UNIVERSITAS DIAN
NUSWANTORO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan yaitu untuk meningkatkan kemampuan karyawan baik
secara afektif (sikap), kognitif (pengetahuan) dan psikomotoriknya
(perilaku) serta mempersiapkan karyawan dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang sekiranya muncul dalam pekerjaan.
Pelatihan diawal pekerjaan bertujuan meningkatkan kompetensi
yang harus dimiliki tenaga teknik, yang merupakan persyaratan yang
ditetapkan oleh perusahaan. Pelatihan lanjutan dimaksudkan untuk
meningkatkan
kompetensinya ke jenjang keahlian yang lebih tinggi dibidangnya atau
penyesuaian apabila ada teknologi baru yang harus ditangani
dibidangnya atau membentuk kemampuan baru jika pindah bidang
kerjanya.
Pada hakekatnya pelatihan dirancang untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu penilaian dari
kebutuhan pelatihan organisasional mencerminkan tahap diagnostik
dari penentuan tujuan pelatihan. Penilaian ini melihat pada
permasalahan kinerja karyawan dan organisasional untuk menentukan
apakah dengan diadakannya pelatihan akan dapat mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan kinerja. Dengan mementingkan
penggunaan pendekatan konsultasi kinerja, maka faktor-faktor non
teknis seperti kompensasi, struktur organisasi, desain pekerjaan, dan
iklim pekerjaan fisik, juga penting untuk dipertimbangkan.
Ketika telah diidentifikasi adanya kebutuhan terhadap program
pelatihan, maka upaya penilaian selanjutnya merincikan
tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh organisasi. Misalnya, dengan melihat
kinerja dari para staf administrasi dalam departemen penagihan.
Dalam makalah ini, kami mencoba menganalisis pelatihan SDM
yang terdapat dalam film Gung Ho.
BAB II
PEMBAHASA
KESIMPULAN
E. Kesimpulan
Dari film “Gung Ho” dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang
dilakukan pada Kozihiro tersebut kurang tepat, karena dapat dilihat dalam
ilustrasi diawal film Kozihiro mendapat tindakan kekerasan fisik dari
atasannya. Walaupun dia bersalah dalam melakukan tugasnya namun tidak
seharusnya dilakukan dengan tindakan fisik, bisa dilakukan dengan cara
lain seperti mengevaluasi kesalahan dan menyelesaikan masalah dengan
berdiskusi atau alternatif lain tanpa kekerasan. Karena jika itu diterapkan
dinegara hukum maka akan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan
dapat dikenai pasal serta dipidana
F. Daftar Pustaka