Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED

LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Seminar Pendidikan Ekonomi yang diampu
oleh Prof. Dr. Disman, MS. Dan Dr. Sumartini, MM..

Disusun oleh :
Dila Fadhila
2000732

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………..i
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ……………………………………………..1
1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………..3
BAB II ANALISIS JURNAL ……………………………………………..4
BAB III KERANGKA TEORITIS
3.1. Kerangka Teoritis …………………………………………….31
3.2. Hipotesis …………………………………………….34
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh penggunaan model Flipped …………………………………………….35
Learningterhadap hasil belajar siswa
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan …………………………………………….40
5.2. Saran …………………………………………….41
DAFTAR PUSTAKA

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1…………………………………………………………………………28

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah usaha yang direncanakan sebagai perwujudan proses
kegiatan belajar mengajar kepada peserta didik sebagai bentuk perkembangan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik. Hal ini dapat diuraikan bahwa pendidik memiliki kewajiban
yang penting pada kegiatan proses belajar khususnya dalam merancang proses
pembelajaran dengan suasana belajar yang aktif adanya interaksi secara langsung pada
proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami, mengerti, serta dapat mengamalkan
pengetahuan yang telah diperolehpada diri sendiri, terhadap orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Oleh karena itu kualitas pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan
baik. Sebab, pada hakekatnya pendidikan itu bukan membentuk, bukan menciptakan
seperti yang diingikan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas membantu
menyadarkan anak tentang potensi seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan dan
keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat dalam pengalaman
yang berguna, mengusahakan lingkungan kondusif untuk belajar, serta mengarahkan
apabila ada penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik berminat
untuk menguasainya, dan meningkatkan intensitas proses pembelajaran.

Perkembangan teknologi telah mengubah gaya belajar mengajar menjadi lebih aktif dengan
model kelas yang inovatif berbasis online dari proses belajar mengajar yang sebelumnya
cenderung pasif dengan model kelas yang tradisional. Umumnya pendidikan dilakukan
melalui proses pembelajaran. Masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) dewasa
ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Pada umumnya hal ini
disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih bersifat
konvensional atau tradisional. Namun seiring perkembangannya sekarang ini siswa dapat
memperoleh informasi yang beragam secara mudah dan cepat, dengan adanya
perkembangan teknologi serta tersedianya jaringan internet yang sangat pesat. Mengakses
berbagai informasi, terhubung tanpa lintas batas, serta tidak terbatas antar ruang dan waktu
dapat memberi keuntungan serta bagi siapa saja pada perkembangan teknologi yang terjadi

1
saat ini. Bahkan juga dapat digunakan untuk mencari berbagai referensi belajar dari
internet, serta berinteraksi dengan teman atau guru, siswa menggunakan berbagai media
teknologi seperti komputer, laptop, dan smartphone.

Penggunaan internet pada pembelajaran secara tidak langsung telah mengubah model
pembelajaran tatap muka yang ada di sekolah. dengan adanya akses ke internet
pembelajaran dapat dilakukan secara tidak langsung atau dapat dilakukan dengan bantuan
media online, pembelajaran saat ini bukan hanya terpaku di kelas saja sehingga proses
belajar mengajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan adanya akses ke
jaringan internet. Oleh sebab itu, dengan adanya internet peserta didik belajar secara
mandiri di rumah kemudian dapat memperjelas materi pada saat proses pembelajaran
secara langsung atau tatap muka. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.

Garza (2014) dalam (Olga Neviani, 2020) yang mana dengan penelitiannya berjudul “The
Flipped classroom Teaching Model And Its Use For Information Literacy Instruction”
berpendapat bahwa:

“The Flipped classroom, a teaching method that delivers lecture content to students at
home through electronic means and uses class time for practical application activities,
may be useful for information literacy instruction.”

Kutipan tersebut menyatakan bahwa flipped learning adalah sebuah model pembelajaran
yang memberikan bahan belajar kepada siswa untuk dipelajari di rumah melalui sarana
elektronik dan menggunakan waktu di kelas untuk kegiatan praktik, hal ini bermanfaat
untuk memudahkan siswa dalam menerima informasi.

Esensi model pembelajaran Flipped learning adalah suatu model pembelajaran yang
menerapkan prosedur kelas terbalik, yang mana kegiatan pembelajaran biasanya dilakukan
berlangsung di dalam kelas namun pada model flipped learning siswa dapat melakukan
pembelaran di luar kelas atau bisa di sebut kelas membalik (Igirisa, 2017 dalam Valentina,
Aditya; 2021). Dalam kegiatan model pembelajaran ini siswa di beri materi pembelajaran
oleh guru berupa video pembelajaran, power point, maupun link pembelajaran secara
online. Siswa harus mempelajari materi tersebut dan melakukan hal ain yakni merangkum

2
materi pembelajaran, mengkaji materi pembelajaran dari berbagai sumber, serta mencatat
materi yang kurang dipahami untuk di diskusikan secara langsung dengan guru dan antar
siswa lainnya. Dampak yang di peroleh dari penerapan model flipped learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran, motivasi
belajar siswa yang tinggi, serta ketercapaian tujuan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran Flipped Learning atau kelas terbalik (subagia, 2017). Flipped Learning
dalam proses belajarnya siswa mempelajari materi pelajaran dirumah sebelum kelas
dimulai dan kegiatan belajar mengajar dikelas berupa mengerjakan tugas, berdiskusi
tentang materi atau masalah yang belum dipahami siswa. Berdasarkan uraian di atas,
penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Flipped Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ekonomi”

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran Flipped Learning terhadap peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran
ekonomi

3
BAB II
ANALISIS JURNAL
Penelitian Hakan Polat, Songül Karabatak
Profil dan Analisis Jurnal
1. Judul penelitian Efect of fipped classroom model on academic
achievement, academic satisfaction and general
belongingness
2. Penulis Hakan Polat, Songül Karabatak
3. Nama jurnal Learning Environments Research
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal (2022) 25:159–182
5. Alamat web publikasi https://link.springer.com/content/pdf/10.1007/s10984-
021-09355-0.pdf
6. Latar belakang penelitian Salah satu hasil pendidikan yang diharapkan adalah
pembelajaran permanen. Untuk tujuan ini, metode
pengajaran yang berbeda digunakan di ruang kelas,
tetapi lingkungan belajar lainnya juga diuji. Secara
khusus, di antara metode pengajaran, pembelajaran
yang berpusat pada siswa dan pembelajaran individu
muncul ke permukaan. Khususnya, mengikuti
perkembangan teknologi internet, lingkungan belajar
telah bergeser dari tatap muka menjadi virtual. Dengan
demikian, batas waktu dan ruang telah dihilangkan
untuk lingkungan belajar. French (1999)
mendefinisikan pengajaran berbasis web sebagai
memberikan informasi kepada siswa melalui jaringan
komputer (dikutip oleh Oral & Kenanoglu, 2012).
Pendidikan jarak jauh berbasis web melibatkan
penciptaan lingkungan belajar yang bermakna di mana
pembelajaran didorong dan didukung oleh kurikulum
berbasis hypermedia menggunakan sumber daya yang

4
tersedia di web (Bay & Tuzun, 2002; Chrisman &
Harvey, 1998).
Seperti pada pendidikan jarak jauh, terdapat berbagai
masalah dalam pendidikan tatap muka: kurangnya
fleksibilitas waktu, kurangnya kesempatan yang sama
dalam pendidikan, kegagalan untuk mengadaptasi
perangkat teknologi, dan lingkungan kelas yang tidak
memadai karena meningkatnya jumlah siswa. (Yolcu,
2015). Untuk meminimalkan kelemahan di kedua
lingkungan belajar, peneliti telah mengembangkan tata
letak kelas baru dengan menggabungkan lingkungan
kelas dengan web, yang disebut 'ruang kelas fipped'.
Model kelas fipped dirancang untuk meningkatkan
kualitas pengajaran dan pembelajaran meskipun kelas
ramai, pergeseran pengajaran dari tatap muka ke
lingkungan online, penurunan sumber daya dari waktu
ke waktu, dan kesulitan memperbarui sumber daya
(Larcara, 2014).
Pembelajaran terbalik mengacu pada pendekatan
campuran yang dapat dikontraskan dengan pendekatan
pendidikan tradisional (Gilboy, 2015; Strayer, 2012).
Pembelajaran terbalik berpusat pada siswa, dan fokus
pembelajaran berpindah dari guru ke siswa, sehingga
memungkinkan siswa untuk memiliki lingkungan
belajar yang lebih fleksibel untuk membangun
pengetahuan (Chao et al., 2002). Sistem ini
memungkinkan peserta didik untuk menjangkau
konten yang akan mereka pelajari di lingkungan kelas
dengan bantuan rencana asinkron (video dan artikel
kuliah, berbagai sumber data elektronik, visual,
gambar, dan presentasi) di luar lingkungan sekolah

