Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


(PDGK4407)
MODUL 2
HAKIKAT PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

Kode Mata Kuliah : PDGK4407


Dosen/ Tutor : Siti Maryama, M.Pd
Disusun oleh : Maya Rizkita
Nim : 856591805

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S.1 PGSD
TAHUN AJARAN
2022
Kegiatan Belajar 1

A. Pengertian Pelayanan Pendidikan dan Sejarah Perkembangan Pendidikan Khusus di


Indonesia

1. Makna dan Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi ABK


a) Makna Pelayanan Pendidikan
1) Kegiatan pelayanan (service) merupakan suatu jasa yang diberikan kepada seseorang
atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan orang lain
2) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan :
 Perihal / Cara melayani
 Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang
 Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa
Di dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengumumkan. Bahwa tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran. Pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan undangundang no. 20
tentang system pendidikan nasional (UUSPN). Dalam undang – undang tersebut dikemukakan
hal- hal yang erat hubungan dengan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan
khusus sebagai berikut ;
 Bab 1(pasal 1 ayat 18) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus
diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah
daerah.
 Bab II (pasal 4 ayat 1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis berdasarkan
HAM, agama, kultural, dan kemajemukan bangsa.
 Bab IV (pasal 5 ayat 1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu baik yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
 Bab V bagian 11 Pendidikan khusus (pasal 32 ayat 1) Pendidikan khusus bagi peserta
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan.
2. Jenis Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Khusus
a) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik (ahli terapi fisik)
b) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan emosional sosial (psikolog dan
tenaga sosial)
c) Layanan pendidikan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan (melibatkan beberapa
ahli dibidang pendidikan dan psikolog)
B. Sejarah Perkembangan Layanan Pendidikan Khusus
Di Indonesia dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942), dimana dengan
memperkenalkan system persekolahan dengan orientasi barat, untuk pendidikan bagi anak
penyandang cacat dibuka lembaga-lembaga khusus. Lembaga pertama untuk anak tunanetra,
tunagrahita tahun 1927 dan untuk tunarungu tahun 1930 yang ketiganya terletak di Kota
Bandung.
Tujuh tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Pemerintah RI mengundangundangkan
tentang pendidikan. Undang-undang tersebut menyebutkan pendidikan dan pengajaran luar biasa
diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2) dan untuk itu anak-
anak tersebut berhak dan diwajibkan belajar di sekolah sedikitnya 6 tahun (pasal 8).
Dengan ini dapat dinyatakan berlakunya undang-undang tersebut maka sekolah-sekolah
baru yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat, termasuk untuk anak tuna daksa dan
tunalaras yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Berdasarkan urutan berdirinya SLB
pertama untuk masing-masing kategori kecacatan SLB dikelompokkan menjadi :
1. SLB A untuk anak tunanetra,
2. SLB B untuk anak tunarungu,
3. SLB C untuk anak tunagrahita,
4. SLB D untuk anak tunadaksa,
5. SLB E untuk anak tunalaras,
6. SLB F untuk anak tunaganda.
Kegiatan Belajar 2
A. Berbagai Bentuk dan Jenis Layanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK)
1. Pelayanan Pendidikan Segregasi, Integrasi dan Inklusi
a) Sistem Pendidikan Segregasi
Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem pendidikan anak
normal. Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi dilaksanakan secara khusus dan
terpisah dari penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.
1) Keuntungan sistem pendidikan segregasi
 Rasa ketenangan pada anak luar biasa
 Komunikasi yang mudah dan lancar
 Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak
 Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa
 Sarana dan prasarana yang sesuai
2) Kelemahan system pendidikan segregasi
 Sosialisasi terbatas
 Penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal

b) Sistem Pendidikan Integrasi


1) Keuntungan Sistem Integrasi
 Merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh pendidikan
 Dapat mengembangkan bakat ,minat dan kemampuan secara optimal
 Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal
 Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
 Harga diri anak luar biasa meningkat

c) Pendidikan Inklusi
Pendidikan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus Pendidikan inklusi adalah
termasuk hal yang baru di Indonesia. Pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Di DKI Jakarta tahun 2015 sudah menyatakan bahwa seluruh sekolah negeri
menerima pelayanan thd ABK. Salah satu kelompok yang paling tereksklusi dalam
memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Tapi ini bukanlah kelompok
yang homogen. Sekolah dan layanan pendidikan lainnya harus fleksibel dan akomodatif
untuk memenuhi keberagaman kebutuhan siswa. Mereka juga diharapkan dapat mencari
anak-anak yang belum mendapatkan Pendidikan.
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
• Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai dengan
Program Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan Pembinaan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Tuna Netra
2) Tuna Rungu
3) Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome)
4) Tuna Grahita Ringan (IQ = 50-70)
5) Tuna Grahita Sedang (IQ = 25-50)
6) Tuna Grahita Berat (IQ 125 ) J. Talented : Potensi bakat istimewa (Multiple
Intelligences : Language, Logico mathematic, Visuo-spatial, Bodilykinesthetic, Musical,
Interpersonal, Intrapersonal, Natural, Spiritual).
7) Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD / ADHD, Dyslexia / Baca, Dysgraphia / Tulis,
Dyscalculia / Hitung, Dysphasia / Bicara, Dyspraxia / Motorik)
8) Lambat Belajar ( IQ = 70 –90 )
9) Autis
10) Korban Penyalahgunaan Narkoba
11) Indigo
Gagasan pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang
mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat dalam
program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan bagi anak penyandang
cacat adalah pentingnya pendidikan inklusi, tidak hanya memenuhi target.

2. Jenis Pelayanan Pendidikan Khusus


a) Layanan di sekolah biasa
b) Sekolah Biasa dengan guru konsultan
c) Sekolah Biasa dengan guru kunjung
d) Model Ruang sumber
e) Model Kelas Khusus
f) Model sekolah khusus siang hari
g) Model sekolah dalam panti asuhan/rumah sakit
3. Pendekatan Kolaboratif Dalam Pelayanan Pendidikan ABK
a) Pelayanan Pendidikan tidak dapat dilakukan satu orang tetapi melibatkan banyak pihak
b) Anggota team mencakup para pakar sebagai berikut :
1) Guru sekolah biasa
2) Ahli terapi fisik
3) Guru Pendidikan khusus
4) Guru bina wicara
5) Kepala sekolah
6) Pekerja sosial
7) Pengawas sekolah
8) Guru penjas
9) Orang tua ABK
10) ABK sendiri
11) Psikolog sekolah
12) Dokter dari beberapa spesialis
13) Perawat sekolah

Apa yang perlu dilakukan Guru dalam tim ?


 Memberikan supervisi kepada orang tua untuk membantu pend anaknya
 Menilai kemajuan siswa
 Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam menangani abk
 Berkonsultasi dengan orang tua siswa tentang situasi sekolah dan rumah yang mungkin
mempengaruhi anak
 Guru bertindak sebagai orang tua anak ABK

Anda mungkin juga menyukai