Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 7
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan memanjatkan syukur
karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan segala bentuk
kesederhanaannya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian orang,
hal tersebut tak lepas dari bidang kajian matematika yang dominan tentang rumus
dan angka-angka sehingga bagi sebagian orang menganggap pembelajaran
metematika kelihatan rumit dan butuh teknik khusus dalam mempelajarinya.
Pembelajaran matematika memang bersifat abstrak sehingga butuh perantara atau
media khusus dalam mengajarkan matematika.
Ilmu matematika adalah ilmu dasar yang menunjang ilmu yang lain dalam
pengaplikasiannya oleh karena itu pemahaman matematika dengan benar akan
berimplikasi terhadap kemampuan dalam mengakaji beberapa ilmu yang berkaitan
dengan matematika. Sejak kapan matematika sebaiknya harus dipelajari? adalah
sebuah pertanyaan yang ditanyakan oleh sebagian orang. belajar matematika
sebaiknya dimulai dari lingkungan keluarga. namun yang paling tepat adalah
penguasaan dan pemahaman pembelajaran matematika memang sebaiknya
ditanamkan sejak anak masih duduk dibangku sekolah dasar.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan model dan metode pembelajaran
2. Untuk mengetahui pengertian model dan metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui model pembelajaraan matematika di SD/MI
4. Untuk mengatahui metode pembelajaraan matematika di SD/MI
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Model Pembelajaran Matematika di SD/MI
1. Model Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan operasionalisasi dari
suatu pendekatan pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda
dengan nama Realistic Mathematics Education (RME) yang artinya pendidikan
matematika realistik.
Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan
realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika
secara lebih baik dari pada yang lalu.
Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang
dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang
dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta
didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan
pendekatan PMR, sebagai berikut.
1. Langkah pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan
masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk
memahami masalah tersebut.
2. Langkah kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami
masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi
dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau permasalahan yang
belum dipahami.
3. Langkah ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara
individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.
Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan
menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
4. Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru
menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk
4
mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi
siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
5. Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
5
a. Pendahuluan, yaitu Siswa menyimak guru yang memberikan motivasi bahwa
yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari hari sehingga
siswa semangat dalam belajar. Kemudian siswa menanggapi apersepsi yang
dilakukan guru supaya guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai
konsep konsep yang akan dipelajari.
b. Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah langkah sebagai
berikut :
1. siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang tiap kelompok;
2. siswa mendapatkan pertanyaan Openended Problems mengenai perhitungan
statistik dan perhitugan matematis;
3. siswa berdiskusi bersama kelompoknya masingmasing mengenai penyelesaian
dari pertanyaan OpenEnded Problems yang telah diberikan oleh guru;
4. setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau
solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian;
5. siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawabanjawaban yang telah
dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif.
c. Kegiatan Akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari, dan
kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru;
3. Evaluasi
Setelah berakhirnya KBM, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan
harian yang berisi pertanyaan Open Ended Problems yang merupakan evaluasi yang
diberikan oleh guru. Dalam jurnal internasional J.Nikos, mourtos ,dkk
6
b. Alasan: Di dalam materi bangun datar, materi yang disajikan terutama adalah
gambar-gambar
dari bangun datar, sehingga cocok menggunakan model Examples Non
Examples yang langkah
langkah di dalamnya menyajikan gambar.
c. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
-Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
-Guru menempelkan gambar di papan.
-Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
-Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
-Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
-Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
-Kesimpulan
7
menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana
KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar Penyajian materi sebagai pengantar
sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan
pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.
Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang
selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian
materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang
dipelajari.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan
materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan
oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita
dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam
perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau
mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah
ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung
kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah
dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang
harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk
diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang
urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau
materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru
harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan
meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan
tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan
8
indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai
indikator yang telah ditetapkan.
7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja
diterimanya. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa.
Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila
siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam
pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang
gambar tersebut.
Picture n picture
a. Materi : Operasi Hitung (Mengurutkan bilangan)
b. Alasan : Guru dapat menggunakan gambar-gambar yang berjumlah tertentu
dan tidak
berurutan agar dapat disusun oleh siswa menjadi urutan yang logis.
c. Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
4. Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
9
pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling
bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut
dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti
mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk
menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan
kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).
10
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan
yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk
menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh
guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat
umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok
dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada
siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disajikan.
11
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri.
Menurut Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008),
mengemukakan langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
>Siswa dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang sisiwa.
>Tiap orang dalam team diberi bagian materi berbeda
>Tiap orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan
>Anggota dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab
mereka.
>Setelah selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok
asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang sub bab yang mereka
kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
>Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
>Guru memberi evaluasi.
>Penutup
Jigsaw
a. Materi : Mengubah Pecahan ke Bentuk Persen dan Desimal serta Sebaliknya
b. Alasan : Model ini meningkatkan kerjasama antar siswa, melibatkan semua
siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c. Langkah-langkah :
-Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
-Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, ada yang persen,
pecahan, dan decimal.
-Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
-Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
12
-Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
-Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
-Guru memberi evaluasi
-Penutup
13
-Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
-Guru memberikan kesimpulan secara umum.
-Evaluasi.
-Penutup.
Role Playing
a. Materi: Mata Uang / Jual Beli
b. Alasan: Praktik jual bel dapat diperagakan oleh siswa agar lebih mudah
memahami.
c. Langkah-langkah :
-Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
-Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
-Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
-Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
-Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
-Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
-Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar
kerja untuk membahas
-Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
-Guru memberikan kesimpulan secara umum
-Evaluasi
-Penutup
14
Pembelajaran berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses
dimana pembelajar secara aktif mengkontruksi pengetahuan.
Berikut langkah-langkah PBM.
Ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.
Fase Aktivitas guru
Fase 1: Mengorientasikan mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan
pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar. Membantu mahasiswa
membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong
mahasiswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan
mencari untuk penjelasan dan pemecahan
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan
model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu
mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang
digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
15
-Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data,
hipotesis, pemecahan masalah.
-Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
-Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Contoh soal yang dapat diberikan :
Bagas dan Soni berencana untuk makan di warung Pak Bimo dan pergi latihan
softball bersama. Latihan softball dimulai pukul 10.00. Bagas memerlukan waktu
¾ jam untuk menjemput Soni dan pergi ke warung Pak Bimo dekat lokasi latihan
softball. Untuk makan dan berjalan ke lokasi latihan diperlukan waktu 1 ¼ jam.
Mereka ingin tiba di lokasi latihan 15 menit sebelum di mulai. Pukul berapa Bagas
seharusnya meninggalkan rumahnya?
16
-Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi sesuai topik bahasan yang
sedang diajarkan.
-Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat tempat jawaban. Tempat
jawaban disini berbentuk tabel (kotak) yang berisi sembilan tempat, enam belas
kotak ataupun dua puluh lima kotak. Banyaknya kotak tempat jawaban disesuaikan
dengan kebutuhan dan tiap kotak jawaban diisi angka sesuai dengan selera masing-
masing siswa.
-Guru membaca soal secara acak sesuai dengan nomor yang telah disiapkan
sebelumnya. Siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan
guru. Soal yang telah dibacakan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda
benar (v) dan salah diisi tanda silang (x). disini dibutuhkan kejujuran dari siswa
yang telah menjawab salah ataupun benar.
-Siswa yang sudah mendapat tanda (v) secara vertikal atau horizontal, atau diagonal
harus segera berteriak horay atau yel-yel lainnya.
-Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh.
