Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN SDM 1

Materi : Tujuan Dan Komponen Pelatihan

Dosen Pengampu : Marsal, SE.MM

Disusun Oleh:
Kelompok 6

 Anggun Famela putri 20.023.62.201.059


 Ahlul Agil Akram 20.023.61.201.075
 Lisa Yanti 20.023.61.201.084
 Yuspita 20.023.61.201.049
 Yana Safira 20.023.61.201.067

FAKULTAS EKONOMI

PARODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas selesai makalah Sumber Daya
Manusia ini yang membahas tentang Tujuan dan Komponen Pelatihan. Dengan adanya makalah ini Kita dapat
megetahui Tujuan dan Komponen apa saja yang ada dalam pelatihan.

Dalam makalah ini Kami merasa masih banyak kekurangan, baik dalam teknis penulisan maupun
meteri, mengingat kemampuan yang kami miliki, untuk itu kami mohon kritikan dan saran yang membangun
untuk menjadi pedoman untuk kami dalam penulisan selanjutnya. serta kami mengucapkan banyak terima
kasih untuk pihak- pihak yang dimiliki kami.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………………………….


B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………………………………………….
C. TUJUAN ……………………………………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………………………..

A. PENGERTIAN PELATIHAN ………………………………………………………………………………………………


B. TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN …………………………………………………………………………………
C. KOMPONEN-KOMPONEN PELARTIHAN ……………………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………….


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelatihan merupakan kewajiban perusahaan dan semua pihak yang terkait dalam
pengembangan dan perencanaan usaha. Hal ini dikarenakan dengan diadakannya pelatihan, maka
perusahaan melakukan investasi jangka panjang terhadap pengembangan nilai yang dimiliki
perusahaan. Melalui adanya pelatihan, perusahaan dapat mengembangkan serta menambah
pengetahuan dan keterampilan karyawan sehingga dapat semakin mengefisiensikan dan
mengefektifkan kinerja karyawan. Penilaian atas pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan karyawan
atau sering disebut juga sebagai penilaian kinerja atau penilaian prestasi juga mutlak dilakukan untuk
melihat sampai sejauh mana keberhasilan pelatihan dan prestasi karyawan tersebut.
Menurut Hasibuan, (2001:93) prestasi kerja adalah sesuatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melakukan tugasnya yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan,
pengamatan, kesungguhan serta waktunya. Pelatihan atau training dimaksudkan untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari karyawannya sesuai
dengan keinginan perusahaan. Dengan demikian pelatihan harus dilakukan secara terus menerus
untuk memperbaiki kinerja dan prestasi karyawan. Hasil-hasil tersebut perlu dikaitkan dengan tujuan
program yang membantu karyawan yang dilatih untuk memahami tujuan program. Pelatihan adalah
proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.
Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan
saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan
kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pelatihan?
2. Apa tujuan dari pelatihan?
3. Pedoman apa saja yang ada dalam pelatihan?

C. TUJUAN
1. Agar kita mengetahui pengertian dari pelatihan.
2. Agar kita mengetahui tujuan dari pelatihan.
3. Agar kita mengetahui pedoman yang ada dalam pelatihan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PELATIHAN
Pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan penyesuaian sikap seseorang pada tugas-tugas yang ditangani. Pelatihan biasanya diberikan
kepada sekelompok orang untuk kepentingan organisasi , baik organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta. Pemahaman organisasi dari aspek realitas, bahwa organisasi merupakan kumpulan
beberapa orang yang memiliki kepentingan dan tujuan mereka akan tercapai manakala kinerja dari
sumber daya manusia yang ada cukup memadai. Kinerja yang memadai membutuhkan komitmen yang
kuat terhadap kepentingan organisasi dan akan bermakna apabila didukung oleh 3 unsur utama yaitu :
1. Pengetahuan ( knowledge) yang benar, utuh, konseptual, dan strategis tentang apa yang telah ,
sedang dan akan dikerjakan.
2. Keterampilan ( skill) dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang ditangani seperti; tepat cara,
tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu.
3. Sikap ( attitude) menyangkut motivasi pribadi terhadap kepentingan organisasi yang teraktualisasi
melalui perilaku tanggungjawab pengorbanan, keseriusan, kepedulian, kejujuran, dan rasa
memiliki organisasi.

