Anda di halaman 1dari 62

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA

AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD NEGERI 252/VI LANTAK SERIBU II

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)


PROGRAM STUDI S.1 PGSD/BI

NAMA : DIDIK DWI ZAMIS FIRDAUS


NIM : 856579696
POKJAR : MERANGIN
MASA REGISTRASI : 2021.2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT JAMBI
2021.2
ii
iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ……….…………………………………………… ii
LEMBAR PERNYATAAN …………………..………………………..……… iii
KATA PENGANTAR …………………..…………………………………...… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….v
DAFTAR TABEL ………..………………………………………………...…. vii
DAFTAR GRAFIK ………………………..…………………..………………viii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1


A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………. 1
1. Identifikasi Masalah ……………………………………………………3
2. Analisis Masalah ……………………………………………………… 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah …………………………. 3
B. Rumusan Masalah ………………………………………………… …….. 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran …………………… ………… 5
D. Manfaat Penelitian Hasil Perbaikan ………………………………… ……5

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………..………………………………………. 6


A. Pengertian Belajar ……………………………………………………….. 6
B. Pendekatan Pembelajaran Matematika ………………………………….. 8
C. Metode Demonstrasi …………………………………………………….. 9
D. Media Pembelajaran …………………………………………………….. 11
E. Penelitian Tindakan Kelas ……………………………………………… 12

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN ……………. 13


A. Subjek,Tempat,dan Waktu Penelitian …………………………..……… 13
B. Desain Prosedur Perbaikan pembelajaran ……………………………… 13

v
C. Teknik Analisis Data …………………………………………………… 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………..…………….…………. 22


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan pembelajaran ……….…………… 22
B. Pembahasan ……………………………………………….……………. 25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….………….. 30


A. Kesimpulan ………………………………………………….………….. 30
B. Saran ………………………………………………………….………… 30

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…..... 31

LAMPIRAN
1. Kesediaan Supervisor 2 dalam penyelanggaraan Pemantapan Kemampuan
Profesional
2. Surat Pernyataan kesediaan Pendamping
3. Format Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Tentang Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan Desimal
4. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ( RPP Perbaikan Siklus 1 )
5. Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
6. Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I
7. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran ( RPP Perbaikan Siklus 1 )
8. Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1
9. Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I
10. Jurnal Pembimbingan Supervisor 1 PKP
11. Foto Kegiatan Pembelajaran dan Pendampingan

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi pembelajaran siklus 1 ......................................................... 16


2. Lembar observasi pembelajaran siklus 2 ......................................................... 18
3. Perolehan Nilai Matematika siklus 1................................................................ 21
4. Perolehan Nilai Matematika siklus 1................................................................ 22
5. Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran siklus 1 dan Prosentase ………….. 25
6. Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran siklus 2 dan Prosentase ………….. 27

vii
DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman
1. Nilai Matematika siswa Kelas V ................................................................... 23

2. Nilai Rata-rata Matematika siswa Kelas V ..................................................... 24


3. Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran siklus 1 ………………….……….. 26
4. Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran siklus 2 ……………….………….. 28

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan pembangunan nasional diIndonesia banyak aspek yang
harus diperhatikan, diantaranya adalah aspek pendidikan. Pendidikan pada
masa sekarang sekarang ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
warga negara sehingga pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan
diharapkan akan melahirkan generasi penerus yang handal. Warga Negara
harus menyadari akan pentingnya pendidikan. Negara akan berkembang dan
kuat apabila masyarakat memiliki ilmu pengetahuan, beriman, bertaqwa serta
memiliki akhlak yang terpuji. Hal ini dapat dilihat dari dasar dan tujuan
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan bakat peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
, memiliki akhlak mulia, sehat dan berilmu serta mandiri agar menjadi manusia
yang demokratis dan bertanggung jawab. Dengan tujuan ini diharapkan
pendidikan mampu menjadi salah satu pelopor kemajuan suatu negara.
Sejalan dengan itu, H.M. Surya (2008:3.4) menjelaskan tujuan
pendidikan dasar dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Menanamkan kemampuan membaca, menulis serta berhitung.
Kemampuan ini merupakan syarat utama yang harus dipenuhi bagi
setiap orang untuk dapat hidup secara normal dalam kehidupan
masyarakat yang selalu dinamis.
2. Mentransfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna
untuk peserta didik.
3. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang SLTP.
Kegiatan ini berkaitan dengan anak kelas tinggi yaitu kelas VI Sekolah
Dasar. Dengan kompetensi yang baik maka memungkinkan anak
dapat melanjutkan kesekolah favorit.

1
2

Pendidikan dalam pelaksanaannya selama ini dikenal sebagai usaha


yang berbentuk bimbingan terhadap anak didik untuk mengantarkan anak
mencapai cita-cita tertentu dan proses perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
ialah dengan cara melalui perbaikan proses pembelajaran. Berbagai konsep dan
inovasi baru dalam pendidikan telah muncul dan berkembang seiring pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai personel yang
menduduki posisi strategis dalam rangka perekembangan sumber daya
manusia, dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru
dalam dunia pengajaran tersebut.
Mata pelajaran matematika merupakan suatu bidang study yang
berhubungan dengan berbagai operasi hitung dan memahami bentuk bangun
geometri, hal ini sangat penting untuk diberikan kepada semua siswa mulai
dari jenjang SD guna membekali siswa agar mampu berfikir logis serta dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi tersebut
diperlukan supaya peserta didik mempunyai kemampuan dalam
memanfaatkan informasi di era globalisasi ini.
Namun sebagian siswa masih menganggap bahwa pelajaran
matematika masih sulit dalam memahaminya. Agar pembelajaran
matematika yang disampaikan menjadi lebih mudah dimengerti oleh siswa,
diperlukan alat bantu pembelajaran. Pemilihan metode dan teknik
pembelajaran yang menarik juga dapat membantu penulis dan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, penulis diharuskan memiliki keahlian terhadap tugasnya,
mampu menggunakan berbagai model pendekatan pembelajaran merupakan
hal pokok yang harus dimiliki oleh guru agar siswa menjadi termotivasi
dalam belajar. Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang dikuasainya,
hal terpenting adalah seorang guru harus mampu memberikan pembelajaran
yang mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat memahami
materi dengan baik.
3

