Anda di halaman 1dari 8

BUDI UTOMO

A. Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya Organisasi Budi Utomo

1. Latar belakang lahirnya Budi Utomo

Menurut buku yang ditulis oleh Akira nagazumi dengan berjudul bangkitnya nasionalisme
Indonesia pada 1908-1918 Dilatarbelakangi kondisi ekonomi yang buruk di Jawa, dr.
Wahidin Sudiro Husodo pada tahun 1906-1907 berkeliling pulau jawa, untuk memberikan
penerangan tentang cita-citanya kepada para pegawai Belanda dan dalam berusaha mencari
dana untuk beasiswa bagi pelajar Indonesia yang kurang mampu tapi cakap, dr. Wahidin
berkeinginan untuk mendirikan badan pendidikan yang di sebut Studifonds atau di sebut
Dana Belajar yang di tujukan oleh pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu
melanjutkan sekolah.. Usaha dr. Wahidin tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari
pegawai pemerintahan Belanda.1

Dr. Wahidinmerupakan lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (STOVIA), ia


merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib
bangsanya.Pada tahun 1901 sebelum dia berkeliling jawa, Dr. Wahidin Sudirohusodo
menjadi direktur majalah Retnodhoemilah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam
bahasa Jawa dan Melayu.2Menurut buku yang ditulis oleh Muhammad hatta yang berjudul
Permulaan pergerakan Nasional3, Gagasan wahidin ini yang membuat murid-murid
STOVIA terispirasi dan membuat suatu pergerakan yang nantinya di namakan Budi Utomo.
Dalam majalah Retnodhoemilah itu berisi tentang sebagian besar membicarakan masalah
kondisi penduduk jawa yang semakin memburuk dengan perhatian khusus pada kalangan
priyayi, dan di tujukan bagi pembaca elite pribumi. Dalam bukuSartono Kartodirdjo, Sejarah
pergerakan nasional dari kolonialisme sampai nasionalismeWahdin memainkan peran
penting dalam menggalakan pendidikan dan penyadaran terhadap orang jawa. Sebagai
direktur Retnodhoemilah Wahidin berusaha berkomunikasi dengan kalangan luas penduduk
pribumi, dalam jabatannya itu ia mengumumkan majalah Retnodhoemilah tidak hanya
menggunakan bahasa jawa saja tetapi juga bahasa melayu sedang sehingga para pembaca
jawa rata-rata dapat mudah menangkap isinya dengan lebih mudah.

Dalam ketiga buku tersebut dapat disimpulakan bahwa kuatnya pengaruh pemikiran
dokter wahidin yang pada akhirnya membuahkan sebuah organisasi. Pada tahun 1907 Dr
wahidin mampir ke batavia untuk beristirahat sesudah dari perjalanan panjangnya itu dan
tidak berniat untuk singgah ke STOVIA. Ia kemudian di undang oleh Soetomo dan Soeradji
untuk mengundang dokter itu ke STOVIA untuk mendengar gagasan-gagasannya akan tetapi
mereka tenyata tergugah oleh semangat Wahidin itu dan tidak lama setelah itu didirikanlah
Budi Utomo.

1
Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia Budi Utomo 1908-1918. Pustaka utama Grafiti. 1989.
Hlm 65
2
Sartono Kartodirdjo, Sejarah pergerakan nasional dari kolonialisme sampai nasionalisme, jilid 2. Jakarta :
Gramedia, 1990. Hlm 36
3
Lihat Dr. Mohammad Hatta, Permulaan pergerakan Nasional. Idayu Press, Jakarta 1997. Hlm 7
2. Sejarah Budi Utomo

Dirasuki oleh gagasan-gagasan Wahdin, Soetomo segera larut dalam kegiatan mendirikan
suatu perkumpulan di dalam STOVIA. Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pelajar
yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswaSTOVIA (School tot Opleiding voor
Inlandsche Arsten) yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi Utomo didirikan di
Jakarta pada minggu 20 Mei 1908.4 Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan serta
tidak bersifat politik. Budi Utomo menurut beberapa sarjana, perkataan Budi Utomo berasal
dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi, berarti “keterbukaan jiwa”,”pikiran”,”
kesadaran”, “akal”, atau “pengadilan”. Tetapi juga bisa berarti “ daya untuk membentuk dan
menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Sementara itu, perkataan Jawa utomo berasal dari
uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “ tingkat pertama” atau “ sangat baik” 5. Tepuk
tangan bergemuruh pada saat menyambut kelahirannya, para hadirin tidak saja para siswa
sekolah ini tetapi juga siswa-siswa dari sekolah pertanian dan kehewanan di bogor, pamong
praja pribumi di magelang dan Probolinggo.

Dalam catatan Soetomo pada tahun 1909 asal-usul budi utomo ternyata di usulkan oleh
seorang teman dekatnya yaitu Soeradji, dia mengatakan :

“Pengusul nama budi utomo itu adalah mas Soeradji bahkan dia telah sangat membantu
para mahasiwa stovia dengan mengusulkan budi utomo sebagai nama organisasi ini”6

Seruan kelompok STOVIA dengan cepat tersebar di seluruh jawa dan di kemudian hari
dijadikan sebagai hari kebangkitan nasional. Tak lama setelah didirikan, para siswa Stovia
mencurahkan tenaga untuk merebut hati rekan-rekan dari sekolah lanjutan lainnya untuk
bergabung dengan Boedi Oetomo. Dengan cepat cabang Boedi Oetomo berdiri di tiga dari
delapan sekolah yang hadir saat pembentukan: OSVIA di Magelang, sekolah pendidikan guru
bumiputra di Yogyakarta, dan sekolah menengah petang di Surabaya. 7 Sehingga, jumlah
anggota Boedi Oetomo pada Juli 1908 mencapai 650 orang. Dari keseluruhan, anggota dari
Stovia relatif kecil karena jumlah siswanya sedikit.

Pada tanggal 3-8 Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongresnya yang
pertama di Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, Budi Utomo
telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang,
Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Setelah cita cita Budi Utomo mendapat dukungan
yang makin meluas di kalangan cendikiawan jawa, pelajar mulai menyingkir dari barisan
depan karena mempunyai keinginan agar generasi tua dapat memegang peran bagi gerakan
itu. Ketika kongres budi utomo di buka di Yogayakarta pimpinan beralih kepada generasi
yang lebih tua. Jumlah anggotanya meningkat dari 650 menjadi 1.200 anggota, di mana 700
anggota di antaranya “pejabat dan orang-orang pribumi” (bukan siswa). Dengan

4
Dr.Suharono, Sejarah pergerakan Nasional. Pustaka Pelajar, 1994. Hlm 6
5
Ibid , Hlm 58
6
Dapat dilihat pada catatan Verslag Congres Boedi Oetama, 1909
7
R. Soetomo, Kenang-kenangan,Soerabaja, 1934, Hlm 79-81
meningkatnnya persentase anggota yang bukan siswa, pengaruh para siswa pun berangsur-
angsur menjadi semakin lemah.8Dalam pertemuan pada 8 Agustus 1908, para pemimpin
Boedi Oetomo memutuskan Yogyakarta sebagai tempat kongres pertama. Penetapan
ini,bukan karena Yogyakarta merupakan tempat kelahiran Wahidin tetapi karena Yogyakarta
dipandang sebagai “tempat denyut jantungnya Jawa”.

Dalam kongeres ke 2di tetapkan pengurus ketua organisasi. Tirtokusumo terpilih sebagai
ketua, ia merupakan seorang bupati karanganyar yang mendapatkan penghormatan dari
kalangan luas pejabat pemerintah. Tirtokusumo giat dalam memajukan pendidikan barat
dengan prakrasa sendiri sebelum tahun 1908 ia mendirikan sekolah gadis di kabupatennya
dan mengangkat anak-anak perempuannya sebagai guru-guru kepala sekolah yang pertama. 9
Pengurus besar memutuskan unutk membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk jawa
dan madura dan tidak akan melibatkan diri dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang
dipilihnya oleh karena itu ialah bidang pendidikan dan budaya karena budi utomo
menganggap perlu di luaskan pendidikan terutama pendidikan barat. Pengetahuan bahasa
belanda mendapat prioritas pertama karena tanpa itu seseorang tidak dapat mengharapkan
kedudukan yang layak dalam jenjang kepegawaian kolonial.

B. Pendiri dan Tokoh-Tokoh Budi Utomo

1. Soetomo

Dr. Soetomo (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 – meninggal
di Surabaya, Jawa Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun) adalah tokoh pendiri Budi
Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia.Ayah Sutomo, Raden Suwaji,
adalah seorang priyayi pegawai pengreh yang maju dan modern. Sutomo dibesarkan di
keluarga yang berkecukupan, terhormat dan sangat memanjakannya. Limpahan kasih sayang,
tertuju pada Sutomo kecil, terutama dari sang kakek dan nenek. Kakek Sutomo bernama R
Ng Singawijaya atau KH Abdurakhman.10 Nama tersebut sangat disegani dan ternama di
wilayah Nganjuk. Hal inilah yang sangat berpengaruh pada perilaku dan sifat Sutomo. Manja,
nakal, sewenang-wenang kepada kawannya, pun berkelakuan bak raja kecil.Pada usia 8 tahun
orang tuanya menitipkan Soebroto kepada pamannya yang bernama Arjodipuro. Di tempat ini
Soebroto didaftarkan di sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Namun ia
tidak diterima. Pamannya tidak pernah berputus asa, hingga keesokan harinya beliau
mengajak Soebroto ke sekolah. Dengan menyampaikan keinginannya untuk
menyekolahkannya, Soebroto kemudian diterima namun dengan nama Soetomo. Sejak itulah
Soebroto berubah nama menjadi Soetomo. Di sekolah Soetomo termasuk anak pintar sampai
sampai ia disegani oleh teman-temannya baik dari Indonesia maupun dari Belanda. Bahkan
8
Lebih lanjut dapat dilihat, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia Budi Utomo 1908-1918. Pustaka utama Grafiti.
1989. Hlm 65
9
Ibid Hlm81
10
M. Nasruddin Anshoriy Ch,Djunaid. Rekam jejak dokter pejuang & pelopor kebangkitan nasional. Lkis
Yogyakarta. Hlm 19
gurunya yang juga bangsawan Belanda menyayanginya. Soetomo masuk ke sekolah STOVIA
pada tanggal 10 januari 1903 walaupun sebenarnya ia tidak berniat masuk sekolah
kedokteran. Sutomo setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, bertugas sebagai dokter, mula-
mula di Semarang, lalu pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam (Sumatera Timur) dan
akhirnya ke Malang. Saat bertugas di Malang, ia membasmi wabah pes yang melanda daerah
Magetan.

Pada 1919, dr. Sutomo memperoleh kesempatan belajar di Universitas Amsterdam,


Belanda. Ia beserta istri pindah kesana. Selain belajar, kesibukan dr. Sutomo di Belanda
bertambah karena ia juga aktif dalam Perhimpunan Indonesia (PI) yaitu perkumpulan
mahasiswa Indonesia di Belanda. Pertemuan dengan tokoh-tokoh PI lainnya seperti
Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, Ali Sastroamijoyo, Sunario, Iwa Kusuma Sumantri, dan
Nazir Pamuncak di sana. Setelah kepulangannya dari Belanda pada tahun 1923 ia bertugas
menjadi guru sekolah dokter NIAS di Surabaya.

2. Wahidin Soedirohoesodo

Dr. Wahidin Soedirohoesodo (lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 –


meninggal di Yogyakarta, 26 Mei 191711 pada umur 65 tahun, (Wahidin Sudirohusodo)
adalah salah seorang pahlawan nasional Indonesia. Dialah penggagas berdirinya organisasi
yang didirikan para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta itu.Wahidin
Sudirohusodo menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta, kemudian dia
lanjutkan dengan bersekolah di Europeesche Lagere School yang juga berlokasi di
Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di sekolah tersebut, Sudirohusodo memutuskan
untuk masuk di Sekolah Dokter Jawa atau yang juga dikenal dengan sebutan STOVIA di
Jakarta. Selama hidupnya, Sudirohusodo yang diketahui merupakan keturunan Bugis-
Makassar ini sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Sehinggga tak heran bila dia disukai
banyak orang. Dari pergaulannya inilah, Sudirohusodo akhirnya sedikit banyak mengerti
penderitaan rakyat akibat penjajahan Belanda.Selain sering bergaul dengan rakyat, dokter
yang terkenal pula pandai menabuh gamelan dan mencintai seni suara, ini juga sering
mengunjungi tokoh-tokoh masyarakat di beberapa kota di Jawa. Para tokoh itu kemudian
diajaknya untuk menyisihkan sedikit uang mereka yang nantinya digunakan untuk menolong
pemuda-pemuda yang cerdas, tetapi tidak mampu melanjutkan sekolahnya. Namun
sayangnya, ajakan Sudirohusodo ini kurang mendapat sambutan12.Ia dijadikan Pahlawan
Nasional 6 November 1973 dengan dikeluarkannya Keppres No. 88/TK/1973.13

3. Soeradji

Soeradji bersama Soetomo untuk kali pertama bertemu dr. Wahidin Soediro Hoesodo di
Jakarta pada tahun 1907—pertemuan bersejarah yang kemudian menginspirasi pembentukan
Boedi Oetomo yaitu dengan mengusulkan nama organisasi ini. Ia lahir pada tahun 1888 di
Madiun, dan tercatat dalam data STOVIA lulus pada 1912. Pascalulus, ia bertugas di
11
Ibid hlm 13
12
Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia Budi Utomo 1908-1918. Pustaka utama Grafiti. 1989.
Hlm 44
13
DapatdilihatdalamKeputusanPresiden No 88, 1973
Bandung, lalu ke daerah Palembang di Sungai Gerong. Ia menikah dengan salah seorang
cucu dari dr. Wahidin. Di sana putra sulungnya lahir. Ia pindah ke Kepulauan Riau, lantas ke
Pulau Sambu dekat Singapura. Tahun 1916 ia kembali ke Yogyakarta da ditempatkan di
Wonogiri sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Di tempat ini dr. Soeradji berhasil
memberantas penyakit frambusia dan busung lapar.

C. Tujuan berdirinya Budi Utomo

Tujuan Budi Utomo adalah menyadarkan kedudukan Bangsa Jawa, Sunda, dan Madura
pada diri sendiri dan berusaha mempertinggi akan kemajuan mata pencaharian serta
penghidupan Bangsa disertai dengan jalan memperdalam keseniaan. Selain tujuannya yang
lain adalah menjamin kehidupan sebagai Bangsa yang terhormat dengan menitik beratkan
pada soal pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908,
dihadapan beberapa mahasiswa STOVIA, Sutomo mendeklarasikan berdirinya organisasi
Budi Utomo. Tujuan umum yang hendak dicapai dari pendirian organisasi Budi Utomo
tersebut antara lain:

- Memajukan pengajaran.
- Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan.
- Memajukan teknik dan industri.
- Menghidupkan kembali kebudayaan.

Selain itu Budi utomo mempunyai tujuan khusus yang tercantum dalam beberapa fasal di
antaranya :14

- Memperhatikan kepentingan pelajaran umum


- Menjunjung tinggi dasar-dasar perikemanusian
- Lain-lain yang dapat menjammin penghidupan bangsa yang pantas

Budi Utomo tergolong organisasi pertama di antara organisasi bangsa Indonesia yang
disusun secara modern. Organisasi kebangsaan yang berdasar pada usaha individu yang bebas
dan sadar terhadap persatuan. Surat kabar Batavia, Bataviansch Nieuwsblad menyebutnya
sebagai "langkah pertama telah diayunkan dan itulah langkah yang besar" (Het eerste Stap is
gedaan, en het is een groote stap). Pada tanggal 13 Juli 1908 dalam surat kabar ini termuat
tekad kaum muda sebagai pemimpin di masa yang akan datang untuk memperbaiki keadaan
rakyat.

D. Perkembangan Organisasi Budi Utomo terhadap Pemerintah Kolonial

Sejak awal mula pemerintah kolonial belanda telah menunjukan minatnya yang besar
terhadao Budi Utomo. Menurut sebuah surat yang ditulis oleh sekertaris pertama pemerintah
pada pertengahan oktober 1908, Gubenur Jenderal J.B van Heutsz dengan teliti mengikuti
artikel-artikel surat kabar dari berdirinya Budi utomo yang di adakan di Yogyakarta itu.
Gubernur Jenderal akhirnya menarik kesimpulan bahwa organisasi ini sebagai “bukanomong
14
Dr. Mohammad Hatta, Permulaan pergerakan Nasional. Idayu Press, Jakarta 1997. Hlm 8
kosong tetapi hasil-hasil bermanfaat bagi negeri dan rakyat yang bisa diharapkan dari
gerakan ini”. Ketika jabatan Budi utomo akan dipegang oleh bupati karanganyar yaitu
Tirtokusumo belanda bergembira dan berniat melakukan apa saja yang bisa demi
pengangkatan itu15. Gubernur jenderal berpendapat jika Bupati menerima kedudukan ketua
itu, diharapkan agar ia mampu mengemudikan organisasi ke arahnya yang benar dan jika
perlu memberikan jaminan kerja sama antara pemerintah dengan badan pengurus Budi
utomo.

Pejabat eropa memberikan sebuah ungkapan yaitu “Perintah alus” yang artinya bahwa
pemerintah hendaknya melakukan tekanan lembut terhadap pribumi bawahan mereka atau
terhadap penduduk pribumi dan bukan dengan berlindung pada tindakan-tindakan kasar dari
masa lalu yaitu dengan cara pemaksaan dan ancaman hukuman apabila perintah-perintah
pemerintah tidak ditaati. Hal ini membuat bahwa pemerintah pada waktu itu mengharapkan
adanya pemerintahan kolonial yang tertib dan damai dan serentak dengan itu juga demi
perkembangan penduduk pribumi terpelajar secara spontan dan moderat.16

Dengan demikian pengangakatan Tirtokusumo diterima sebagai pertanda baik bagi


kolonial belanda, tetapi secara resmi juga pemerintah bersikap hati-hati dengan tidak terlalu
dini menyatakan pendapat sepatahpun tentang organisasi itu dan tidak tergesa-gesa
memberikan pengakuan terhadap Budi Utomo sebagai organisasi yang sah. Tahun 1909 dua
kelompok minoritas di dalam Budi Utomo berangsur-angur terbenttuk. Kelompok yang satu
menganjurkan agar Budi Utomo menjadi organisasi politik yang di gagas oleh kaum muda
dan yang satu lagi mengendaki agar Budi Utomo memperluas perhatianya sehingga meliputi
seluruh bangsa hindia belanda oleh kaum tua. Dipilihnya Tijpto Mangkusumo dan
Soerjodipoetro yang duduk pada badan pengurus merupakan upaya untuk mencegah
terjadinya perpecahan.

Pada tanggal 18 oktober badan pengurus akhirnya mengajukan anggaran dasar organisasi
kepada pemerintah kolonial unutk mendapatkan pengesahannya. Pemerintah memberikan
keputusan yang positif dengan menyatakan Budi Utomo sebagai organisasi yang sah dengan
keputusan pemerintah No.52, 28 desember 1909 sekitar satu setengah tahun sesudah rapat
pertama di STOVIA Mei 1908 dan kemudian Budi Utomo secara resmi diberi izin melakukan
kegiatannya.Pemerintah Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum
yang sah karena dinilai tidak membahayakan. Dengan demikian apabila sikap Budi utomo
telah merebut kepercayaan pemerintah kolonial dan para pejabat belanda yang maju pada
akhir tahun 1909. Untuk sementara pemerintah merasa cukup puas terhadap Budi Utomo
sehingga demikian organisasi ini tidak lagi disebit sebut lagi di dalam dokumen-dokumen
rahasia yang mengancam belanda sampai budi utomo berpaling kepada kegiatan bidang
politk pada tahun 1915

Pada tahun 1916-1917 merupakan pertanda masa amat yang berhasil bagi Budi utomo
karena Dwidjosewoyo sebagai wakil budi utomo berhasil mengadakan pendekatan dengan

15
Surat Hulshoff Pol, sekertaris pertama pemerintah, kepada residen kedu, 15 oktober 1908 (verbaal 3
november 1909, mail. No. 1725x/08
16
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, GadjahMadaUnivercity Press, 1989. Hlm 238
pemimpin-pemimpin belanda terkemuka. Keterangan Menteri Urusan Daerah jajahan tentang
pembentukan Volksraad (Dewan rakyat) saat itu sedang di bicarakan yang bahwasanya Budi
Utomo akan di jadikan sebagai dewan perwakilan rakyat belanda dan ini merupakan hal
yang amat mengembirakan bagi Budi utomo . Aktivitas itu memberikan kesan di kalangan
pemerintahan kolonial bahwa budi utomo adalah satu-satunya organisasi yang bertanggung
jawab dan dapat dipercaya. Sebagai hasilnya budi utomo dalam kampanye dapat menduduki
jumlah kursi yang nomor dua besarnya di antara anggota pribumi dalam Volksraad.17

