Anda di halaman 1dari 14

BLENDED LEARNING

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Strategi Pembelajaran”

Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Mu’awanah, M. Pd

Disusun Oleh :

Fani Nur Hayati (20201094)


Ni’matul Khoiriyah (20201082)
Risma Mufidatul Maulidiyah (20201108)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya yang telah memberikan kami kemudahan dan
kelancaran dalam mengerjakan tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
PAI. Sholawat dan salam tetap tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, suri tauladan yang baik bagi seluruh umatnya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Kediri, 25 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2
C. TUJUAN ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Blended Learning ....................................................................... 3
B. Model Blended Learning.............................................................................. 3
C. Karakteristik Blanded Learning ................................................................... 6
D. Kelebihan dan kelemahan Blended Learning .............................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan
komputer, walaupun sebelumnya juga sudah terjadi adanya kombinasi
(blended). Terjadinya pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka
dan interaksi antara pengajar dan siswa, setelah ditemukan mesin cetak
maka guru memanfaatkan media vetak. Saat ditemukan media audio
visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengkombinasi antara
pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun terminologi blended
learning muncul setelah berkembangnya teknologi informasi sehingga
sumber dapat diakses oleh siswa secara offline maupun online. Saat ini
pembelajaran blended learning dilakukan dengan menggabungkan
pembelajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi
audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile
learning).
Bersin (2004) menggambarkan sejarah blended learning yang
berkembang di dunia pelatihan pada awalnya juga seperti yang dilakukan
pada Lembaga Pendidikan yaitu sumber belajar utama adalah pelatih/
fasilitator. Dengan ditemukannya teknologi komputer, pelatihan dilakukan
menggunakan mainframe based yang dapat melakukan kegiatan pelatihan
secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi yang sama
(tidak sinkron). Perkembangan berikutnya pembelajaran yang tetap
menggunakan basis komputer tetapi daya jangkaunya menjadi lebih lugas
melintasi pulau dan benua karena perkembangan teknologi satelit.
Demikian pula, isi pelatihan dilakukan penyebarannya melalui CD ROM
dan internet. Saat ini pelatihan menggabungkan semua itu agar
pembelajaran menjadi lebih efektif., efisien dengan konsep kombinasi
(blended).

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Blended Learning?
2. Apa Model Blended Learning?
3. Apa Karakteristik Blended Learning?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Blended Learning
2. Untuk Mengetahui Model Blended Learning
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Blended Learning
4. Untuk Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Blended Learning


Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan
learning (belajar).1 Pembelajaran blended learning adalah pembelajaran yang
menggabungkan penerapan pembelajaran tradisional di dalam kelas dengan
pembelajaran online yang memanfaatkan teknologi informasi. Pembelajaran
blended learning dapat menunjukkan perbedaan yang lebih baik dalam segi
motivasi, minat, maupun hasil belajar peserta didik disbanding metode-metode
lain terutama metode dalam pembelajaran langsung. Sehingga metode blended
learning berhasil menjadi trend dan banyak digunakan di perguruam tinggi
terkemuka di dunia.2
Namun pembelajaran bukan semata bertumpu pada teknologi sebab
pembelajaran pada hakikatnya lebih pada proses interaksi antara guru, peserta
didik, namun eksistensi guru menjadi sangat berarti sebagai orang dewasa yang
berfungsi memberi dukungan dan mendampingi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dengan kata lain bahwa proses tatap muka menjadi hal yang
penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu
model pembelajaran yang menggabungkan (blending) metode face to face
learning dan e-learning secara integrative dan sistematis akan membuat proses
pembelajaran menjadi lebih bermakna.

B. Model Blended Learning


Menurut Brooke (2015), terdapat empat model yang diimplementasikan
dalam pembelajaran blended learning meliputi3:
1. Model rotation

1
“MURDIONO PURBO PRASETIO 060213049” (n.d.): 2.
2
Usman Usman, “KOMUNIKASI PENDIDIKAN BERBASIS BLENDED LEARNING DALAM MEMBENTUK
KEMANDIRIAN BELAJAR,” Jurnal Jurnalisa 4, no. 1 (January 16, 2019): 138, accessed April 22,
2022, http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jurnalisa/article/view/5626.
3
Kadek Cahya Dewi, dkk, Blended Learning Konsep dan Implementasi pada Pendidikan Tinggi
Vokasi, (Bali: Swasta Nulus, 2019), h. 26