Mengatur strategi pembelajaran merupakan hal yang haru dilakukan


oleh pendidik serta menetapkan model dan metode yang tepat. Adapun yang
dimaksud dengan strategi dalam KBBI strategi merupakan suatu rencana
yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Meskipun begitu masih terdapat sekolah yang peserta didiknya belum
mencapai ketuntasan belajar seperti di SD penulis, dimana hasil belajar
menunjukan rat-rata hasil belajar matematika masih banyak di bawah
ketuntasan yang disyaratkan.
Tentang rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Matematika
tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal, setelah dilakukan
koreksi terhadap hasil tes formatif dari 20 siswa kelas lima yang mengikuti
tes, 16 siswa (80%) belum memperoleh hasil yang diharapkan. Kriteria
Ketuntasan Minimum disekolah penulis untuk mata pelajaran Matematika
yaitu 68. Belum bisa dikatakan tuntas jika nilai dibawah standar yang di
tetapkan. Hal ini tentu mendapatkan perhatian khusus agar ketuntasan belajar
dapat mencapai rata rata diatas 86. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-
langkah pembelajaran yang baik dan menarik bagi siswa.
Selain itu dalam kegiatan proses belajar mengajar terdapat beberapa
siswa yang tidak begitu memiliki kemauan untuk belajar. mereka tidak
memperhatikan penjelasan guru dan menjadikan hasil prestasi belajar
matematika anak menjadi rendah.
Refleski dilakukan penulis untuk mengetahui penyebab rendahnya
ketuntasan belajar terutama pada mata pelajaran matematika, jika tidak segera
dilakukan perbaikan pembelajaran maka akan berdampak terhadap kualitas
pembelajarann khususnya pada pelajaran matematika.
Dari latar belakang inilah penulis akan mencoba meneliti kondisi
dilapangan tersebut dengan penelitian ilmiah dengan judul “Penerapan
Metode Demonstrasi menggunakan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri
252/VI Lantak Seribu II”
4

1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari latar belakang tersebut yaitu :
1. Prestasi belajar rendah, karena siswa kurang bersemangat
mengikuti pembelajaran.
2. Siswa kurang memahami penjumlahan bilangan desimal,
sehingga kesulitan waktu mengerjakan.
3. Minat dan motivasi yang rendah untuk belajar yang ditandai
dengan sikap siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari
guru.

2. Analisis Masalah
Analisis masalah dari latar belakang tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Guru kurang memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam
menyampaikan materi
3. Metode pembelajaran belum tepat dengan materi pembelajaran
sehingga hasil belajar anak rendah

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah dalam penelitian ini
adalah pada metode/strategi pembelajaran yang digunakan guru, dimana
metode demonstrasi menggunakan media audio-visual lebih tepat dalam
pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diajukan berdasarkan latar belakang dan
identifikasi masalah di atas yaitu “Apakah metode demonstrasi
menggunakan media audio visual pembelajaran matematika tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II ?
5

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun tujuan dari perbaikan pembelajaran matematika kelas V SD Negeri
252/VI Lantak Seribu II yaitu:
1. Mendeskripsikan cara yang paling efektif dalam pembelajaran
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
3. Membangkitkan motivasi siswa dalam mata pelajaran matematika

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Adapun manfaat dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1. Bagi Siswa : mampu menimbulkan antusias siswa dalam belajar
khususnya mata pelajaran matematika.
2. Bagi Guru : Membantu penulis memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya dan mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan serta
sebagai sarana untuk menampilkan pembaharuan pembelajaran

3. Bagi sekolah : memiliki iklim pendidikan yang selalu kondisif dan


sumbangan positif terhadapkemajuan sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Belajar mengajar merupakan hal yang saling berkaitan satu sama lain
dan tidak dapat dipisahkan. Belajar menunjuk apa yang harus dilakukan dan
menerima dari proses pembelajaran tersebut.
Belajar merupakan suatu proses yang bergerak, belajar berkaitan
dengan proses merespon terhadap semua keadaan yang ada disekitar
individu. Belajar adalah proses yang diarahkan pada maksud dan tujuan
tertentu, proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar. Belajar adalah
proses melihat, mengamati,memahami sesuatu.
Menurut Syaiful Bahri dalam Ramayulis (2008:237) menjelaskan
bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, meskipun
kenyataannya perubahan tidak termasuk dalam kategori belajar.
Menurut Trianto (2011 belajar merupakan suatu perubahan pada
individu melalui pengalaman tertentu dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak ia dilahirkan

Dari uraian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa belajar


adalah proses yang integral. Ketika anak belajar semua aspek terlibat secara
aktif serta dengan lainnya saling mempengaruhi, sehingga mampu
mengantarkan siswa menjadi manusia cakap, mandiri, berwawasan luas serta
bermanfaat bagi orang lain.

1. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Hamalik (2008) Hasil belajar ialah terjadinya suatu
perubahan tingkah laku pada individu yang dapat di amati dan di ukur
bentuk

6
7

kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Perubahan ini dapat


diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
sebelumnya yang tidak dimengerti menjadi mengerti.
Menurut Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar
siswa secara menyeluruh yang menjadi indikator kemampuan dan
derajat perubahan prilaku yang yang ada pada diri sesorang.
Kemampuan yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian
rupa agar dapat dinilai sebagai bentuk hasil belajar siswa yang merujuk
pada pengalaman secara langsung.

H.M Surya (2008:8.6) mengatakan bahwa hasil belajar ditandai


adanya perubahan tingkah laku secara komprehensif. Perubahn
tingkah laku ini merupakan bagian dari hasil belajar yang meliputi
aspek tingkah laku pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan
yang mengasilkan satu atau dua aspek tingkah laku disebut sebagi
dengan belajar sebagian.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Sri Anitah (2020:2.7) mengelompokkan faktor yang
mempengaruhi hasil belajar menjadi dua kelompok yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil
belajar diantaranya adalah kecakapan, bakat, usaha,
perhatian, dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Hal yang
terpenting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan
kepada siswa yaitu bahwa belajar untuk memenuhi
kebutuhan dirinya.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik, lingkungan
sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
8

Abin Syamsudin Makmun (1995) dengan pendekatan sistem


menyampaikan tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu :
a. Faktor Input (masukan) meliputi :
1) faktor masukan dasar yang menggambarkan keadaan
individu anak dengan segala karakter fisik dan kejiwaan
yang dimilikinya.
2) Instrumentasl input masukan instrumental, meliputi:
penulis, kurikulum, materi dan metode, sarana dan fasilitas.
3) Environmental input masukan lingkungan, meliputi :
lingkungan fisik, geografis, sosial dan lingkungan budaya.
b. Faktor proses
Adanya keterkaitan antara ketiga masukan terhadap kegiatan
belajar anak
c. Faktor output (keluaran)
Adanya perubahan tingkah laku setelah anak melakukan aktivitas
dalam pembelajarannya.