Budi Utomo adalah sebuah gerakan yang ingin menyadarkan kedudukan Bangsa
Jawa.Pengaruh gerakan Budi Utomo terlihat dengan media masa, seperti majalah Oedyana
Para Prujitna Tijdschrift voor den vooruittlrevenden Javaan (Majalah untuk orang Jawa yang
Ingin Maju) isi dari Majalah tersebut membahas tentang Pertanian untuk masyarakat Pribumi,
yang terbit perdana Pada Juni 1909 di bawah redaksi Boenjamin yang baru saja
menyelesaikan pendidikan dokternya. Dalam pengantar redaksinya, Boenjamin dengan
bangga menamakan majalahnya “Majalah Nasional pertama untuk orang Jawa dan ditulis
oleh orang Jawa”. Tujuan majalah ini adalah mendorong kecintaan pada bahasa Jawa dan
pengembangan bahasa Jawa. Bahasa Jawa harus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga
dapai berfungsi di tengah kehidupan modem. Selain itu majalah dapat menjadi ajang bagi
para penulis Jawa, dan menyampaikan pengetahuan tentang Negeri Belanda kepada orang
Jawa. Di semarang budi utomo mendirikan toko buku jawa dan percetakan Budi Utomo
kemudian menerbitkan majalah bulanan yang bernama Goeroe Desa yang terbit pada bulan
september 1910 yang ditujukan untuk memperbaiki kesehjahteraan rakyat jawa di perdesaan
dan berisi nasihat-nasihat tentang bagaimana menggarap tanah dengan traktor, mengelola
perdagangan, pemeliharaan ternak, unggah dan lebah.

Pada tahun 1909 sekolah-sekolah di jawa dan sumatera akhirnya mendapatkan pendidikan
modern seperti, diajarkan pengeloloan kayu dan besi yang lebih modern dengan teknik eropa
kemudian para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi budi utomo mengajarkan para
penduduk pribumi keterampilan-keterampilan modern seperti, pengetahuan mesin/montir
mobil, listrik dan ilmu pengetahuan alam. Perlu diketahui bahwa sebelum tahun 1908, belum
ada pendidikan-pendidikan yang mencakup terhapat teknik dan kejuruan yang di ajarkan oleh
para guru di pribumi, meskipun pada tahun 1881 sudah ada di daerah minahasa namun
berlum tersentuh penduduk pribumi jawa dan hanya di peruntukan oleh orang yang beragama
kristen.18

Pada tanggal 8 september 1910 budi utomo memperluas kesempatan anak-anak pribumi
dan jawa untuk menerima pendidikan eropa dan lebih khususnya lagi pendidikan bahasa
belanda. 2 tahun sesudah itu pada tahun 1913 sekolah pribumi kelas 1 di beri nama baru yaitu
Hollandsch inlandsche scool, sekolah pribumi belanda dan peraturan akhirnya menetapkan
bahwa bahasa belanda diajarkan mulai dari kelas 1. Pembahuran ini mengakibatkan jumlah
murid yang masuk sekolah-sekolah ini mulai semakin terus bertambah besar. Hal ini

17
Marwati Djoened dan Kawan-kawan, Sejarah Nasional Indonesia. Balai Pustaka, 1993. Hlm 338
18
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, Gadjah Mada Univercity Press, 1989. Hlm 238
membuat bahwasanya budi utomo sangat mendukung pembaharuan khususnya dalam wujud
perbaikan pendidikan terhadap masyarakat pribumi terutama jawa.19

Dr Sutomo dan para teman-teman juga pula membuat koperasi-koperasi kredit yang
belum ada pada masa itu dan bahkan pada tahun 1929 di bangun Bank Negara Indonesia.
Masyarakat jawa yang tadinya belum mengenal pendidikan eropa kemudian terpengaruh
dengan adanya organisasi budi utomo, mereka mendapatkan pendidikan pendikan
ketrampilan yang ilmu-ilmu teknik yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Para anggota
Budi Utomo juga mengusulkan kepada pemerintah belanda bahwadisekolah pribumi juga di
ajarkan pendidikan-pendidikan islam karena dengan alasaan bahwa kebudayaan indonesia
juga harus memperoleh perlindungan di karenakan banyaknya sekolah belanda yang
mengajarkan agama kristen sehingga ingin memperkecil kemungkinan jika penduduk
pribumi nanti akan terpengaruh kedalam agama kristen.

19
H. Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda. LP3ES, 1986. Hlm 48

Anda mungkin juga menyukai