NIM : 201810110311514
Kelas/Semester : K/3
RANGKUMAN MATERI
A. Pelanggaran Ham
Menurut Pasal 1 ayat (6) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
dinyatakan bahwa Pelanggaran HAM adalah “Setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik sengaja maupun tidak disengaja, atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang ini dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku”
Berikut ini adalah tabel unsur-unsur dari pelanggaran HAM,
Dari skema Tanggung Jawab Negara dalam HAM diatas, pihak negara adalah pemangku
kewajiban, sedangkan individu (warga negara) adalah pemangku hak. Negara tidak
mempunyai hak, karena hak asasi hanya diberikan kepada individu-individu. Apabila
negara tidak melaksanakan kewajibannya maka negara telah melakukan pelanggaran
HAM.
Pelanggaran HAM yang dilakukan Negara atas tanggung jawab yang diembannya terbagi
dalam,
a. By Commission (intervensi).
b. By Omission (pembiaran).
Pelanggaran Negara karena pembiaran, terjadi ketika Negara tidak melakukan suatu
tindakan atau gagal dalam melakukan tindakan yang diperlukan untuk
melaksanakan kewajibannya.
Pelanggaran HAM tidak hanya dalam bentuk tindakan langsung seperti kekerasan,
penganiayaan, pembatasan hak, diskriminasi atau hukuman sewenang-wenang.
Pelanggaran HAM juga dapat dalam bentuk aturan hukum atau kebijakan yang secara
substansi mengandung unsur-unsur mengurangi, menghalangi, membatasi, atau
mencabut hak asasi manusia.
Jika Negara tidak mau atau tidak beritikad baik (unwilling) untuk memenuhi kewajiban
dan tanggung jawabnya tersebut maka Negara telah melakukan pelangaran HAM. Di
sisi yang lain, individu dapat dinyatakan melanggar HAM namun penyelesaiannya
menggunakan mekanisme hukum yang berlaku baik pidana maupun perdata.
B. Pelanggaran Hukum
Adalah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau hukum yang
berlaku baik hukum nasional maupun hukum di tingkat daerah (perda misalnya).
Dalam konteks hukum di Indonesia, HAM dijamin, diatur, dilindungi, dan
dituangkan ke dalam peraturan perundangan atau hukum positif yang berlaku di
Indonesia.
Seluruh hak asasi manusia warga negara Indonesia telah diatur dan dilindungi dalam
UUD 1945 sebagai konstitusi negara serta dalam peraturan per-uu yang lebih spesifik,
yakni dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Langkah pemerintah selanjutnya dalam memberikan jaminan perlindungan dan
pemenuhan hak asasi manusia adalah dengan menyusun peraturan-peraturan-
perundangan yang lebih bersifat teknis implementatif untuk melaksanakan hak-hak
sebagaimana yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 tersebut.
Misal: pelaksanaan hak atas pendidikan diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
pelaksanaan hak atas kesehatan diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
Dengan demikian, pelanggaran hukum atas ketentuan yang telah diatur dalam peraturan
perundangan pada hakekatnya adalah pelanggaran hak asasi manusia.
Penjelasan :
a. Litigasi atau proses hukum
Penyelesaian melalui litigasi adalah penyelesaian pelanggaran HAM yang diatur
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, di mana kasus-kasus
pelanggaran HAM tersebut melalui proses penyidikan, penuntutan dan persidangan
di pengadilan.
Pada proses ini untuk menyelesaikan suatu kasus digunakan KUHAP, KUHAPer,
dan HATUN, yang dimana kasus-kasus diajukan melalui gugatan para korban dan
diselesaikan dalam proses persidangan di pengadilan. Khusus untuk HATUN untuk
pelanggaran HAM dalam bentuk keputusan aparatur Negara.
b. Judicial Review
Judicial review dilakukan dalam rangka meninjau hembali peraturan- peraturan
perundangan yang ada. Judicial review melalui Mahkamah Agung jika yang
diajukan adalah peraturan perundang-undangan dibawah UU, sedangkan melalui
Mahkamah Konstitusi jika yang diajukan adalah Undang-Undang.
c. Non Litigasi
Sedangkan penyelesaian pelanggaran HAM melalui non litigasi atau diluar proses
persidangan dapat dilakukan dalam bentuk :
Arbitrase;
Mediasi;
Pelaporan
Komnas HAM dalam skema tersebut berdasarkan UU No. 39 Tah un 1999 tentang
HAM memiliki fungsi melakukan monitoring, pengawasan atau pemantauan terhadap
proses penyelesaian pelanggaran HAM baik yang dilakukan melalui litigasi maupun
judicial review. Selain itu, Komnas HAM juga menjalankan fungsi penyelidikan atas
pelanggaran HAM yang berat yang hasil penyelidikannya diserahkan pada kejaksaan
agung. Fungsi ini didasa rkan pada UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Tanggung jawab Negara tersebut didasarkan pada hukum kebiasaan internasional yang
dikeluarkan PBB dalam bentuk Prinsip-prinsip Dasar dan Acuan bagi Hak Pemulihan
dan Pengembalian bagi Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Pelanggaran
Serius atas Hukum Kemanusiaan Internasional.