Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia dan
minimum.1
tidak direncanakan.
32
Pelanggaran HAM berat juga memiliki unsur menimbulkan akibat
yang meluas atau widespread. Hal ini biasanya mengarah kepada jumlah
korban yang sangat berat dan kerusakan serius secara luas yang
cara untuk menciptakan situasi untuk hidup, hak atas integrasi pribadi
keseluruhan atau satu atau lebih dari sektor-sektor dari penduduk suatu
diancam.3
pada saat ini belum dirumuskan secara jelas baik didalam resolusi,
annggota-anggota kelompok.
sebagiannya.
lain.
35
a. Pembuhan
b. Pemusnahan
c. Perbudakan
f. Penyiksaan
agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara
ordinary crima berdasrkan dua alasan, yaitu pola tindak pidana yang
sebagai kejahatan tersebut baru bisa diadili jika kekuasaan itu runtuh
kebiasaan internasional.5
yang baku, baik dari instrumen hukum HAM internasional dan nasional,
a. Asas kemanusiaan
dapat
b. Asas Legalitas
c. Asas Equalitas
d. Asas Sosio-Kultural
crime” dan berdampak secara luas baik pada tingkat nasional maupun
masyarakat indonesia7.
International Criminal Court. Oleh karena itu berbagai logika dan spirit
7 R. Wiyono, Pengadilan Hak Asasi Manusia, Kencana, Jakarta, 2006, hlm 170.
8 Ibid
40
hak asasi manusia yang dilanggar9. Sesuai Statuta Roma yang menjadi
yurisdiksi mahkamah itu adalah tindak yang bersumber pada HAM yaitu:
a. Kejahatan Genosida
dengan cara:
1) Membunuh
2) Mengakibatkan penderitaan atau mental terhadap
fisik anggota-anggota
kelompok
kelompok lain
1998 Pasal 6.
1) Pembunuhan
2) Pemusnahan
3) Perbudakan
6) Penyiksaan
anak-anak.
c. Kejahatan Perang
Konvensi Jenewa:
percobaan biologis
45
8) Menyandera
d. Kejahatan Agresi
dan unsur subjektif. Unsur objektif (criminal, act, actus reus) yang
terdiri atas10:
organisasi tersebut.
dan pelanggaran atas hal itu telah diakui sebagai kejahatan terhadap
pelapor.
secara resmi berdiri dengan memiliki tugas dan fungsi pokoknya adalah
Secara garis besar bentuk perlindungan yang diberikan oleh LPSK adalah
Perlindungan Saksi dan Korban dipimpin secara kolektif oleh para anggota
untuk mencapai pelaksanaan tugas dan fungsinya, telah ditetapkan visi dan
misi LPSK.
lembaga yaitu:
Indonesia.
Saksi dan Korban yang merupakan rumusan empat peran LPSK dalam
kewenangannya yakni:
dijalankan. Yakni:
menjerat.
berakhir.
5) Saksi dan atau korban akan diberitahukan dalam
hal
terpidana dibebaskan.
yang besar.
340 permohonan di Tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebanyak 655
permohonan.
Negara.
13 Supriyadi Widodo dkk, Sanksi dalam Ancaman; dokumentasi Kasus, ELSAM, 2004
34
Pasal 12 UU No 13 Tahun 2006.
56
daerah lainnya jika hal tersebut sesuai dengan kebutuhan dari LPSK.34
lembaga perwakilan adalah pilihan yang tepat karena dari segi geografis
terhadap saksi yang terjadi selama ini justru paling banyak di luar
perwakilannya.
akan memberikan implikasi atas sumberdaya yang besar pula, baik dari
14 Model-model kewenangan seperti ini ada dalam UU Perlindungan Saksi di
Afrika Selatan, UU Perlindungan Saksi di Quensland, Perlindungan Saksi di Kanada,
Perlindungan Saksi di Amerika Serikat, di Jerman dll.
57
manusianya.
administrasi dan lain sebagainya. Selain itu perlu dibuat sebuah standar
dan Korban
tugas dan kewenangan dari LPSK tersebut lebih lanjut, perumus undang-
Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban seperti
Korban, yaitu:
Korban.
yang berat; dan hak atas restitusi atau ganti kerugian yang menjadi
bertanggung jawab kepada Presiden. Implikasi atas hal ini maka presiden
dari LPSK dan oleh karena itu pula maka presiden harus memfasilitasi
lembaga ini sesuai dengan mandat dan tugasnya. Jangan sampai lembaga
ini dibiarkan menjadi lembaga yang dikucilkan dan tak terdukung oleh
Presiden.
sekali dalam 1 (satu) tahun. Penugasan ini adalah sebagai fungsi kontrol
isi dan format seperti apa yang harus dilaporkan kepada DPR maupun
Saksi dan Korban sebagai lembaga yang mandiri dan bertanggung jawab
c. Masalah kelembagaan
daripada LPSK.
1. Definisi Korban
secara pandangn.
perorang, tetapi juga bisa badan hukum. Bahkan pada kejahaan tertentu,
secara luas dan sempit. Dalam pengettian luas korban diartikan sebagai
diartikan sebagai victim of crime yaitu korban kejahatan yang diatur dalam
menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang
primair)
neglected by the state while it soends immense resources to hunt down and
punish the offender who responsible for that pain and suffering”20
punishable act (not only criminal act but also other punishable act as
the Basic Principles of Justice for Victims of Crime and Abuse of Power,
dilihat bahwa korban pada dasarnya tidak hanya orang perorangan atau
No. 20/34 Tahun 1985, meliputi: kerugian fisik atau mental (phsycal ar
korban kejahatan itu sendiri dan korban kejahatan yang bersifat tidak
masyarakat maupun masyarakat luas, selain ittu kerugian korban juga dapat
bersifat materiil yang lazimnya dinilai dengan uang dan yang bersifat
immateriil yakni perasaan takut, sakit, sedih, kejutan psikis dan lain
sebagainya.
sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang memerlukan
2. Tipologi Korban
penanggulangan kejahatan,
pemicu kejahatan,
dirinya sendiri.
68
masing-masing, yaitu:
d. The lonesome and heartbroken, who are susceptible to theft and fraud,
f. The blocked and fighting, who are unable to take normal defensive
measures.25
pelaku dan menjadi korban karena memang potensial, untuk itu dari
pelaku.
langsunng yaitu korban kejahatan itu sendiri dan tidak langsung (korban
badan hukum,
korban dapat bersifat materiil yang dapat dinilai dengan uang dan
sebagainya.29
Adapun hak-hak korban menurut Van Boven adalah hak untuk tahu, hak
atas keadilan dan hak atas reparasi (pemulihan). Hak atas pemulihan yaitu
hak yang menunjuk kepada semua tipe pemulhan baik materiil maupun
non materiil bagi para korban pelanggaran hak asasi manusia. Hak-hak
manusia.30
dapat dibedakan dalam dua kategori besar, yaitu terlibat dalam penuntutan
terhadap pelaku, dan korban meminta kompensasi atau restitusi. Dalam hal
Disini hak korban terlihat kuat sekali, dia dapat “memberi wewenang” atau
sistem peradilan pidana. Masih dalam kaitan ini adalah juga hak korban
peradilan (hak ini terdapat dalam KUHAP). Dalam kategori kedua adalah
negara (pemerintahan).32
tahu (rights to know), hak atas keadilan (rights to justice), dan hak atas
korban berupa34:
4. Peranan Korban
adalah partisipasi utama, meskipun pada sisi lain dikenal pula kejahatan
korban dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu, baik langsung atau
korban36.
kejahatan adalah:
pengaruh bagi diri korban serta pihaknya, pihak lain dan lingkungnya.
bertanggunngjawab.37
sendiri tidak dapat melakukan suatu tindakan, tidak berkemauan atau rela
untuk menjadi korban. Situasi dan kondisi yang ada pada dirinyalah yang
karena kerap kali antara pihak pelaku dan pihak korban tidak dapat
sikap dan tindakannya. Dalam hal ini, antar pihak korban dan pelaku tidak
kesempatan kepada orang lain untuk mengambilnya tanpa izin. Bisa juga
Dapat pula karena korban berada di daerah rawan atau bertugas di bidang
b. Korban secara sadar atau tidak sadar telah melakukan sesuatu yang
Anak-anak, orang tua, orang yang secara cacat mental, orang miskin,
menjadi korban. Korban dalam hal ini tidak dapat disalahkan tetapi
Antara pihak korban dan pelaku mungkin udah pernah ada hubungan
Dalam hubungan ini situasi dan kondisi pihak korban serta pihak
antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi. Pelaku dan korban
sengaja atau tidak sengaja berkaitan dengan situasi dan kondisi masing-
hubungan fungsional68.
Barda Nawawi Arif, dalam hukum pidana positif yang berlaku pada saat
hukum seseorang).
pasal 34 ayat (1) yang menyebutkan setiap korban dan saksi dalam
pelanggaran HAM berat berhak atas perlindungan fisik dan mental dari
a. Setiap korban dan saksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia berat
cuma-cuma.
Peraturan Pemerintah.
meliputi:
a. Bahwa salah satu alat bukti yang sah dalam proses peradilan pidana
tentang tidak pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana sering
pihak tertentu;
peradilan pidana.
memadai tidak seaja merupakan isu nasional, tetapi juga internasional, oleh
81
rekomendasinya disebutkan:
pelaku kejahatan
(offender-centered);
berikut47:
Ketiga, perlindungan orban yang bisa dikaitkan dengan salah satu tujuan
terkandung pula beberapa asas hukum yang memerlukan perhatian. Hal ini
sebagai berikut50:
a. Asas Manfaat
b. Asas Keadilan
kejahatan tidak bersifat mutlak karena hal ini dibatasi pula oleh rasa
c. Asas Keseimbangan
Asas ini dapat memberikan dasar pijakan hukum yang kuat bagi
b. Memberikan dorongan dan motivasi kepada korban agar tidak takut dalam