Anda di halaman 1dari 13

SYIRKAH

(Syirkah Mufawadah, Mudarabah, Musaqah, Muzara’ah, dan Mukhabarah )

Oleh:

1. Ananda Diana Sari (01)


2. Dimas Maharani (05)
3. Rahma Aprillia (21)
4. Rio Septian Visananto (26)
5. Yuniarti Puji L (35)

Kelas : XI IPA 3

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
SMA NEGERI 1 GARUM
Jln. Raya Bence Garum Blitar

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
dan hidayahNya, saya dapat menyelesaikan Makalah Hukum Perdata Islam mengenai Syirkah
(Syirkah Mufawadah, Mudarabah, Musaqah, Muzara’ah, dan Mukhabarah). Semoga dengan
membaca makalah ini, para pembaca akan lebih memahami syirkah atau kerja sama dalam
Islam. Kritikan dan saran yang membangun untuk kami demi kemajuan makalah ini sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Blitar, 01 Maret 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................2

Daftar Isi .....................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................4

A. Latar Belakang...................................................................... 4

B. Rumusan Masalah...................................................................4

C. Tujuan.....................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................5

A. Pengertian Syirkah ( Kerja Sama ) .......................................... 5

B. Dasar Hukumnya.......................................................................6

C. Hukum Syirkah ........................................................................7

D. Rukun dan Syarat Syirkah........................................................7

E. Macam – Macam Syirkah ....................................................... 7

F. Hal yang Membatalkan Syirkah...............................................10

G. Hikmah Syirkah.......................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syirkah merupakan suatu akad dalam bentuk kerja sama, baik dalam bidang
modal atau jasa antara sesama pemilik modal dan jasa tersebut. Salah satu kerja sama antara
pemilik modal dan seseorang adalah bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong menolong.
Sebab ada orang yang mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam
menjalankan roda perusahaan.
Sistem ini telah ada sejak zaman sebelum Islam, dan sistem ini kemudian dibenarkan
oleh Islam karena mengandung nilai-nilai positif dan telah dikerjakan oleh Nabi
saw (sebelum diangkat menjadi Rasul) dengan mengambil modal dari Khadijah, sewaktu
berniaga ke Syam (Syiria).
Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian Syirkah dan
macam-macam syirkah

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian Syirkah?
2. Sebutkan dasar hukum syirkah?
3. Bagaimana hukum Syirkah?
4. Sebutkan rukun rukun syirkah?
4. Menyebutkan macam pembagian Syirkah ?
5. Sebutkan hal yang membatalkan Syirkah?
5. Bagaimana hikmah dari syirkah?

C. Tujuan
Dari materi syirkah ini kami susun dalam sebuah bentuk sebuah makalah, disamping
untuk menambah wawasan kami sebagai pemakalah kami juga berharap dengan pembahasan
ini kami dan segenap pembaca lainnya mampu menjadikan ilmu ini sebagai salah satu rujukan
dalam melakukan setiap langkah kehidupan, Kami pun berharap makalah ini akan bermanfaat
bagi semua pembaca sehingga kita dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syirkah
Secara etimologi, Syirkah merupakan kerja sama antara dua pihak atau lebih dengan
penentuan kontribusi semua pihak dan keuntungan atau kerugian ditanggung bersama.Kerja
sama ini berupa modal ataupun salah satu pihak menawarkan jasa.

Menurut terminology, ulama’ ffiqih beragam pendapat dalam mendefinisikannya,


antara lain:

a) Menurut malikiyah:
‫صتلا لُكِل امهنم ةكرشلا يه ٌنذإففُّرصت امُهَل عم امهسفنأ ْيأ ْنأَ َن ْذأ ُّلك دحاو نم نيَكيرشلا‬
َّ َ ‫يف لام امهَل عم اَقْبِإ ء ّقح فّر‬
ِ
‫هبحاصل يِف نأ فّرصتي‬
Artinya: perkongsian adalah izin untuk mendayagunakan harta yang dimiliki dua orang
secara bersama-sama oleh keduanya, yakni keduanya saling mengizinkan kepada salah
satunya untuk mendayagunakan harta milik keduanya, namun masing-masing memiliki hak
untuk bertasarruf
.
b) Menurut syafi’iyah:

‫صا ِعدًا َعلَى ِج َهة‬


َ َ‫صي ِْن ف‬ ِ ‫شيء ْال َو‬
َ ‫اح ِد ِلش َْخ‬ َّ ‫ق في ال‬ ِ ‫ارة ٌ َع ْن ثب ُُو‬
ِ ّ ‫ت ال َح‬ َ َ‫ ِعب‬:‫َوفِي ْرعِ َّ ََالش‬
ُّ ‫ال‬
ِ‫شي ُْوع‬
Artinya: ketetapan hak pada sesuatu yang dimiliki dua orang atau lebih dengan cara yang
diketahui

.
c) Menurut hanafiyah:
ْ ِ ‫لش ْركَةُ ي ِه ٌ ةَراَبِع ْنَع دْقَع َنْيَب ِنْي َكِراَ ُشتْملا ْيِف‬
‫سأَر ِ َلاْملا حْبِّرلاَو‬ ِّ َ ‫ا‬
َ

Artinya: ungkapan tentang adanya transaksi antara dua orang yang bersekutu pada pokok
harta dan keuntungan
. d) Menurut hanabilah:
‫الشركة هي اإلجتماع في استحقاق أو تصرف‬
Artinya: perhimpunan adalah hak (kewenangan) atau pengolahan harta.

Apabila diperhatikan secara seksama, ddefinisi menurut ulama’ hanafiyah dapat


dipandang paling jelas, karena mengungkapkan hakikat perkongsian, yaitu transaksi (akad).
Adapun pengertian lainnya tampaknya hanya menggambarkan tujuan, pengaruh, dan hasil
perkongsian.
5
Setelah diketahui definisi-definisi syirkah menurut para ulama’, iranya dapat dipahami
bahwa yang dimaksud dengan syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam
berusaha, yang keuntungan dan kerugiannya ditanggung bersama.

B. Landasan Hukum Syirkah


1. Al-Qur'an

"… maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga …" (QS. An-Nisa': 12).

Dan

"Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka
berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh" (QS. Shad: 24)

Kedua ayat diatas menunjukkan perkenan dan pengakuan Allah SWT, akan adanya
perserikatan dalam kepemilikan harta, hanya saja dalam surah An-Nisa': 12 perkongsian
terjadi secara otomatis (jabr) karena waris, sedangkan dalam surah Shad: 24 terjadi atas dasar
akad (ikhtiyar).
2. Hadits

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim.
"Dari Abu Hurairah RA menceritakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT
berfirman: Aku jadi yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama tidak berkhianat
terhadap temannya, jika ia berkhianat, maka aku harus keluar dari mereka berdua itu". (HR.
Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim).
Hadits ini menerangkan, bahwa jika dua orang bekerja sama dalam satu usaha, maka
Allah ikut menemani dan memberikan berkah-Nya, selama tidak ada teman yang
mengkhianatinya. Koperasi akan jatuh nilainya jika terjadi penyelewengan oleh pengurusnya.
Inilah yang diperingatkan Allah SWT, bahwa dalam berkoperasi masih banyak jalan dan cara
yang memungkinkan untuk berkhianat terhadap sesama anggotanya. Itulah koperasi yang
dijauhi atau diangkat berkahnya oleh Allah SWT, maka kejujuran harus diterapkan kembali.
Hadits lain yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah.
"Dari Saib Al-Makhzumi sekutu Nabi Muhammad SAW sejak Sebelum jadi Rasul, ia datang
pada hari penaklukan Makah, maka ia berkata, dipersilahkan selamat datang saudaraku dan
sekutuku". (HR. Ahmad dan Abu Daud dan Ibnu Majah)
Dan dari riwayat yang sama
"Dan dari Saib bin Abi Saib, sesungguhnya ia berkata kepada Nabi SAW: engkau pernah
menjadi kongsiku pada (zaman) jahiliyah, (ketika itu) engkau adalah kongsiku yang paling
6
baik. Engkau tidak mencegah aku, dan tidak mengatai-ngatai kepadaku". (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majah).
Dengan melihat hadis tersebut diketahui bahwa masalah serikat (koperasi) sudah dikenal sejak
sebelum Islam datang, dan dimuat dalam buku-buku ilmu fiqh Islam. Dimana koperasi
termasuk usaha ekonomi yang diperbolehkan dan termasuk salah satu cabang usaha.
3. Ijma'

Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al Mughni yang dikutip oleh Muhammad Syafi'i
Antonio dalam bukunya Bank Syari'ah dari Teori ke Praktik, telah berkata: "Kaum muslimin
telah berkonsesus terhadap legitimasi musyarokah secara global walaupun terdapat perbedaan
dalam beberapa elemen darinya.

C. Hukum Syirkah

Syirkah hukumnya jâ'iz (mubah), berdasarkan dalil Hadis Nabi saw. berupa taqrîr
(pengakuan) beliau terhadap syirkah. Pada saat beliau diutus sebagai nabi, orang-orang pada
saat itu telah bermuamalah dengan cara ber-syirkah dan Nabi saw. membenarkannya. Nabi
saw. bersabda, sebagaimana dituturkan Abu Hurairah ra:
Allah SWT Berfirman, ”aku adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu selama salah
seorang dari keduanya tidak menghianati temannya, aku akan keluar dari persekutuan tersebut
apabila salah seorang menghianatinya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim dan menyahihkan
sanadnya).

D. Rukun Syirkah
Syirkah bisa dilakukan jika memenuhi beberapa rukun, diantaranya :
a. Lafal akad atau surat perjanjian
b. Adanya dua pihak yang berserikat
c. Adanya pokok pekerjaan atau modal

E. Syarat-syarat Syirkah

a. Syarat Akad
Lafal akad atau surat perjanjian harus jelas.

b. Syarat Pelaku Syirkah


Orang atau anggota perseroan harus memenuhi syarat berikut :
- Berakal sehat
- Balig
- Merdeka

c. Syarat Modal
Modal dalam bertransaksi syirkah harus jelas dengan ketentuan sebagai berikut:
- Jika modal berupa barang, maka barang tersebut harus dapat diukur nilainya degan
uang
- Jika modal berupa beberapa barang dengan jenis yang berbeda, keduanya
digabungkan sebelum akad sehingga barang modal menjadi satu dan tidak bisa dipecah
7
kembali
- Jika kontribusi salah satu pihak adalah jasa, ketentuan waktu yang bekerja harus
ditentukan

F. Macam-macam Syirkah
1. Syirkah Mufawadah
Syirkah Mufawadah adalah kerja sama dua orang atau lebih untuk melakukan
suatu usaha dengan persyaratan memiliki jumlah modal yang sama banyaknya,
mempunyai wewenang untuk bertindak, satu agama (sesama muslim), dan masing
masing anggota berhak untuk bertindak atas nama syirkah.
Syirkah ini boleh diterapakan sebab setiap jenis syirkah yang sah berarti boleh
digabungkan menjadi satu. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai kesepakatan dan
kerugian ditanggung sesuai jenis syirkahnya.

2. Mudarabah
Berasal dari kata daraba yang berarti bepergian atau berjalan. Mudarabah
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak. Pihak pertama menyediakan semua
modal (shahibul mal) , dan pihak lain menjadi pengelola atau pengusaha (mudarrib).
Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari pemilik modal
dan keahlian dari pengelola. Akad ini juga disebut dengan istilah qirad.
Keuntungannya dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Jika mengalami kerugian, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugaiannya bukan
akibat kelalaian si pengelola.
Kontrak bagi hasil disepakati di depan. Misalkan, bagi hasilnya 60:40,
pengelola akan mendapatkan 60% dari keuntungan dan pemilik modal akan
mendapatkan 40% dari keuntungan.
a. Rukun dan Syarat Mudarabah
1). Rukun Mudarabah
• Pemilik barang yang menyerahkan barangnya
• Orang yang bekerja, yaitu pengelola
• Akad Mudarabah
• Mal, yaitu harga pokok/modal
• Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta
• Keuntungan

2). Syarat Mudarabah


• Modal/barang yang diserahkan berbentuk tunai
• Bagi orang yang akad disyaratkan mampu melakukan tasharuf
• Modal harus diketahui dengan jelas
• Pembagian keuntungan harus jelas
• Melafalkan ijab kabul

8
b. Macam Mudarabah
1). Mudarabah Mutlaqah, pada tipe ini shahibul mal memberikan keleluasan penuh
kepada mudarrib untuk menggunakan dana yang dikeluarkan dalam usaha yang
dianggapnya baik dan menguntungkan, asalkan bertanggung jawab melakukan
pengelolaan yang normal dan sehat.
2). Mudarabah Muqayyadah, pada tipe ini shahibul mal menentukan syarat dan
pembatasan kepada mudarrib dalam menggunakan dana yang dikeluarkan dalam
jangka waktu, tempat, dan jenis usaha.

c. Pembatalan Mudarabah
1) Tidak tepenuhinya salah satu atau beberapa syarat mudarabah
2) Mudarrib sengaja meninggalkan tugasnya
3) Shahibul mal atau mudarrib meninggal dunia atau salah satunya

3. Musaqah
Musaqah adalah bentuk kerjasama dari pemilik kebun dan petani. Pemilik
kebun menyerahkan kebun kepada petani agar dipelihara dan hasil panennya akan
dibagi dua menurut persentase yang ditentukan pada waktu akad. Konsep ini
merupakan kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak
(simbiosis mutualisme).

• Rukun Musaqah
1) Pemilik dan penggarap
2) Tanaman yang dipelihara
3) Kebun ysng diolah
4) Pekerjaan dengan ketentuan yang jelas
5) Hasil yang diperoleh berupa buah, daun kayu, atau lainnya
6) Akad, yaitu ijab kabul, baik berbentuk tulisan, perkataan, maupun isyaratyang dapat
dipahami

• Syarat Musaqah
1) Akad dilaksanakan sebelum dibuatnya perjanjian
2) Tanaman yang dipelihara hendaknya jelas
3) Waktu pemeliharaan hendaknya jelas
4) penggarap hendaknya jelas bagiannya

4. Muzara’ah
Muzara’ah berarti menumbuhkan. Muzara’ah adalah kerjasama antara pemilik
sawah/ladang dengan penggarap, dengan bibit tanaman dari pihak penggarap.
a. Rukun dan Sifat Muzara’ah
1) Ulama Hanabillah, berpendapat rukun muzara’ah yaitu ijab dan kabul. Boleh
dilakukan dengan lafal apa saja yang menunjukan ijab dan kabul. Bahkan muzara’ah
sah dilafazkan dengan ijarah.
2) Ulama Hanafiah, berpendapat rukun muzara’ah yaitu tanah, perbuatan pekerja,
modal, dan alat alat untuk menanam.

9
b. Syarat Muzara’ah
1) ‘Aqidain (dua orang yang berakad), yakni harus berakal
2) Tanaman
3) Perolehan hasil yang jelas dari tanaman
4) Tanah yang akan ditanami
5) Waktu yag disepakati kedua belah pihak
6) Alat alat muzara’ah

5. Mukhabarah
Mukhabarah adalah kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap,
sedangkan benihnya dari pemilik lahan.
• Ketentuan yang perlu diperhatikan
a. Para akid adalah mereka yang sudah cukup dewasa
b. Usahakan penggarap adalah seagama
c. Tanah garapan betul betul dapat menghasilkan dan menguntungkan
d. Akad harus jelas, tidak boleh ada keraguan dan kecurangan

G. Hal Yang Membatalkan Syirkah

1. sebab-sebab yang membatalkan syirkah secara umum


a. Pembatalan oleh salah seorang anggota serikat. Hal tersebut dikarenakan akad
syirkah merupakan akad yang jâiz dan ghair lâzim, sehingga memungkinkan untuk di-
fasakh.
b. Meninggalnya salah seorang anggota serikat.
c. Murtadnya salah seorang anggota serikat dan berpindah domisilinya ke darul harb.
Hal ini disamakan dengan kematian.
d. Gilanya peserta yang terus-menerus, karena gila menghilangkan status wakil dari
wakâlah, sedangkan syirkah mengandung unsur wakâlah.
2. Sebab yang membatalkan syirkah secara khusus
a. Rusaknya harta syirkah seluruhnya atau harta salah seorang anggota serikat sebelum
digunakan untuk membeli dalam syirkah amwâl
b. Tidak terwujudnya persamaan modal dalam syirkah mufâwadhah ketika akad akan
dimulai. Hal tersebut karena adanya persamaan antara modal pada permulaan akad
merupakan syarat yang penting untuk keabsahan akad.
H. Hikmah Syirkah

`Manusia tidak dapat hidup sendirian, pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhan. Ajaran islam mengajarkan agar kita menjalin kerjasama dengan siapapun terutama
dalam bidang ekonomi dangan prinsip saling tolong menolong dan saling menguntungkan,
10
tidak menipu dan tidak merugikan. Tanpa kerjasma maka kita sulit untuk memenuhi
kebutuhan hidup.Syirkah pada hakikatnya adalah sebuah kerjasama yang saling
menguntungkan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki baik berupa harta atau
pekerjaan. Oleh karena itu islam menganjurkan umtanya untuk bekerjasama kepada siapa saja
dengan tetap memegang prinsip sebagaimana tersebut di atas. Maka hikmah yang dapat kita
ambil dari syirkah adalah adanya tolong menolong, saling membanatu dalam kebaikan,
menjauhi sifat egoisme, menumbuhkan saling percaya, menyadari kelemahan dan kekurangan
dan menimbulkan keberkahan dalam usaha jika tidak berkhianat dan lain sebagainya. Allah
swt berfirman dalam surat al-Maidah ayat 2:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah,, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu
orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari
Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
Rasulullah bersabda:
“ Allah akan menolong dua orang yang berserikat selama mereka tidak saling berkhianat.”

11
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam bidang usaha atau
modal yang masing-masing dari harta yang melakukan syirkah tersebut berbaur menjadi satu
tanpa ada perbedaan satu dengan yang lainnya yang keuntungan dan kerugiannya di tanggung
bersama sesuai kesepakatan yang telah di laksanakan. Mengenai landasan hukum tentang
syirkah ini terdapat dalam al-qur’an, sunnah dan ijma.
Adapun rukun syirkah ada dua yaitu, ucapan (sighah) penawaran dan penerimaan
(ijab dan qabul) dan pihak yang berkontrak. Dan mengenai syaratnya ada tiga yaitu, pertama,
ucapan: berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. Kontrak musyarakah
dicatat dan disaksikan. Kedua, pihak yang berkontrak: disyaratkan mitra harus kompeten
dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan. Ketiga, objek kontrak (dana dan
kerja): modal yang diberikan harus tunai, emas, perak atau yang bernilai sama. Para ulama
menyepakati hal ini.
Kemudian macam-macam syirkah ada Syirkah Mufawadah, Mudarabah, Musaqah,
Muzara’ah, dan Mukhabarah.

Saran

Dengan terselesainya makalah mengenai syirkah ini, penulis berharap agar penyusunan
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pelajar khususnya.
Penulis berharap kepada para pembaca setelah membaca makalah ini, dapat meningkatkan potensi
pembaca dalam pemahaman syariat islam sehingga dapat memperoleh wawasan yang luas.

12
DAFTAR PUSTAKA
Nur, Arief Rahman,dkk. 2018. Pendidikan Agama Islam Kelas XI Semester 2. Klaten: Intan
Pariwara.
Jauhari, M Ajwad. 2018. Fikih Untuk Kelas X Sederajat. Karanganyar: Character Building.
Wahbah Zuhaili, Fikih Islam Jilid IV, Libanon: Darul FIkri
https://www.google.com/amp/s/alquranmulia.wordpress.com/2013/08/15/tafsir-ibu-katsir-surah-
shaad-6/amp/

https://alquranmulia.wordpress.com/2015/03/16/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-nisaa-ayat-12/

13

Anda mungkin juga menyukai