Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN
(Metode Blended learning dan Metode Investigasi)
Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah
Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Musa’adatul Fithriyah, M. Pd.I
NIDN. 0722119001

Disusun oleh kelompok 9 :


1. Andini Rizky Putri R. (152110006)
2. Diyaning Sarifah (152230055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah kita ucapkan atas limpahan rahmat dan
nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada kami.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita, orang tua kita, dan para dosen-dosen mendapatkan syafaat
beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin Ya Rabbal „Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi mata kuliah
Strategi Pembelajaran Semester 3, dengan judul makalah ini adalah “Metode Pembelajaran
Blended learning dan Investigasi” Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Musa‟adatul
Fithriyah, M. Pd.I selaku dosen pengampu, dan kepada semua pihak yang sudah membantu
dalam penulisan makalah dari awal hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami
juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan pertimbangan
makalah. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Lamongan, 9 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….4
1. Latar Belakang ……………………………………………………………….4
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………5
3. Tujuan ………………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………...…6
BLENDED LEARNING ………………………………………………………………6
1. Pengertian Metode Blended Learning………………………………………..6
2. Kelebihan Dan Kekurangan Blended Learning ……………………………7
3. Langkah-Langkah Metode Blended Learning Sebagai Berikut .....................8

INVESTIGASI ……………………………………………………………………..
…..8
1. Pengertian Investigasi ....................................................................................8
2. Langkah langkah metode investigasi ………………………………………...9
3. kelebihan dan kelemahan metode investigasi ………………………………9
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….10
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….10
B. Saran …………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..11

3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Abad 21 merupakan era teknologi dengan Karakteristik ilmupengetahuan, riset, dan
Teknologi yang melesat sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi dan Komunikasi
itu secara cepat diterima oleh Generasi milenial dan generasi Z, anak-anak Muda yang
lahir di akhir abad 20 dan awal abad 21. Generasi tersebut identik dengan teknologi,
Hampir semua urusan dilakukan dengan dan dari Media berbasis teknologi. Mereka
melakukan apa Saja, mulai dari membaca, mencari informasi,Menikmati musik, mencari
jawaban tugas Sekolah, sampai menayangkan karya seni dan Hasil kreativitas, melalui
perangkat ponsel pintar. Mengajar peserta didik generasi abad 21 Mengharuskan guru
menyesuaikan strategi, Model, dan metode pengajaran dengan Karakteristik generasi
tersebut. Guru tidak bisa Lagi mengajar dengan strategi pembelajaran yang Standar dan
biasa-biasa saja. Guru harus kreatif Dan inovatif, memperkaya dan memperbaharui Ilmu
dan keterampilan untuk dapat menyajikan Kegiatan pembelajaran yang menarik dengan
Memanfaatkan teknologi melalui e-learning. Situasi pandemic Covid-19 saat ini memaksa
Guru dan peserta didik menggunakan teknologi Informasi sebagai sarana pembelajaran.
Penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) Mengembalikan peserta didik ke rumah
masingmasing. Mereka belajar, mengakses materi Pelajaran, menerima penjelasan guru,
atau Mengerjakan dan mengirim tugas dari komputer Atau gadgetnya dengan dukungan
internet. Berbagai situs pembelajaran yang tersedia di Dunia maya dimanfaatkan, salah
satunya Jogjabelajar.org yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan DIY. Internet
dimanfaatkan untuk Mendukung e-learning. Pembelajaran berbasis Teknologi dengan
memanfaatkan jaringan Internet ini memberi warna baru dalam kegiatan Pembelajaran
yang selama ini lebih Mengandalkan peran guru.
Namun, pelaksanaan e-learning selama Penerapan PJJ mulai dirasakan kekurangannya.
Peserta didik mengaku kesulitan memahami Materi pelajaran, orangtua mengeluhkan
kondisi Anak yang tidak selalu disiplin mengikuti Pembelajaran, dan banyak pihak
mengkhawatirkan terjadinya learning loss karena Minimnya interaksi langsung antara
peserta didik Dengan guru. Pada dasarnya, dalam proses Pembelajaran, peran dan fungsi
guru tidak dapat Digeser oleh teknologi. Karena selain Mengajarkan ilmu pengetahuan,
guru juga Mendidik, membiasakan peserta didik untuk Memiliki nilai, etika, dan karakter
yang baik. Guru sekaligus juga menjadi teladan bagi Pengembangan kepribadian peserta
didik. Dengan demikian, tujuan pendidikan yang Meliputi aspek kognitif, moral, sosial,
emosional, Dan spiritual dapat terwujud dengan baik. Memahami latar belakang
sebagaimana Diuraikan diatas, maka pembelajaran melalui blended menjadi solusi yang
tepat. Melalui Pembelajaran blended, guru tetap dapat Berinteraksi dengan peserta didik
dan melakukan Fungsinya sebagai pendidik, namun sekaligus Dapat memanfaatkan
teknologi melalui Penggunaan e-learning. Dengan demikian, dalamMelaksanakan
pembelajaran tatap muka, guru Juga memanfaatkan pembelajaran berbasis Teknologi,
sehingga peserta didik dapat terpenuhi Kebutuhannya, baik berinteraksi langsung Dengan
guru, maupun berselancar melalui Perangkat gadget atau komputer untuk Mengeksplorasi
materi pelajaran.Pembelajaran blended memadukan kegiatan Tatap muka dan
pembelajaran berbasis komputer Baik secara luring (offline) atau daring (online).
Pembelajaran dengan model seperti iniDipandang efektif karena mampu meminimalisir
Kekurangan yang terdapat pada masing-masing Model sehingga peserta didik dapat
merasakan Manfaat dari baik dari model pembelajaran tatap Muka maupun pembelajaran
berbasis teknologi. Peserta didik tetap dapat berkomunikasi dengan Guru secara langsung

4
dan di sisi yang lain mereka Juga memiliki keleluasaan untuk mengakses Keragaman
sumber belajar dari dunia maya. Blended learning merupakan jawaban model
Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran abadi 21.

B. Rumusan Masalah
1. Metode Blended learning
a) Apa pengertian dan strategi pembelajaran Blended learning
b) Apa kelemahan dan kelebihan metode Blended learning
c) Apa saja Langkah-Langkahmodel Blended Learning
2. Metode Investigasi
a) Apa pengertian metode Pendekatan Investigasi
b) Apa Saja keuntungan dari pendekatan belajar Investigasi
c) Memberikan gambaran tentang fase-fase yang harus ditempuh dalam Pendekatan
Investigas

C. Tujuan Masalah
1. Metode Inkuiri
a) Untuk mengetahui pengertian dan strategi pembelajaran Blended learning
b) Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan metode Blended learning
c) untuk mengetahui Langkah-Langkahmodel Blended Learning
2. Metode Investigasi
a) Untuk mengetahui Apa pengertian metode Pendekatan Investigasi
b) Untuk mengetahui Apa Saja keuntungan dari pendekatan belajar Investigasi
c) Untuk mengetahui gambaran tentang fase-fase yang harus ditempuh dalam
Pendekatan Investigasi.

