Anda di halaman 1dari 12

AL-WAKALAH Dan AL-KAFALAH

MIA PUTRI ADIANI


192001024

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
Pengertian Al-Wakalah
Perwakilan (Al-Wakalah atau wikalah) berarti al-tawfid
(pendelegasian atau pemberian mandat). Sedangkan menurut
istilah, wakalah adalah akad pemberian kuasa (muwakkil)
kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu
tugas (tawkil) atas nama pemberi kuasa.
Landasan Hukum Wakalah
a. Dalam Al-Quran surat Al-Kahfi Ayat 19
Artinya : “Dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya
di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa
lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari
atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa
lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk
pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat
manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu
untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun.” (Qs. Al-Kahfi:19)
b. Hadist
“Rasulullah saw. mewakilkan kepada Abu Rafi’ dan seorang Anshar untuk
mewakilinya mengawinkan Maimunah binti al-harits”. (Hr. Malik, No. 678, kitab
al-muwath, bab Haji)
c. Ijma
Para ulama berpendapat dengan ijma atas dibolehkannya wakalah. Mereka
mensunnahkan wakalah dengan alasan bahwa wakalah termasuk jenis ta’awun
atau tolong menolong atas dasar kebaikan dan takwa.
Rukun dan Syarat Wakalah
Rukun Wakalah
1. Shighah Ijab qobul
2. Pihak yang berakad : orang yang memberikan Kuasa
(Muwakkil) dan orang yang menerima Kuasa (Wakil)
3. Objek akad : mandat untuk melaksanakan tugas (tawkil)
Syarat Wakalah
4. Syarat yang mewakilkan (muwakkil)
5. Syarat yang mewakili (wakil)
6. Syarat untuk hal yang diwakilkan
Jenis-Jenis Wakalah

Jenis wakalah dapat dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :


1. Al-wakalah al-khosshoh
2. Al-wakalah al-ammah
3. Al-wakalah al-muqoyyadoh
4. Al-wakalah mutlaqoh

Pembatalan dan Berakhirnya Wakalah


1. Apabila pemberi kuasa berhalangan tetap
2. Perselisihan antara pemberi kuasa dengan yang
diberi kuasa.
Pembatatalan dan Berakhirnya Wakalah

Hal-hal yang menyebabkan pembatalan wakalah, yaitu :


1. Apabila pemberi kuasa berhalangan tetap
2. Perselisihan antara pemberi kuasa dengan yang diberi kuasa.

Adapun hal-hal yang meneyebabkan berakhirnya wakalah, yaitu :


3. Matinya salah seorang dari shahibul akad (orang-orang yang berakad), atau
hilangnya cakap hukum.
4. Dihentikannya aktivitas pekerjaan yang dimaksud oleh kedua belah pihak
5. Pembatalan akad oleh pemberi kuasa terhadap penerima kuasa, yang
diketahui oleh penerima kuasa.
6. Penerima kuasa mengundurkan diri dengan sepengetahuan pemberi kuasa.
7. Gugurnya hak pemilik atas barang bagi pemberi kuasa.
Pengertian Al-Kafalah
Kafalah secara bahasa artinya adh-dhamanu
(menggabungkan), atau ad-dhaman
(jaminan), hamalan (beban), dan za’amah
(tanggungan). Sedangkan menurut istilah,
kafalah merupakan jaminan yang diberikan
oleh penanggung (kafil) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggung.
Landasan Hukum Kafalah
Dalam hukum islam, seseorang diperkenankan mendelegasikan suatu
tindakan tertentu kepada orang lain, yang mana orang lain tersebut bertindak
atas nama pemberi kuasa atau yang mewakilkan sepanjang kegiatan yang
didelegasikan diperkenankan oleh agama. Seperti dalam Al-Quran surat yusuf
ayat 72
Artinya :“Penyeru-penyeru itu berkata: ‘Kami kehilangan piala raja, dan siapa
yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin terhadapnya’”. (QS. Yusuf : 72).

Dan Hadist Nabi Rasulullah saw. yang Artinya :“Telah dihadapkan kepada
Rasulullah saw. (mayat seorang laki-laki untuk dishalatkan). Rasulullah saw.
bertanya, Apakah dia mempunyai warisan?’ Para sahabat menjawab, ‘Tidak’.
Rasulullah bertanya lagi, ‘Apakah dia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab
‘Ya, sejumlah tiga dinar’. Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk
menyalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya
menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka, Rasulullah pun menyalatkan mayat
tersebut”. (HR. Bukhari no. 2127, kitab al-Hawalah).
Rukun dan Syarat Kafalah
Al-Jaziri (tt:226) mengemukakan pendapat mazhab Hanafi
bahwa rukun kafalah adalah satu, yaitu ijab dan qabul,
sedangkan menurut para mayoritas (jumhur) ulama yang
lainnya, rukun dan syarat al-kafalah adalah sebagai berikut :
1. Dhamim, kafil atau za’im,
2. Madmun Lah atau mafkul lah
3. Madmun ‘anhu atau mafkul ‘anhu
4. Madmun bih atau makful bih
5. Lafadz
Jenis-Jenis Kafalah
kafalah dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Kafalah Jiwa (bi al-nash)
2. Kafalah dengan Harta
Dalam prakteknya, kafalah dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu
3. Kafalah bi al-mal (kebendaan)
4. Kafalah bi at-taslim (pengambilan barang sewa)
5. Kafalah al-munjazah (pinjaman mutlak)
6. Kafalah (al-mu’allaqah (ketergantungan)
Penerapan wakalah dan Kafalah pada
Perbankan Syariah
Wakalah
Dalam penerapannya, penggunaan akad wakalah dalam produk
jasa perbankan syari’ah, atara lain:
1. Transfer Uang
2. Kliring
3. Inkaso
4. Latter of Creadit (L/C)
Kafalah
Dalam penerapannya, penggunaan akad wakalah dalam produk
jasa perbankan syari’ah, atara lain:
Bank Garansi
Kesimpulan
O wakalah atau biasa disebut perwakilan adalah pelimpahan
kekuasaan oleh satu pihak (muwakil) kepada pihak lain
(wakil) dalam hal hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya
maka penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu
dari pemberi amanah. Dasar hukum wakalah yaitu Al-Quran ,
hadist dan ijma. Wakalah dapat dilakukan jika memenuhi
rukun dan syarat wakalah.
O Kafalah adalah penjaminan yang diberikan oleh penanggung
(kafiil) kepada pihak ketiga untuk memnuhi kewajiban pihak
kedua atau yang ditanggungn (mafkul ‘anhu, ashil) atau
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin
pihak penjamin bisa perorangan maupun institusi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai