Anda di halaman 1dari 25

Makalah Mk.

Manajemen Diklat dan Pelatihan

PENDAHULUAN MANAJEMEN DIKLAT dan PELATIHAN

Dosen Pengampu: Dr, Mardin M.A

Disusun Oleh: Kelompok 1

FAREZA HAIQAL 170206018

YODI RADIANSYAH 170206079

NURFAJRI 200206003

QURRATA YUJN 200206005

PUTRI 200206019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM – BANDA ACEH

2022 M/ 1443 H
KATA-KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan
Agama Islam. Kemudian daripada itu, kami sadar bahwa dalam penyusunan tugas
makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu
dengan segala hormat penulis sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Bapak Mardin M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Diklat dan Pelatihan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pribadi mata kuliah
Manajemen Diklat Pelatihan, yang mana merupakan salah satu mata kuliah utama
yang sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa, karena ini merupakan
poin tolak ukur pada prodi MPI.

Penulis menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari


kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis memohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan menambah wawasan bagi
para pembaca.

Banda Aceh, 5 September 2022

Penulis
MANAJEMEN DIKLAT DAN MANAJEMEN PELATIHAN

A. Pengertian Manajemen Diklat


Pendidikan adalah suatu proses atau usaha yang sistematis dan
terencana yang digunakan untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang
kea rah yang lebih dewasa melalui sebuah proses pengajaran. Manajemen
diklat adalah upaya yang sistematis dan terencana dalam mengoptimalkan
seluruh komponen diklat untuk mencapai tujuan program secara efektif dan
efisiensi. Kualitas diklat sangat tergantung pada manajemen diklat yang
diselenggarakan antara lain:
1. Ketepatan memilih materi diklat
2. Kualitas narasumber
3. Metode pelatihan serta evaluasi yang dilakukan

B. Pengertian Manajemen Pelatihan


Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang betujuan untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari
para pegawai sesuai dengan keinginan darisuatu organisasi atau Lembaga. Ada
pula yang berpendapat bahwa pendidikan dan latihan masing-masing
merupakan bagian dari pengembangan pegawai. Untuk lebih memahami
pengertian tentang manajemen pelatihan, berikut ini dikemukakan pendapat
beberapa orang penulis.
1. Lembaga Administrasi Negara (1994)

Pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri yang selanjutnya


disebut Pendidikan dan pelatihan (diklat) adalah penyelenggaraan proses
belajar-mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri
Sipil dalam melaksanakan jabatannya.
2. Kamus Istilah Manajemen (1994)
Pelatihan adalah bimbingan yang diberikan oleh instruktur untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui penyelesaian tugas
dan latihan.
3. Robert, L. Graigh (1996)

Pendidikan dan pelatihan adalah pengalihan pengetahuan dan


keterampilan dari seseorang kepada orang lain.
4. Edwin, B. Flippo dalam Nunu Jumena (2000)
Latihan adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan seorang pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan
tertentu.
5. Menurut Moekijat (1985), ada 3 syarat yang harus dipenuhi agar suatu
kegiatan dapat disebut latihan yaitu:
a. Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya.
b. Latihan harus menimbulkan perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan dari
pegawai, termasuk sikapnya terhadap pekerjaan, dalam menerapkan
informasi dan pengetahuan terhadap pekerjaan sehari-hari.
c. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Memperhatikan ketentuan-ketentuan tadi maka Manajemen Pelatihan


dapat diartikan sebagai pengelolaan pelatihan yang mencakup perencanaan
pelatihan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasinya.
TUJUAN DAN MAMFAAT MANAJEMEN DIKLAT DAN PELATIHAN

Secara umum pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memberikan


kesempatan kepada personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan
mereka, terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan
kepemimpinan atau manajerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan
organisasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan.Diklat bertujuan agar : Peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
operasional dengan didasari kepribadian etika sesuai dengan kebutuhan
instansi. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan
perekat persatuan dan kesatuan bangsa; Memantapkan sikap dan semangat
kepribadian yang berorientas pada pelayanan, pengayoman, pemberdayaan
masyarakat; Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola berpikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan demi terwujudnya
pemerintahan yang baik.
Sasaran Diklat adalah memiliki kompetensi sesuai dengan persyaratan
jabatan masing-masing. Dasar kebijakan Diklat dalam peraturan pemerintah
adalah : Diklat merupakan bagian integral dan sistim pembinaan Diklat
mempunyai keterkaitan dengan pengembangan karier Sistem Diklat meliputi
proses identifikasi kebutuhan, perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi.
A. Tujuan pelatihan