5
Bab II
Pembahasan

A. BLENDED LEARNING
1. Pengertian Metode Blanded Learning
Guru merupakan sosok utama dalam Pendidikan. Tugas guru bukan sekedar mengajar
Namun juga mendidik. Transfer pengetahuan Dalam mengajar dapat dilakukan melalui
media Seperti internet, namun tugas mendidik Memerlukan sentuhan guru secara
langsung. Muatan nilai, etika dan karakter sulit untuk Diukur dan dididikkan pada siswa
jika Pembelajaran hanya mengandalkan media Berbasis teknologi. Mendidik merupakan
tugas Utama seorang guru. Karena itulah pembelajaran Tataap muka (face-to-face) tidak
dapat digantikan Oleh model pembelajaran apapun. Pembelajaran face-to-face akan selalu
Relevan dan dibutuhkan sebagaimana Dikemukakan oleh Tolmie and Boyle bahwa
melalui pembelajaran face to face, Peserta didik dapat berinteraksi dengan guru dan
Kelompok sebayanya dalam lingkungan dimana Ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh
Berkontribusi memperkaya proses komunikasi. Kehadiran guru dibutuhkan untuk
Membangkitkan partisipasi aktif dan keterlibatan Peserta didik dalam kegiatan belajar dan
Membiarkan mereka mengalami perubahan dunia yang dinamis Kondisi pandemi Covid-
19 yang melanda Dunia di awal tahun 2020 telah menghentikan Pembelajaran tatap muka.
PJJ berbasis internetAtau e-learning menjadi pilihan yang harus Dilakukan oleh guru
meskipun tanpa persiapan Yang memadai. Penerapan PJJ selama lebih dari Satu tahun
telah menimbulkan banyak keluhan Dari para peserta didik. Hal ini membuktikan Adanya
kekurangan pada e-learning sebagaimana Diuraikan diatas. Blended learning menjadi
solusi Terhadap permasalahan pembelajaran saat ini.Unsur e-learning tetap dipertahankan,
namun Pembelajaran tatap muka juga dilaksanakan Dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan. Blended learning didesain untuk memadukan Pembelajaran tatap muka dan
model e-learning Atau online model. Pengertian blended learningSangat bervariasi.
Blended learning menyajikan kesempatan untuk Menyatukan inovasi dan kemajuan
teknologi Yang ditawarkan oleh pembelajaran onlineDengan adanya interaksi dan
partisipasi yang Terdapat dalam pembelajaran tradisional. blended learning Sebagai titik
temu antara pembelajaran tatap Muka tradisional dan lingkungan pembelajaran komputer.
Blended learning menjadikan peserta didik Lebih fleksibel dalam belajar, karena materi
Pelajaran yang telah disiapkan guru tersimpan Dalam format e-learning sehingga bisa
diakses Kapanpun dan dimanapun.
Blended leaning juga Memperkaya kualitas peserta didik melalui Keterlibatan mereka
secara aktif dalam interaksi Pembelajaran. Keakraban peserta didik milenials Dengan
gadget dapat diarahkan pada manfaat Yang positif. Pembelajaran blended learning akan
makin Meningkatkan berkembangnya kompetensi Teknologi Informatika dan Komunikasi
(TIK)Atau digital literacy yang menjadi salah satu ciri Masyarakat abad 21. Blended
learning membuka Wawasan dan menumbuhkan kemandirian Peserta didik karena mereka
dapat mengakses Beragam sumber belajar dari internet baik Melalui komputer maupun
gadget. Di sisi lain, Mereka juga tidak akan kehilangan ‘sentuhan’ Guru dan dapat
berinteraksi dengan guru jika Mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran Keunggulan Blended learning Telah Dibuktikan pada banyak penelitian. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Blended dapat meningkatkan motivasi dan
Prestasi belajar peserta didik dengan peningkatan Yang cukup signifikan dibandingkan
dengan Peserta didik yang diberi perlakuan pembelajaran Tatap muka. Dukungan

6
manajemen sekolah dan Pemerintah terhadap efektivitas penerapan Blended learning juga
sangat penting. Pemerintah Memberikan dukungan kuota internet bagi Peserta didik
sedangkan sekolah Bertanggungjawab terhadap mekanisme Pengaturan, pengelolaan
konten, serta dilakukan untuk memberikan pelayanan yang Lebih baik pada peserta didik.
Secara Berkala guru diberi kesempatan melakukan Pelatihan dan keterampilan
memanfaatkan Beragam fasilitas pembelajaran online dari Berbagai konten pendidikan,
untuk memperkuat Dan memperkaya pembelajaran e-learning1.
Secara etimologi istilah blended learning terdiri Dari dua kata yaitu blended dan
learning. Kata Blend berarti ‘campuran bersama untuk meningkatkan kualitas agar
bertambah baik’ atau ‘formula suatu penyelarasan Kombinasi atau perpaduan’ Kata
learning memiliki makna umum ‘belajar’. Dengan demikian, istilah sepintas Blended
learning mengandung makna ‘pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran,
Atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya Istilah blended learning
digunakan oleh Para ahli secara bergantian dengan istilah hybrid Course, blended e-
learning, Dan hybrid learning. Blended learning mengacu pada strategi pembelajaran
kombinasi antara pembelajaran tatap Muka (Face to face) dan pembelajaran berbasis
Komputer, baik dilakukan secara Online maupun Offline

2. Kelebihan dan kekurangan Blended learning


Kelebihan Blended learning
1. menjadikan peserta didik lebih fleksibel dalam belajar, karena materi pelajaran
yang telah disiapkan guru tersimpan dalam format e-learning sehingga bisa
diakses kapanpun dan dimanapun.
2. memperkaya kualitas peserta didik melalui keterlibatan mereka secara aktif
dalam interaksi pembelajaran.
3. Makin meningkatkan berkembangnya kompetensi Teknologi Informatika dan
Komunikasi (TIK) atau digital literacy
4. Membuka wawasan dan menumbuhkan kemandirian peserta didik karena
mereka dapat mengakses beragam sumber belajar dari internet baik melalui
komputer maupun gadget.
5. meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik dengan peningkatan
yang cukup signifikan dibandingkan dengan peserta didik yang diberi perlakuan
pembelajaran tatap muka.
6. Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan
menambahkan hasil tes dengan efektif.
7. Peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lain2.

Kekurangan Blended learning


1. Biaya dalam hal ini adalah biaya sarana prasarana yang mendukung
pembelajaran daring seperti laptop. gawai, internet, serta alat pendukung yang
lainnya. 
2. Karena siswa tidak dimonitor secara langsung, ada kemungkinan siswa tidak
mengerjakan tugas yang diberikan. 
3. Rentan adanya Manipulasi manipulasi yang digunakan untuk mengerjakan
tugas, seperti meminta bantuan dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang tidak
dianjurkan. 

1
Dyah Puspitarini, ‘Blended Learning Sebagai Model Pembelajaran Abad 21’, 7.1 (2022), 1–6.
2
Lukman Hakim Siregar, ‘PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING’, 7.1 (2019), 91–94.

7
4. kelancaran dalam proses pembelajaran akan sulit dilakukan ketika teknologi
tidak tersedia, misalnya seperti internet yang putus, laptop yang tidak
mendukung, dan masalah-masalah teknis lainnya.
5. Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik dan
orangtua) terhadap penggunaan teknologi.

3. Langkah-Langkah Metode Blended Learning sebagai berikut :


1. Guru meng-upload materi pembelajaran, tugas-tugas pada aplikasi Quipper
School
2. Guru menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang sudah di-
upload, baik secara langsung maupun tidak (melalui aplikasi Quipper School)
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan materi ajaran dengan memaparkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai siswa dalam materi.
5. Guru memotivasi dan membimbing siswa untuk mendapatkan informasi
tambahan, serta memberikan jawaban dari masalah yang sulit dimengerti siswa.
6. Guru mengapresiasikan keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas.
7. Guru memberikan evaluasi melalui aplikasi Quipper School dalam membentuk
kuis maupun essay yang telah dipersiapkan.

B. investigasi
1. Pengertian Investigasi
Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan
kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai
kegiatan dan hasil benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa (Soppeng, 2009) .
Kegiatan belajarnya diawali dengan pemecahan soal-soal atau masalah-masalah yang
diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka,
artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksananya mengacu
pada berbagai teori investigasi.
Menurut Height (dalam Krismanto, 2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan
mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah
proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan
orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.
Talmagae dan Hart (dalam Soppeng, 1977) menyatakan bahwa investigasi diawali
oleh soal-soal atau masalah-yang diberikan oleh guru, sedangkan kegiatan belajarnya
cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru. Siswa dapat
memilih jalan yang cocok bagi mereka. Seperi halnya Height, mereka menyatakan
pula bahwa karena mereka bekerja dan mendiskusikan hasil dengan rekan-rekannya,
maka suasana investigasi ini akan menjadi satu hal yang sangat potensial dalam
menunjang pengertian siswa.
Menurut Soedjadi (dalam Sutrisno, 1999 : 162), model belajar “investigasi”
sebenarnya dapat dipandang sebagai model belajar “pemecahan masalah” atau model
“penemuan”. Tetapi model belajar “investigasi” memiliki kemungkinan besar
berhadapan dengan masalah yang divergen serta alternatif perluasan masalahnya.
Sudah barang tentu dalam pelaksanaannya selalu perlu diperhatikan sasaran atau
tujuan yang ingin dicapai, mungkin tentang suatu konsep atau mungkin tentang suatu

