan.

2. Ulama’ Malikiyah

Menurut ulama’ Malikiyah perkongsian adalah izin untuk mendaya


gunakan (tasharuf) harta yang dimiliki dua orang secara bersama-sama oleh
keduanya, yakni kerduanya saling mengizinkan kepada salah satunya untuk
mendayagunakan harta milik keduanya.

3. Ulama’ Syafi’iyah

Menurut ulama’ Syafi’iyah, syirkah adalah ketetapan hak pada sesuatu yang
dimiliki seseorang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui).

4. Ulama’ Hanabilah

Menurut ulama’ Hanabilah, syirkah adalah perhimpunan adalah hak


(kewenangan) atau pengolahan harta (tasharuf).

Setelah diketahui definisi-definisi syirkah menurut para ulama, kiranya


dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerjasama antara dua
orang atau lebih dalam berusaha, yang keuntungan dan kerugian ditanggung
bersama.

Dengan adanya akad syirkah yang disepakati kedua belah pihak, semua
pihak yang mengikatkan diri berhak bertindak hukum terhadap harta serikat itu,
dan berhak mendapat keuntungan sesuai persetujuan yang disepakati. Asy-syirkah
(perkongsian) penting untuk diketahui hukum-hukumnya, karena banyaknya
praktik kerja sama dalam model ini. Kongsi dalam berniaga dan lainnya, hingga

2
saat ini terus dipraktikkan oleh orang-orang. Ini merupakan salah satu bentuk dari
saling menolong untuk mendapatkan laba, dengan mengembangkan dan
menginvestasikan harta, serta saling menukar keahlian.

B. Dasar Hukum Syirkah


1. Al-Qur’an

ِ ُ‫الثل‬
‫ث‬ ُّ ‫َف ُه ْم ُشَر َكاءُ ىِف‬

Artinya :

“Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.” (QS. An-Nisa’ 4 Ayat
12)

‫ض اِاَّل الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا‬


ٍ ‫ض ُه ْم َع ٰلى َب ْع‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ‫ك بِس ِال َنعجت‬
ُ ‫ك اىٰل ن َعا جه  َوا َّن َكثْيًرا ِّم َن اخْلُلَـطَ ٓاء لَيَْبغ ْي َب ْع‬ َ ْ ‫قَا َل لََق ْد ظَلَ َم َ ُ َؤ‬
ِ ِ ِ ِ ٰ ‫وع ِملُوا‬
‫ب‬َ ‫اود اَمَّنَا َفَت ٰنّهُ فَا ْسَت ْغ َفَر َربَّه َو َخَّر َرا ك ًعا َّواَنَا‬
ُ ‫الصل ٰحت َوقَلْي ٌل َّما ُه ْم  َوظَ َّن َد‬
ّ ََ
Artinya :

“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu


sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orangorang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah
mereka ini.” (QS. Shad 38 Ayat 24)

2. Hadist

‫ما كان يدا بيد فخذوه وما كان نسيئة فذروهرواه البخاري‬

3
Artinya :

“Barang siapa (diperoleh) dengan cara tunai maka silahkan diambil,


sedangkan yang (diperoleh) dengan cara kredit, silahkan kalian kembalikan. (H.R.
Bukhari).

Kemitraan usaha telah dipraktekan di masa Rasulullah SAW. Para sahabat


terlatih dan mematuhinya dalam menjalankan metode ini. Rasulullah tidak
melarang bahkan menyatakan persetujuannya dan ikut menjalankan metode ini.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Hurairah dari Nabi Muhamad Saw,
bersabda :

Artinya :

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Mishshishi,


telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Az Zibriqan, dari Abu Hayyan At
Taimi, dari ayahnya dari Abu Hurairah dan ia merafa’kannya. Ia berkata;
sesungguhnya Allah berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka yang berkhianat
kepada sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari
keduanya.”(HR. Abu Daud dan disahkan oleh Hakim)

Berdasarkan kedua hadits di atas dapat disimpulkan bahwa berserikat atau


perkongsian dibolehkan dalam Islam. Dan Allah SWT akan selalu bersama kedua
orang yang berkongsi dalam kepengawasanya, penjagaannya dan bantuanya, Allah
SWT akan memberikan bantuan pada kemitraan itu dan menurunkan berkah dalam
perniagaan mereka. Ijma Ulama’

Masyarakat arab telah menjadikan syirkah sebagai bagian dari usaha jauh
sebelum Nabi Muhammad SAW diutus menjadi rasul. Dan para ulama bersepakat
bahwa tidak ada yang menolak legitimasi syirkah. Dan para ulama berijma
mengenai hal ini, hanya saja mereka berbeda pendapat dalam jenis-jenisnya.