3
Pendekatan ini melibatkan siswa yang belajar dalam sejumlah
aktivitas atau pusat pembelajaran yang berbeda, termasuk intruksi seluruh
kelompok intruksi kelompok kecil, kegiatan peer-to-peer, tugas, serta
pekerjaan individual di computer atau tablet. Menurut Broooke (2015)
model rotasi dapat diklarifikasikan menjadi empat model instruksional,
yaitu:
a) Station Rotation Model
Model station rotation dilakukan dengan melihat adanya
perbedaan dalam kemampuan siswa dalam pembelajaran,. Siswa
dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dan masing-masing
kelompok dapat belajar dengan didampingi oleh pengajar,
kelompok lain mengerjakan tugas secara individu/ kelompok, dan
kelompok berikutnya belajar dengan menggunakan media internet/
komputer. Kegiatan belajar seperti ini dilakukan secara rotasi dalam
satu ruang kelas dengan terjadwal sesuai dengan jadwal optional.
b) Lab Rotation Model
Lab rotation mirip dengan station rotation model, namun
perbedaannya adalah perputaran pada lab rotation adalah room to
room. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan ruang kelas
dan lab komputer. Bedanya adalah intruksi pembelajaran
dilaksanakan secara mandiri dan dilanjutkan dengan menggunakan
lab komputer sebagai lingkungan belajar.
c) Flipped Classroom
Strategi pembelajaran dengan model flipped classroom, siswa
secara individu mengakses materi pembelajaran secara online yang
diinstruksikan oleh pengajar waktu kegiatan pembelajaran. Siswa
mempersiapkan materi pembelajaran terlebih dahulu sebelum
mengikuti jadwal pembelajaran secara tatap muka. Aktivitas tatap
muka di kelas digunakan untuk menilai pemahaman siswa secara
individual dengan interaksi antara pengajar dengan siswa, bisa
dilakukan secara one-on-one, small group, atau large group dalam
satu kelompok kerja. Target kerja pembelajaran dari flipped

4
classroom adalah membantu siswa dalam pendalaman pemahaman
terhadap subyek materi yang diinstruksikan oleh pengajar.
d) Individual Rotation
Individual rotation model sangat berbeda dibandingkan
dengan station rotation model maupun model pembelajaran dengan
lab rotation. Pada model ini, masing-masing siswa memiliki jadwal
yang berbeda satu dengan yang lain. Pada station rotation model
siswa berada pada satu station sesuai dengan instruksi dari pengajar,
sedangkan pada individual rotation mereka memiliki target yang
spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Dalam individual rotation,
siswa menerapkan empat media pembelajaran, antara lain dengan
online learning, offline learning, teacher instructional, dan
paraprofessional.
2. Model flex
Flex model dalam pembelajaran blended learning menekankan pada
pembelajaran individual. Sebagian besar instruksional pembelajaran
dilakukan dengan media online. Interaksi antara pengjar dengan siswa
dilakukan secara face to face dan secara individu maupun dalam kelompok
kecil dilakukan sesuai kebutuhan dari siswa. Model ini dirancang dengan
memperkenankan siswa belajar sesuai dengan kecepatannya dalam
menerima instruksional pembelajaran, namun tetap memiliki kesempatan
secara tatap muka. Tipikal lingkungan pembelajaran dengan flex model
berdasarkan pada belajar secara individu/ mandiri. Lingkungan belajar
dengan flex model menggunakan lingkungan yang bervariasi mulai dari
belajar secara individu, belajar di luar dengan kelompok kecil, dan instruksi
langsung secara dinamis pada tempat-tempat umum (seperti di cafe, taman,
dan sebagainya).
3. Model self-Blended
Pendekatan belajar dengan self blended learning menggunakan media
online dalam mengirimkan materi pembelajaran kepada siswa. Materi ajar
dilengkapi dengan pendekatan pembelajaran dan mode pembelajaran
secara tradisional/ konvensional (seperti: seminar, pengajaran, dan lab).

5
Konten pembelajaran self blended learning bisa dilakukan bervariasi pada
lokasi belajar di sekolah atau luar sekolah sesuai dengan pilihan siswa.
4. Model enriched-virtual
Pendekatan pembelajaran dengan virtual model dilakukan secara
online dan tatap muka. Materi pembelajaran dikirimkan oleh pengajar
kepada siswa secara online dan dapat pula dilakukan secara asychonorus
pada berbagai variasi tempat belajar. Pendalaman materi dilakukan dengan
interaksi secara tatap muka antara kelompok mahasiswa dengan pengajar
dimana ruangakn belajar didesain secara konvensional.

C. Karakteristik Blanded Learning


Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer,
walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended).
Terjadinya pembelajaran, awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi
antara pengajar dan pelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru
memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber
belajar dalam pembelajaran mengombinasi antara pengajar, media cetak, dan
audio visual. Namun blended learning muncul setelah berkembangnya
teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pembelajar secara
offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning
dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, teknologi cetak,
teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-
learning (mobile learning).Dalam blended learning terdapat enam unsur yang
harus ada, yaitu: (1) tatap muka (2) belajar mandiri, (3) aplikasi, (4) tutorial,
(5) kerjasama, dan (6) evaluasi. 4
1. Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka sudah dilakukan sebelum ditemukannya
teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber
belajar utama.
2. Belajar Mandiri

4
http://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning, diakses tanggal 17
Maret 2015 pukul 19.35.