8
prinsip Pada investigasi, siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok.
Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan
siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat atau menuangkan pemikiran mereka
serta menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi baru. Guru
juga berperan dalam mendorong siswa untuk dapat memperbaiki hasil mereka sendiri
maupun hasil kerja kelompoknya. Kadang mereka memang memerlukan orang lain,
termasuk guru untuk dapat menggali pengetahuan yang diperlukan, misalnya melalui
pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah, detail atau rinci. Dengan
demikian guru harus selalu menjaga suasana agar investigasi tidak berhenti di tengah
jalan3.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa Investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan
orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil.

2. Langkah langkah metode investigasi4


a) Mengidentifikasikan topik
b) Merencanakan tugas yang akan dipelajari
c) Melaksanakan investigasi
d) Menyiapkan laporan
e) Mempresentasikan laporan
f) Evaluasi

3. kelebihan dan kelemahan metode investigasi


kelebihan metode investigasi :
a) pembelajaran yang dilakukan dalam metode ini meminta siswa untuk
berperan aktif dan komunikatif.
b) Siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik
dan kondusif.
c) Menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, agar aktif dalam kegiatanproses
belajar, mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir
Kekurangan metode investigasi :
a) Merupakan model paling kompleks dan paling sulit dilakukan dalam proses
belajar. mengajar.
b) Dalam pelaksanaanya membutuhkan waktu yang relatif lama.
c) Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik.

3
Yunianto Dwihartanto and Edy Suryanto, ‘PENERAPAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK MENULIS
ARGUMENTASI’, 19.2 (2016), 128–44.
4
Anisha, ‘PENERAPAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
KELAS IV PADA PEMBELAJARAN TEMATIK’, Skripsi, 2020, 151.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua materi yang telah dijabarkan mengenai metode blanded learning, serta
Investigasi dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya apabila kita menciptakan suatu metode
campuran dalam proses pembelajaran di dalam suatu kegiatan di ruang kelas dengan waktu
yang memungkinkan dan kondisi yang yang efektif dapat kita terapkan ke tiga metode
tersebut dalam sekali pertemuan melalui pemaparan materi yang telah disajikan oleh guru
serta dilanjut dengan pembentukan kelompok dari tiap peserta didik hingga melakukan tanya
jawab dan presentasi pemahaman tiap-tiap kelompok dalam menjawab pertanyaan yang telah
dibicarakan atau mengangkat permasalahan yang telah disetujui oleh peserta didik. Apabila
pendidik dapat memberikan pelaksanaan metode dengan efektif dan semaksimal mungkin
dapat kita yakini bahwasannya mungkin ilmu yang diterima oleh peserta didik dapat diingat
jelas karena telah diberikan pemantapan dari gurunya sendiri, teman sebayanya dan
pemikirannya yang dipaksa untuk berpikir kritis dalam menanggapi situasi dan kondisi yang
terjadi dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Penulisan makalah ini tentunya jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menjadi referensi penulis dalam
memperbaiki malakah ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

10
Daftar pustaka
Anisha, ‘PENERAPAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS IV PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK’, Skripsi, 2020, 151
Dwihartanto, Yunianto, and Edy Suryanto, ‘PENERAPAN METODE INVESTIGASI
KELOMPOK MENULIS ARGUMENTASI’, 19.2 (2016), 128–44
Puspitarini, Dyah, ‘Blended Learning Sebagai Model Pembelajaran Abad 21’, 7.1
(2022), 1–6
Siregar, Lukman Hakim, ‘PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED
LEARNING’, 7.1 (2019), 91–94

11

Anda mungkin juga menyukai