5
dan, dengan demikian , memastikan pembelajaran
yang efektif. Kelas fipped adalah lingkungan belajar
yang menggantikan pekerjaan rumah dengan
pengajaran di kelas dan memungkinkan peserta didik
untuk fokus pada masalah yang mereka hadapi dalam
proses belajar mereka (Gencer et al., 2014; Verleger &
Bishop, 2013). Dengan kata lain, sistem kelas fipped
mendorong individu untuk mempelajari isi teori di
rumah dan mempraktekkannya di sekolah (Strayer,
2012; Zownorega, 2013). Oleh karena itu, lebih
mempromosikan interaksi siswa-guru, memberikan
kesempatan untuk umpan balik real-time,
meningkatkan partisipasi siswa, dan memungkinkan
belajar sesuai dengan kecepatan siswa (Goodwin &
Miller, 2013). Di antara keuntungan paling signifikan
dari metode kelas fipped adalah menyediakan
lingkungan belajar di mana siswa dapat mengakses
informasi terlepas dari waktu dan tempat dan
mendukung pembelajaran individu (Bergman & Sams,
2012; Davies et al., 2013; Talbert, 2012).
7. Rumusan masalah Apa dampak model kelas fipped pada rasa memiliki
peserta didik dan keberhasilan akademik dan kepuasan
akademik mereka?
8. Teori dan jurnal yang digunakan Teori
a. French (1999) mendefinisikan pengajaran berbasis
web sebagai memberikan informasi kepada siswa
melalui jaringan komputer (dikutip oleh Oral &
Kenanoglu, 2012). Pendidikan jarak jauh berbasis
web melibatkan penciptaan lingkungan belajar
yang bermakna di mana pembelajaran didorong
dan didukung oleh kurikulum berbasis hypermedia

6
menggunakan sumber daya yang tersedia di web
(Bay & Tuzun, 2002; Chrisman & Harvey, 1998).
b. MacDonald et al, 2001 menyatakan terlepas dari
manfaat pendidikan jarak jauh berbasis web, ada
berbagai masalah atau kekhawatiran, termasuk: (1)
kegagalan dalam perencanaan program; (2)
ketidakpekaan pelatih terhadap perubahan peran
mereka; (3) rendahnya kualitas pengajaran; (4)
ketidakpastian dalam penggunaan sumber daya
dan bahan; (5) kurangnya keahlian teknis; (6)
ketidakpastian dalam akses ke dukungan teknis.
Jurnal
a. Asiksoy, G., & Ozdamlı, F. (2016). Flipped
classroom adapted to the ARCS model of
motivation and applied to a physics course. Eurasia
Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 12(6), 1589–1603.
b. Evseeva, A., & Solozhenko, A. (2015). Use of
fipped classroom technology in language learning.
Pro-cedia-Social and Behavioral Sciences, 206,
205–209.
c. Karabatak, S., & Polat, H. (2020). The efects of the
fipped classroom model designed according to the
ARCS motivation strategies on the students’
motivation and academic achievement levels.
Education and Information Technologies, 25,
1475–1495.
d. Karadeniz, A. (2018). The efect of the fipped
classroom model on learners’ academic
achievement, attitudes and social presence.

7
Anadolu Journal of Educational Sciences
International, 8(1), 195–213.
e. Karagol, I., & Esen, E. (2018). The efect of fipped
learning approach on academic achievement: A
meta-analysis study. Hacettepe University Journal
of Education. https://doi.org/10.16986/
HUJE.2018046755. dll
9. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah fakultas
pendidikan di sebuah universitas negeri di timur
tengah Turki.
b. Metode penelitian
Dalam penelitian kuantitatif ini, desain eksperimen
digunakan untuk menyelidiki pengaruh model
kelas fipped pada prestasi akademik peserta,
kepuasan akademik, dan rasa memiliki secara
umum.
c. Sampel dan poupulasi
Di fakultas pendidikan ini, 72,50% mahasiswanya
adalah perempuan, dan 27,50% adalah laki-laki.
Oleh karena itu, 75 (79,79%) dari 94 siswa yang
berpartisipasi dalam aplikasi adalah perempuan,
dan 19 (20,21%) adalah laki-laki.
d. Analisis data
Dalam penelitian ini, uji KS, skewness, dan
koefisien kurtosis dihitung untuk memastikan
apakah skor kelompok menunjukkan distribusi
normal atau tidak untuk tujuan ini. Dalam
penelitian ini, analisis statistik dilakukan dengan
uji parametrik (uji t) atau uji non-parametrik (uji
peringkat bertanda Wilcoxon). ANCOVA (Analy

8
sis of Covariance) digunakan untuk
membandingkan kelompok kontrol dan
eksperimen. Agar ANCOVA memberikan hasil
yang akurat, data kelompok harus menunjukkan
distribusi normal, variansnya harus sama,
hubungan linier harus ada antara variabel umum
dan variabel dependen, dan kemiringan garis
regresi harus sama.
10. Hasil temuan Ukuran efek dihitung selain signifikansi statistik
(Cohen et al., 2005). Uji statistik mengungkapkan
apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua atau
lebih cara, tetapi mereka tidak memberikan informasi
tentang besarnya perbedaan (Can, 2013). Ukuran efek
d dihitung untuk kelompok dependen dengan
perbedaan yang signifikan antara skor, dan 2 dihitung
untuk kelompok independen dengan perbedaan yang
signifikan antara skor. Nilai d dianggap menunjukkan
ukuran efek yang sangat tinggi jika lebih besar dari 1,
efek tinggi jika antara 1 dan 0,8, efek sedang jika
antara 0,7 dan 0,5, dan efek rendah jika antara 0,4 dan
0,2 (Cohen, 1992; Thalheimer & Cook, 2002). Nilai 2
dianggap efek tinggi jika lebih besar dari 0,14, efek
sedang jika antara 0,13 dan 0,06, dan efek rendah jika
antara 0,05 dan 0,01 (Can, 2013).
Penelitian Rani Sofya, Rani Sahara
Profil dan Analisis Jurnal
1. Judul penelitian Optimization of Flipped Classroom Using Google
Classroom to Improve Student Learning Outcomes
2. Penulis Rani Sofya, Rani Sahara
3. Nama jurnal Advances in Economics, Business and Management
Research

9
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol 152, Hal 407-412, Tahun 2020
5. Alamat web publikasi https://link.springer.com/content/pdf/10.1007/s11423-
018-9633-7.pdf
6. Latar belakang penelitian Seiring dengan terjadinya pergeseran paradigma
pembelajaran, guru yang semula merupakan satu-
satunya sumber belajar kini menjadi fasilitator belajar
siswa. Dengan peran baru dalam pembelajaran abad
21, beberapa karakteristik pembelajaran harus
dikembangkan oleh pendidik di mana guru membuat
siswa berpikir, bertindak dan menjadi sesuatu
(Gardner 2008). Selanjutnya, pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran perlu ditetapkan dengan memilih
strategi yang tepat untuk menghasilkan lulusan yang
berdaya saing tinggi.
Perubahan dari pembelajaran tradisional perlu
dilakukan karena dalam pembelajaran tradisional
siswa memiliki pengetahuan yang berbeda sebelum
memulai pembelajaran di kelas dan tidak semua siswa
yang datang ke kelas siap untuk belajar ÖzkanYılmaz
(2017) Melalui penggunaan flipped learning siswa
akan memiliki persiapan sebelum datang ke kelas. Ash
(2012) menyatakan bahwa setelah mempelajari materi
di rumah, siswa akan mendapatkan pemahaman yang
lebih dan penguatan pembelajaran dari guru di kelas.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh penerapan flipped learning menggunakan
Google Classroom terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.
7. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh penerapan Flipped Learning
menggunakan Google Classroom terhadap
peningkatan hasil belajar siswa ?

