MUDHARABAH
Anggie Eldriansyah.P Perbankan Syari’ah
Ellena Melyanti Perbankan Syari’ah
Karina Feby Perbankan Syari’ah
R.A Nur Aisyah Perbankan Syari’ah
Siti Hardianti Perbankan Syari’ah
Pembahasan
○ WADIAH,
○ SYIRKAH, DAN
○ MUDHARABAH
2
Pengertian
Wadi’ah
secara sederhana wadi‟ah adalah sesuatu yang dititipkan. Secara
terminologi wadi‟ah menurut mazhab hanafi, maliki dan hambali. Ada
dua definisi wadi‟ah yang dikemukakan ulama fiqh :
a. Ulama Hanafiyah : “mengikutsertakan orang lain dalam memelihara
harta, (baik dengan ungkapan yang jelas, melalui tindakan, maupun
melalui isyarat)”
3
Secara lazim titipan adalah murni akad tolong-
menolong. Dimana dengan alasan tertentu pemilik harta
memberikan amanah kepada pihak lain untuk menjaga
dan memelihara hartanya.
Menurut pendapat yang dianggap paling shahih, dalam
wadi‟ah tidak diisyaratkan mengucapkan qobul (kalimat
menerima) dari penerimaan titipan. Akan tetapi cukup
dengan menerima barang yang ditirpkan oleh pemilik
barang tersebut. Disamping itu, kedua belah pihak dapat
membatalkan akad perjanjian kapan saja. Penerima
titipan bisa saja mengembalikan barang titipan
sewaktuwaktu dan pihak yang mentitipkan barang bisa
mengambilnya sewaktu-waktu pula.
4
Landasan Hukum Wadi’ah
Dalil yang menghadirkan akad ini yaitu Q.S An-Nisa: 58
“Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang
berhak merimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara
manusia hendaknya kamu menetapkanya dengan adil. Sungguh, sebaik-
baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh Allah maha
mendengar, maha melihat”
Kemudian pada Q.S Al-Baqarah: 283
“Dan hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya)
dan hendaklah dia bertaqwalah kepada Allah “
Diperkuat juga dengan hadits Nabi SAW, “ Tunaikanlah amanah kepada
orang yang mengamanahkan kepadamu, dan janganlah kamu
mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi,
dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam Al Irwaa, 5/381).
Ijma‟ para ulama dari zaman dulu sampai sekarang telah menyepakati
akad wadi‟ah sangat diperlukan manusia dalam kehidupan muamalah.
5
Rukun dan Syarat Akad
Wadi’ah
6
Rukun dan Syarat Akad
Wadi’ah
Syarat-syarat Wadi‟ah
1. Syarat yang terkait penitipan dan penerima titipan (aqidain) harus
orang yang termasuk ithlaq al-tasharruf (bebas melakukan transaksi).
Maka dianggap tidak sah akad wadi‟ah apabila yang dilakukan oleh
anak kecil, orang tidak waras (gila), dan mahjur alaih bi safih (orang
bodoh yang tidak mengerti mata uang). Persyaratan tersebut diperjelas
dengn penambahan aqil baligh oleh jumhur ulama. Berbeda dengan
jumhur ulama, Imam Abu Hanifah boleh bagi anak yang belum baligh
melakukan akad wadi‟ah, asalkan mendapatkan izin dari orang tua
atau walinya.
2. Syarat yang terkait dengan barang yang menjadi objek akad wadi‟ah
harus muhtaramah, dianggap mulya oleh syara‟. Meskipun barang
tersebut tidak memiliki nilai jual. Disamping itu barang yang dititipkan
juga harus diketahui indentitasnya dan bisa dikuasai untuk dipelihara.
7
Jenis-jenis Wadi’ah
11
Macam-macam syirkah
12
Metode transaksi syirkah ‘uqud
Perkongsian „inan adalah persekutuan antara dua
perkongsian mufawidhah adalah transasksi
orang dalam harta milik untuk berdagang secara
bersama-sama, dan membagi laba atau kerugian dua orang atau lebih untuk berserikat dengan
bersama-sama syarat memiliki kesamaan dalam jumlah
modal, penentuan keuntungan, pengolahan,
serta agama yang dianut.
13
Pengertian Mudharabah
Secara terminologi, merujuk Fatwa DSN
No.07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
Mudharabah (Qiradh), mudharabah adalah akad
kerja sama suatu usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (malik, shahibul al maal, bank)
menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua
(„amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara
mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak. Dalam literatur lain, Mudharabah adalah
Akad antara dua pihak dimana salah satu pihak
mengeluarkan sejumlah uang (sebagai modal)
kepada pihak lainnya untuk
diperdagangkan/diusahakan. Laba dibagi dua
sesuai dengan kesepakatan.
14
Landasan Hukum
1. Al-Qur‟an As-Sunnah
Ayat-ayat yang berkenaan dengan mudharabah, Di antara hadits yang berkaitan dengan mudharabah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
antara lain : Majah dari Shuhaib bahwa Nabi SAW. Bersabda yang artinya :
”Dan mereka yang lain berjalan diatas bumi untuk “Tiga perkara yang mengandung berkah adalah jual-beli yang ditangguhkan, melakukan qiradh
menuntut karunia Allah SWT.” (QS. Al-Muzammil : (memberi modal pada orang lain), dan yang mencampurkan gandum dengan jelas untuk
20) keluarga, bukan untuk diperjualbelikan.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)
Ijma‟
Qiyas
Di antara ijma‟ dalam mudharabah,
adanya riwayat yang menyatakan bahwa Mudharabah di qiyaskan Al-Musyaqah (menyuruh seseorang untuk mengelola
jamaah dari sahabat yang menggunakan kebun). Selain diantara manusia, ada yang miskin dan ada juga yang kaya. Di satu sisi,
harta anak yatim untuk mudharabah. banyak orang kaya yang tidak dapat mengusahakan hartanya. Di sisi lain, tidak sedikit
Perbuatan tersebut tidak ditentang oleh
orang miskin yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan demikian,
sahabat lainnya.
adanya mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kedua golongan diatas,
yakni untuk kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.
15
Rukun dan Syarat Mudharabah
16
Sebab-sebab Batalnya Mudharabah
19
Terima Kasih
Wassalamualaikum.WR.WB
20