Tujuan pelatihan pada hakekatnya merupakan jawaban terhadap


permasalahan yang dihadapi oleh individu atau sekelompok orang dalam
memperoleh dan meningkatkan kemampuan-kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam suatu organisasi, pelatihan
merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi atau membantu organisasi dapat berjalan dan mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien. Tujuan utama pelatihan sebagai berikut:

1. Memperbaiki kinerja;
2. Untuk memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan
teknologi;
3. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten
4. Membantu memecahkan masalah operasional;
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi;
6. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi;
7. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi.

Selanjutnya mengatakan tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh


penambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selanjutnya tujuan
pelatihan secara lebih spesifik yaitu untuk membangun atau mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan individu guna mencapai tingkat yang
diinginkan.
B. Tujuan diklat

Adapun tujuan dari diklat adalah :


a. Untuk mengembangkan kompetensi dan kepribadian
b. Untuk membangun kinerja yang lebih baik
c. Untuk memupuk rasa loyal dan kerja sama
d. Untuk meningkatkan standar sumber daya manusia

Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Diklat menyebutkan manfaat-


manfaat yang diperoleh dari diadakannya pendidikan dan pelatihan (Diklat)
yaitu: Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, Mengurangi waktu
belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar-standar kinerja yang
ditentukan, Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan,dan Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya
manusia, Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan
dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Siagian (1996) menyebutkan manfaat diadakannya program pendidikan
dan pelatihan Diklat menjadi dua, yaitu:
a. Manfaat bagi perusahaan atau instansi meliputi : Peningkatan
produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena
tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas,
tumbuh suburnya kerjasama antara berbagai satuan kerja yang
melaksanakan kegiatan yang berbeda dan bukan spesialistik,
meningkatkan tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkankan serta
lancarnya koordinasi sehingga organisasai bergerak sebagai satu
kesatuan yang utuh; Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan
dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang,
interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknik maupun
intelektual, saling menghargai, dan adanya kesepatan bagi bawahan
untuk berpikir dan bertindak secara inovatif; Terjadinya proses
pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan
seluruh pegawai yang bertanggungjawab menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintahkan oleh para manajer;
Meningkatkan kesempatan kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
dalam komitmen organisasional yang lebih tinggi; Mendorong sikap
keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif;
Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya
memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan
operasionalnya; Penyelesaian konflik secara fungsional yang
dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana
kekeluargaan dikalangan anggota organisas.

b. Manfaat bagi para pegawai seperti : Membantu pegawai membuat


keputusan lebih baik; Meningkatkan kemampuan para pekerja
menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi; Terjadinya
internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasi; Timbulnya
dorongan dalam diri para pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan
kerjanya; Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres,
prustrasi dan konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa percaya pada
diri sendiri; Tersedianya informasi tentang berbagai program yang
dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan
masing-masing secara teknik maupun intelektual; Meningkatnya
kepuasan kerja; Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan
seseorang; Semakin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri;
Mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru dimasa depan.

Mengacu pada seluruh uraian dari para pakar di atas bisa simpulkan
bahwa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan program Diklat adalah
bermanfaat untuk individu dan juga bermanfaat bagi organisasi untuk
mencapai tujuan, karena peningkatan kualitas pegawai bermanfaat juga kepada
peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.
SASARAN MANAJEMEN DIKLAT DAN PELATIHAN

Diklat merupakan salah satu upaya pengembangan pegawai dalam


rangka memenuhi kinerja yang diharapkan dan memenuhi kualifikasi sumber
daya manusia untuk menghadapi perubahan tuntutan kualitas baik dari internal
maupun eksternal. Keputusan pentingnya penyelenggaraan diklat didasarkan
pada analisis kebutuhan, yang dapat dianalisis melalui kebutuhan
pengembangan karir, adanya kepentingan perbaikan kinerja pegawai yang
rendah, penambahan fungsi dalam organisasi, memperkecil kesenjangan
tuntutan pekerjaan dengan sumber daya manusia yang ada.
Berdasar PP RI No. 101 tahun 2000, disebutkan bahwa tujuan diklat
antara lain: meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap untuk dapat
melakukan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan
etika PNS sesuai kebutuhan instansi, memantapkan sikap dan semangat
pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan
masyarakat, menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Peraturan
Pemerintah tersebut memberikan penekanan pada kualitas PNS untuk selalu
meningkatkan kapasitas/kualitas diri yaitu dengan mengikuti diklat. 1
Sasaran utama yang berinteraksi langsung dalam pendidikan dan
pelatihan dengan berbagai komponen lainnya, seperti peserta pelatihan,
kurikulum, metode, media, waktu, proses pembelajaran, lingkungan, dan lain
sebagainya adalah pelatih/fasilitator yang memiliki kompetensi, baik dari sisi
subtansi maupun metodelogi pelatihan.
Manajemen lembaga kepelatihan memiliki tujuh macam sasaran penting.
Ke-tujuh objek yang menjadi sasaran penting tersebut yaitu men, machines,
methods, materials, markets, dan milieu yang secara ringkas diuraikan seperti
berikut:

1
Rosidah, Manajemen Diklat Dalam Upaya Optimalisasi Kinerja Pegawai Publik, 2008
1. Men atau manusia.

Di lembaga diklat, men ini bisa dimaknai sumber daya manusia yaitu
semua anggota civitas akademika Lembaga Kepelatihan seperti diantaranya
yaitu instructor/dosen atau widyaiswara, trainer atau peserta diklat, staf
administrasi dan tim pengelola lembaga. Mereka pada umumnya terlibat
secara aktif sesuai dengan tugas pokok dan fungsi mereka masing-masing
dalam usahanya mencapai tujuan lembaga.
2. Mesin atau machines.

Adalah semua peralatan, media belajar dan fasilitas seperti gedung


yang di dalamnya mencakup kelas, bengkel dan laboratorium. Lembaga
pelatihan yang baik biasanya memiliki alat-alat bantu dan mesin, yang
mendukung tercapainya proses belajar-mengajar di lembaga kepelatihan.
3. Methods atau metoda.

Dalam program dan kegiatan pelatihan teknik atau metoda akan


selalu digunakan oleh para instruktur atau narasumber. Metoda ini dapat
berupa sesuatu substantif-abstrak, seperti misalnya nilai-nilai budaya, atau
nyata seperti misalnya metoda demonstrasi, yang digunakan oleh
narasumber staf administrasi dan pengelola di lembaga agar berhasil dalam
mencapai visi, misi dan tujuan lembaga diklat, walaupun lembaga tersebut
harus bekerjasama maupun bersaing dengan lembaga kepelatihan lain yang
mungkin juga memiliki visi, misi dan tujuan sama.
4. Material.

Yang termasuk dalam unsur ini diantaranya bahan-ajar atau materi


belajar, bahan praktek yang diperlukan baik bengkel dan
laboratorium.Peserta diklat yang datang dan menjadi faktor pengguna
layanan diklat merupakan material hidup yang perlu dilatih dengan
pengetahuan inovatif, sehingga menjadi manusia yang lebih profesional dan
produk di bidang keahlian masing-masing.
5. Money atau uang.

Money adalah semua dana yang digunakan untuk membiayai


program dan kegiatan di lembaga diklat. Yang termasuk dalam komponen
keuangan diantaranya yaitu biaya semua kegiatan, dan program yang
menjadi layanan lembaga dan tanggung jawabannya, di samping juga semua
sumber keuangan yang dimiliki setelah dikurangi pajak dan biaya yang
dikeluarkan oleh lembaga.
6. Pasar atau market.

Pasar atau market adalah masyarakat yang menggunakan hasil


lembaga pelatihan yang bisa dibedakan hasil produk dan layanan lembaga
diklat. Masyarakat pengguna ini mungkin sekelompok orang tinggal dalam
suatu daerah atau mungkin juga para stakeholders atau pengambil kebijakan
yang secara periodic atau kontinyu menggunakan hasil dari program atau
kegiatan yang direncanakan oleh lembaga diklat.
7. Milieu atau lingkungan.

Merupakan masyarakat lingkungan di sekitar kampus dimana


Lembaga Kepelatihan berada. Mereka adalah masyarakat baik langsung
atau tidak langsung berfungsi pengguna lembaga kepelatihan. Masyarakat
merupakan komunitas yang memerlukan jasa layanan dari lembaga dan
kelak mereka akan memperoleh manfaatnya ketika para peserta diklat
menjadi lebih berdaya guna dan menjadi masyarakat yang produktif di
bidang keahlian masing-masing.
Pengelola Lembaga Diklat adalah berasal dari Masyarakat yang bisa
berfungsi ganda yaitu menjamin proses pengelolaan lembaga dan menjadi
penerima setelah mereka lulus dan memperoleh ilmu pengetahuan dari
lembaga, termasuk dalam masyarakat yang anak-anaknya belajar di
lembaga tersebut, para pemangku kepentingan termasuk pengelola lembaga
pendidikan, para anggota masyarakat yang bergerak di dunia usaha dan
dunia industri, yang mereka itu pada prinsipnya memerlukan alumni yang
berkompetisi untuk menjadi tenaga dalam usaha mereka. 2 Yang dimaksud
dengan sasaran pendidikan dan pelatihan yaitu: membentuk, meningkatkan
dan menambah pengetahuan, sikap dan perilaku, serta keterampilan, agar
dapat mencapai standar tertentu yang diinginkan.
Sasaran pendidikan dan pelatihan adalah tersedianya petugas/
pegawai yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi persyaratan untuk
diangkat dalam jabatan tertentu. Dalam PP No. 101 Tahun 2000, sasaran
Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan jabatan masing-masing.3
Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh seorang petugas berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya.
Adapun sasaran pelatihan yaitu: Berdasarkan tingkatannya
1. Sasaran primer

Sasaran ini merupakan inti dari program pelatihan. Sasaran


primer ini sangat penting karena akan memberikan arti kejelasan dan
kesatuan atas segala kegiatan selama kegiatan pelatihan berlangsung.
2. Sasaran sekunder

Sasaran ini merupakan inti dari masing-masing pelajaran dari


suatu program pelatihan. Sasaran sekunder ini sesungguhnya sebagai
penjabaran lebih lanjut dan sekaligus merupakan bagian integral dari
sasaran primer. Berdasarkan penjelasan di atas, antara lain sebagai
berikut:
a. Berpusat pada kegiatan instruktur, yaitu menggambarkan apa
yang dilakukan instruktur selama pelatihan dilaksanakan seperti:
mendemonstrasikan cara menggunakan microsoft word.

2
Basri, Hasan. 2015. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Pustaka Setia.
3
Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun 2000 Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil.
b. Berpusat pada bahan pelajaran yaitu menggambarkan bahan
yang disampaikan dalam pelatihan seperti: prosedur
mengaktifkan komputer.
c. Berpusat pada kegiatan peserta, yaitu menggambarkan kegiatan
yang dilakukan peserta selama pelatihan seperti: peserta mampu
menggunakan komputer.
ARAH MANAJEMEN DIKLAT dan PELATIHAN

Setelah mengetahui objek (sasaran) yang akan dilakukannya kegiatan


diklat dan pelatihan, selanjutnya kita membahas mengenai arah manajemen
diklat atau apa yang mau didiklatkan dan dilatih. Diklat dalam dunia
pendidikan yang diikuti para guru ada bermacam-macam tipe. Diklat yang
dilaksanakan ada 3 tipe, yaitu diklat penyegaran, diklat peningkatan kualifikasi
dan diklat penjenjangan.
1. Diklat penyegaran, ialah diklat untuk menyesuaikan tenaga kependidikan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta
memantapkan tenaga kependidikan tersebut agar dapat melakukan tugas
sehari-hari dengan baik. Sifatnya memberikan kesegaran sesuai dengan
perubahan yang terjadi. Pola pelatihan ini biasanya berkisar 30-120 jam.

2. Diklat peningkatan kualifikasi, ialah diklat dalam hubungan dengan profesi


kependidikan sehingga diperoleh suatu kualifikasi formal tertentu dengan
standar yang telah ditentukan. Pola pelatihan biasanya 150 – 300 jam.
3. Diklat penjenjangan ialah diklat untuk meningkatkan kemampuan guru
sehingga dipenuhi persyaratan suatu pangkat atau jabatan tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pola pelatihan ini berkisar antara 1 sampai
dengan 6 bulan.

Seiring dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, bentuk diklat juga mengalami penyesuaian dan perubahan-
perubahan. Di lingkungan Kementerian Agama, dalam rangka peningkatan
sumber daya manusia (SDM), ditempuh melalui beberapa model pendidikan
dan pelatihan yaitu: diklat tatap muka, diklat di tempat kerja, diklat jarak jauh,
pemberdayaan forum KKG dan diklat kerja sama dengan lembaga lainnya:
a. Diklat Tatap Muka (DTM)
Diklat tatap muka merupakan diklat konvensional dan reguler.
Diklat ini diselenggarakan di lembaga pelatihan seperti Balai Diklat
Keagamaan atau LPMP yang umumnya berada di kota-kota besar. Dalam
diklat model ini peserta diklat dipanggil melalui instansi masing-masing
untuk mengikuti diklat selama jangka waktu tertentu di bawah bimbingan
para widyaiswara. Pembelajaran umumnya dilaksanakan di dalam kelas
atau laboratorium tergantung dari kebutuhan materi diklatnya. Kelemahan
diklat jenis ini guru harus meninggalkan tugas pokoknya selama ia
mengikuti diklat.
b. Diklat Di Tempat Kerja (DDTK)
Diklat model ini diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan
bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Diklat
dilaksanakan di tempat di mana guru bekerja sehingga guru tidak perlu
datang ke Balai Diklat. Dengan demikian, guru tidak harus meninggalkan
tugasnya dalam jangka waktu relatif lama. Model diklat seperti ini
mengharuskan para widyaiswara (WI) untuk terjun langsung menyambangi
peserta diklat di tempat tugasnya. Hal ini mendatangkan keuntungan, karena
para WI mengetahui kondisi riil dan terkini dari para guru. Hanya saja
mengingat perbandingan jumlah WI dan guru yang belum proporsional,
menjadikan para WI harus berjibaku dalam mengatur waktu dan tenaganya.
c. Diklat Jarak Jauh (DJJ)
Diklat ini diselenggarakan berbasis ICT (Information
Communication Technology). Dalam sistem diklat online, peserta diklat
dituntut untuk belajar mandiri. Dalam hal ini, media internet menjadi media
belajar utama. Bahan belajar disampaikan melalui media ini. Aspek
pembelajaran lainnya, seperti: tanya jawab, diskusi, latihan, bimbingan,
termasuk evaluasi juga bisa dilakukan melalui media ini juga. Diklat online
memberikan solusi atas kelemahan diklat konvensional karena guru tidak
perlu meninggalkan tugas mengajarnya. Hanya saja pengembangan diklat
online perlu disiapkan secara matang. Persiapan ini menyangkut
infrastruktur lembaga, SDM pengelola, dan juga tak kalah pentingnya
adalah calon peserta diklat (guru/tenaga pendidik). Prasyarat yang mutlak
harus terpenuhi yakni guru dituntut harus melek internet dan teknologi.
d. Pemberdayaan Forum KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam
pembinaan kemampuan profesional guru, pelatihan dan tukar menukar
informasi dalam suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. KKG dapat dimanfaatkan
untuk berkomunikasi, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman,
melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam
pembelajaran. Di dalam wadah ini pula, para guru dapat membahas
permasalahan dari mereka dan untuk mereka. Berbagai kesulitan yang
dialami ketika pembelajaran dapat dikemukakan untuk dicarikan solusi
terbaik mengatasinya.
e. Kerja Sama dengan Lembaga lain.
Upaya peningkatan kompetensi guru merupakan kerja besar yang
memerlukan keterlibatan banyak pihak. Sinergitas di antara para pihak ini
akan mempercepat upaya upgrading kompetensi guru. Lembaga-lembaga
seperti perguruan tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat
dibutuhkan partisipasinya. Pada umumnya perguruan tinggi atau LSM
menggelar pelatihan atau kegiatan ilmiah lainnya semisal seminar dan
workshop.

