MODEL ADDIE
PROPOSAL
OLEH:
ELFRIDA SURYANI
NPM : 19103022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
ditakuti oleh peserta didik, hal tersebut disebabkan karena mereka mengalami
bahwa matematika itu penting, namun sebagian dari peserta didik masih
matematika bersifat abstrak. Karena sifat abstrak tersebut pada akhirnya banyak
peserta didik yang kurang tertarik terhadap matematika (Rahmayani & Amalia
2020). Lebih lanjut, Santi & Kurnia (2019) mengatakan guru juga mengalami
gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat
langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para
peserta didik.
Sebagai salah satu ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ofori et al., 2020). Oleh
karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai baik oleh siswa,
Dalam hal ini, saat guru mengajar harus sesuai dengan konsep matematika. Salah
satu konsep prasarat yang utama dalam mata pelajaran matematika adalah operasi
hitung dasar yang terdiri dari operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
Wahyuningtyas & Shinta, (2017) menyebutkan bahwa salah satu penyebab siswa
pada ketercapaian target materi menurut kurikulum atau buku ajar yang dipakai
sebagai buku wajib, bukan pada pemahaman materi yang dipelajari (Surya et al.,
2020; Yusnaldi et al., 2021). Hal ini mengakibatkan siswa cenderung hanya
(Darmani et al.,2020; Renaldie al., 2018; Radillah et al., 2019; Ni’mah et al.,
karena pembelajaran didominasi oleh guru dari awal sampai selesainya proses
pembelajaran.
Hal ini juga dialami penulis saat magang I dan magang II, di sekolah dasar
kegiatan belajar siswa yang banyak ditemui sampai saat ini hanyalah kegiatan
menggunakan buku paket tentunya pemahaman siswa kurang aktif dalam belajar
matematika operasi hitung bilangan pecahan. Di sekolah dasar bahan ajar yang
digunakan hanya berisi antara lain 1) hanya berisi rangkuman; 2) berisi soal-soal
kreatif peserta didik hal ini ditemukan oleh (Maulida et al., 2022).
mendukung kompetensi yang hendak dicapai peserta didik, memiliki uraian yang
sistematis, tes yang terstandar serta strategi pembelajaran yang cocok bagi peserta
didik (Yanala et al., 2021). Hal ini, agar guru memiliki banyak waktu untuk
membimbing siswa daam memahami suatu topik pembelajaran dan metode yang
digunakan lebih variatif dan interaktif karena guru tidak cendrung berceramah.
Sedangkan bagi siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri dan
menggunakan model ADDIE. Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar
pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik
menguasai atau memahami tujuan belajar yang spesifik (Rachman, 2018). Modul
ini berisi aktivitas dengan membuat keterkaitan yang makna, penyajian masalah
layanan secara individu melalui cek pemahaman, dan penelitian mandiri. Modul
yang disusun dalam penelitian ini yaitu modul pembelajaran bilangan pecahan
untuk kelas VI. Materi yang diberikan yaitu penanaman konsep operasi hitung
bilangan pecahan (Febriana & Putri 2022). Materi ini menjadi salah satu dasar
2020).
terdapat lima tahap rencana untuk mengembang satu produk, yaitu analysis
(menganalisis), desain (merancang), development (mengembang), implementation
suatu konsep untuk mengembangkan suatu produk berupa modul ajar. Konsep
kerangka kerja dalam situasi rumit, sangat tepat untuk mengembangkan produk
pembelajaran seperti LKS sehinga diperlukan media atau bahan ajar lain
sebagai pendamping.
d. Minimnya bahan ajar yang tersedia, seperti bahan ajar berupa modul
matematika.
Berdasarkan uraian rumusan maslah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
1. Indikator pembelajaran
2. Sintaks pembelajaran
3. Tujuan pembelajaran
4. Instrument penilaian
5. LKPD
6. Materi ajar
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis modul ajar ini memberikan manfaat bagi dunia Pendidikan
Matematika.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah
belajar secara mandiri bagi peserta didik dan sebagai bahan untuk
2. Bagi guru
Modul ajar yang dikembangkan sebagai salah satu sumber belajar peserta
Selain itu, modul ini juga dapat melengkapi dan memfasilitasi siswa
didik. Namun pengembangan modul ajar ini memiliki keterbatasan hanya sampai
pada tahap evaluasi dan pengembangan. Cakupan materi dalam modul ajar ini
hanya pada muatan Matematika pada materi tentang operasi hitung bilangan bulat
di sekolah dasar.
BAB 2
LANDASAN TEORI
struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Hal ini berarti
Darmawan, 2022).
hitung menghitung dan bukan hanya hapalan, tetapi cakupannya jauh lebih
sebuah kompetensi.
abstrak dalam matematika. Serta membahas tentang masalah pada angka yang
terdapat pada materi bilangan pecahan yang sulit untk dimengerti oleh peserta
didik.
sebagai berikut :
sehari-hari
matematika
pertama.
pembelajaran yaitu :
menemukan solusi,
mampu memecahkan masalah melalui proses berpikir yang kritis, logis, dan
bahwa tujuan matematika adalah untuk untuk melatih berpikir siswa dalam
menggunkan penalaran pada pola dan sifat pada matematika serta memahami
logis, kritis, cermat, kretif dan disiplin. Mempersiapkan siswa agar mampu
melalui diagram, simbol matematika, dan tabel untuk memahami situasi atau
1) Bilangan
3) Pengolahan data
tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah untuk ruang lingkup materi
1) Bilangan
Bilangan cacah, bulat, prima, pecahan, kelipatan dan faktor, pangkat dan
akar sederhana
panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, dan debit, letak dan
3) Statistika
kehidupan sehari-hari.
tentang bilangan real, bilangan rasional, bilangan asli dan bilangan pecahan
a. Modul Ajar
1) Pengertian Modul
Menurut Harahap & Fauzi (2018), modul merupakan salah satu bahan
didesain secara utuh untuk membantu peserta didik menguasai materi belajar
bahan ajar yang disusun secara sistematis menggunakan bahasa yang mudah
dipahami peserta didik, agar bisa belajar mandiri dengan bimbingan atau
bantuan minimal dari guru. Modul adalah bentuk dari bahan ajar cetak yang
dimanfaatkan untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Modul ajar sangat penting dalam proses pembelajaran bagi guru dan
siswa (Maulinda, 2022). Lebih lanjut Sungkono (2022) dengan modul siswa
peserta didik, hal ini sejalan dengan pendapat Alfiansyah & Hakiky (2021).
modul merupakan salah satu bahan ajar yang didesain secara utuh untuk
peserta didik.
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang
5. Penyajian yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi
masing siswa.
kepada siswa.
matematis siswa.
2) Modul ajar dapat membuat peserta didik lebih tertarik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
beberapa siswa.
Selanjutnya, adapun kelemahan modul ajar yang ditemukan oleh
modul, diantaranya:
penyusunnya.
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada
khususnya.
1) Bahan ajar modul digital ini dapat diakses hanya menggunakan laptop
dan komputer,
2) Modul digital ini berbentuk soft file tetapi belum sampai pada
motivasi siswa dan guru sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan
adalah memerlukan waktu yang sangat panjang atau lama. Dalam hal ini
juga modul ajar terdapat gambar atau karakter yang kurang tepat disiplin
belajar serta kurang matang untuk siswa. Modul ini juga hanya
menggunkan laptop dan komputer yang berbetuk soft file dan tidak semua
b. Model ADDIE
1. Pengertian ADDIE
Model ADDIE adalah salah satu model yang menjadi pedoman dalam
menyatakan bahwa ADDIE adalah model yang mudah untuk digunakan dan
1) Tahap Analyse
2) Tahap Design
3) Tahap Development
acuan, (2) pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan, dan (3)
4. Tahap Implementaion
Validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi. 2) Simulasi yaitu
dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut (uji coba
(Sugiharni, 2018).
5. Tahap Evaluation
1) Analisis (Analysis)
Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu : analisis kinerja atau
2) Perencanaan (design)
dan logika.
3) Pengembangan (Development)
4) Implementasi (Implementation)
kelas. Desain yang peneliti gunakan yaitu desain one-shot case study.
posttestonly design.
5) Evaluasi (Evaluation)
1) Analisis (Analyze)
akan dikembangkan, dimana tahap analisis ini terdiri dari dua tahap, yaitu
analysis).
2) Perancangan (Design)
dan pemilihan bahan ajar. Fase desain harus sistematis dan spesifik
3) Pengembangan (Development)
4) Penerapan (Implementation)
Fase ini akan di jalankan program yang sudah di siapkan guna melihat
sistem maupun instruktur sudah siap di gunakan, data yang di dapat akan
5) Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
Evaluation formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka
1) Analysis
baru.