10
8. Teori dan jurnal yang digunakan Teori
a. Bergmann dan Sams (2014) mengartikan flipped
learning sebagai upaya membalikkan apa yang
dilakukan di rumah dalam pembelajaran
tradisional kemudian dilakukan di sekolah dan apa
yang dilakukan di sekolah secara tradisional
dilakukan di rumah.
b. Menurut Van Alten, DCD:2019), dalam
pembelajaran Flipped siswa melakukan
pembelajaran terlebih dahulu di luar kelas sebelum
proses pembelajaran di kelas dilakukan.
Jurnal
a. Chis, AE, Moldovan, AN, Murphy, L., Pathak, P.,
& Muntean, CH (2018). Menyelidiki kelas terbalik
dan pembelajaran berbasis masalah dalam modul
pemrograman untuk kursus konversi komputasi.
Jurnal Teknologi Pendidikan & Masyarakat, 21(4),
232-247.
b. Elian & Hamaidi, 2018. Pengaruh Penggunaan
Strategi Flipped Classroom Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV Di Yordania. 13 (02), 110-
125
c. zkan Yılmaz. (2017). Flipped Higher education
Classroom: Aplikasi dalam Kursus Pendidikan
Lingkungan di Pendidikan Dasar. Studi
pendidikan Tinggi; 7 (3), 94-102Üğüten, SD, &
Balci, . (2017). Pembelajaran terbalik. Süleyman
Demirel niversitesi Sosyal Bililer Enstitüsü
Dergisi, 26, 253−265.
9. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian

11
Pada penelitian subjek dan objek yang dijadikan
penelitian adalah 128 siswa dari 4 kelas yang
berbeda kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Painan.
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling.
b. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasy-
experimental dengan desain pretest and posttest
group design.
c. Sampel dan populasi
63 siswa dari dua kelas, XI IPS 3 yang terdiri dari
34 siswa, dan XI IPS 1 yang terdiri dari 29 siswa,
menjadi sampel penelitian ini. XI IPS 1 sebagai
kelas eksperimen, sedangkan XI IPS 3 sebagai
kelas kontrol.
d. Analisis data
Data yang diperoleh melalui uji kemudian
dianalisis dengan uji paired sample t-test dan uji
statistik independent sample dengan bantuan SPSS
10. Hasil temuan Berdasarkan hasil uji paired sample t-test diketahui
signifikansi hasil tailed test sebesar 0,000 yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas
yang menerapkan flipped pembelajaran dengan
menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dilakukan uji sampel independent.
Berdasarkan pada hasil tersebut diketahui bahwa nilai
Sig (2 tailed) sebesar 0,000 yang berarti terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Penerapan flipped
learning dengan Google classroom dapat

12
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi
karena meningkatnya aktivitas, keterlibatan dan
motivasi siswa dalam belajar.

Penelitian Ting-Ling Lai, Fang Ting Lin & Hsiu-Ping Yueh


Profil dan Analisis Jurnal
1. Judul penelitian The effectiveness of team-based flipped
learning on a vocational high school
economics classroom
2. Penulis Ting-Ling Lai, Fang Ting Lin & Hsiu-Ping
Yueh
3. Nama jurnal Interactive Learning Environments
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal 2020, VOL. 28, NO. 1, 130–141
5. Alamat web publikasi www.tandfonline.com
6. Latar belakang penelitian Flipped classroom adalah pendekatan
pedagogis di mana siswa menonton video
kuliah kelas sebelum tiba di kelas, dan
kemudian menggunakan waktu di kelas untuk
berlatih, berdiskusi, dan memecahkan masalah
dengan teman sebaya dan guru (Bergmann &
Sams, 2012). Model pembelajaran
membalikkan tanggung jawab guru dan siswa
di kelas. Siswa dituntut untuk aktif
merencanakan proses belajarnya dan
berinteraksi dengan teman sebaya dan guru
untuk memperoleh pengetahuan di kelas. Ada
beberapa studi penelitian yang dilakukan
untuk mengeksplorasi efek kelas terbalik.
Studi-studi ini telah mengungkapkan hasil
yang beragam. Misalnya, DeSantis, Van
Curen, Putsch, dan Metzger (2015)

13
membandingkan persepsi siswa dalam
mempelajari konsep geometri di kelas terbalik
dan melalui pelajaran yang diajarkan secara
tradisional. Hasil belajar menunjukkan tidak
ada perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara siswa yang mengikuti pembelajaran
flipped lesson dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran tradisional. Selain itu, siswa
dalam kelompok pelajaran tradisional
melaporkan kepuasan yang lebih tinggi secara
signifikan dengan pembelajaran mereka
sendiri daripada siswa yang berpartisipasi
dalam pelajaran terbalik. Chen (2016)
melaporkan bahwa ketika siswa sekolah
menengah menggunakan pendekatan kelas
untuk belajar pendidikan kesehatan, hasil tes
mereka tidak berbeda secara signifikan dengan
siswa di kelas kuliah tradisional.
Hasil studi campuran mungkin karena
beberapa alasan yang berbeda. Misalnya,
siswa ditugaskan untuk melihat isi pelajaran
sebelum tiba di kelas. Namun, beberapa siswa
tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, dan
dengan demikian datang ke kelas tanpa latar
belakang pengetahuan yang memadai. Oleh
karena itu, sulit bagi siswa untuk terlibat dalam
kegiatan berpikir tingkat tinggi. Selain itu,
pendidik telah menemukan banyak kegiatan
instruksional dan aplikasi teknologi untuk
meningkatkan pembelajaran dan diskusi
individu. Lo and Hew (2017) meninjau studi

14
yang dilakukan di kelas terbalik K-12 dan
menemukan bahwa guru menggunakan
berbagai kegiatan untuk pembelajaran terbalik.
Video online dan pencatatan, latihan online,
dan teks bacaan adalah kegiatan pra-kelas yang
paling sering digunakan. Tinjauan singkat,
praktik individu, kegiatan kelompok kecil, dan
presentasi siswa digunakan untuk kegiatan di
dalam kelas. Beberapa penelitian telah
memasukkan refleksi dan review sebagai
kegiatan setelah kelas. Para peneliti juga
menyarankan bahwa memberlakukan kegiatan
instruksional yang rumit untuk mendukung
pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat
membahayakan proses kognitif individu
(DeLo zier & Rhodes, 2017).
7. Rumusan masalah Apakah efektif dalam penerapan model flipped
learning atau classroom ?
8. Teori dan jurnal yang digunakan Teori
a. Hao (2016) menemukan bahwa
karakteristik pribadi seperti motif belajar
mempengaruhi kesiapan siswa untuk
terlibat dalam kelas terbalik. Konstruksi
motivasi lainnya, seperti orientasi tujuan,
efikasi diri, dan nilai tugas perlu ditelusuri.
b. Flipped classroom adalah pendekatan
pedagogis di mana siswa menonton video
kuliah kelas sebelum tiba di kelas, dan
kemudian menggunakan waktu di kelas
untuk berlatih, berdiskusi, dan
memecahkan masalah dengan teman

15
sebaya dan guru (Bergmann & Sams,
2012).
Jurnal
a. Chen, L. L. (2016). Impacts of flipped
classroom in high school health education.
Journal of Educational Technology
Systems, 44(4), 411–420.
b. DeLozier, S. J., & Rhodes, M. G. (2017).
Flipped classrooms: A review of key ideas
and recommendations for practice.
Educational Psychology Review, 29, 141–
151. doi:10.1007/s10648-015-9356-9
c. Gopalan, C., & Klann, M. C. (2017). The
effect of flipped teaching combined with
modified team-based learning on student
performance in physiology. Advances in
Physiology Education, 41, 363–367.
doi:10.1152/advan.00179.2016
d. Hamdan, N., McKnight, P., McKnight, K.,
& Arfstrom, K. M. (2013). A review of
flipped learning. Flippedlearning.org.
Retrieved, dll.
9. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian
Partisipan adalah 82 siswa sekolah
menengah kejuruan yang mengambil
jurusan manajemen bisnis di Taiwan utara.
b. Metode penelitian
Desain eksperimen semu digunakan dalam
penelitian ini. Kelompok eksperimen
menggunakan pendekatan kelas terbalik
berbasis tim, dan kelompok kontrol

16
menggunakan pengajaran didaktik dan
diskusi kelompok kecil.
c. Sampel dan populasi
Satu kelas ditugaskan ke kelompok
eksperimen (n = 42, 30 siswa perempuan,
12 siswa laki-laki) untuk pembelajaran
kelas terbalik (TBFL) berbasis tim. Kelas
lainnya (n = 40, 22 siswa perempuan dan
18 siswa laki-laki) diajar melalui
pengajaran didaktik dan diskusi kelompok
kecil tidak terstruktur (DSG). Siswa di
kedua kelas ditugaskan enam orang per
kelompok heterogen.
d. Analisis data
Aplikasi interaksi kelas, Zuvio, digunakan
untuk t-RAT. Siswa dalam kelompok dapat
mendiskusikan pilihan dan pemikiran
mereka dan memasukkan jawaban akhir
mereka di Zuvio. Siswa menerima umpan
balik dan jawaban yang benar segera, dan
kemudian pindah ke pertanyaan
berikutnya. Siswa diberi waktu 40 menit
untuk menyelesaikan t-RAT. Instruktur
menerima semua jawaban dari lima
kelompok kemudian menjelaskan konsep
inti dan mengatasi miskonsepsi
berdasarkan jawaban masing-masing
kelompok.
10. Hasil temuan Singkatnya, penelitian ini mencoba
mengintegrasikan pendekatan TBL dan
Flipped Classroom, dan kemudian

17
mengusulkan model pedagogis baru
pembelajaran flipped berbasis tim (TBFL)
karena belum banyak penelitian yang
mempertimbangkan untuk memanfaatkan
pendekatan kelas terbalik dan TBL untuk
memaksimalkan belajar siswa. Setelah
diterapkan di kelas Ekonomi, hasil penelitian
eksperimen membuktikan bahwa siswa di
kelas flipped learning berbasis tim
menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih
termotivasi. Hasil ini konsisten dengan
penelitian sebelumnya (Bhagat et al., 2016;
Gopalan & Klann, 2017; Odell, 2018) di mana
siswa di kelas terbalik memiliki hasil tes
prestasi yang lebih baik. Sementara itu, post-
test tertunda juga menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen mengungguli kelompok
kontrol dengan skor yang lebih tinggi secara
signifikan pada subskala MSLQ termasuk
orientasi tujuan intrinsik, nilai tugas, dan
efikasi diri dan harapan untuk sukses.
Seperti yang terlihat dalam studi saat ini, TBL
menyediakan struktur pembelajaran yang lebih
terorganisir untuk kelas Flipped umum. Ini
mengharuskan siswa untuk melihat pratinjau
konten kursus sebelum tiba di kelas, mengikuti
tes jaminan kesiapan individu dan tim. Ini juga
menuntut siswa untuk berkolaborasi dengan
anggota tim dengan penekanan pada
manajemen waktu dan kontrol kualitas melalui
tugas pembelajaran. Guru dapat

18
memanfaatkan kegiatan ini untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang
proses belajar siswa dan memfasilitasi belajar
mereka, serta memiliki interaksi kelas yang
lebih baik.
Sedangkan dilihat dari subjeknya, penelitian
ini merupakan salah satu penelitian pionir
untuk menguji pembelajaran flipped learning
berbasis tim di kelas Ekonomi pada pendidikan
kejuruan. Semua upaya tersebut menunjukkan
bahwa penelitian saat ini mendobrak
keterbatasan penelitian sebelumnya dengan
pendekatan tradisional tunggal atau hanya
menggunakan desain penelitian evaluasi, yang
telah mengusulkan model dan temuan baru
yang dapat dianggap sebagai kontribusi yang
inovatif dan unik.