4
C. Jenis-Jenis Syirkah
1. Syirkah Milik

Syirkah milik adalah kerjasama dua orang atau lebih yang memiliki barang
tanpa adanya akad syirkah. Kerja sama ini merupakan dua macam, yaitu :

a. Syirkah milik ikhtiar

Syirkah milik ikhtiar adalah kerjasama yang muncul karena adanya


kontrak dua orang yang bersekutu, misalnya, dua orang yang dihibahkan atau
diwariskan sesuatu, lalu mereka berdua menerima, maka barang yang
dihibahkan atau diwariskan itu menjadi milik mereka berdua itu. Atau dua
orang atau lebih berpatungan untuk membeli sesuatu barang tersebut secara
syirkah.

b. Syirkah milik jabari

Syirkah milik jabari adalah kerjasama yang ditetapkan kepada dua


orang atau lebih, yang bukan didasarkan atas perbuatan keduanya (secara
paksa). Misalnya, seorang yang mewariskan sesuatu kepada dua orang atau
lebih maka orang yang diberi warisan tersebut menjadi saling bersekutu.

2. Syirkah Uqud

5
Syirkah uqud merupakan bentuk transaksi yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang bersekutu dalam harta dan keuntungannya. Syirkah ini memiliki
empat bentuk, yaitu :

a. Syirkh ‘inan

Syirkah 'inan adalah kerjasama antara dua orang dalam harta milik
untuk berdagang secara bersama-sama dan membagi laba atau kerugian
bersama-sama. Kerjasama ini boleh dilakukan oleh umat Islam. Modal dan
pengolahannya tidak harus sama, masing-masing pemodal boleh berbeda, yang
satu bisa lebih besar dari yang lainnya.

b. Syirkah mufawadah

Syirkah mufawadah adalah transaksi dua orang atau lebih untuk


berserikat dengan syarat yang memiliki kesamaan dalam jumlah modal,
kesamaan dalam bentuk tindakan, kesamaan agama dan masing-masingnya
penjamin atas yang lainnya dalam jual beli. Ulama membolehkan kerjasama ini
dengan syarat persamaan-persamaan tersebut dapat terpenuhi sehingga jika
tidak terpenuhi maka syirkah batal.

c. Syirkah wujuh

Syirkah wujuh adalah kerjasama dua pemimpin dalam pandangan


masyarakat tanpa modal, untuk membeli barang secara tidak kontan (kredit)
dan akan menjualnya secara kontan, kemudian keuntungan yang diperoleh
dibagi diantara mereka dengan syarat tertentu. Kerjasama seperti ini
menimbulkan perbedaan pendapat, ada ulama yang membolehkan dan ada yang
tidak memperbolehkan.

d. Syirkah abdan

Syirkah abdan adalah kerjasama dua orang atau lebih untuk menerima
suatu pekerjaan yang akan dikerjakan secara bersama-sama. Kemudian,

6
keuntungan dibagi antara keduanya dengan menetapkan persyaratan tertentu.
Contohnya, kerjasama seorang penjahit dan tukang besi.

D. Rukun dan Syarat Syirkah


1. Rukun Syirkah

Rukun syirkah di perselisihkan oleh para ulama. Menurut ulama Hanafiyah,


rukun syirkah ada dua, yaitu ijab dan kabul sebab ijab dan kabul (akad) yang
menentukan adanya syirkah. Adapun yang lain seperti dua orang atau pihak yang
berakad dan harta berada diluar pembahasan akad seperti terdahulu dalam akad jual
beli.

Adapun yang menjadi rukun syirkah menurut ketentuan syariah Islam


adalah :

a. Sighat (lafadz akad).


b. Orang (pihak-pihak yang mengadakan serikat), yaitu pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan dalam mengadakan perserikatan.
c. Pokok pekerjaan (bidang usaha yang dijalankan), yaitu dalam berserikat
atau kerja sama mereka (orang-orang yang berserikat) itu menjalankan
usaha dalam bidang apa yang menjadi titik sentral usaha apa yang
dijalankan. Orang orang yang berserikat harus bekerja dengan ikhlas dan
jujur, artinya semua pekerjaan harus berasas pada kemaslahatan dan
keuntungan terhadap syirkah.

7
Perjanjian pembentukan serikat atau perseroan ini sighat atau lafadznya,
dalam praktiknya di Indonesia sering diadakan dalam bentuk tertulis, yaitu
dicantumkan dalam akte pendirian serikat itu. Yang pada hakikatnya sighat tersebut
berisikan perjanjian untuk mengadakan serikat. Kalimat akad hendaklah
mengandung arti izin buat menjalankan barang perserikatan. Umpamanya salah
seorang diantara keduanya berkata, Kita berserikat pada barang ini, dan saya
izinkan engkau menjalankanya dengan jalan jual beli dan lain-lainya Jawab Yang
lain, Saya terima seperti apa yang engkau katakan itu.

2. Syarat Syirkah

Syarat-syarat syirkah adalah sebagai berikut :

a. Syirkah dilaksanakan dengan modal uang tunai.


b. Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal, menyampurkan
antara harta benda anggota serikat dan mereka bersepakat dalam jenis dan
macam persusahaanya.
c. Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya, sehinnga tidak dapat
dibedakan satu dari yang lainya.
d. Keuntungan dan kerugian diatur dengan perbandingan modal harta serikat
yang diberikan.

Adapun syarat-syarat orang (pihak-pihak) yang mengadakan perjanjian


serikat atau kongsi itu haruslah :

1) Orang yang berakal.


