Anda di halaman 1dari 14

IJMA’

DAN
QIYAS
WULAN PRAMUDITA
KURNIA (NIM
5220001)/PGMI
PENGERTIAN
IJMA’
Ijma’ secara bahasa berarti kebulatan tekad terhadap suatu persoalan atau
kesepakatan tentang suatu masalah.

Ijma’ secara istilah ialah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum
muslimin dalam masa setelah wafatnya Rasulullah SAW. Atas hukum syara’ yang
‘amali.
KEDUDUKAN IJMA’ SEBAGAI DASAR
HUKUM
Dalilnya QS.An-Nisa:59
01 ُ‫ُوا ٱل َّرسُو َل َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر ِمن ُك ْم ۖ فَِإن تَ ٰنَ َز ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوه‬ ۟ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع‬
۟ ‫ين َءامنُ ٓو ۟ا َأ ِطيع‬ ٓ
َ َ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
َ ِ‫اخ ِر ۚ ٰ َذل‬
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َس ُن تَْأ ِوياًل‬ ِ ‫ون بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَ ْو ِم ٱلْ َء‬ ِ ‫ِإلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرس‬
َ ُ‫ُول ِإن ُكنتُ ْم تُْؤ ِمن‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ketika ijma’ terjadi, maka hukum Syar’I yang dihukumi tersebut, hukumnya
02 sesuai dengan ijma’ ulama dan tidak boleh ulama masa setelahnya kemudian
mengganti atau merubah hukum yang telah disepakati sebelumnya.
RUKUN IJMA’
1 Hendaklah ada beberapa mujtahid pada saat terjadinya suatu masalah.

Kesepakatan Ulama mengenai hukum syara’ atas suatu peristiwa yang


2 terjadi pada saat itu.

Kesepakatan para ulama mujtahid dimulai dengan pengungkapan pendapatnya terhadap


3 permasalahan baik secara lisan ataupun pekerjaan

Benar-benar terjadi kesepakatan secara nyata diantara para Ulama Mujtahid secara
4 keseluruhan.
CONTOH IJMA’
1. Diadakannya adzan dan iqamah dua kali di shalat jum’at, dan mulai
diterapkan pada masa kepemimpinan Ustman bin Affan.

2. Diputuskannya untuk membukukan Al-Qur’an dan dilakukan pada masa


kepemimpinan abu Bakar As Shidiq.

3. Kesepekatan para ulama atas diharamkannya minyak babi.

4. Menjadikan as sunnah sebagai sumber hukum islam yang kedua setelah


Al-qur’an.
JENIS-JENIS IJMA’
Jenis Ijma’ dilihat dari sisi caranya :

a. Ijma’ Shorih (jelas)


Kesepakatan para ulama mujtahid terhadap suatu permasalahan secara terang-
terangan,baik dengan penyampaian pendapat maupun dengan opemberian
fatwa.

b. Ijma’ Sukuti (didiamkan)


Kesepakatan para ulama mujtahid terhadap suatu permasalahan,yang dimulai
dengan menyampaikan pendapat secara terang-terangan,baik dengan
penyampaian pendapat maupun dengan pemberian fatwa, sedangkan Sebagian
ulama lain secara diam dan tidak menolak pendapat mereka yang telah
disampaikan.
JENIS-JENIS IJMA’
Jenis Ijma’ dilihat dari sisi kualitasnya:

a. Ijma’ Qoth’I (pasti)


Kesepakatan yang disampaikan secara lugas dan jelas maksudnya lewat Ijma’
Shorih.

b. Ijma’ Dzanni (prasangka)


Kesepakatan yang dihasilkan secara tertutup atau dihasilkan dari ijma’ Sukuti.
QIYA
PENGERTIAN
S

QIYAS
 Qiyas menurut Bahasa ialah menyamakan,membandingkan dan mengukur.

 Qiyas menurut para ulama usul fiqih ialah menetapkan hukum suatu peristiwa yang
tidak ada dasar nash-nya dengan cara membandingkan kepada suatu peristiwa yang
telah ditetapkan hukumnya berdasarkan nash karena ada persamaan illat antara
kedua peristiwa itu.

 Qiyas menurut istilah ialah menetapkam suatu peristiwa yang belum ada ketentuan
hukumnya,berdasarkan suatu hukum yang sudah ditentukan oleh nash. Disebabkan
adanya persamaan diantara keduanya.
‫‪DASAR HUKUM‬‬
‫‪QIYAS‬‬
‫‪QS. An-Nisa:59‬‬

‫ُول َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر ِمن ُك ْم ۖ فَِإن تَ ٰنَ َز ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ‬ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع ۟‬
‫ين َءامنُ ٓو ۟ا َأ ِطيع ۟‬ ‫ٓ‬
‫ُوا ٱل َّرس َ‬ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذ َ َ‬
‫ون بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَ ْو ِم ٱلْ َءا ِخ ِر ۚ ٰ َذلِ َ‬
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َس ُن تَْأ ِوياًل‬ ‫ِإلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرسُو ِل ِإن ُكنتُ ْم تُْؤ ِمنُ َ‬

‫‪Al-Hadits‬‬
‫كيف تقضي إذا عرض لك قضاء قال أقضي بكتاب اهلل قال فإن لم تجد في كتاب اهلل قال فبسنة رسول اهلل‬
‫صلى اهلل عليه وسلم قال فإن لم تجد في سنة رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم وال في كتاب اهلل قال أجتهد‬
‫‪.....‬رأيي وال آلو‬
RUKUN QIYAS
 Asal (pokok) yaitu suatu peristiwa yang telah ditetapkan hukumnya
berdasarkan nash.

 Furu’ (cabang) yaitu suatu peristiwa yang belum terdapat nash hukumnya.

 Hukum Asal yaitu hukum dari asal yang telah ditetapkan berdasarkan nash
dan hukum itu pula yang akan ditetapkan pada furu’ seandainya ada
persamaan illat.

 ‘Illat yaitu sesuatu yang menjadi alasan pensyariatan hukum.


CONTOH QIYAS
QS. An-Nisa : 10
ُ ‫ظ ْلمًا ِا َّن َما َيْأ ُكلُ ْو َن ِفيْ ب‬
‫ُط ْون ِِه ْم َنارً ا ۗ َو َس َيصْ َل ْو َن َس ِعيْرً ا‬ ُ ‫ࣖ اِنَّ الَّ ِذي َْن َيْأ ُكلُ ْو َن اَمْ َوا َل ْال َي ٰت ٰمى‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim


secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Bagaimana hukumnya menjual harta anak yatim?


 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Asal : Dalil larangan memakan harta anak yatim
2. Furu’ : menjual harta anak yatim
3. Hukum Asal : Haram
4. ‘Illat : mengurangi atau menghabiskan harta anak yatim
 Jadi, menjual dengan memakan harta anak yatim hukumnya sama yaitu
HARAM.
PEMBAGIAN QIYAS
 Qiyas berdasarkan pada kekuatan ‘illat :
1. Qiyas Aulawi yaitu qiyas yang hukumnya pada furu’ lebih utama dibandingkan
dengan hukum pada asal. Karena ‘illat pada furu’ lebih kuat dari asal. Contoh;
hukum haramnya mengucapkan kata “Ah” kepada kedua orang tua

2. Qiyas al-Musawi yaitu qiyas hukum yang ditetapkan pada furu’ sebanding
dengan hukum yang ditetapkan pada asal. Contoh; menjual harta anak yatim
diqiyaskan kepada larangan memakan harta anak yatim dengan zalim. ‘illat-nya
ialah sama menghabiskan harta anak yatim.

3. Qiyas al-Adna yaitu qiyas dimana ‘illat pada furu’ lebih rendah kedudukannya
dibandingkan pasa asal. Contoh ; mengqiyaskan hukum bunga bank dengan
riba,QS.Al-Baqarah[2]:278 yang artinya “wahai orang-orang yang beriman!
Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba(yang belum dipunggut) jika
kamu orang yang beriman.”
PEMBAGIAN QIYAS
 Qiyas berdasarkan kejelasan illat yang terdapat pada hukum:
1. Qiyas Al-Jali yaitu qiyas yang illat-nya berdasarkan dalil dan nash yang pasti,
tidak ada kemungkinan lain selain dari illat yang ditunjukan oleh dalil itu atau
qiyas yang illat-nya ditunjukkan dengan kata-kata seperti memabukkan adalah
illat larangan minum khamr yang disebut dengan jelas dalam nash. Qiyas yang
masuk dalam kategori qiyas jail yaitu al-aulawi dan qiyas al-musawi.

2. Qiyas Khafi yaitu qiyas yang illat-nya mungkin dijadikan dan mungkin tidak
dijadikan illat atau qiyas yang illat-nya tidak disebutkan dalam nash. Contoh:
mengqiyaskan air sisa bekas diminum burung buas kepada sisa minuman
binatang buas. Illat-nya ialah kedua binatang itu sama-sama minum dengan
mulutnya,sehingga air liurnya bercampur dengan sisa minumannya. Hal yang
tersembunyi(al-khafi) ialah keadaan mulut burung buas yang berupa tulang
atau
unsur paruh. Qiyas Al-Adna merupakan bagian dari qiyas al-Khafi ini.
THANKS FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai