Kajian Teori
1. Pengertian Syirkah
DSN MUI No. 114/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Syirkah, akad syirkah adalah akad kerja
sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana setiap pihak memberikan
kontribusi dana/modal usaha (ra’s al-mal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi sesuai
nisbah yang disepakati atau secara proporsional, sedangkan kerugian ditanggung oleh para
pihak secara proporsional.1 Sedangkan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) dalam
BAB VI mengenai syirkah merumuskan syirkah sebagai kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam satu permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.2 Adapun menurut Sayyid Sabiq, syirkah adalah
akad kerjasama antara dua orang yang bersekutu dalam modal dan keuntungan.3
Terdapat beberapa ayat al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan akad syirkah, antara
.... َو َعِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َو َقِليٌل َّم ا ُه ْم َل ٍض ِإاَّل ٱَّلِذ ي ا و۟ا ِء ِغ ِث
َن َء َم ُن ۗ َو ِإَّن َك ًريا ِّم َن ٱُخْلَلَطٓا َلَيْب ى َبْع ُضُه ْم َع ٰى َبْع..
َفِإَذا َخ اَن َأَح ُد َمُها َص اِح َبُه َخ َرْجُت ِم ْن َبْيِنِه َم ا، َأَنا َثاِلُث الَّش ِرْيَك ِنْي َم ا ْمَل ُخَيْن َأَح ُد َمُها َص اِح َبُه: ِإَّن اَهلل َتَعاىَل َيُقْو ُل
Artinya: “Allah swt. berfirman: 'Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain.
Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR.
Berdasarkan QS. Shad ayat 24 dan hadis riwayat Abu Daut tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dalam Islam, berserikat atau bersekutu dalam usaha diperbolehkan. Adapun menurut
a. Rukun Syirkah
Adapun yang menjadi rukun syirkah menurut ketentuan syariah Islam adalah sebagai
berikut.7
b. Syarat Syirkah
4
al-Qur’an Surat Shad ayat 24
5
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 5, Ditakhrij oleh Muhammad Nasiruddin Al-Al-Bani, (Jakarta: Cakrawala
Publishing, 2009), h. 403.
6
Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 186.
7
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Cet. 26, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996), h. 298.
8
Mohammad Rifa‟i, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: PT Karya toha Putra, 1999), h. 422.
2) Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal, menyampurkan antara harta
benda anggota serikat dan mereka bersepakat dalam jenis dan macam
perusahaannya.
3) Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya, sehinnga tidak dapat
4) Keuntungan dan kerugian diatur dengan perbandingan modal harta serikat yang
diberikan.
2) Baligh
Sedangkan mengenai barang modal yang disertakan dalam serikat, hendaklah berupa:
1) Barang modal yang dapat dihargai (lazimnya sering disebutkan dalam bentuk
uang).
2) Modal yang disertakan oleh masing-masing persero dijadikan satu, yaitu menjadi
harta perseroan, dan tidak dipersoalkan lagi dari mana asal-usul modal itu.
4. Macam-macam Syirkah
Secara garis besar, syirkah dapat dibagi ke dalam 2 macam, yaitu syirkah amlak
(kepemilikan) dan syirkah uqud (kerja sama). Adapun penjelasan mengenai kedua macam
satu barang tanpa perlu ada kesepakatan kerja sama. Syirkah amlak bisa timbul karena
inisiatif atau melalui keputusan yang mengikat. Misalnya, jika dua orang menerima
hadiah atau warisan yang sama, barang tersebut menjadi milik bersama mereka melalui
perjanjian syirkah. Sama halnya jika mereka membeli suatu barang dengan biaya yang
dibagi bersama, maka kepemilikan atas barang tersebut diatur melalui perjanjian syirkah
amlak. Syirkah amlak yang didasarkan atas inisiatif dikenal sebagai syirkah ikhtiar.10 Di
sisi lain, syirkah amlak yang dibentuk melalui keputusan yang mengikat adalah ketika
beberapa orang secara sah diwajibkan membagi kepemilikan tanpa perlu adanya tindakan
inisiatif, seperti dalam kasus warisan di mana seluruh pewaris dianggap sebagai pemilik
bersama dalam perjanjian syirkah amlak. Dan syirkah amlak yang didasarkan atas
Syirkah uqud merupakan akad yang dilakukan oleh beberapa individu secara sengaja
untuk melakukan perjanjian kerja sama atau bergabung dalam suatu kepentingan harta
(dalam bentuk penyertaan modal) dan didirikannya serikat tersebut bertujuan untuk
memperoleh keuntungan dalam bentuk harta benda. 12 Terdapat beberapa macam syirkah
1) Syarikah Inan
Syirkah inan adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk bersekutu
pada harta milik mereka berdua untuk melakukan usaha dan keuntungan dibagi di
antara keduanya. Dalam syirkah ini tidak ditetapkan syarat kesamaan pada harta,
penggunaan, tidak pula pada keuntungan. Dengan kata lain, harta salah satu dari
10
Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), h. 187.
11
Ibid.
12
Ibid.
keduanya dibolehkan melebihi harta rekannya, dan salah satu dari keduanya boleh
Jika mereka mengalami kerugian, maka kerugian ini ditanggung mereka berdua sesuai
2) Syirkah Mufawadhah
Sirkah mufawadhah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
3) Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh adalah akad kerjasama yang dilakuakn oleh dua orang atau lebih
kedudukan dan kepercayaan para pedagang kepada mereka, dengan ketentuan bahwa
syirkah di antara mereka berlaku pada keuntungan yang diperoleh. Ini adalah syirkah
yang didasarkan pada tanggungan tanpa ada upaya pembuatan barang tidak pula
dana.15
4) Syirkah Abdan
13
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 5, Ditakhrij oleh Muhammad Nasiruddin Al-Al-Bani, (Jakarta: Cakrawala
Publishing, 2009), h. 405.
14
Ibid., h. 406.
15
Ibid., h. 407.
Syirkah abdan adalah akad kerjasama yang dilakukan oleh dua pihak untuk
menerima suatu pekerjaan dengan ketentuan upah dari pekerjaan ini dibagi di antara
keduanya sesuai dengan kesepakatan. Syirkah ini biasanya dilakukan oleh orang yang
memiliki keahlian, baik itu keahlian di antara kedua belah pihak memiliki kesamaan
maupun tidak memiliki kesamaan, seperti tukang kayu dengan tukang kayu, tukang
16
Ibid., h. 408.
Daftar Pustaka
Kitab Suci
Al-Qur’an
Buku
Mardani. Fiqih Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2012.
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Jilid 5. Ditakhrij oleh Muhammad Nasiruddin Al-Bani. Jakarta:
Cakrawala Publishing, 2009.
Syafe‟i, Rachmad. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Cet. 26. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996.
Rifa‟i, Mohammad. Ilmu Fiqih Islam Lengkap. Semarang: PT Karya toha Putra, 1999.
Peraturan Perundang-undangan/Fatwa
Ketentuan Umum angka 1 DSN MUI No. 114/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Syirkah