Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mira Aprianti

Nim : 856590842
PDGK4407 : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Modul 2 Hakikat Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK )

Kegiatan Belajar 1 Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan


Khusus di Indonesia

Latar Belakang Pelayanan pendidikan bagi anak berkelainan merupakan satu kebutuhan
esensial untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ABK secara optimal. Berbagai bentuk dan
jenis pelayanan pendidikan bagi ABK, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Unggul,
Sekolah Terpadu atau Panti Rehabilitasi. Semua bentuk pelayanan pendidikan ini mempunyai
tujuan dan ciri khas masing-masing. Namun demikian, tidak jarang bentuk dan jenis pelayanan
pendidikan tersebut menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para pakar dan masyarakat
luas.
A. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK

1. Makna Pelayanan Pendidikan


Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada
seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain .Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pelayanan Perihal / Cara melayani ,Usaha melayani kebutuhan
orang lain dengan memperoleh imbalan uang , Kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1
yang mengumumkan. Bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undangundang no. 20 tentang system
pendidikan nasional (UUSPN).
Dalam undang – undang tersebut dikemukakan hal- hal yang erat hubungan
dengan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus sebagai
berikut ;Bab 1(pasal 1 ayat 18) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal
yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan
pemerintah daerah.Bab II (pasal 4 ayat 1) Pendidikan diselenggarakan secara
demokratis berdasarkan HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa. Bab IV
(pasal 5 ayat 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Bab V bagian 11
Pendidikan khusus (pasal 32 ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan.

2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus


a).Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi
fisik)
b) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial (psikolog
dan tenaga social)
c). Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan
beberapa ahli dibidang pendidikan dan psikolog)

B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus


Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana
dengan memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat, untuk
pendidikan bagi anak penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga
pertama untuk anak tunanetra, tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun
1930 yang ketiganya terletak di Kota Bandung.
Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI
mengundangundangkan tentang pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan
pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang
membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-anak tersebut berhak dan
diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun (pasal 8). Dengan ini dapat
dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolahsekolah baru yang
khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak tunadaksa dan
tunalaras yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Berdasarkan urutan
berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB
dikelompokkan menjadi : 1. SLB A untuk anak tunanetra, 2. SLB B untuk anak
tunarungu, 3. SLB C untuk anak tunagrahita, 4. SLB D untuk anak tunadaksa, 5. SLB
E.untuk anak tunalaras, 6.SLBF untuk anak tunaganda.

Kegiatan Belajar 2
Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK)
A. . Pelayanan Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi
Sistem Pendidikan Segregasi Sistem pendidikan dimana anak berkelainan
terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelenggaraan sistem
pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.
1) Keuntungan sistem pendidikan segregasi Rasa ketenangan pada anak luar
biasa, Komunikasi yang mudah dan lancer, Metode pembelajaran yang khusus
sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak, Guru dengan latar belakang
pendidikan luar biasa Sarana dan prasarana yang sesuai.

2) Kelemahan system pendidikan segregasi, Sosialisasi terbatas


Penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal, Sistem Pendidikan Integrasi
Keuntungan Sistem Integrasi Merasa diakui haknya dengan anak
normalterutama dalam memperoleh pendidikan Dapat mengembangkan bakat
,minat dan kemampuan secara optimal Lebih banyak mengenal kehidupan
orang normal Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggiHarga diri anak luar biasa meningkat

3) Pendidikan Inklusi Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus


Pendidikan inklusi adalah termasuk hal yang baru di Indonesia. Pendidikan
inklusi adalah pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dididik
bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya.
Di DKI Jakarta tahun 2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolah
negeri menerima pelayanan thd ABK. Salah satu kelompok yang paling
tereksklusi dalam memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat.
Tapi ini bukanlah kelompok yang homogen. Sekolah dan layanan pendidikan
lainnya harus fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi keberagaman
kebutuhan siswa. Mereka juga diharapkan dapat mencari anak-anak yang
belum mendapatkan Pendidikan Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai
dengan Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan
Pembinaan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Tuna
Netra 2) Tuna Rungu 3) Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome) 4) Tuna Grahita
Ringan (IQ = 50-70) 5) Tuna Grahita Sedang (IQ = 25-50) 6) Tuna Grahita
Berat (IQ 125 ) J. Talented : Potensi bakat istimewa (Multiple Intelligences :
Language, Logico mathematic, Visuo-spatial, Bodilykinesthetic, Musical,
Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual). 7) Kesulitan Belajar (a.l.
Hyperaktif, ADD / ADHD, Dyslexia / Baca, Dysgraphia / Tulis, Dyscalculia /
Hitung, Dysphasia / Bicara, Dyspraxia / Motorik) 8) Lambat Belajar ( IQ = 70
–90 ) 9) Autis 10) Korban Penyalahgunaan Narkoba 11) Indigo
Gagasan pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang
mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang
cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan
bagi anak penyandang cacat adalah pentingnya pendidikan inklusi, tidak
hanya memenuhi target.

B. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


a) Layanan di sekolah biasa b) Sekolah Biasa dengan guru konsultan c)
Sekolah Biasa dengan guru kunjung d) Model Ruang sumber e) Model Kelas
Khusus f) Model sekolah khusus siang hari g) Model sekolah dalam panti
asuhan/rumah sakit 3. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan
ABK a) Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi
melibatkan banyak pihak b) Anggota team mencakup para pakar sebagai
berikut : 1) Guru sekolah biasa 2) Ahli terapi fisik 3) Guru Pendidikan khusus
4) Guru bina wicara 5) Kepala sekolah 6) Pekerja sosial 7) Pengawas sekolah
8) Guru penjas 9) Orang tua ABK 10) ABK sendiri 11) Psikolog sekolah 12)
Dokter dari beberapa spesialis 13) Perawat sekolah Apa yang perlu dilakukan
Guru dalam tim ?Memberikan supervisi kepada orang tua untuk membantu
pend anaknya Menilai kemajuan siswa Bekerja sama dengan orang tua
siswadalam menangani abk Berkonsultasi dengan orang tua siswa tentang
situasi sekolah dan rumah yang mungkinmempengaruh anakGuru bertindak
sebagai orang tua anak ABK
KESIMPULAN Pelayanan pendidikan bagi ABK adalah jasa yang
diberikan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan para ABK, sehingga ABK
tersebut dapat mengembangkan potensinya. Kebutuhan tersebut terdiri dari
kebutuhan fisik dan kesehatan, kebutuhan yang berkaitan dengan emosional-
sosial dan kebutuhan pendidikan. Tersedianya pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan merupakan factor kunci bagi perkembangan ABK.
Dalam pendidikan khusus dikenal tiga bentuk layanan pendidikan yang
sampai kini masih menimbulkan silang pendapat, yaitu layanan pendidikan
terpisah (segregasi), layanan pendidikan terpadu (integrasi) dan layanan
pendidikan terpadu penuh (inklusi).
Layanan pendidikan segregasi mendidik ABK secara terpisah dari anak
normal, sedangkan layanan pendidikan integrasi mendidik ABK di sekolah
biasa bersama anak normal. Sementara itu, layanan pendidikan inklusi
mendidik ABK (tanpa membedakan tingkat parahnya kelainan) di sekolah
biasa yang terdekat dengan tempat tinggal ABK tersebut. Ketiga bentuk
layanan ini mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Dalam
kondisi tertentu, integrasi dapat berupa integrasi fisik, integrasi social dan
integrasi yang paling kompleks, yaitu integrasi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai