PROPOSAL
RUSLIYANA TIDORE
NPM : 03081811037
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun ucapkan, atas berkat Rahmat dan Hidayah
dari ALLAH SWT. Yang maha luas Ilmu-Nya, serta kesehatan dan kesempatan
penelitian ini. Penyusunan hasil penelitian ini merupakan salah satu persyaratan
Bulat”.
pihak yang telah membantu penyusun hingga selesai penyusunan hasil penelitian
ini. Ucapan terimah kasih ini penyusun sampaikan kepada Bapak Dr. H In Hi.
Penyusun
Rusliyana Tidore
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................................7
C. Rumusan Masalah................................................................................................8
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap setiap materi yang diajarkan guru penting dimiliki oleh setiap siswa
komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Komponen
pembelajaran.
merupakan salah satu tujuan dari pendiikan. Namun kenyataan banyak peserta
menurun.
Berikut ini disajikan soal tes dan hasil kerja salah satu siswa saat peneliti
matematika dari soal yang diberikan, akan tetapi masih keliru dalam
Hasil pengamatan peneliti terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota
peserta didik tidur saat pembelajaran berlangsung; (3) peserta didik acuh tak
acuh dalam mendengarkan materi yang dipaparkan oleh guru; (4) peserta didik
mengerjakan tugas yang lain pada saat pembelajaran berlangsung; (5) peserta
didik sering menyontek tugas temannya; (6) peserta didik sering bercerita
dengan tugas yang diberikan, dan (8) peserta didik sering rebut didalam kelas.
masih merupakan ilmu pengetahuan yang dianggap sulit oleh peserta karena
bilangan bulat. Pernyataan ini dibuktikan dengan data yang diperoleh peneliti
tes studi pendahuluan matematika pada materi operasi bilangan bulat di SMP
Negeri 4 Kota Ternate khususnya kelas VII. Hasil studi tersebut sebagaiman
terlampir, rangkumannya.
Tabel 1.
Daftar nilai matematika siswa kelas VII melalui tes studi pendahuluan
Data nilai matematika siswa kelas VII pada materi operasi bilangan bulat
belajar dan 3 siswa (15% ¿Sudah mencapai ketuntasan. Hasil tes pendahuluan
sehingga perolehan nilai dari hasil tes ulangan harian matematika pada materi
operasi bilangan bulat bahwa skor nilai ≥ 75 baru dicapai 3 siswa dari 20
siswa.
dicapai siswa sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan guru. Hal ini
dapat terjadi karena metode pembelajaran yang sering diperoleh siswa adalah
pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang
di pelajari.
tanpa adanya proses yang bermakna yang melibatkan siswa untuk pengalaman
dalam belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil akademik yang
nyata siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru
diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau berpendapat
kepada guru.
oleh peneliti yang akan berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar
untuk dipelajari.
C. Rumusan Masalah
pertanyaan berikut:
Negeri 4 Kota Ternate pada materi operasi bilangan bulat dalam penerapan
kelas VII SMP Negeri 4 Kota Ternate pada materi operasi bilangan bulat
ingin dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam
VII SMP Negeri 4 Kota Ternate pada materi operasi bilangan bulat
E. Manfaat Penelitian
sehari-hari.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis betapa
pentingnya seorang pelajar harus lebih aktif, kreatif dan inovatif
dalam melakukan tela’ah terhadapat setiap pembelajaran yang
sedang di laksanakan.
b. Meningkatkan konsep pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
c. Menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi bagi penelitian
lanjutan, terutama penelitian tentang meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan dapat:
a. Dijadikan sebagai salah satu referensi bidang pendidikan keguruan
khususnya mengenai tingkat motivasi dan interaksi belajar
terhadap motrivasi belajar matematika peserta didik.
b. Bermanfaat sebagai pedoman para guru, khususnya dilingkungan
sekolah SMP Negeri 4 Kota Ternate mengenai pentingnya model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa.
c. Dijadikan sebagai bahan wawasan bagi penulis sebagai calon guru,
tentang hubungan kemampuan pemahaman matematis siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada materi operasi bilangan bulat.
d. Dijadikan sebagai pertimbangan ataupun acuan bagi penelitian
sejenis selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pemahaman Matematis
Menurut Bell (Sakti, 2014: 58) konsep adalah suatu ide abstrak yang dapat
kalimat yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, mengataka
dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks dan
suatu konsep, hal itu menunjukan bahwa siswa telah memahami prinsip
sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa.
algoritmik saja.
rutin/algoritmik.
kepada peserta didik bukan bukan sebagai hafalan tetapi bagaimana materi
konsep secara jelas serta mampu menerapkan konsep tersebut pada situasi
(Bani, 2011:43).
matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Heny Irawanti (Bani, 2011: 46)
kognitif yaitu mengubah dari satu bentuk matematis ke bentuk matematis lain,
Heny Irawanti (Bani, 2011: 46) menyebutkan bahwa tujuan mata pelajaran
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
lingkaran. Masalah ini termasuk dalam golongan rendah (knowing how to,
dan tinggi diketahui mereka bisa langsung menghitung dan jika hanya
diketahui keliling dan luas maka masalah tersebut tergolong tingkat tinggi
golongan rendah. Siswa tentunya harus memahami dari hal-hal yang kecil
adanya suatu proses pembelajaran yang bisa membuat siswa paham akan
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah,
NCTM (Sakti, 2014: 57) dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam :
konsepnya
tertentu.
(2) memahami, dan (3) menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan ide
siswa untuk dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu
materi.
diatas diperjelas oleh Jones dkk, (Yamin, 2013: 620) PBL adalah model
siswa yntuk belajar. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan
untuk membedakan model yang satu dengan model yang lain. PBL
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada.
PBL yaitu:
berikut.
PBL.
belajar.
belajar.
dari apa yang mereka pelajari. Yamin (2013: 63-64) menyatakan bahwa
ilmiah (Sanjaya, 2013: 21). Sedangkan Ibrahim dan Nur (Rusman, 2014:
242) mengemukakan tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a)
mereka dalam pengalaman nyata, dan (c) menjadi para siswa yang otonom
atau mandiri.
nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang
mereka pelajari.
nayata.
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang
mereka pelajari.
masalah.
pemecahan masalah.
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulisa Dewi pada tahun 2013
data, diperoleh data-data indeks gain pada kelas Problem Based Learning
(PBL) yaitu sebesar 0,752 dan kelas konvensional sebesar 0,631. Denga
Negeri 5 Kota Ternate pada materi peregi panjang dan persegi. Penelitian
namun relevansinya dengan penelitian ini pada aspek yang diukur yaitu
model Problem Based Learning (PBL) Pada Konsep Usaha Dan Energi
diterapan model PBL. Menunjukan kategori baik dan sangat baik yang
positif atau setuju dengan penerapan model PBL pada konsep usaha dan
F. Kerangka Teoritik
yang berorentasi pada siswa, artinya dalam proses pembelajaran selain guru
aktif dalam mengajar, siswa juga dituntut untuk akif dalam belajar. Selain itu,
yang terjadi saat ini adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Sikap guru
pasif.
Sesuai dengan hasil studi awal, bahwa masalah yang ditemukan peneliti
kemampuan pemahaman matematis siswa diduga karena selam ini guru tidak
baik merupakan kunci dan prasarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan
baik. Salah satu tolak ukur bahwa siswa itu dapat mepelajari apa yang
pembelajaran);
METODE PENELITIAN
2022/2023 dengan materi operasi bilangan bulat. Berikut ini adalah jadwal
Tabel 2.
Kegiatan dan Waktu Penelitian
NO Uraian Kegiatan Waktu
1 Observasi Maret 2022
2 Penyusunan Proposal Penelitian Mei 2022
Penyususnan Istrument
3 Agustus 2022
Penelitian
4 Validasi Instrumen Penelitian Agustus 2022
5 Pengambilan Data September 2022
6 Pengolahan Data Oktober 2022
Penyusunan Laporan Hasil
7 Oktober 2022
Penenlitian
Tabel 3.
O1 X O2
Desain Penelitian One Group Protest-Postest Design
Keterangan:
O1 : Pre-test pada kelas eksperimen.
O2 :Post-test pada kelas eksperiman.
X : Perlakuan dikelas menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Siswa kelas VII SMP Negeri 4
Berikut data populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota
2. Sampel
D. Variabel Penelitian
(Sugiyono, 2015: 61). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas
1. Variabel
Learning (PBL)`
2. Variabel Terikat
variabel bebas (Sugiyono, 2017: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini
4 Kota Ternate`
digunakan instrumen berupa soal tes. Soal akan disusun oleh peneliti dengan
terkait dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. Tes dimaksud adalah tes
1. Prosedur Penelitian
2) Pengolahan data
3) Diagnosis
4) Perlakuan
Tes akhir dilakukan jika semua tahap sudah dilalui, yang bertujuan
2. Instrumen Penelitian
digunakan sebanyak 5 butir soal essay yang terdiri dari 5 butir soal tes
awal dan 5 butir soal tes akhir yang dikonsultasi dengan dosen
pembimbing. Tindakan ini dimaksud agar soal sebagai instrumen
a. Validitas Instrumen
Validitas yang digunakan pada penelitian in yaitu validitas isi. Validitas isi
diartikan sebagai kevalidan atau ketepatan suatu alat ukur dilihat dari isi alat
S.Pd., M.Si. dan Sitti Busyrah Muchsin., S.Pd. M.Pd. Setelah divalidasi dan
b. Validitas Konstruk
Validitas Konstruk menuju pada kesesuaian antara hasil alat ukur dengan
soal sebelum dan setelah perlakuan valid atau tidak maka digunakan
r xy =N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Keterangan:
r xy :Koefisien korelasi
N : Jumlah responden
NO Instrumen
Pretest Ket Posttest Ket
1 0,846 Valid 0,548 Valid
2 0,649 Valid 0,547 Valid
3 0,596 Valid 0,528 Valid
4 0,713 Valid 0,607 Valid
5 0,232 Valid 0,689 Valid
r tabel =0,361 pada df = 20 dan α =0,000
( )( ∑σi
)
2
k
r 11= 1−
k −1 σ t2
Keterangan
r 11 :reliabilitas yang dicari
σ t2 :varians total
k :banyak butir
Rumus Varians Butir Soal:
σ i =∑ X −¿¿ ¿
2 2
Reliability Statistics
.326 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.519 5
Syarat dari uji reliabilitas menggunakan SPSS 16 yaitu hasil output
dari data yang diuji yakni nilai pada tabel Alpha Cronbach’s akan dikualifikasi
dengan kriteria interpretasi reliabilitas. Berdasarkan hasil output niali Alpha
Cronbach’s yaitu 0,519 sehingga dapat disimpulkan semua butir soal Postest
reliabel pada kualifikasi sedang.
macam statistik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian yaitu statistik
1. Analisis Deskriptif
sebagai mana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
matematis siswa telah diterapkan model Problem Based Learing (PBL) digunakan
penalaran matematesndari setiap hasil tes siswa dengan rumus sebagai berikut.
tindakan yang diberikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan stelah
sebagai berikut:
mengitung presentase dari skor yang dicapai siswa dalam tindakan dapat
Tabel 8.
Pedoman Acuan Patokan Skala 5
Taraf penguasaan Kualifikasi
81 %−100 % Sangat Baik
61 %−80 % Baik
41 %−60 % Cukup
21 %−40 % Kurang
0 %−20 % Sangat Kurang
Tabel 9.
Kriteria N. Gain (g)
Interval kualifikasi
(g) > 0,70 Tinggi
0,30 < (g) ≤ 0,70 Sedang
(g) ≤ 0,30 Rendah
BAB IV
tahapan penelitian yang telah dilakukan, data yang diperoleh berupa tes awal
(pretest) dan tes akhir (postest) yang terdiri dari 5 butir soal uraian yang
promblem based learning (PBL) pada materi operasi bilangan bulat siswa
kelas VII-4 SMP Negeri 4 Kota Ternate semester ganjil tahun ajaran
kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan dan data potstest
Tabel 10.
Deksripsi Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Pada
Materi Operasi Bilangan Bulat Sebelum Dan Sesudah Penerapan
Model Problem Based Learning (PBL
Deskripsi Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Rata-Rata 33 74
Nilai minimum 20 40
Nilai maksimum 50 100
Jumlah siswa 20
50 (2) hasil dari tes akhir (posttest) diperoleh skor nilai rata-rata kelas 74, skor
Tabel 11.
Kualfikasi Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Sebelum Dan Sesudah Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
adapun hasil akhir (postest) untuk kualifikasi “Sangat baik” sebanyak 7 orang
siswa dengan persentasi 35%, kualifikasi “ Baik” sebanyak 11 siswa dengan
skor tes awal dan tes akhir siswa, untuk mengetahui peningkatan kemampuan
menggunakan uji N-Gain. Berikut hasil analisis data disajikan dalam bentuk
Tabel 12.
Peningkatan Kemampuan PemahamanMatematis Siswa
Menggunakan Rumus N-Gain
kelas VII-4 SMP Negeri 4 Kota Ternate pada materi operasi bilangan bulat
interpretasi sedang.
Berdasarkan analisis dan penyajian data di atas telah diketahui bahwa ada
tujuan yang dilakukan penelitian ini yaitu untuk dapat melihat dan
siswa setelah diterapkan mode problem based learning (PBL) adalah sangat
baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Berikut disajikan hasil posttest
siswa yakni tes sesudah model problem based learning (PBL) untuk setiap
Hasil kerja siswa soal nomor 2 untuk indikator ketiga dan empat
memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep dan menyajikan konsep
Gambar 3.
Hasil Posttest Siswa R-13 Kategori Sangat Baik
Pada gambar 3 bisa dijelaskan bahwa siswa sudah mampu
membedakan mana dengan indikator kedua dan tiga yakni memberikan contoh
dan bukan contoh dari konsep dan menyajikan konsep dalam bentuk
menunjukkan telah mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep
bilangan bulat.
Hasil kerja siswa soal nomor 3 untuk indikator kedua dan lima yaitu:
materi operasi bilangan bulat dan menggunakan syarat perlu dan syarat cukup
Gambar 4.
Hasil posttest Siswa R-15 Kategori Baik Indikator Kedua Dan lima
menurut sifat-sifat tertentu dan menggunakan syarat perlu dan syarat cukup
yang telah diketahui, tampak seperti jawaban siswa di atas sudah tepat
Gambar 5.
Hasil posttest Siswa R-17 Kategori Baik Indikator Keenam
matematika
G
ambar 6.
Hasil Posttest Siswa R-10 Untuk Soal Nomor 5 Kategori Kurang
Indikator Ketujuh
Pada gambar 6 dapat dijelaskan bahwa siswa sudah mampu
dan menyelesaikan materi operasi bilangan bulat tetapi belum lengkap dan
benar.
dan posttest 74 serta Skor N-Gain 0,611 yakni intepretasi sedang, sehingga
a. Disajikan hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal 1 indikator
Gambar 7.
Hasil Kerja Siswa R-3 Pada Pretest
Berdasarkan hasil pada Pretest siswa R-3 dapat dijelaskan bahwa
siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep operasi bilangan bulat
Gambar 8.
Hasil Kerja Siswa R-3 Pada Posttest
Pada hasil posttest siswa R-3 menunjukkan bahwa siswa sudah mampu
menyatakan ulang sebuah konsep dari operasi bilangan bulat dengan benar
dan tepat. Dari hasil pretest dan posttest siswa R-3 diatas menunjukkan bahwa
terjadi perubahan peningkatan pemahaman matematis siswa dalam
b. Hasil pretest dan posttest siswa untuk butir soal 2 indikator memberikan
contoh dan bukan contoh dari konsep dan menyajikan konsep dalam
Gambar 9.
Hasil Kerja Siswa R-8 Pada Pretest
Pada hasil pretest siswa R-8 yang tampak pada gambar 9 dapat
dijelaskan bahwa siswa R-8 sudah mampu memberikan contoh dan bukan
Gambar 10.
Hasil Kerja Siswa R-8 Pada Posttest
Hasil pada posttest siswa R-8 yang tampak pada gambar 10 dapat
dijelaskan bahwa siswa R-8 sudah mampu memberikan contoh dan bukan
memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep dan menyajikan konsep
Gambar 11
Hasil Kerja Siswa R-18 Pada Pretest
Pada gambar 11 hasil pekerjaan siswa di atas, dapat dijelaskan bahwa
mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup operasi bilangan bulat tetapi
bilangan bulat dengan benar. Pernyataan ini menunjukkan bahwa telah terjadi
Gambar 13.
Hasil Kerja Siswa R-17 Pada Pretest
e. Hasil pretest siswa R-17 pada gambar 13 dapat dijelaskan bahwa siswa
operasi bilangan bulat dengan lengkap dan benar. Pernyatan ini menunjukkan
Gambar 14.
Hasil Kerja Siswa R-14 Pada Pretest
Berdasarkan hasil pretest siswa R-14 pada gambar 14 siswa mampu
menyelesaikan materi operasi bilangan bulat tetapi belum lengkap dan tepat.
Gambar 15.
Hasil Kerja Siswa R-14 Pada Posttest
Pada hasil posttest siswa R-14 terlihat jelas bahwa siswa sudah mampu
kelas VII-4 SMP Negeri 4 Kota Ternate setelah diterapkan model problem
Berdasarkan hasil kerja siswa R3,R8,R18,R17 dan R14 pada butir soal
pretest siswa belum bisa menyelesaikan jawaban dengan benar, tetapi pada
butir soal posttest siswa sudah mampu menyelesaiakan dengan benar, maka
pemahaman matematis.
heterogen dengan tujuan agar siswa lebih aktif dalam berdiskusi mencari
solusi permasalahan. Adapun kelebihan dari model problem based learning
untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
2007).
secara kesenambungan.
Lembar kerja siswa (LKS) ke setiap kelompok. Setelah itu setiap kelompok
masalah guru bertindak sebagai fasilitator dan mengarahkan kepada siswa agar
merasa ada yang kurang dipahami dapat bertanya, pada akhir diskusi setiap
kelompok menarik kesimpulan dari hasil persentasi mereka. Dilihat dari kerja
interprestasi sedang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode Dalam Model Pembelajaran. GP Press
Group: Jakarta.