B. Pendekatan dalam Pembelajaran Matematika


Untuk menjadi siswa yang memiliki kemampuan dilevel kognitif,
afektif dan psikomotor, setiap siswa harus mengikuti proses belajar. Dalam
proses pembelajaran terdapat rangkaian pembelajaran yang saling
berhubungan dan hasil belajar tersebut mampu merubah tingkah laku siswa.
Menurut Gatot Muhsetyo (2020:1.26) Pembelajaran matematika
merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui kegiatan yang terstruktur sehingga memperoleh pengetahuan tentang
bahan materi matematika yang sedang dipelajarinya.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu dari sekian banyak
komponen yang dapat menentukan tercapainya kompetensi dalam pelajaran
matematika. strategi pembelajaran memuat beberapa hal yaitu (1) bahasan
yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan kecerdasan peserta didik,
9

(3) prinsip dan teori belajar (4) peserta didik yang aktif (5) adanya hubungan
antara peserta didik dengan kehidupan sehari-hari, dan (6) pengembangan dan
pemahaman penalaran matematis.
Dalam proses belajar matematika, Bruner dalam Gatot Muhsetyo
(2020) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam
berfikir secara spontan berdasarkan feeling dan mampu membedakan
informasi penting dan tidak penting akan mencerdaskan peserta didik
membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola dan keterkaitan.
Pembelajaran merupakan usaha untuk mencapai kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa. Proses pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa. Pembelajaran kelas rendah dan kelas tinggi tentu
berbeda sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan perkembangan
siswnya.
Dalam teori kontruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
merupakan hasil apa yang dikontruksi manusia. Pengetahuan tidak dapat di
salurkan begitu saja dari pemberi pesan kepada penerima pesan, tetapi
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pelajaran Matematika
menekankan hasil bentukan sendiri, maka metode yang digunakan adalah
metode demonstrasi.
Dalam hal ini materi yang akan diajarkan menggunakan metode
demonstrasi yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal:
1. Menjelaskan pengertian pecahan decimal
2. Menjelaskan cara penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
3. mencoba dan berlatih siswa mampu mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.
C. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah pembelajaran yang terfocus pada objek
yang diamati tentang pertunjukan suatu objek sehingga setiap tahap proses
dapat dilihat dengan jelas. Proses tersebut disajikan secara langsung dan dapat
diamati oleh peserta didik. Agar tercapainya tujuan dalam pembalajaran
10

menggunakan metode demonstrasi maka guru dituntut untuk menguasai


teknik peragaan, menguasai bahan dan mampu mengelola kelas dengan baik.

Manfaat metode demonstrasi salah satunya menurut Martinis Yamin (


2009:155) yaitu metode demonstrasi dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca
di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil
pengalamannya.
Adapun batas batas dalam penggunaan metode demonstrasi yaitu
demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar apabila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa;

Menurut Sri Anitah (2020:5.26) metode pembelajaran demonstrasi


memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode demonstrasi antara lain :
1. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang
sebenarnya.
2. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa,
3. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
4. Dapat mengetahui hubungan berdasarkan urutan
5. Dapat melakukan perbandingan beberapa objek

Kekurangan metode demonstrasi


1. Hanya dapat menimbulkan cara berfikir konkret bagi siswa.
2. Jumlah siswa yang banyak dapat membuat metode demonstrasi
tidak berjalan efektif.
3. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya
4. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemonstrasikan.
11

D. Media Pembelajaran
Media menurut Heinich, dkk.dalam Sri Anitah (2020:6.3) merupakan
alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”,
yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan.
Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan
dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber kepada
penerima pesan dengan maksud agar pesan dapat ditangkap dengan cepat
sesuai dengan yang diinformasikan.
Media memiliki fungsi membantu siswa dan guru dalam menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif. Pemilihan media pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu
mencapai tujuan pengajaran yang terukur dan terarah.
Menurut Oemar Hamalik (2008.205) menyebutkan secara umum alat
pendidikan (media) materi terdiri dari : Pertama, buku,majalah,surat kabar
dan bentuk bacaan lainnya dimana bahan bahan ini lebih mengutamakan
kegiatan membaca, simbol-simbol kata. Kedua, alat audio visual yakni alat-
alat yang dapat digolongkan pada: (1) alat tanpa proyeksi seperti papan tulis
dan diagram, (2) media pendidikan tiga dimensi, seperti: benda asli, peta,
dan (3) alat pendidikan menggunakan tekhnik seperti radio, tape rcorder,
transparansi, in-focus, intersns. Ketiga, sumber sosial, berupa peninggalan
masyarakat. Keempat, kumpulan benda-benda, berupa dedaunan,material
batu, dan lainnya.
Media audio visual mengandung unsur bunyi dan gambar. Adapun
pesan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini dapat dilihat dan
didengar oleh siswa sehingga media audiovisual disebut juga sebagai media
pandang dengar( Asep Herry Hernawan, dkk 2021:11.31)
Dengan menggunakan media audio visual, guru dituntut menjadi
fsilitator untuk memberikan kemudahan pada siswa belajar. Dalam batas-
batas tertentu, peran guru sebagai nara sumber dapat digantikan oleh media
audiovisiual.
12

E. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wardhani & Wihardit (2020:1.4) PTK merupakan suatu penelitian


dibidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama,
dilakukan peneliti yang terlibat di dalamnya, dan bertujuan untuk
melakukan perbaikan diberbagai bidang aspek.

Schmuck (1997) dalam Tim_FKIP UT (2021:8) mengemukakan bahwa


PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana melalui
tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya
sendiri.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.


Perbaikan dilakukan secara bertahap dan kontinu, selama kegiatan
penelitian dilakukan.dalam PTK terdapat siklus pelaksanaan berupa pola:
perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi - revisi (perencanaan
ulang). Ciri ini merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu adanya
tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Subjek, Tempat, dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi penelitian perbaikan dilaksanakan di SD Negeri 252/VI


Lantak Seribu II Kecamatan Renah Pamenang Kabupaten Merangin
yaitu pada Kelas V. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebagaimana
jadwal berikut ini:

No Hari/tanggal Mata pelajaran Siklus


1 Rabu, 27 Oktober 2021 Matematika I
2 Rabu, 10 Nopember 2021 Matematika II

2. Karakteristik Siswa
Siswa Kelas V berjumlah 20 orang. Setiap siswa memiliki
karaketeristik dan kemampuan level kognitif yang bervariasi. Latar
pendidikan dan pekerjaan orang tua yang bervariasi juga.
Melihat kondisi ini, sebagai penulis dituntut bisa merancang
pembelajaran secara efektif dengan suasana kondusif sehingga mampu
meningkatkan kualitas belajar para siswa sehingga dihasilkan pribadi
yang mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang produktif.