Ketiga unsur diatas dapat dioptimalkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan
dimana menurut Mangkuprawira (2000) dalam bukunya manajemen sumberdaya, manusia strategic
memberikan batasan sebagai berikut: pendidikan adalah kegiatan alih ilmu ( transfer of knowledge)
tentang subyek tertentu, bersifat universal, terstruktur dan bermanfaat untuk kepentingan jangka
panjang. Pelatihan adalah proses mengajarkan pengetahuan dankeahlian serta sikap agar seseorang
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya sesuai standar . pelatihan merujuk
pada keterampilan bekerja (vocational ) yang dapat digunakan segera. Sedangkan pengembangan
lebih berkonotasi pada ruang lingkup yang lebih luas, bisa untuk memenuhi kebutuhan sekarang
maupun yang akan datang , namun umumnyal lebih focus pada pemenuhan kebutuhan organisasi
dalam jangka panjang.

Pelatihan, pendidikan dan pengembangan merupakan paket memperdayakan (empowerment)


sumberdaya manusia. Pendidikan berfungsi untuk memperluas dan memperdalam wawasan ,
wacana, intelegensi, analitik, daya nalar, logika, filosofi, sintesa, kronologis, sistematika prediksi,
asumsi, memori, akademika dan sebagainya yang berhubungan dengan karya otak manusia .
pelatihan mengemban 3 unsur kurikuler yang berfungsi untuk pemberdayaan individu maupun
kelompok dalam misi tertentu sebagai berikut.

a. Pendidikan menyangkut pengetahuan-pengetahuan praktis bermutu umum dan harus dimiliki


setiap indidvidu dalam organisasi . contoh; seorang penyuluh pertanian lapangan (PPL) wajib
mengetahui tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembuatan pertanian oleh jalur (alley cropping)
untuk konservasi tanah dan air.
b. Keterampilan menitikberatkan pada aplikasi lapangan agar output yang dihasilkan sesuai standar
kebutuhan seperti kualitas, kuantitas dan tepat waktu. Contoh; keterampilan ,mengoperasikan
computer, merakit elektronik, reparsi kendaraan dan lain sebagainya.
c. Sikap menyangkut cara pandang , pola piker atau konsep diri, yang teraktualisasi melalui prilaku
(action) seperti berani mencoba, berani gagal, berani tanggung resiko dan percaya diri. Contoh;
seorang pengusaha perlu sikap dinamis, inisiatif, kreatif, inovatif, serta memiliki jiwa juang yang
tinggi. Prinsip dari pelatihan adalah proses pembentukan individu mulai dari belum tahu menjadi
tahu, sesudah tahu menjadi terampil dan sesudah terampil dapat bertanggungjawab.
Menurut Purwadi (2001) pelatihan diadakan berdasarkan hasil koreksi kinerja masa lalu yang
tidak/belum memuaskan, lalu ditelurusi untuk menemukan factor penyebab yang signifikan dan salah
satu solusinya adalah pelatihan. Pelatihan pada prinsipnya adalah untuk mengatasi masalah , diamana
masalah dikonotasikan sebagai perbedaan antara fakta dan harapan sehingga pelatihan merupakan
alat solusi yang ditawarkan. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam hubungan antara materi
pelatihan dengan kegiatan pelatihan sebagai berikut:

1. Materi yang diberikan bukan merupakan materi yang diperlukan


2. Materi yang diberikan adalah materi adalah materi yang telah dikuasai oleh peserta
3. Materi yang diberikan adalah materi yang dibutuhkan peserta
4. Materi yang diberikan diperlukan dan belum dikuasai peserta

B. TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN


Sebuah pelatihan idealnya dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan, baik
tujuan organisasi yang menyelenggarakan pelatihan maupun tujuan para peserta yang
mengikuti pelatihan secara perorangan. Karena tujuan penelitian tidak hanya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan juga untuk
mengembangankan bakat.
Moekijat (1992) menyebutkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk :
1. Mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih
efektif;
2. Mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara rasional; dan
3. Mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemampuan kerjasama dengan teman-teman
pegawai dan dengan pimpinan.

Mills dalam Artasasmita (1987) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah Untuk menolong
peserta pelatihan agar memperoleh keterampilan, sikap, dan kebiasaan berfikir dengan efisien dan
efektif.
Pengertian tujuan pelatihan tersebut jelas mengungkapkan bahwa pelatihan haruslah menjadi
sarana pemenuh kebutuhan peserta pelatihan untuk dapat mengembangkan keterampilan
pengetahuan, sikap yang dapat dimanfaatkan oleh peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan
tersebut sesuai dengan kompetensinya sebagai upaya pengembangan usaha.
Secara khusus dalam kaitan dengan pekerjaan, Simamora dalam Kamil (2010) mengelompokan
tujuan pelatihan ke dalam lima bidang, yaitu:
a. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan,
pelatih memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi
baru
b. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
c. Membantu memecahkan permasalahan operasional.
d. Mempersiapkan karyawan untuk promosi, dan
e. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.

Sedangkan menurut Marzuki dalam Kamil (2010) ada tiga tujuan pokok yang harus dicapai dengan
pelatihan, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan organisasi.
b. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang pekerjaan dengan standar dan
kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang normal serta aman.
c. Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
Selain tujuan, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai manfaat pelatihan. M. Saleh
Marzuki (1992) menjelaskan manfaat pelatihan sebagai berikut: (a)....pelatihan sebagai alat untuk
memperbaiki penampilan/kemampuanindividu atau kelompok dengan harapan memperbaiki
performance organisasi ... ; (b)keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapat melaksanakan
tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan ... (c) pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap
terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan ... dan (d) manfaat lain daripada pelatihan
adalah memperbaiki standar keselamatan.
Dengan adanya uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa mendapatkan perubahan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang telah didapat dari proses pelaksanaan pelatihan. Serta
bermanfaat bagi peserta pelatihan dalam meningkatkan kinerja pada tugas atau pekerjaan yang sudah
menjadi tanggung jawabnya.