1. Peningkatan Kompetensi Guru melalui Diklat dan Pelatihan

Peningkatan mutu guru yang dilakukan tidak akan lepas dari


peningkatan kompetensi guru dan harus sesuai dengan sistem standarisasi guru
di tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan sekolah (standar kompetensi). Tujuan
dikembangkan standar kompetensi guru adalah untuk mengarahkan atau
menetapkan suatu ukuran kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang
harus dikuasai oleh seorang guru agar profesional dalam merencanakan dan
mengelola proses pembelajaran di sekolah.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa arah pengembangan kompetensi
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Mengacu kepada tuntutan kebutuhan pengembangan iptek; misalnya
kemampuan mengakses, memilih, menilai dan mengolah informasi,
kemampuan dalam mengatasi situasi yang serba tidak pasti dan searah
dengan visi dan misi pembangunan pendidikan nasional.
b. Mengacu kepada kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam bidang
pendidikan umum penyelenggaraan pendidikan.
c. Mengacu kepada kurikulum yang berlaku, yaitu kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang
dituntut oleh kurikulum.
d. Harus dapat diukur (measurable) atau dapat ditunjukkan (demonstrable)
dengan indikator tertentu.
e. Substansi materi secara akademik dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
menunjukkan kinerja guru yang berkualitas dan terukur.
f. Dapat ditingkatkan kemampuan pengetahuan dan wawasan guru.
Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui program pelatihan
dalam jabatan (in service training). Pelatihan mengandung makna bahwa
setelah mengikuti pelatihan guru akan terdorong motivasinya untuk
memperbaiki kinerja, cara pembelajaran atau penyegaran ilmu dan
informasinya.
Mengingat tugas guru begitu berat maka perlunya guru untuk selalu
diperbaharui pengetahuan, wawasan, keterampilannya menuju kepada
pengembangan profesi yang diharapkan. Secara rinci dijelaskan bahwa selama
kemampuan profesional guru belum bisa mencapai tataran ideal, guru
bersangkutan harus mendapatkan pelatihan yang terus menerus. Dalam era
globalisasi seperti sekarang semua ilmu pengetahuan cepat usang. Apalagi
kalau guru tidak dilatih dan tidak bisa memperoleh akses informasi yang baru
dan jika itu terjadi maka guru akan ketinggalan. Maka, tidak ragu lagi bahwa
untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik maka guru harus selalu
ditingkatkan kemampuannya agar guru selalu segar informasinya, kuat etos
kerjanya, dan cerdas akalnya.
Program peningkatan kemampuan profesional guru yang juga perlu
mendapat sebuah perhatian adalah peningkatan kompetensi melalui diklat dan
peningkatan pengalaman melalui program magang atau on the job training.
Idealnya, guru minimal satu kali dalam lima tahun mengikuti program
penyegaran atau kompetensi. Hal ini didasarkan pada dua hal. Pertama, agar
mereka dapat mengikuti perkembangan Iptek yang demikian cepat. Kedua,
untuk memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan agar dapat
memenuhi persyaratan angka kredit kenaikan pangkat atau jabatan.

2. Dimensi Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan harus didasarkan pada metode-


metode yang telah ditetapkan dalam proses pendidikan dan pelatihan
perusahaan. Program pendidikan dan pelatihan ditetapkan oleh penanggung
jawab pendidikan dan pelatihan, yaitu manajer personalia. Dalam proses
pendidikan dan pelatihan telah ditetapkan sasaran, proses, waktu, dan metode
pelaksanaannya.
Program ini hendaknya disusun oleh manajer personalia dan atau suatu
kelompok serta mendapat saran, ide, atau kritik yang bersifat konstruktif agar
lebih baik. Metode pendidikan dan pelatihan harus didasarkan pada sasaran
yang ingin dicapai. Pendidikan dan pelatihan kerja yang dipilih hendaknya
sesuai dengan pekerjaan yang diterima karyawan sebagai peserta pendidikan
dan pelatihan. Ada 2 kategori pokok metode latihan dan pengembangan, yaitu
metode praktis (on the job training) dan metode simulasi (off the job training).
Menurut Thaif, indikator dari bidang pendidikan dan pelatihan adalah sebagai
berikut:
a. Instruktur diklat adalah salah satu yang telah dipercayakan untuk
menjadi pendamping untuk memberikan materi diklat dan bertanggung
jawab untuk membimbing peserta dalam kegiatan ini.
b. Metode diklat adalah metode dan pendekatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
c. Waktu diklat adalah akumulasi waktu yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan karyawan dalam proses implementasi.
d. Manfaat diklat adalah hasil pendidikan dan pelatihan yang diperoleh
baik secara konseptual dan praktis oleh karyawan.

Referensi:
https://www.academia.edu/21873744/Konsep_Dasar_Pendidikan_dan_Latihan
Prinsip-Prinsip Pelatihan

Pelaksanaan pelatihan hendaknya diawali dengan mengetahui terlebih


dahulu apa sebenarnya yang menjadi prinsip dari pelatihan itu sendiri Manullang
(2004 :86) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan, yaitu :
1. Individual Difference

Perencanaan dan pelaksanaan suatu pelatihan harus tetap mengingat


adanya perbedaan perseorangan pengikut training baik dalam latar belakang
pendidikan, pengalaman maupunkeinginan. Sehingga pelatihan tersebut
memberikan hasil yang memuaskan.

2. Relation to Job analysis

Yaitu prosedur untuk menentukan tugas dan kemapuan yang dibutuhkan


pekerjaan dan jenis orang yang dipekerjakan. Ada dua elemmen dalam Job
Analysis yaitu:
a. Job specification untuk suatu jabatan tertentu biasanya menjelaskan
pendidikan yang harus dimiliki calon pekerja untuk dapat melaksanakan
tugas itu dengan berhasil. Oleh
karenaitu bahan yang diajarkan dalam pendidikan harus berhubungan deng
an apa yang dinyatakan dalam job specification.
b. Job Description yaitu daftar tugas, tanggung jawab, reporting relationship,
kondisi kerja, dan supervisory responsibilities.
3. Motivation,

Orang akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tertentu


bila ada daya perangsangnya. Kenaikan upah atau kenaikan kedudukan adalah
beberapa daya perangsang yang dapat digunakan untuk merangsang para
pengikut pelatihan.
4. Active Participation,
Para pengikut pelatihan harus aktif ambil bagian dalam pembicaraan.
Oleh karena itu pelatihan harus juga dapat memberikan
kesempatan untuk bertukar pikiran dengan pelatih. Dengan demikian pengikut
pelatihan turut aktif selama pelatihan berlangsung.
5. Selection of Trains,

Seleksi atau pemilihan calon pengikut pelatihan perlu dilakukan untuk


menjaga agar perbedaan tidak terlalu besar. Pelatihan sebaiknya
diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat
mengikuti pelatihan dengan berhasil. Adanya seleksi juga merupakan
perangsang.
6. Selection of Trainer

Tidak semua orang dapat menjadi pengajar yang baik. Jabatan pengajar
perlu suatu kualifikasi tersendiri, oleh karenanya orang menganggap pula
bahwa salah satu
asas penting dari pelatihan adalah tersedianya tenaga pelatih yang berminat d
an mempunyai kesanggupan untuk mengajar.
7. Trainer Training,

Para pelatih dalam suatu pelatihan harus sudah mendapat pendidikan


secara khusus untukmenjadi tenaga pelatih. Karena itu tidak semua orang yang
menguasai dalam suatu bidangtertentu dapat mengajarkan kepandaiannya
kepada orang lain.
8. Training method

Metode pelatihan harus cocok dengan pelatihan yang diberikan.


Misalnya metode memberikan kuliah tidak tepat untuk para mandor.
Karenanya dalam program pelatihan harus pula diperhatikan metode
pendidikan yang bagaimana yang harus dianut dalam memberikan pelatihan.
9. Principles of Learning

Orang akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila didukung oleh


pedoman tentang cara-cara belajar dengan cara efektif bagi para karyawan.
Prinsip-prinsip ini adalah bahwa program bersifat partisipatif, relevan serta
memberikan umpan balik mengenai kemajuanpara peserta pelatihan.”
Menurut Mc Gehee yang dikutip oleh Mangkunegara (2003 : 51)
Merumuskan prinsip- prinsip perencanaan pelatihan dan pengembangan
sebagai berikut:1. Materi harus diberikan secara sistematis dan berdasarkan
tahapan-tahapan.2. Tahapan-tahapan tersebut harus disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai.3. penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan
respon yang berhubungan denganserangkaian materi pelajaran.4. Adanya
penguat (reinforcement) guna membangkitkan respon yang positif dari
peserta.5.Menggunakan konsep pembentukan (shaping) perilaku.” Prinsip-
prinsip umum pelaksanaan pelatihan yang efektif menurut Semito (1996 : 115)
mengatakan bahwa pelatihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip antara lain :
a. Sasaran pelatihan
b. Latihan
c. Bahan-bahan latihan
d. Metode-metode latihan
e. Peserta

Uraian di atas dapat menjelaskan beberapa prinsip pelatihan yang


efektif, yaitu :

a. Pelaksanaan pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas, yang bisa


diuraikan dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur, mengapa
demikian. Jika sasaran pelatihan itutidak jelas maka tidak akan diketahui
efektifitas dari pelatihan itu sendiri.
b. Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metode
tertentusehingga peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlukansesuai dengan sasaran yang ditetapkan
perusahaan.
c. Bahan pelatihan yang sesuai dan jelas, disusun berdasarkan sasaran
pelatihan
d. Setelah bahan pelatihan ditentukan, maka berikutnya menyusun metode
pelatihan yangtepat. Apabila metode pelatihan tidak tepat maka sasaran
pelatihan juga tidak akan dicapai.
e. Peserta adalah komponen yang cukup penting dalam pelaksanaan
pelatihan, sebab berhasilnya suatu program tergantung pada pesertanya
KESIMPULAN

Manajemen diklat adalah upaya yang sistematis dan terencana dalam


mengoptimalkan seluruh komponen diklat untuk mencapai tujuan program
secara efektif dan efisiensi. Manajemen Pelatihan dapat diartikan sebagai
pengelolaan pelatihan yang mencakup perencanaan pelatihan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasinya.
Secara umum pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan
mereka, terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan
kepemimpinan atau manajerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Diklat menyebutkan manfaat-
manfaat yang diperoleh dari diadakannya pendidikan dan pelatihan (Diklat)
yaitu: Meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, Mengurangi waktu
belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar-standar kinerja yang
ditentukan, Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan,dan Memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya
manusia, Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja, Membantu karyawan
dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Sasaran utama yang berinteraksi langsung dalam pendidikan dan
pelatihan dengan berbagai komponen lainnya, seperti peserta pelatihan,
kurikulum, metode, media, waktu, proses pembelajaran, lingkungan, dan lain
sebagainya adalah pelatih/fasilitator yang memiliki kompetensi, baik dari sisi
substansi maupun metodologi pelatihan. Manajemen lembaga kepelatihan
memiliki tujuh macam sasaran penting. Ke-tujuh objek yang menjadi sasaran
penting tersebut yaitu men, machines,methods, materials, markets, dan milieu.
Diklat dalam dunia pendidikan yang diikuti para guru ada bermacam-
macam tipe. Diklat yang dilaksanakan ada 3 tipe, yaitu diklat penyegaran,
diklat peningkatan kualifikasi dan diklat penjenjangan.
a. Diklat penyegaran
b. Diklat peningkatan kualifikasi
c. Diklat penjenjangan
Di lingkungan Kementerian Agama, dalam rangka peningkatan sumber
daya manusia (SDM), ditempuh melalui beberapa model pendidikan dan
pelatihan yaitu: diklat tatap muka, diklat di tempat kerja, diklat jarak jauh,
pemberdayaan forum KKG dan diklat kerja sama dengan lembaga lainnya.
Prinsip-prinsip pelatihan, yaitu :
a. Individual Difference

b. Relation to Job analysis


c. Motivation
d. Active Participation
e. Selection of Trains
f. Selection of Trainer
g. Trainer Training
h. Training method
i. Principles of Learning

Anda mungkin juga menyukai