Disusun untuk memenuhi tugas midterm mata kuliah Manajemen Diklat dan
Pelatihan pada program studi Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
Dosen pengampu:
2022
1. PENDAHULUAN
2
Manfaat Pendidikan dan Pelatihan; Simamora (1995:29) menyebutkan
manfaat-manfaat yang diperoleh dari diadakannya pendidikan dan
pelatihan (Diklat) yaitu: Meningkatkan kualitas dan kuantitas
produktivitas, Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk
mencapai standar-standar kinerja yang ditentukan, Menciptakan sikap,
loyalitas dan kerjasama yang lebih menguntungkan, Memenuhi
persyaratan perencanaan sumber daya manusia, Mengurangi jumlah dan
biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan dalam peningkatan dan
pengembangan pribadi mereka.
C. Sasaran Manajemen Diklat dan Pelatihan
3
Arah manajement diklat dan pelatihan adalah penjabaran tentang langkah-langkah
ataupun metode dalam memanage diklat dan pelatihan agar mencapai tujuan yang
diinginkan.
4
2. KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN DIKLAT
DAN PELATIHAN
A. Tujuan
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah sebagai berikut:
Diklat bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai dalam
menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang dihadapi.
Diklat diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah laku para
pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Menitikberatkan pada
peningkatan partisipasi dari para pegawai, kerjasama antar pegawai
dan loyalitas terhadap organisasi.
Diklat membantu memecahkan masalah-masalah operasional
organisasi sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja,
mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan lain-lain.
Diklat tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka
panjang yaitu mempersiapkan pegawai memperoleh keahlian dalam
bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan.
B. Narasumber
Narasumber adalah seseorang yang memiliki ahli yang berkaitan dengan
tema atau topik yang sedang di bahas dalam sebuah wawancara atau tanya-
jawab, yaitu orang yang memberikan materi diklat.
Syarat Narasumber Untuk menjadi seorang narasumber, seseorang harus
mampu memenuhi sejumlah syarat berikut agar dapat menyampaikan
informasi dengan optimal:
Memiliki pemahaman yang mendalam tentang informasi yang akan
disampaikan Memiliki metode penyampaian atau pengajaran yang
menarik
Jujur dan objektif
Responsif
Interaktif dan komunikatif
5
Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi
Disiplin dan menghargai meoderator atau pewawancara
Sopan dan santun di dalam bertutur kata
Jenis Narasumber Ada banyak pihak yang bisa menjadi seorang narasumber,
karena narasumber setidaknya terbagi atas 5 jenis, antara lain:
Ilmuwan
Humas
Mahasiswa
Masyarakat yang Terdampak
C. Peserta
Peserta diklat (orang yang akan mengikuti diklat) merupakan orang atau
pegawai yang menjadi sumber daya manusia dalam sebuah instansi atau lembaga
yang membutuhkan sebuah bimbiungan pendidikan dan pelatihan, baik itu
perorangan dan sekelompok orang yang mana tujuannya untuk kemajuan dan
perkembangan kompetensinya supaya bisa berguna untuk lembaga tempatnya
bekerja.
D. Sarana prasarana
Pengertian sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat untuk
mencapai makna dan tujuan. Sebagai contoh: sarana diklat diartikan sebagai alat
untuk mencapai tujuan pelatihan, misalkan buku, tas, pulpen, komputer, dll.
6
Fungsi sarana dan prasarana dapat berbeda sesuai lingkup dan penggunaannya,
misalkan sarana dan prasarana diklat atau pelatihan berbeda dengan transportasi,
wisata dan sebagainya, namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai
hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Fungsi utama sarana dan prasarana
pada dasarnya memiliki tujuan :
Menciptakan kenyamanan.
Menciptakan kepuasan.
Mempercepat proses kerja.
Memudahkan proses kerja
Meningkatkan produktivitas.
Hasil lebih berkualitas.
E. Materi
Menurut Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 3 Tahun 2010,
bahan ajar adalah materi pelengkap modul berbentuk tulisan/narasi yang
dibagikan kepada peserta dan digunakan oleh widyaiswara dalam proses
pembelajaran guna mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Isi materi adalah bab-bab yang berisi materi sesuai tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Bab-bab yang diuraikan dalam materi harus menggambarkan materi
pokok dan sub materi pokok
Daftar pustaka memuat buku-buku, jurnal, dan sumber lain yang digunakan
sebagai acuan dalam penyusunan materi.
F. Metode
7
Metode atau model pembelajaran yaitu cara menyampaikan. Metode Pendidikan
dan pelatihan merupakan suatu cara sistematis yang dapat memberikan deskripsi
secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan Pendidikan/Pelatihan
(Diklat) untuk mengembangkan aspek kognitif, efektif dan psikomotorif tenaga
kerja terhadap tugas dan pekerjaannya.
Menurut Casico metode dalam pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi 3 cara,
yaitu :
8
sesuai dengan kemampuan dalam pekerjaan tertentu. Metode on the job
training terdiri dari :
a. Magang
b. Orientasi
c. Conseling
d. Coaching (pembinaan)
e. Penugasan understudy.
G. Media
H. Keuangan
9
Pembiayaan (dana) pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan salah satu
komponen masukan (input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan dan
pelatihan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif, pembiayaan pendidikan
memiliki peran yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan
yang dapat mengabaikan peranan pembiayaan, sehingga dapat dikatakan bahwa
tanpa biaya, proses pendidikan tidak akan berjalan. Keberhasilan suatu program
pendidikan dan pelatihan lebih banyak ditentukan oleh seberapa besar pembiayaan
(dana) yang dianggarkan dalam perencanaan penyelenggaraan suatu diklat.
I. Waktu pelaksanaan
Selain itu, maksud dan tujuan dalam pembuatan jadwal pelaksanaan untuk suatu
proyek konstruksi diantaranya :
10
6. Pedoman dalam mempersiapkan material pekerjaan yang mana sesuai
dengan waktunya
J. Panitia
Panitia dapat diartikan kelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk
mempertimbangkan atau mengurus hal-hal yang ditugaskan kepada kelompok
tersebut. panitia dapat disebutkan juga dengan komite.
Sehingga dapat disimpulkan panitia adalah kumpulan individu yang dibentuk
secara sengaja untuk melaksanakan tugas tertentu yang diberikan. Terdapat
tanggung jawab untuk membuat suatu program atau tugas yang diberikan dapat
berjalan.
3. MODEL DIKLAT
11
Model pelatihan menurut mustofa kamil (2010:35) yaitu
A. Model Magang
Model pelatihan intership ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru,
yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi ahli untuk beberapa waktu
tertentu. Pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut
pendidikan formal yang lebih tinggi. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada
12
kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan. Secara umum
internship adalah sebutan lain dari magang, sebuah program berupa pelatihan
kerja, program ini diselenggarakan oleh sebuah lembaga dan perusahaan. Melalui
program itu nantinya seseorang akan mendapatkan berbagai bimbingan dalam
pekerjaan. Manfaat yang didapat seperti skillset atau networking di dunia kerja.
Internship juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan magang singkat yang biasa
dilakukan selama paling sebentar satu minggu dan paling lama hingga satu tahun.
Biasanya orang yang tergabung dalam kegiatan ini dibayar secara sukarela, namun
ada juga lembaga atau perusahaan yang menyediakan uang saku bagi peserta
magangnya. Program internship diadakan untuk memberi bantuan kepada
seseorang, agar orang tersebut dapat menguasai sebuah keahlian atau sesuatu yang
sedang ia pelajari melalui posisi pekerjaan di tempat orang tersebut melakukan
magang. Selebihnya orang tersebut bisa bersiap berada di dunia kerja yang nyata.
Tujuan dari internship sebenarnya luas karena peserta dapat melihat seperti apa
dunia pekerjaan sebelum terjun langsung menjadi seorang pegawai atau
karyawan. Internship juga ditujukan agar seseorang memulai merintis kariernya,
mereka bisa memilih dan menentukan apakah cocok dengan suasana dari
perusahaan tempatnya melakukan magang. Mengikuti program internship mampu
meningkatkan pengalaman dan pengetahuan, hal ini bisa membuat seseorang
memiliki kepercayaan diri yang lebih besar. Selain itu, pencapaian ketika
melakukan magang juga akan membuat perusahaan tempatnya magang tertarik
memberi satu tempat bekerja saat masa magang selesai dilakukan.
Contoh dari internship Yaitu education project maksudnya adalah pelatihan bagi
siswa yang bekerja disuatu perusahaan dan diperlakukan sama seperti karyawan
dalam perusahaan, tetapi tetap dibawah pengawasan ahli
13
pelatihan yang didalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara
pelaksanaanya. Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk
memberi, memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pelatihan mengacu
pada metode yang digunakan untuk memberikan karyawan baru atau karyawan
yang ada saat ini dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan
pekerjaan.
14
menyelesaikannya menggunakan harga murah dan relatif lebih efisien
daripada tipe induktif, karena informasi tentang kebutuhan belajar dapat
digunakan untuk penerapan.
Model klasik: Model klasik ini ditujukan untuk menyesuaikan bahan
belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum atau program belajar
dengan kebutuhan belajar yang dirasakan peserta pelatihan (sasaran).
D. Model pelatihan Keaksaraan
15
Kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan memiliki potensi untuk
memungkinkan peserta didik mendapatkan keterampilan dan menciptakan
lapangan kerja sendiri, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan
kewirausahaan secara signifikan meningkatkan tingkat wirausaha di kalangan
lulusan universitas sekitar satu tahun setelah lulus.
16
pengendalian dan penilaian kegiatan umum maupun latihan keahlian, serta
pendidikan dan latihan khusus bagi para pegawai pengaturannya meliputi kegiatan
formulasi, kebutuhan pemberian servis yang memuaskan, bimbingan, perijinan
dan penyelaan. Adapun soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”
17
MODEL KLASIK Model klasik ini dimaksudkan untuk menyesuaikan media
pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum atau pembelajaran dengan
kebutuhan belajar yang dikumpulkan oleh trainee (target). Berbeda dengan model
pertama, dalam model ini, pelatih (wali) memiliki pedoman dalam bentuk
kurikulum, seperti kurikulum pelatihan pra-dilarang, program pelatihan
kepemimpinan, unit pembelajaran dalam pelatihan, modul, dll. Mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan untuk pelatihan terbuka secara terbuka dan langsung ke
peserta pelatihan (tujuan) yang sudah ada di kelas. Tujuan dari model klasik ini
adalah untuk menempatkan kapasitas yang telah dimiliki dengan kemampuan
untuk dipelajari, sehingga peserta pelatihan (tujuan) tidak akan menerima
kesenjangan dan kesulitan mempelajari materi pembelajaran baru.
Kompetensi akademik adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
kompetensi dan akademik, yang mana kompetensi dan akademik memiliki arti
yang berbeda. Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang ditampilkan
melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan.1 Pengertian dasar kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau
kecakapan. Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh
tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
18
Keterampilan (skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Nilai (value), yaitu suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis
telah menyatu dalam diri individu.
19
Kompetensi profesional guru sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa,
karena dengan kompetensi profesional guru, maka dapat menghasilkan
pembelajaran yang kreatif, profesional, dan menyenangkan. Sehingga siswa
tertarik dan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
C. Kompetensi Androgoik (Pembelajaran Orang Dewasa)
Andragogi yang berasal dari kata aner atau andra, yang berarti orang dewasa
dan agogy, yang berasal dari kata agogos, yang berarti memimpin/membimbing,
sehingga pengertian andragogi diartikan sebagai proses pendidikan membantu
orang dewasa menemukan dan menggunakan penemuan-penemuan dari bidang
pengetahuan yang berhubungan dengan latar belakang sosial dan situasi
pendidikan untuk mendorong pertumbuhan dan kesehatan individual, organisasi
dan masyarakat. Knowles menegaskan adanya perbedaan antara belajar orang
dewasa dengan belajar anak-anak dilihat dari segi perkembangan kognitif.
Menurut Knowles ada empat (4) asumsi utama yang membedakan andragogi
dengan paedagogi, yaitu :
Perbedaan dalam konsep diri, orang dewasa memiliki konsep diri yang
mandiri dan tidak tergantung, bersifat pengarahan diri.
Perbedaan pengalaman, orang dewasa mengumoulkan pengalaman yang
makin meluas yang menjadi sumber daya yang kaya dalam belajar.
Kesiapan untuk belajar, orang dewasa ingin mempelajari bidang
permasalahan yang kini dihadapi dan dianggap relevan.
Perbedaan dalam orientasi ke arah kegiatan belajar, orang dewasa
orientasinya berpusat pada masalah dan kurang kemungkinan berpusat
pada subjek
Penerapan konsep andragogi dalam Pendidikan orang dewasa Dalam andragogi
peranan guru, pengajar atau pembimbing yang sering disebut dengan fasilitator
adalah mempersiapkan seperangkat atau prosedur untuk mendorong dan
melibatkan secara aktif seluruh warga belajar yang dikenal dengan pendekatan
partisipatif, yang meliputi elemen-elemen :
Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri
Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan
partisipatif
Melakukan diagnosis kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik
Merumuskan tujuan program yang memenuhi kebutuhan belajar
Merencanakan pola pengetahuan belajar
Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar dengan metode dan
Teknik yang memadai
Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-
kebutuhan belajar, sebagai model belajar.
20
5. PROSES MANAJEMEN DIKLAT DAN PELATIHAN
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan faktor penting dalam program Diklat.Perencanaan yang
baik dapat membantu lembaga penyelenggara dalam melaksanakan kegiatan nya
dengan terpadu sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Perencanaan suatu
Diklat atau pelatihan adalah Menentukan sasaran yang ingin di capai dalam
pelatihan (course training objectivs) dan merupakan petunjuk atau arahan tentang
waktu pelaksanaan dan cara pelatihan di laksanakan serta peserta pelatihan,yang
di sah kan oleh pejabat yang berwenang menangani masalah Diklat, khusus nya
masalah yang menyangkut anggaran,waktu,dan sasaran yang ingin di capai.
21
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk
menetapkan,menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di
pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi,
ruanganlaboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang
pendelegasianwewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Menurut Siagian pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-
orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatankesatuan yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut bisa dimaknai,
bahwa organisasi yang berada di masyarakat, kelembagaan ataupun instansi
umumnya memiliki arah tujuan yang sinergis antara satu sama lainnya. Terdapat
kesadaran, kebersamaan, dan kesepakatan antar sesama.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat diartika sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang
dilakukan untuk mewujudkan program atau rencana dalam bentuk kenyataan.
Komponen pelaksanaan diklat
Tujuan Dalam usaha pelatihan/ diklat, sebelum pelaksanaannya terlebih
dahulu disusun perencanan yang disesuaikan dengan tujuan akhir. Apabila
proses pendidikan dan latihan dilihat kembali kembali tujuan akhir proses
tersebut adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Materi Materi diklat adalah keseluruhan topik yang dibahas dalam diklat
yang akan berlangsung. Materi yang dibahas harus berkaitan dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pilihan materi yang diambil
tergantung pada isi pelatihan, desain instruktusional dan alat bantu
pelatihan. Selain itu rumusan materi harus tersusun sesuai struktur materi
yang telah terintegrasi yaitu memenuhi kebutuhan peserta akan
pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja.
Metode
Media yang digunakan Menurut hamlik media yang dapat dipilih adalah:
Media cetak, Media gambar, Media audio, Media visual, Media
audiovisual, Media proyeksi dan non pproyeksi Alat peraga ( media
pendidikan) harus digunakanuntuk membantu penyajian, bukan sebagai
penolong untuk menggantikan penyajian.
Instruktur juga sering disebut trainer. Seorang instruktur harus selalu
mengembangkan diri sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya dalam bidang pekerjaan yang digeluti. Instruktur
harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan
memberikan kesan yang baik.
22
Evaluasi Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sifatnya terus
menerus dan harus direncanakan bersamaan waktu dengan program
pelatihan. Keseluruhan proses harus dilaksanakan secara ilmiah,
menggunakan metode ujian yang tepat.
D. Pengawasan
Pengecekan/pengawasan adalah menilai hasil-hasil dari pelaksanaan latihan yang
telah dilakukan serta mengetahui apa-apa yang masih perlu
disempurnakan.pengawasan adalah proses pengamatan pelaksanaan seluruh
kegiatan diklat untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.pelaksanaannya
sering digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan, pemeriksaan , dan
inspeksi. Penjelasannya sebagai berikut :
Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar
pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan.
Pemeriksaan adalah untuk melihat suatu kegiatan yang dilaksanakan telah
menapai tujuan.
Inspeksi adalah untuk mengetahui kekurangan – kekurangan atau
kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.
Tujuan pengawasan diklat adalah:
mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah
direncanakan
agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan dan
ditetapkan
mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan sedang
atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan diklat
mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya agar hasil pelaksanaan
kegiatan diklat diperoleh secara berdaya guna ( efisien) dan berhasil guna (
efektif) dengan rencana yang telah ditentukan Sebelumnya Pengawasan
merupakan kegiatan memastikan apakah kinerja sesuai dengan rencana.
Hal ini membandingkan antara kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang signifikanantara kinerja aktual dan
yang diharapkan, manajer harus mengambiltindakan yang sifatnya
mengoreksi.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses mencari data atau informasi tentang objek
atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap
objek atau subjek (Sudjana, 2006:40). Kegiatan evaluasi merupakan salah satu
tahapan dalam proses manajemen diklat. Purwanto dan Suparman (1999), evaluasi
23
merupakan salah satu mata rantai dalam sistem diklat yang bisa dilaksanakan dari
awal proses perencanaan, proses pelaksanaan, pada akhir penyelenggaraan diklat
sampai dengan setelah peserta diklat itu berada di tempat kerja. Sebagai suatu
tahapan dalam pengelolaan program diklat, peran evaluasi amat menetukan karena
evaluasi menjadi alat bagi pemimpin organisasi untuk mengetahui apakah diklat
itu sudah mencapai tujuan atau belum. Dalam konteks evaluasi program diklat,
fokus evaluasi dapat diarahkan untuk menilai dua hal yaitu:
evaluasi penyelenggaraan diklat
evaluasi dampak atau manfaat diklat.
Jenis evaluasi dampak diklat ini dikenal dengan evaluasi pasca diklat (Holton &
Baldwin, 2000). Fase evaluasi dilakukan untuk perbaikan sistem yang lebih baik
lagi dengan cara mengolah data yang sudah didapat dari tahapan yang dilakukan.
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan :
Sikap peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan keseluruhan.
Peningkatan kompetensi dalam diri peserta pelatihan.
Keuntungan yang dirasakan oleh tempat pelatihan.
Model Evaluasi
F. Pelaporan
Pelaporan hasil evaluasi Diklat
Secara umum pelaporan evaluasi diklat adalah melaporkan seluruh kegiatan
yang dilakukan selama proses evaluasi, mulai dari perencanaan sampai pada
kesimpulan dan tindak lanjut. Format laporan dapat dikelompokan dalam 3
kelompok besar yaitu:
Data program pelatihan yang dievaluasi
24
Data serta bukti-bukti yang diperoleh selama pelaksanaan evaluasi dan
kesimpulan
Serta tindak lanjut dari hasil evaluasi diklat ini. Secara sederhana
format laporan evaluasi diklat dapat disajikan sebagai berikut:
Bagian I : Data Umum Program Diklat
a. Nama Program Diklat
b. Tujuan Program Diklat
c. Karakteristik dari program Diklat
d. Peserta Diklat
e. Pihak-pihak yang terkait dengan program diklat
f. Hal lain yang relevan dengan program diklat
Bagian II : Evaluasi Hasil Diklat
a. Tujuan evaluasi dan Hasil yang diharapkan
b. Rancangan evaluasi diklat
c. Data dan bukti yang diperoleh selama evaluasi diklat
d. Analisis terhadap data dan bukti
e. Tanggapan dan diskusi hasil evaluasi
Bagian III – Simpulan dan tindak lanjut
a. Simpulan dan rekomendasi
b. Tindak Lanjut
Tindak Lanjut
Pada umumnya evaluasi diklat tidak dapat dilakukan hanya sekali saja, praktik
yang terbaik adalah dengan melakukan beberapa kali evaluasi diklat. Hasil
evaluasi diklat perlu ditindak lanjuti, dan selanjutnya dilakukan evaluasi diklat
kembali untuk melakukan analisis dan evaluasi diklat selanjutnya dengan
memperhatikan data dan hasil analisis evaluasi diklat sebelumnya. Pengelola
program diklat perlu menindaklanjuti rekomendasi laporan hasil evaluasi diklat,
sehingga pelaksanaan diklat selanjutnya dapat terus ditingkatkan
25