C. KOMPONEN-KOMPONEN PELATIHAN
Dalam suatu penyelenggaraan pelatihan terdapat bebrapa komponen yang saling berkaitan
satu sama lain. Komponen pelatihan adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan
mutu suatu pelatihan serta merupakan kunci utama dalam sebuah menyusun sebuah program
pelatihan. Dilihat sebagai suatu sistem, Sudjana (1996) dalam Kamil (2012) mengemukakan
komponen-komponen pelatihan sebagai berikut :
1. Masukan sarana (instrument input)
Yaitu meliputi keseluruhan sumber dan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar.Masukan
sarana dalam pelatihan ini mencakup kurikulum, tujuan pelatihan,sumber belajar, fasilitas
belajar, biaya yang dibutuhkan dan pengelola pelatihan.
2. Masukan mentah (raw input)
Yaitu peserta pelatihan dengan berbagai karektiristiknya, seperti pengetahuan, keterampilan dan
keahlian, jenis kelamin, pendidikan, kebutuhan belajar, latar belakang sosial budaya, latar
belakang ekonomi dan kebiasaan belajarnya.
3. Masukan lingkungan (environment input)
Yaitu meliputi faktor lingkungan yang menunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan, seperti lokasi
pelatihan.
4. Proses (process)
Yaitu kegiatan interaksi edukatif yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan antara
sumber belajar dengan warga belajar peserta pelatihan.
5. Keluaran (output)
Yaitu lulusan yang telah mengalami proses pembelajaran pelatihan.
6. Masukan lain (other input)
Yaitu daya dukung pelaksanaan pelatihan, seperti pemasaran, lapangan kerja,informasi dan
situasi sosial-budaya yang berkembang.
7. Pengaruh (impact)
Yaitu yang berhubungan dengan hasil belajar yang dicapai oleh peserta pelatihan, yang
meliputi peningkatan taraf hidup, kegiatan membelajarkan orang lain lebih lanjut, dan
peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial dan pembangunan masyarakat.
Pelatihan secara makro dibagi atas empat komponen yaitu ; komponen pelatihan, peserta
pelatihan, kebijakan dan lingkungan kerja. Keempat komponen tersebut , dirinci sebagai berikut
1. Komponen pelatihan terdiri dari:
 Modul / materi pelatihan
 Fasilitas pelatihan
 Perilaku instruktur
 Metode pelatihan
 Waktu pelatihan
 Evaluasi pelatihan
 Suasana pelatihan
2. Komponen peserta pelatihan
 Pendidikan
 Pengalaman
 Usia
 Sikap peserta
3. Komponen kebijakan organisasi;
 Peraturan organisasi
 Gaji/upah kerja
 Tanggungjawab
 Fasilitas pendukung
4. Komponen lingkungan kerja;
 Keamanan bekerja
 Kondisi tempat kerja
 Sikap atasan terhadap bawahan

Pelatihan merupakan salah satu solusi meningkatkan kinerja pegawai yang diabstraksikn
sebagai berikut;

 Kinerja Ideal - Kinerja Aktual = Kekurangmampuan pegawai


 Kinerja Aktual + Pelatihan = Kinerja Ideal

Kapasitas intelektual perlu di kembangkan melalui proses budaya relationship sebagai huaman
capaital untuk meningakatkan produktivitas dan kualitas sehingga dapat bersaing dalam kompetisi
global. Dengan demikian pengembangan intelektual sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian
secara efektif dan efisien.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pelatihan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,


keterampilan dan penyesuaian sikap seseorang pada tugas-tugas yang ditangani. Pelatihan biasanya diberikan
kepada sekelompok orang untuk kepentingan organisasi , baik organisasi pemerintah maupun organisasi
swasta. Pelatihan, pendidikan dan pengembangan merupakan paket memperdayakan (empowerment)
sumberdaya manusia. Pendidikan berfungsi untuk memperluas dan memperdalam wawasan , wacana,
intelegensi, analitik, daya nalar, logika, filosofi, sintesa, kronologis, sistematika prediksi, asumsi, memori,
akademika dan sebagainya yang berhubungan dengan karya otak manusia.

Moekijat (1992) menyebutkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk :

1. Mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih
efektif;
2. Mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara rasional; dan
3. Mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemampuan kerjasama dengan teman-teman pegawai
dan dengan pimpinan.

Sedangkan Mills dalam Artasasmita (1987) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah
Untuk menolong peserta pelatihan agar memperoleh keterampilan, sikap, dan kebiasaan berfikir dengan
efisien dan efektif.

Menurut Sudjana (1996) dalam Kamil (2012) mengemukakan komponen-komponen


pelatihan sebagai berikut :

a. Masukkan sarana (instrument input)


b. Masukan mentahan (raw input)
c. Masukan lingkungan (environment input)
d. Proses (process)
e. Keluaran (output)
f. Masukan lain (other input)
g. Pengaruh (impact)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/4968574/Fungsi_manajemen_sumber_daya_manusia_SDM_(diakses pada
tanggal 30 September 2021

http://kumpulanfiledokument.blogspot.com/2013/02/tugas-manajemen- sumber-daya-manusia.html
(diakses pada tanggal 30 September 2021)

“Sekian dan Terimakasih”

Anda mungkin juga menyukai