6
Dalam pembelajaran berbasis Blended Learning, akan banyak
sumber belajar yang harus diakses oleh peserta didik, karena sumber-
sumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki
pengajar atau perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan
sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia.
3. Aplikasi
Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat
dilakukan melalui pembelajaran berbasis masalah, pelajar akan secara
aktifmendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahan,
dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
4. Tutorial
Pada tutorial, peserta didik yang aktif untuk menyampaikan masalah
yang dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai tutor yang
membimbing. Meskipun aplikasi teknologi dapat meningkatkan
keterlibatan pelajar dalam belajar, peran pengajar masih diperlukan
sebagai tutor.
5. Kerja sama
Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam
pembelajaran berbasis Blended Learning. Hal ini tentu berbeda dengan
pembelajaran tatap muka konvensional yang semua peserta didik
belajar di dalam kelas yang sama di bawah kontrol pengajar. Sedangkan
dalam pembelajaran berbasis blended, maka peserta didik bekerja
secara mandiri dan berkolaborasi
6. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan
sangat berbeda dibanding dengan evaluasi pembelajaran tatap muka.
Evaluasi harus didasarkan pada proses dan hasil yang dapat dilakukan
melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pelajar berdasarkan
portofolio. Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya
otoritas pengajar, namun perlu ada penilaian diri oleh pelajar, maupun
penilai pelajar lain.

7
D. Kelebihan dan kelemahan Blended Learning
1. Kelebihan
Inovasi dalam dunia pendidikan tidak luput dari yang namanya
kelebihan dan kekurangan. Fenomena tersebut muncul karena inovasi
merupakan pembaruan terhadap hal tertentu. Sama halnya dengan
Blended Learning, menurut Husamah (2014, 36) kelebihan dari
Blended Learning adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara
mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia
secara online.
b. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau
peserta didik lain diluar jam tatap muka;
c. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik diluar jam
tatap muka dapat dikelola dan dikontrol dengan baik oleh
pengajar;
d. Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui
fasilitas internet;
e. Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi atau
mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran;
f. Pengajar dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan
danmemanfaatkan hasil tes dengan efektif;
g. Peserta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lain;
h. Dan masih banyak keuntungan lain dengan memanfaatkan
kelebihan pembelajaran berbasis interne
2. Kelemahan
Noer (dalam Husamah, 2014 : 36) mengemukakan beberapa
kekurangan blended learning sebagai berikut :
a. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit
diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung;
b. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti
komputer dan akses internet. Padahal, blended learning
memerlukan akses internet yang memadai, itu tentu akan

8
menyulitkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
mandiri via online; dan
c. Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar,
peserta didik dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.5

5
Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Prestasi Pustaka Jaya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran blended learning adalah pembelajaran yang
menggabungkan penerapan pembelajaran tradisional di dalam kelas dengan
pembelajaran online yang memanfaatkan teknologi informasi.
Pembelajaran blended learning dapat menunjukkan perbedaan yang lebih
baik dalam segi motivasi, minat, maupun hasil belajar peserta didik
disbanding metode-metode lain terutama metode dalam pembelajaran
langsung.Terdapat empat model yang diimplementasikan dalam
pembelajaran blended learning meliputi yaitu model ratation, model flek,
model self-Blended, dan model enriched-virtual.Dalam blended learning
terdapat enam unsur yang harus ada, yaitu: (1) tatap muka (2) belajar
mandiri, (3) aplikasi, (4) tutorial, (5) kerjasama, dan (6) evaluasi.

B. Saran
Pembuatan makalah ini untuk menambahkan wawasan tentang
blended learning. Penulisan makalah ini di buat hanya agar dapat menjadi
wawasan sekilas dan tambahan tentang komponen-komponen kurikulum.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi pengetahuan bagi para pembaca
dalam memahami kurikulum yang dilaksanakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Usman, Usman. “KOMUNIKASI PENDIDIKAN BERBASIS BLENDED


LEARNING DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN BELAJAR.”
Jurnal Jurnalisa 4, no. 1 (January 16, 2019). Accessed April 22, 2022.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jurnalisa/article/view/5626.
Dewi, Kadek Cahya, dkk. 2019. Blended Learning Konsep dan Implementasi
pada Pendidikan Tinggi Vokasi, (Bali: Swasta Nulus).
“MURDIONO PURBO PRASETIO 060213049” (n.d.): 2.
Husamah. 2014. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Prestasi
Pustaka Jaya.

http://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning, diakses
tanggal 17 Maret 2015 pukul 19.35.

11

Anda mungkin juga menyukai