Dan Hadist Nabi Rasulullah saw. yang Artinya :“Telah dihadapkan kepada
Rasulullah saw. (mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah saw.
bertanya, Apakah dia mempunyai warisan?’ Para sahabat menjawab, ‘Tidak’.
Rasulullah bertanya lagi, ‘Apakah dia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab
‘Ya, sejumlah tiga dinar’. Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menyalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya
menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka, Rasulullah pun menyalatkan mayat
tersebut”. (HR. Bukhari no. 2127, kitab al-Hawalah).
Rukun dan Syarat Kafalah
Al-Jaziri (tt:226) mengemukakan pendapat mazhab Hanafi
bahwa rukun kafalah adalah satu, yaitu ijab dan qabul,
sedangkan menurut para mayoritas (jumhur) ulama yang
lainnya, rukun dan syarat al-kafalah adalah sebagai berikut :
1. Dhamim, kafil atau za’im,
2. Madmun Lah atau mafkul lah
3. Madmun ‘anhu atau mafkul ‘anhu
4. Madmun bih atau makful bih
5. Lafadz
Jenis-Jenis Kafalah
kafalah dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Kafalah Jiwa (bi al-nash)
2. Kafalah dengan Harta
Dalam prakteknya, kafalah dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu
3. Kafalah bi al-mal (kebendaan)
4. Kafalah bi at-taslim (pengambilan barang sewa)
5. Kafalah al-munjazah (pinjaman mutlak)
6. Kafalah (al-mu’allaqah (ketergantungan)
Penerapan wakalah dan Kafalah pada
Perbankan Syariah
Wakalah
Dalam penerapannya, penggunaan akad wakalah dalam produk
jasa perbankan syari’ah, atara lain:
1. Transfer Uang
2. Kliring
3. Inkaso
4. Latter of Creadit (L/C)
Kafalah
Dalam penerapannya, penggunaan akad wakalah dalam produk
jasa perbankan syari’ah, atara lain:
Bank Garansi
Kesimpulan
O wakalah atau biasa disebut perwakilan adalah pelimpahan
kekuasaan oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain
(wakil) dalam hal hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya
maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu
dari pemberi amanah. Dasar hukum wakalah yaitu Al-Quran ,
hadist dan ijma. Wakalah dapat dilakukan jika memenuhi
rukun dan syarat wakalah.
O Kafalah adalah penjaminan yang diberikan oleh penanggung
(kafiil) kepada pihak ketiga untuk memnuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggungn (mafkul ‘anhu, ashil) atau
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin
pihak penjamin bisa perorangan maupun institusi tertentu.