2) Design
hasil belajar.
3) Development
4) Implementation
5) Evaluation
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.
keberhasilan proses belajar siswa. Setiap siswa memiliki cara khas saat
kognitif.
sehari-hari.
atau membaca.
pameran.
penyelesaian siswa.
siswa.
Based Learning dapat disimpulkan bahwa tiga unsur yang esensial dalam
siap. Siswa juga harus sudah memahami prosesnya, dan telah membentuk
sebagai berikut:
solusi.
Fase 4 Guru membantu siswa dalam
penerapan konsep yang mereka dapat dan konsep yang sudah mereka
kegiatan pemecahan masalah yang siswa pilih. Guru juga harus membimbing
pengetahuan baru.
sebagai berikut :
sebagai berikut:
situasi nyata.
aktivitas belajar.
(Auditory).
3) Melatih siswa untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari
(Repetition).
1) Ketika peserta didik tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit dipecahkan, mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
3) Tanpa adanya pemahaman dari masalah yang dipelajari maka peserta didik
sebagai berikut :
1) Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2) Membutuhkan banyak waktu dan dana; dan tidak semua mata pelajaran dapat
3) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
untuk mencoba.
problem based learning diatas adalah Kelebihan dari model PBL adalah
membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan diluar
dan ilmiah serta melatih siswa berpikir ktiris, analisis, kreatif dan menyeluruh
permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa, selain itu juga model
dapat diatasi.
a. Pengertian pemahaman
Menurut Laila & Rahmat (2018), pemahaman berasal dari kata paham
yang berarti pengertian, pendapat atau pikiran, aliran atau haluan pandangan,
mengerti benar atau tahu benar, pandai dan mengerti benar (tentang suatu
hal). Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,
dipilihnya sendiri.
perhitungan. Selain itu Laila & Rahmat (2018), pemahaman yaitu kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan
yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu
bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang
lain.
menerjemahkan sesuatu sesuai dengan pilihan sendiri untuk bawa kedunia nyata.
pemahaman peserta didik yaitu sebagai berikut: faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal ialah faktor yang berhubungan erat dengan segala
berasal dari luar individu, baik berupa lingkungan fisik maupun lingkungan
didik ada dua faktor, yaitu (1) faktor dalam diri sendiri (intern) meliputi
serta kebiasaan siswa. (2) faktor dari luar siswa (eksternal), diantaranya
pemahaman peserta didik dapat di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
Internal dan faktor eksternal. Faktor internal besar pengaruhnya terjadi dalam diri
sekolah.
relavan debgan penelitian yang sedang dilaksanakan saat ini. Berikut di bawah
hasil skor kualitas sebanyak 3.43, ahli media diperoleh hasil skor kualitas
pendidik skala kecil dengan skor kualitas 3.79 dan respon pendidik skala
besar dengan skor kualitas 3.45 dinyatakan dalam kriteria sangat menarik
hasil penelitian maka disimpulkan bahwa modul ajar pada materi pecahan
hasil validasi, didapat data dari para ahli skor rata-rata presentase ahli
materi 86,7% dikategorikan sangat layak, skor ahli bahasa sebesar 83,8%
membuat bahan ajar berupa Modul ajar pada mata pelajaran matematika
ADDIE.
analisis data hasil validasi dan uji coba diperoleh bahwa pengembangan
ADDIE.
2021”. hasil analisis data hasil validasi dan uji coba diperoleh bahwa
dari ahli materi adalah 78,5% dalam kategori “valid”, nilai dari ahli desain
adalah 91,6% dalam kategori “sangat valid”, nilai dari ahli bahasa adalah
90% dalam kategori “sangat valid” dan nilai dari guru kelas sebesar 85%
dengan kategori “sangat valid”. Hasil respon siswa setelah dilakukan uji
dalam tiga tahap uji coba diperoleh skor rata-rata 89% dengan kategori
“sangat baik”. Dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa bahan ajar
model ADDIE.
tersebut yaitu ketersediaan bahan ajar yang masih terbatas, materi ini
dianggap menjadi materi yang sulit dipahami karna sifatnya yang abstrak
dan tidak dapat di lihat secara langsung proses yang terjadi pada materi
bilangan pecahan. Oleh karena itu, perlu disediakan bahan ajar berupa
modul.