2) Baligh.
3) Dengan kehendak sendiri (tidak ada unsur paksaan).

Sedangkan mengenai barang modal yang disertakan dalam serikat,


hendaklah berupa :

8
a) Barang modal yang dapat dihargai (lazimnya sering disebutkan dalam
bentuk uang).
b) Modal yang disertakan oleh masing-masing persero dijadikan satu, yaitu
menjadi harta perseroan, dan tidak dipersoalkan lagi dari mana asal-usul
modal itu.

Menyangkut besarnya saham-saham yang masingmasing yang dimiliki oleh


masing-masing persero tidak ada ditentukan dalam syari’at, dengan sendirinya para
persero tidak mesti memiliki modal yang sama besar, dengan kata lain para persero
boleh menyertakan modal tidak sama besar (jumlahnya) dengan persero yang lain.

E. Implementasi Syirkah

Rental Play Station adalah bentuk usaha masyarakat yang tidak berbadan
hukum. Rental Play Station hanyalah sebuah tempat permainan anak-anak dan bisa
juga dimainkan oleh orang dewasa pula. Hal ini tidak bertentangan dengan syariat
Islam, karena bertujuan untuk memberi hiburan pada masyarakat umum khusunya
pada anak-anak. Mengenai bentuk syirkah yang diterapkan dalam Rental Play
Station ini adalah sebuah bentuk muamalah yang bisa disebut juga dengan istilah
Islamnya dengan sebutan syirkah.

Pengertian dari syirkah itu sendiri adalah perserikatan antara dua orang atau
lebih untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan mencari keuntungan. Tetapi
dalam syirkah ini ditemukan kejanggalan dalam pembagian hasilnya. Dimana
perolehan hasil sip jaga mereka langsung jadi milik sendiri tanpa dikumpulkan
terlebih dahulu. Pembagian hasil inilah yang menyebabkan dalam syirkah ini tidak
diperbolehkan, karena tidak sesuai dengan syarats-yarat syirkah menurut pendapat
para ulama empat madzhab. Ulama fiqh membagi syirkah menjadi 2 bentuk, yaitu :

1. Syirkah Amlak

9
Syirkah dalam bentuk ini, menurut ulama fiqh adalah dua orang atau lebih
terhadap suatu barang dengan tidak didahului oleh akad syirkah. Syirkah dalam
kategori ini dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Syirkah ikhtiyar

Syirkah ikhtiyar, yaitu terhimpunnya dua orang di dalam memiliki suatu


benda dengan kesadaran mereka. Seperti mereka menccampurkan hartanya
secara kesadaran atau mereka membeli barang secara berserikat atau dengan
diberi wasiat oleh seseorang kemudian mereka menerimanya.

b. Syirkah jabr

Syirkah jabr, yaitu sesuatu yang berstatus sebagai milik lebih dari satu
orang, karena mau tidak mau harus demikian. Artinya tanpa adanya usaha
mereka dalam proses pemilikan barang tersebut, misalnya harta warisan.

Kedua bentuk syirkah amlak tersebut, menurut para ulama fikih, bahwa
status harta dari masing-masing orang yang beserikat, sesuai dengan hak masing-
masing yang bersifat berdiri sendiri. Apabila masing-masing pihk ingin bertindak
secara hukum terhadap harta serikatnya, harus ada izin dari mitranya, karena
seseorang tidak memiliki kekuasaan atas bagian harta orang yang menjadi mitra
serikatnya.

2. Syirkah ‘Uqud

Syirkah dalam bentuk ini adalah persekutuan antara dua orang atau lebih
yang timbul dengan adanya perjanjian.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa Rental Play Station ini,
merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan antara dua orang atau lebih dan
mereka mengadakan perjanjian dengan menggunakan modal, dari modal tersebut
akan dikelola dan dikembangkan yang akan menghasilkan keuntungan. Dalam hal
ini adalah sesuai dengan syirkah ‘uqud, karena dalam syirkah ‘uqud mempunyai
kesamaan dengan aturan yang terdapat di Rental Play Station ini. Oleh karena itu,
secara garis besar menurut fuqaha amsar membagi syirka ‘uqud menjadi 4 (empat)
macam, yaitu :

10
1) Syirkah abdan.
2) Syirkah inan.
3) Syirkah mufawadah.
4) Syirkah wuju.

Dalam kerjasama Rental Play Station ini tidak ada yang sesuai dengan salah
satu bentuk dan syarat syirkah uqud ini. Karena dalam kerjasama Rental Play
Station ini dalam pembagian keuntungannya diambil dari waktu sip jaga setiap
anggotanya masing-masing. Bentuk kerjasama yang semacam ini, tidak termasuk
dalam unsur gharar, karena ketidakpastian dalam gharar akan menyentuh
kemungkinan hanya “untung bagi satu pihak” dan “rugi bagi pihak lain”.

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Nurul, dkk., Mengenai syirkah, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group, 2009

Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Fiqih : Pendekatan Kepada Teori fiqih,


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Sukirno, Sadoni, HR Muslim: Teori Pengantar fiqih, Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, 2003

11

Anda mungkin juga menyukai