-Penutup pembahasan. Penutup dari pembahasan ini dapat berupa penyimpulan dari
guru ataupun disimpulkan sendiri oleh siswa,
Course review horay
a. Materi : Operasi hitung penjumlahan
b. Alasan : Model ini bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c. Langkah-langkah :
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
- Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
- Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
- Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar
(Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
- Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus
berteriak horay …atau yel-yel lainnya
- Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
17
- Penutup
d. Contoh: Guru memberikan soal perkalian pada 9 kotak yang tertutup, diacak dari
tingkat mudah hingga ke tingkat sulit, kemudian bagi siswa yang memilih soal
nomor tertentu akan mendapat soal, bila benar diberi ceklis, bila salah diberi silag,
pabila membentuk garis maka semua bersorak horee!!
18
-Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai dengan
kartunya (kartu orang lain).
-Strategi ini dapat dimodifikasikan sesuai keadaan.
-Kesimpulan.
Take n give
a. Materi : Operasi hitung perkalian
b. Alasan : Model ini bisa digunakan untuk soal hitungan pada matematika.
c. Langkah-langkah :
-Siapkan kelas sebagaimana mestinya
-Jelaskan materi sesuai TPK
-Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu
kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
-Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
-Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima
materi masing-masing (take and give)
-Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain)
-Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
-Kesimpulan
Untuk yang pertama guru dapat menggunakan sebuah metode yang umum
dilakukan. Metode pembelajaran matematika SD kelas rendah yaitu sebuah metode
ceramah. Hampir setiap guru pasti menggunakan metode ini saat awal
pembelajaran. Pembelajaran matematika juga bisa menggunakan metode kuno satu
ini.
Teknik ceramah yang dilakukan harus asyik dan juga tidak monoton. Guru
harus mampu menerangkan ke peserta didik SD kelas rendah dengan menggunakan
bahasa yang sederhana. Cara penyampaiannya pun harus ramah serta tidak tergesa-
19
gesa. Metode ini bisa dilakukan pada tahap awal pembelajaran saja. Tujuannya
adalah untuk mengenalkan siswa terhadap pelajaran matematika.
Guru juga bisa menggunakan metode selanjutnya ini yaitu sebuah teknik
bertanya jawab antar siswa dan guru. Setelah menggunakan metode ceramah, bisa
dilanjutkan dengan metode tanya jawab ini. Untuk SD kelas rendah, sebaiknya
ajukan pertanyaan yang sederhana terlebih dahulu. Misal, sebuah perhitungan yang
ada di sekitar lingkungan sekolah.
Sesi tanya jawab ini akan membuat siswa lebih aktif lagi. Apabila siswa
salah dalam menjawab pertanyaan, jangan langsung dimarahi. Namun, beri arahan
dan berikan jawaban yang benar serta jelaskan juga dengan nada yang lembut. Hal
itu akan membuat siswa senang dan lama-lama akan tertarik dengan matematika.
3. Metode Tugas
4. Metode Meringkas
Pada metode kali ini mungkin dianggap kurang efektif bagi sebagian guru.
Namun, sebenarnya metode ini bisa digunakan guru untuk membuat siswa lebih
paham. Metode tersebut adalah metode meringkas atau menulis ulang. Untuk
materi yang diringkas yaitu bisa berupa pertanyaan serta jawaban yang ada buku
paket.
Menulis ulang pertanyaan serta jawaban tersebut akan membuat siswa lebih
paham tentang matematika. Selain itu, dapat bermanfaat juga untuk melatih jari
20
siswa agar bisa menulis lebih baik lagi. Materi yang diringkas pun tidak usah terlalu
banyak karena bisa membuat siswa bosan dan lelah.
5. Metode Permainan
Guru bisa memberikan sebuah permainan yang masih berkaitan dengan materi
pelajaran saat itu. Permainan yang bisa dilakukan adalah mencari bentuk benda,
untuk permainan ini bisa dilakukan di luar kelas. Guru menyebar beberapa bentuk
benda ke berbagai titik. Kemudian siswa harus mencari bentuk tersebut sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan.
6. Metode Video
Untuk jenis video yang ditampilkan bisa berupa sebuah animasi atau kartun.
Tentunya di dalam tontonan tersebut harus berisi sebuah edukasi mengenai
pelajaran matematika. Di sela-sela video bisa disisipi materi pada hari itu. Dengan
cara ini dijamin akan membuat siswa lebih tertarik dan akan membuatnya lebih
menyukai pelajaran matematika.
7. Metode Gambar
21
Contoh penerapan metode ini adalah misal guru memberikan sebuah gambar
tentang bangun ruang. Kemudian, guru melempar pertanyaan kepada siswa tentang
bangun ruang. Salah satu siswa bisa ditunjuk untuk menjelaskan tentang bangun
ruang. Hal ini akan melatih siswa lebih berpikir kreatif serta kritis. Selain itu, akan
membuat siswa lebih berani mengajukan pendapat.
8. Metode Demonstrasi
Pada metode yang satu ini guru akan lebih berperan aktif selama pembelajaran
berlangsung. Metode demonstrasi ini guru harus mampu memberikan contoh nyata
kepada peserta didik. Memberikan contoh secara nyata akan membuat siswa lebih
paham cara menggunakan alat pembelajaran matematika. Karena, untuk ukuran
siswa SD tentunya belum mengerti betul bagaimana cara penerapannya.
Aplikasi dari metode ini bisa berupa demonstrasi cara menggunakan sebuah
jangka. Guru mempraktekan cara penggunaan jangka yang benar di depan kelas.
Jika sudah, guru bisa memanggil satu per satu siswa untuk mencoba
menggunakannya. Metode ini akan melatih siswa menjadi siswa yang lebih berani
dan mau mencoba hal yang baru.
9. Metode Peran
Untuk metode peran ini bisa diaplikasikan melalui sebuah kelompok kecil yang
dibuat oleh guru yang bersangkutan. Kemudian, dalam satu kelompok tersebut
siswa disuruh untuk memerankan suatu kondisi. Misal masuk dalam materi
perhitungan dasar, guru dapat memberikan kondisi perhitungan uang dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada metode atau teknik yang terakhir ini, guru bisa membuat sebuah lagu yang
berhubungan dengan materi pelajaran pada hari itu. Buatlah sebuah lagu sederhana
22
dengan nada yang mudah untuk dihafal. Kemudian liriknya bisa diganti dengan
materi matematika, lalu lagu tersebut dapat dinyanyikan bersama di depan kelas
bersama semua peserta didik.
Tentunya metode ini akan disukai oleh semua siswa, terutama untuk yang baru
kelas rendah. Selain untuk mengurangi rasa jenuh di dalam kelas juga akan
membuat siswa lebih cepat hafal. Karena, pasti lagu tersebut akan terus diingat dan
bisa jadi malah akan dinyanyikan setiap hari.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam dunia pendidikan, guru tentu sering menemui istilah metode dan
model pembelajaran. Dua istilah tersebut terkadang sering tertukar atau bahkan
dianggap sama. Namun kenyataannya, dua istilah tersebut ternyata memiliki makna
yang berbeda.
Mengajar matematika untuk anak SD/MI terlebih lagi pada kelas rendah
bukanlah hal yang mudah, pasalnya guru harus bisa menemukan model dan metode
pembelajaran yang tepat agar semua murid bisa memahami materi. Hal yang
terpenting ialah guru bisa mempraktekkan model dan metode yang dipilih dengan
bagus dan lancar.
3.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
https://bhembook.com/metode-pembelajaran-matematika-sd/
https://www.kompasiana.com/arini10464/5f8bddfd8ede486b256413f2/berbagai-
macam-metode-pembelajaran
https://www.matematrick.com/2016/10/macam-macam-model-pembelajaran.html
https://www.blogpendidikan.net/2022/03/ini-11-metode-pembelajaran-
matematika.html
https://gurubelajar.id/ternyata-ini-perbedaan-metode-dan-model-pembelajaran/
25