B. Desain Prosedur Perbaikan pembelajaran


Untuk memperjelas pelaksanaan perbaikan antar siklus, berikut ini
adalah gambar skenario pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

13
14

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1
Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
15

1. Perencanaan

Dalam proses perbaikan pembelajaran disusun rencana perbaikan


pembelajaran sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan pendahuluan
 Memberi salam
 Mengabsensi siswa
 Melakukan apersepsi

b. Melakukan kegiatan inti


Pada kegiatan inti guru mengajak siswa untuk mengamati penjelasan
guru tentang materi yang disampaikan. Dalam kegiatan inti ini guru
menggunakan metode demonstrasi untuk menyampaikan
pembelajaranya dengan media audio visual berupa video pembelajaran,
siswa mengamati dan guru memberikan feedback terhadap apa yang
sudah diamati oleh siswa berupa pemberian soal.

c. Melakukan kegiatan penutup


Dalam kegiatan ini guru menjelaskan materi yang telah diajarkan untuk
memberikan penguatan terhadap materi yang sudah dipelajari. Pada
kegiatan ini guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus dengan


jadwal sebagai berikut:
Pelaksanaan Persiklus

Siklus I
a. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan
b. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
16

c. Guru menjelaskan materi Matematika dengan metode demonstrasi


menggunakan media audio visual
d. Guru memberi soal latihan
e. Pemberian soal test 1
f. Analisis test 1
g. Merumuskan hasil analisis untuk kegiatan iklus ke 2

Siklus II
a. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi dari
pembelajaran siklus ke 1
b. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
c. Guru menjelaskan materi Matematika dengan metode demonstrasi
menggunakan media audio visual
d. Guru memberi soal latihan
e. Pemberian soal test II
f. Analisis test II
g. Merumuskan hasil analisis dan membuat kesimpulan akhir dari
siklus ke 2.

3. Pengamatan/Instrumen
Pengamatan oleh teman sejawat selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan meliputi aktivitas siswa dan penulis dengan
menggunakan lembar pengamatan. Pada saat mengamati kegiatan
pembelajaran penulis mencatat semua hal yang berkaitan dalam kegiatan
pembelajaran. Pengumpulan data berupa lembar observasi dan tes hasil
belajar dalam bentuk soal-soal yang diujikan kepada siswa. Observasi
digunakan untuk mengamati secara cermat terhadap penggunaan metode
demonstrai menggunakan media audio-visual terhadap materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan desimal yang dilaksanakan pada siklus
penelitian.
17

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, penulis, dan
teman sejawat. Jenis data yang diperoleh adalah proses belajar mengajar dan
nilai tes siswa.

Tabel 1

Lembar Observasi Pembelajaran Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal
Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal : Rabu/27 Oktober 2021

Berilah tanda (√ ) pada masing-masing aspek kemunculannya


Kemunculan Keterangan
No Aspek Yang Diobservasi
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM 1.Sangat kurang
a. Memulai KBM √ 2.Kurang
b. Memberi petunjuk dan √ 3.Sedang
penjelasan yang berkaitan 4.Baik
dengan isi pelajaran 5.Sangat baik
c. Melaksanakan KBM dengan √
urutan yang jelas
d. Mengelola waktu pembelajaran √
secara efisien
e. Memotivasi keterlibatan siswa √
dalam KBM
f. Menanggapi pertanyaan dan √
respon siswa
g. Menumbuhkan kepercayaan √
diri siswa
h. Melaksanakan evaluasi dan √
menutup KBM
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
a. Adanya media pembelajaran √
b. Memilih media yang pas √
c. Ketrampilan menggunakan √
media
d. Mendampingi siswa dalam √
kegiatan diskusi
e. Mengembangkan pemahaman √
konsep
18

f. Suasana kelas kondusif √


g. Komunikasi penulis dan siswa √
3. Siswa
a. Antusias dalam mengikuti √
pelajaran
a. Semangat dalam kegiatan √
diskusi
b. Pengelolaan waktu dalam √
evaluasi
c. Perhatian dalam mendengarkan √
keterangan

Merangin, 27 Oktober 2021

Tabel 2

Lembar Observasi Pembelajaran Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal
Kelas/Semester : V/I
Hari/Tanggal : Rabu/10 Nopember 2021

Berilah tanda (√ ) pada masing-masing aspek kemunculannya


Kemunculan Keterangan
No Aspek Yang Diobservasi
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM 1.Sangat kurang
a. Memulai KBM √ 2.Kurang
b. Memberi petunjuk dan √ 3.Sedang
penjelasan yang berkaitan 4.Baik
dengan isi pelajaran 5.Sangat baik
c. Melaksanakan KBM dengan √
urutan yang jelas
19

d. Mengelola waktu pembelajaran √


secara efisien
e. Memotivasi keterlibatan siswa √
dalam KBM
f. Menanggapi pertanyaan dan √
respon siswa
g. Menumbuhkan kepercayaan √
diri siswa
h. Melaksanakan evaluasi dan √
menutup KBM
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
h. Adanya media pembelajaran √
dalam KBM
i. Memilih alat bantu yang sesuai √
j. Ketrampilan √
mendemonstrasikan alat
k. Membimbing siswa dalam √
diskusi
l. Mengembangkan pemahaman √
konsep
m. Suasana kelas kondusif √
n. Komunikasi penulis dan siswa √
3. Siswa
d. Antusias dalam mengikuti √
pelajaran
e. Semangat dalam kegiatan √
diskusi
f. Pengelolaan waktu dalam √
evaluasi
g. Perhatian dalam mendengarkan √
keterangan
Jumlah

Merangin, 10 Nopember 2021


20

4. refleksi
Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi selama siklus
berlangsung.Refleksi bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil refleksi, penulis
melakukan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pembelajaran
selanjutnya.
Kegiatan refleksi dilakukan oleh penulis dan teman sejawat saat setelah
data pembelajaran dikumpul dan dianalisis, atau setelah peneliti mempunyai
gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan. Atau mengenai kekuatan
dan kelemahan tindakan perbaikan yang dilakukan. Dalam kegiatan refleksi
ini kekuatan ingatan dan kejujuran sangat diperlukan agar kualitas dari hasil
refleksi dapat digunakan untuk melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran
selanjutnya. Atau dengan kata lain kegiatan refleksi ini sebagi tolak ukur
untuk melakukan kegiatan perbaikan siklus dalam pembelajaran.

C. Teknis Analisis Data


Untuk melihat aktivitas siswa selama proses belajar mengajar data yang
terkumpul dianalisa dengan cara menafsirkan hasil pengamatan yang terekam
dalam lembaran observasi. Untuk mengetahui aktivitas siswa dihitung
persentase dari masing-masing komponen yang diamati, hasil pengamatan
dalam setiap pertemuan atau siklus dibandingkan.

1. Rata-rata Nilai Siswa

Rata-rata = x
n

Keterangan: x = jumlah nilai siswa


n = jumlah siswa
21

2. Ketuntasan Belajar
Siswa dinyatakan tuntas belajar bila telah mencapai hasil / nilai
sesuai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yaitu 68
untuk mata pelajaran Matematika. Dinyatakan tuntas belajar bila di
kelas tersebut 75% telah mencapai KKM. persentase ketuntasan belajar
dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

P=  siswatunta sbelajar X100%


 siswa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis dan bantuan teman
sejawat, terdapat beberapa temuan yang diperoleh dari mata pelajaran
Matematika sebagi berikut:

Tabel 3
Nilai Matematika Kelas V
SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II

Nilai Keterangan
No Nama siswa
Siklus I Ketuntasan
1 Ahmad Iqul Badri 40 Tidak Tuntas
2 Alfiano Sandika 50 Tidak Tuntas
3 Anggun Neriska Putri 80 Tuntas
4 Anja Zahratul Siva 90 Tuntas
5 Aprillia Nour Afika 50 Tidak Tuntas
6 Eka Muhammad Wahyu 50 Tidak Tuntas
7 Elno Setiawan 60 Tidak Tuntas
8 Indra Ferdiyanto 40 Tidak Tuntas
9 Jesika 50 Tidak Tuntas
10 Juliya Eka AR 50 Tidak Tuntas
11 Khoiru Nisa 70 Tuntas
12 Latif Akbar Arafik 50 Tidak Tuntas
13 Latifah Saidah 80 Tuntas
14 Mohammad Fahrizal Adi Saputro 80 Tuntas
15 Muhammad Faiz 50 Tidak Tuntas
16 Refan Dwi Permana 60 Tuntas
17 Rifky Almahdi 70 Tuntas
18 Riski Kurniawan 60 Tidak Tuntas
19 Tri Muhammad Dika 40 Tidak Tuntas
20 Ulvatull Khoiriyah 80 Tuntas
JUMLAH 1200 KKM 68
RATA-RATA 60 T : 35%

NILAI TERENDAH 40 TT : 65%

NILAI TERTINGGI 90

22
23

Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa yaitu 60. siswa yang
mendapat nilai dibawah KKM yaitu sebanyak 65% (13 siswa), sementara
siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 35% ( 7 siswa ). Atas hasil
pengamatan terhadap hasil ujian tes formatif maka penulis dan teman sejawat
akan melakukan kegiatan siklus ke dua karena masih terdapat 13 (65%) siswa
yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar.

Tabel 4
Nilai Matematika Kelas V
SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II

Nilai Keterangan
No Nama siswa
Siklus I Ketuntasan
1 Ahmad Iqul Badri 70 Tuntas
2 Alfiano Sandika 80 Tuntas
3 Anggun Neriska Putri 100 Tuntas
4 Anja Zahratul Siva 100 Tuntas
5 Aprillia Nour Afika 90 Tuntas
6 Eka Muhammad Wahyu 80 Tuntas
7 Elno Setiawan 80 Tuntas
8 Indra Ferdiyanto 70 Tuntas
9 Jesika 80 Tuntas
10 Juliya Eka AR 80 Tuntas
11 Khoiru Nisa 100 Tuntas
12 Latif Akbar Arafik 70 Tuntas
13 Latifah Saidah 90 Tuntas
14 Mohammad Fahrizal Adi Saputro 90 Tuntas
15 Muhammad Faiz 80 Tuntas
16 Refan Dwi Permana 90 Tuntas
17 Rifky Almahdi 100 Tuntas
18 Rizky Kurniawan 90 Tuntas
19 Tri Muhammad Dika 80 Tuntas
20 Ulvatull Khoiriyah 100 Tuntas
JUMLAH 1720 KKM 68
RATA-RATA 86 T : 100%

NILAI TERENDAH 70 TT : 0 %

NILAI TERTINGGI 100


24

Pada siklus kedua rata-rata siswa menunjukkan peningkatan yang


semula 60 menjadi 86. Pada siklus kedua ini semua siswa mendapat nilai
diatas KKM dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100.

Hasil siklus 1 dan siklus 2 dapat diamati dalam grafik di bawah ini:

Grafik 1. Nilai Matematika Siswa Kelas V per-Siklus

Grafik 2. Rata-rata Nilai Matematika Siswa Kelas V per-Siklus


25

B. Pembahasan
Siklus 1
Langkah langkah perbaikan pembelajaran pada siklus ke 2
1. Kegiatan pembukaan
1. Penulis memberi salam dan berdo’a
2. Melakukan absensi
3. Melakukan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Penulis menyuruh siswa untuk memperhatikan tayangan video
pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal
b. Siswa memperhatikan peragaan tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal yang ditampilkan di proyektor.
c. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang ditampilkan.
d. Penulis memberi tanggapan terhadap pertanyaan siswa
e. Penulis melakukan evaluasi pembelajaran dengan memberi soal tes
tertulis.
3. Kegiatan Penutup
Guru menutup pelajaran dengan salam dan berdo’a bersama

Dari hasil penilaian pada siklus ke 1 ditemukan siswa yang belum


mencapai ketuntasan belajar sebanyak 13 siswa dan yang telah mencapai
ketuntasan sebanyak 7 siswa. Dengan rata-rata 60

Model pembelajaran pada siklus 1 menggunakan metode demonstrasi


menggunakan media audio-visual yaitu video pembelajaran. Dalam perbaikan
pembelajaran siklus I ini belum dapat dikatakan berhasil karena nilai
ketuntasan belajar siswa masih di bawah harapan 65% (13 siswa). Karena itu
masih perlu di lakukan perbaikan pembelajaran untuk mendapat hasil yang
lebih baik atau sesuai harapan.
26

Tabel 5
Daftar Nilai Perbaikan Pembelajaran pada siklus 1

Nilai Banyaknya Siswa Persentase

30 0 0%
40 3 15 %
50 7 35 %
60 3 15 %
70 2 10%
80 4 20%
90 1 5%
100 0 0
Jumlah 20 100%
Rata-rata 65%

Presentase ketuntasan = 7/20 x 100% = 35 %


Presentase tidak tuntas = 13/20 x 100% = 65 %
Rata –rata = 60

Grafik 3 Perolehan Nilai Siklus 1


27

Refleksi
Pada siklus I guru menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
menggunakan media video pembelajaran tetapi masih terdapat siswa yang
belum mencapai nilai di atas KKM sebanyak 65% (13 siswa) disebabkan ketika
dalam menyajikan video pembelajaran penulis tidak mengulas kembali materi
yang disajikan dalam video pembelajaran tersebut, sehingga terdapat beberapa
siswa yang berwawasan rendah sulit menangkap materi yang disampaikan
lewat video tersebut.

Siklus II
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perbaikan siklus ke dua yaitu:
a. Penulis melakukan kegiatan pembelajaran yang dimulai dari kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
b. Pada kegiatan inti penulis kembali memaparkan materi pembelajaran
dengan metode demonstrasi menggunakan media audio visual berupa video
pembelajaran.
c. Penulis menjelaskan materi kembali dan memberikan penekanan terhadap
materi yang belum dipahami oleh siswa berdasarkan hasil refleksi siklus I.
d. Penulis melakukan tanya jawab kepada siswa
e. Melakukan evaluasi kembali untuk melihat seberapa jauh materi
pembelajaran telah dikuasai oleh siswa.
f. Melakukan pemantapan kembali terhadap materi pembelajaran.

Pada siklus ke 2 penulis melakukan pengamatan bersama teman sejawat untuk


melihat perkembangan perbaikan siklus 2 ini. Penulis memberi tugas berupa
soal dan kemudian penulis melakukan koreksi. Hasil koreksi soal menunjukkan
semua siswa sudah mencapai batas kriteria minimal, dengan rata rata nilai 86.

Tabel 6
Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran siklus II dan Prosentase
28

Nilai Banyak Siswa Prosentase

40 0 0%
50 0 0%
60 0 0%
70 3 15%
80 7 35%
90 5 25%
100 5 25%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 86 %

Pada siklus ke 2 ketuntasan hasil belajar sebesar 100% dengan rata-rata 86

G.4. Perolehan nilai siklus II


Refleksi
Pada siklus 2 dengan metode demonstrasi menggunakan media video
pembelajaran dan penulis melakukan pemantapan materi pembelajaran
menunjukkan hasil yang sangat memuaskan, dimana keberhasilan siswa mencapai
rata-rata 86 dan semua siswa mencapai nilai ketuntasan pada materi pembelajaran
29

matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.


Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai
apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, salah satu keunggulan
metode demonstrasi yaitu dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
Penerapan metode demonstrasi menggunakan media audio-visual dalam
penyampaian materi pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dengan media audio-visual guru
bertindak sebagai penyedia bimbingan dalam pembelajaran, yaitu memberikan
kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Sebagaimana pelaksanaan pembelajaran
yang dilakasaakan di SD negeri 252/VI lantak Seribu II, pembelajaran Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa:
Penerapan metode demonstrasi menggunakan media audio-visual untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 252/VI
Lantak Seribu II pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar siswa dari siklus I nilai rata-rata siswa 60, menjadi
rata-rata 86 pada siklus ke II. Pada siklus pertama jumlah siswa yang mendapat
nilai dibawah 68 yaitu sebanyak 13 siswa (65%) sementara siswa yang nilainya
diatas 68 sebanyak 7 siswa (35%). Pada siklus ke II menunjukkan keberhasilan
siswa yaitu rata-rata perolehan nilai mencapai 86, dengan nilai terendah 70 dan
nilai tertinggi 100.

B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian di SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II
penulis menyarankan hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan metode demonstrasi
lebih-lebih menggunakan media audio-visual dalam menyampaikan materi
yang sulit untuk dipahami oleh siswa khususnya pada materi pelajaran
Matematika.
2. Metode demontrasi menggunakan media audio-visual dapat diterapkan
pada mata pelajaran lain dan didukung dengan kemampuan guru dalam
menyajikan materi dalam bentuk video pembelajaran karena dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat dalam penyampaian
materi pembelajaran sangat diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan
dengan kondusif dan dapat meningkatkan prsetasi belajar siswa.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri dkk 2020. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan.


Universitas Terbuka
Dosen Pendidikan. 2021. Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli.
Diakses 05 Desember 2021 dari https://www.dosenpendidikan.co.id/hasil-
belajar/
Hamalik, Oemar. 2009.Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Hernawan,dkk. 2021. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD.


Tangerang Selatan. Universitas Terbuka
Kurniawan Aris. 2021. 26 Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Pendidikan dan
Daftar Pustakanya. Diakses 05 Desember 2021 dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algesindo

Surya, H.M. 2008. Kapita Selekta Kependidikan SD, Jakarta: Universitas


Terbuka

Tim FKIP. 2020. Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan:


UniversitasTerbuka
Yamin, Martinis (2009) DesaiN Pembelajaran Berbasis Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press

31
LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Format Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Tentang
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Desimal
Fakta/Data pembelajaran 1. Dari 20 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
yang terjadi di kelas hanyalah 7 (35%) orang, dan 13 (65%) siswa
masih dibawah KKM.
2. Dalam menyampaikan materi guru tida
menggunakan metode dan model pembelajaran
yang menarik perhatian siswa.
3. Kurang fokusnya siswa dalam memperhatikan
penjelasan materi oleh guru, sehingga
pemahaman materi yang ditangkap oleh siswa
rendah.
Identifikasi masalah 4. Prestasi belajar rendah, karena siswa kurang
bersemangat mengikuti pembelajaran.
5. Siswa kurang memahami penjumlahan bilangan
desimal, sehingga kesulitan waktu mengerjakan.
6. Siswa masih sering bermain sendiri.

Analisis masalah 4. Guru kurang memotivasi siswa dalam kegiatan


belajar mengajar
5. Guru belum menggunakan media pembelajaran
yang tepat dalam menyampaikan materi
6. Metode pembelajaran belum tepat dengan materi
pembelajaran sehingga hasil belajar anak rendah

Alternatif dan Prioritas Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah dalam


Pemecahan Masalah penelitian ini adalah pada metode/strategi
pembelajaran yang digunakan guru, dimana metode
demonstrasi menggunakan media audio-visual lebih
tepat dalam pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan pecahan desimal.

Rumusan masalah Apakah metode demonstrasi menggunakan media


audio visual pembelajaran matematika tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan decimal
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II ?
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

( RPP PERBAIKAN SIKLUS 1 )

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester :5/1
Pertemuan :4
Alokasi waktu : 90 menit

I. Standar Kompetensi
3. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

II. Kompetensi Dasar


1.1 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

III. Indikator
Memahami cara penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Dengan memperhatikan penjelasan guru siswa mampu Memahami cara
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
2. siswa mampu mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagi siswa
1. Meningkatkan pemahaman siswa cara penjumlahan dan pengurangan
pecahan desimal melalui metode demonstrasi
2. Mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal dengan baik

Bagi guru

1. guru lebih mudah menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan


metode yang variatif terutama metode demonstrasi dengan media audio-
visual.
2. hasil prestasi belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya
VI. Materi Ajar
Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

VII. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, Demonstrasi, Diskusi, Tanya Jawab

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a. 10 menit


Pendahuluan (Religius dan Integritas)
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. menghubungkan materi yang sudah dipelajari dengan Materi
yang akan disampaikan (Apersepsi)
Kegiatan Mengamati 65 menit
Inti
1. Siswa mencermati bentuk penjumlahan dan pengurangan
pecahan desimal melalui media audio visual yang ditampilkan
di depan kelas.

2. Menjelaskan cara menyelesaikan masalah penjumlahan dan


pengurangan terkait dengan pecahan desimal dengan metode
demonstrasi melalui media audio visual ( laptop dan infocus)

Menanya

1. Siswa diberikan kesempatan terhadap materi yang telah


didemonstrasikan dalam video pembelajaran.
2. Siswa bertanya tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan
desimal yang diamatinya.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.

Melakukan penalaran

1. Siswa melakukan diskusi bersama teman lainnya


2. Siswa meju kedepan untuk menyelesaikan soal yang dibuat oleh
guru.
3. Setiap jawaban siswa diberikan tanggapan positif untuk
memberikan semangat terhadap siswa
4. Guru menyampaikan bahwa siswa telah memahami
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal (Creativity
and Innovation)

Uji Coba

1. Memberikan kepada siswa


 1,234 + 567,8 = .........
2. Mengerjakan soal secara individu
3. Beberapa siswa menulis jawaban didepan kelas
Hasilnya;

 1,234 + 567,8 = 569,034


(Critical Thinking and Problem Formulation

Kegiatan 1. Guru memberi motivasi terhadap siswa agar siswa lebih giat 15 menit
Penutup lagi dalam berajar
2. Guru menutup pelajaran dengan salam dan berdoa bersama.

IX. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016).
2. BSE KTSP
3. Laptop, infocus,sound system

X. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini berupa test tertulis bentuk isian dengan 10 soal

Link video simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1


https://drive.google.com/file/d/1Fx7IVzfDbAGHEn7EcU5dTtVPVLZtlzdJ/view?
usp=sharing
Butir Soal Simulasi 1

1. 56,45 + 34,36 = . . . .
2. 401,34 + 9,345 = . . . .
3. 123,5 + 43,684 = . . . .
4. 60,46 + 2,67 = . . . .
5. 876, 78 + 333,38 = . . . .
6. 78,24 – 50,23 = . . . .
7. 96,67 – 75,98 = . . . .
8. 125,88 – 100,43 = . . . .
9. 345,241 – 49,09 = . . . .
10. 428,457 – 0,975 = . . . .
Lampiran 5
Lembar Refleksi
Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

Kelemahan simulasi perbaikan pembelajaran


1. Guru hanya focus terhadap video pembelajaran dan tidak memberikan
penguatan terhadap video yang ditampilkan.
2. Sebagian peserta didik masih belum bisa memahami materi yang
disampaikan melalui video pembelajaran dilihat dari hasil evaluasi yang
diujikan.

Kelebihan simulasi perbaikan pembelajaran


1. Dengan media audio visual peserta didik sangat antusias dalam
memperhatikan video pembelajaran.
2. Materi pelajaran yang disajikan dengan media audio visual lebih mudah
dipahami oleh peserta didik
3. Suasana kelas lebih kondusif

Hal unik pada simulasi perbaikan pembelajaran siklus 1 berlangsung


Media pembelajaran dengan infocus mampu membuat suasana belajar menjadi
lebih tenang dan materi yang disampaikan mudah dipahami oleh peserta didik.
Hal ini karena peserta didik lebih suka dengan pembelajaran yang
menggunakan media seperti infocus dan itu mampu membangitkan semangat
peserta didik dalam belajar.

Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran


Dari hasil analisis pembelajaran siklus 1 terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan pada siklus ke 2, yaitu :

1. Setelah selesai menyimak video pembelajaran guru memberikan penguatan


kembali kepada peserta didik.

2. Guru memberi kesempatan latihan secara mandiri dan tugas agar lebih
meyakinkan bahwa siswa benar-benar mengerti
Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS I

NAMA MAHASISWA : DIDIK DWI ZAMIS FIRDAUS


NIM : 856579696
MATA PELAJARAN/TEMA : Matematika
KELOMPOK/KELAS : V ( Lima )
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Dengan memperhatikan penjelasan
guru siswa mampu Memahami cara
penjumlahan dan pengurangan
bilangan desimal. Mampu
mengidentifikasi dalam penyelesaian
masalah yang berhubungan dengan
materi penjumlahan dan pengurangan
desimal

MENGACU PADA RPPH/RPP KE : 1


TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II
UPBJJ-UT : Jambi

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi √
2. Memberi acuan √ Sudah sesuai
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep/ √ Pada kegiatan inti semua
materi/contoh/ilustrasi aspek yang diamati
2. Pemberian penguatan √ sudah sesuai. Lebih di
3. Penggunaan media √ tekankan lagi pada aspek
4. Pemberian tugas/latihan √ pemberian penguatan
5. Umpan balik √ terhadap siswa yang
kurang agar benar benar
memahami materi
dengan baik.
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum √
2. Evaluasi √ Sudah sesuai
3. Pemberian tugas √

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG TIDAK SARAN/ HASIL
DIAMATI PANTAS PANTAS DISKUSI/REFLEKSI

1. Pakaian yang dikenakan √ Sudah sesuai


2. Alas kaki yang digunakan √ Sudah sesuai
3. Ekspresi / mimik wajah √ Sudah sesuai
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Sudah sesuai
5. Bahasa yang digunakan √ Sudah sesuai
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
( RPP PERBAIKAN SIKULUS II )

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester :5/1
Pertemuan :4
Alokasi waktu : 90 menit

I. Standar Kompetensi
3. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

II. Kompetensi Dasar


3.1 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

III. Indikator
Memahami cara penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Dengan memperhatikan penjelasan guru siswa mampu Memahami cara
penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal.
2. Dengan mencoba dan berlatih siswa mampu mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan desimal.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagi siswa
1. Meningkatkan pemahaman siswa cara penjumlahan dan pengurangan
pecahan desimal melalui metode demonstrasi
2. Mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal dengan baik
3. Memperoleh nilai test yang lebih baik dari perbaikan pembelajaran
sebelumnya.
Bagi guru
3. guru lebih mudah menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan
metode yang variatif terutama metode demonstrasi dengan media audio-
visual.
4. hasil prestasi belajar siswa lebih meningkat dari sebelumnya
VI. Materi Ajar
Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal

VII. Metode Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode : Demonstrasi dengan media audio-visual, Tanya Jawab,diskusi

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a. 10 menit
Pendahuluan (Religius dan Integritas)
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
3. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)
Kegiatan Mengamati 65 menit
Inti
1. Siswa mencermati bentuk penjumlahan dan pengurangan
pecahan desimal melalui media audio visual yang ditampilkan
di depan kelas.

2. Menjelaskan cara menyelesaikan masalah penjumlahan dan


pengurangan terkait dengan pecahan desimal dengan metode
demonstrasi melalui media audio visual ( infocus)

3. Guru memberi penguatan materi dengan menjelaskna kembali


materi dari video pembelajaran yang diamati siswa.

Menanya
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang video pembelajaran yang ditampilkan.
2. Siswa menanyakan video pembelajaran yang belum di pahami
tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa.

Menalar
1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan
hasil diskusi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan
desimal dengan bimbingan guru.
3. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan pada siswa.
4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. (Creativity
and Innovation)
Mencoba
1. Guru memberikan soal latihan pecahan desimal kepada siswa.
 24, 05 + 4,23 = . . . .
 86,24 – 1,23 = . . . .
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan tersebut
secara individu
3. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaanya didepan kelas.
Hasilnya;

 24,05 + 4,23 = 28, 28


 86,24 – 1,23 = 85,01
(Critical Thinking and Problem Formulation

Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan dari 15 menit


Penutup penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.
2. Guru mengapresiasi hasil kerja siswa dan memberikan motivasi
3. Salam dan do’a penutup.

IX. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Kelas 5 dan Buku Siswa Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016).
2. BSE KTSP
3. Laptop, infocus,sound system

X. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini yaitu test tertulis berupa soal isian sebanyak 10
soal
Link video simulasi perbaikan pembelajaran siklus 2
https://drive.google.com/file/d/156YY84IkAMvtIcKj74f5fB4K8GqM6kub/vie
w?usp=sharing
Butir soal Perbaikan siklus 2

1. 2,45 + 0,25 = . . . .
2. 20,45 + 3,4 = . . . .
3. 123, 43 + 12,76 = . . . .
4. 68,72 + 0,28 = . . . .
5. 2,597 + 487,5 = . . . .
6. 76,22 – 0,29 = . . . .
7. 98,65 – 7,56 = . . . .
8. 123,46 – 0,89 = . . . .
9. 673,92 – 9,88 = . .
10. 98,234 – 78,63 = . . . .
Lampiran 8
Lembar Refleksi
Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 2

Kelemahan simulasi perbaikan pembelajaran


1. Masih terdapat siswa yang belum paham tentang materi ini, namun
persentassnya jauh lebih kecil daripada perbaikan pembelajaran pada siklus
II.

Kelebihan simulasi perbaikan pembelajaran


1. Dengan media audio visual peserta didik sangat antusias dalam
memperhatikan video pembelajaran.
2. Materi pelajaran yang disajikan dengan media audio visual lebih mudah
dipahami oleh peserta didik
3. Persentase nilai yang didapat dari soal tes yang diberikanoleh guru jauh
lebih bagus daripada siklus pertama.
4. Suasana kelas menjadi lebih kondusif

Hal tidak biasa pada saat simulasi perbaikan siklus 2 berlangsung


Media pembelajaran dengan infocus mampu membuat suasana belajar menjadi
lebih tenang dan materi yang disampaikan mudah dipahami oleh peserta didik.
Begitu juga nilai hasil test siklus ke dua lebih tinggi dari siklus ke satu.

Upaya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran


Dari hasil analisis pembelajaran siklus 2:

1. Memberikan materi video pembelajaran yang bervariatif dengan animasi


yang beragam untuk merangsang minta belajar peserta didik.
2. Guru terus mengasah penguasaan materi dan IT untuk mendukung
keberhasilan dalam penggunaan metode demonstrasi menggunakan media
audio visual.
Lampiran 9

LEMBAR SIMULASI OBSERVASI PEMBELAJARAN SIKLUS II

NAMA MAHASISWA : DIDIK DWI ZAMIS FIRDAUS


NIM : 856579696
MATA PELAJARAN/TEMA : Matematika
KELOMPOK/KELAS : V ( Lima )
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Meningkatkan pemahaman siswa cara penjumlahan
dan pengurangan pecahan desimal melalui metode
demonstrasi
2. Mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan pecahan desimal dengan baik
3. Memperoleh nilai test yang lebih baik dari perbaikan
pembelajaran sebelumnya.

MENGACU PADA RPP KE :2


TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II
UPBJJ-UT : Jambi
KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi √
2. Memberi acuan √ Sudah sesuai
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep/ √
materi/contoh/ilustrasi Pada kegiatan inti semua
√ aspek yang diamati
2. Pemberian penguatan
sudah sesuai dengan
3. Penggunaan media √
langkah langkah
4. Pemberian tugas/latihan √
kegiatan pembelajaran
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum √
2. Evaluasi √ Sudah sesuai
3. Pemberian tugas √
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG TIDAK SARAN/ HASIL
DIAMATI PANTAS PANTAS DISKUSI/REFLEKSI

1. Pakaian yang dikenakan √ Sudah sesuai


2. Alas kaki yang digunakan √ Sudah sesuai
3. Ekspresi / mimik wajah √ Sudah sesuai
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Sudah sesuai
5. Bahasa yang digunakan √ Sudah sesuai
Lampiran 10
JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR 1 PKP
NIM/Nama Mahasiswa : 856579696/Didik Dwi Zamis Firdaus
Mengajar di Kelas : V ( Lima )
Sekolah : SD Negeri 252/VI Lantak Seribu II

N Tindak Bukti
Hari/tanggal Kegiatan Hasil Komentar
o lanjut Bimbingan
1 Sabtu, 16 Mengidentifikasi Identifikasi Perbaiki
Oktober 2021 masalah dalam masalah kembali
PKP disesuaikan identikasi
(melalui Tuweb) dengan rill dalam masalah
KBM
2 Sabtu, 23 Mendiskusikan Judul PKP lebih Perbaiki
Oktober 2021 Judul PKP dipersingkat Judul PKP

3 Sabtu, 30 Mendiskusikan RPP Kurang Perbaiki


Oktober 2021 RPP Perbaikan lengkap RPP
siklus 1
(melalui Tuweb )
4 Sabtu, 6 Mendiskusikan penulisan rujukan Perbaiki
Nopember tentang penulisan dalam buku ada penulisan
2021 rujukan buku yang belum pas rujukan
untuk kajian dalam buku
pustaka (melalui
Tuweb)
4 Sabtu, 13 Mendiskusikan Lengkapi Melengkapi
Nopember lampiran dalam lampiran dalam Lampiran
2021 PKP ( Melalui PKP PKP
Tuweb)
5 Jumat, 3 Mendiskusikan Isi Lengkapi daftar Melengkapi
Desember PKP ( WA ) isi disesuakan daftar isi
2021 dengan isi PKP PKP
Lampiran 11

Foto Kegiatan Pembelajaran

Foto Kegiatan Pembukaan Pembelajaran

Foto Kegiatan Inti Pembelajaran

Foto Kegiatan Penutupan Pembelajaran


Foto Kegiatan Bersama Guru Pendamping

Gambar 1,2 dan 3


Bersama pendamping menganalisis terhadap hasil pengamatan selama kegiatan
siklus kemudian bersama pendamping membuat kesimpulan terhadap temuan
dalam observasi selama pembelajaran berlangsung

Anda mungkin juga menyukai