Penelitian Rani Sahara , Rani Sofya


Profil dan Analisis Jurnal
1. Judul penelitian Pengaruh Penerapan Model Flipped Learning
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa
2. Penulis Rani Sahara , Rani Sofya
3. Nama jurnal EcoGen
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol. 3 No. 3, 2020 Page 419-431
5. Alamat web publikasi ejournal.unp.ac.id
6. Latar belakang penelitian Perkembangan teknologi di era globalisasi
memberikan dampak secara langsung terhadap
kualitas mutu pendidikan saat ini, sehingga
tidak dapat dihindarkan lagi dalam kegiatan

19
belajar mengajar. Syah (2012:1)
mengungkapkan bahwa salah satu usaha yang
dapat dilakukan untuk mengembangkan
potensi peserta didik yaitu melalui jenjang
pendidikan yang bisa dilakukan dalam proses
belajar mengajar, dengan memfasilitasi dan
mendorong kegiatan belajar mereka.
Peran pendidikan sangat penting untuk
menghasilkan peserta didik yang berkualitas
dan kompeten dibidangnya. Pendidikan juga
memiliki tujuan yang sangat penting dalam
menyiapkan peserta didik untuk
mengembangkan dan menerapkan ilmu
pengetahuan. Akan tetapi kegiatan belajar
adalah kegiatan inti dari proses pendidikan.
Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran
akan tampak saat proses belajar mengajar
karena akan terlihat bagaimana kesiapan guru
dengan materi dan strategi yang akan
dilakukan saat mengajar sehingga apa yang
disampaikan dapat dipahami dan bisa
dimengerti oleh siswa dan tujuan dari proses
belajar yaitu dalam kegiatan belajar
merupakan hasil belajar.
Berdasarkan pengamatan penulis ketika
praktek lapangan kependidikan dalam proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah
cenderung bersifat teacher center, dimana
guru memberikan materi dengan bercerita atau
berceramah dan setelah itu guru memberikan
contoh soal yang terkait dengan materi

20
pemberian tugas mandiri peserta didik.
Sehingga proses kegiatan belajar yang kurang
melibatkan peran siswa dan menjadikan siswa
kurang berpatisipasi aktif dalam kegiatan
belajar, mengemukakan pendapat dan tidak
percaya diri, suka meribut, keluar masuk disaat
proses pembelajaran dan lebih banyak
menunggu pemberian materi dari guru. Oleh
karena itu penulis berusaha mengaji lebih
mendalam terkait model pembelajaran yang
tepat untuk kegiatan pembelajaran di kelas
bagi sisa salah satunya adalah flipped learning.

7. Rumusan masalah Apakah ada pengaruh penerapan model


pembelajaran flipped learning dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa ?
8. Teori dan jurnal yang digunakan Teori
a. Djamarah (2011:175) mengungkapkan
perbuatan yang terjadi dalam kegiatan
proses belajar mengajar adalah hasil dari
proses belajar dari individu yang
bersangkutan. Perubahan yang terjadi ini
adalah hasil dari pembelajaran yang telah
dilalui oleh individu. Hasil belajar tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai dasar
untuk mencapai tahap pembelajaran
selanjutnya pada jenjang pendidikan.
b. Menurut Sadirman (2012:75) menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan motivasi
belajar yaitu seluruh dorongan dalam diri
siswa sehingga menimbulkan keinginan

21
untuk mengikuti kegiatan belajar, dan pada
akhirnya tujuan pembelajaran akan
tercapai dengan baik. Faktor penting dalam
pembelajaran adalah siswa memiliki
dorongan dan ketertarikan dalam belajar
agar dalam proses pembelajaran berjalan
lebih baik. Motivasi siswa yaitu seorang
siswa tersebut dapat mengetahui seberapa
besar motivasinya dalam belajar untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
c. Menurut Fulton dalam (yulhendri &
kurniawati, 2016) menyatakan beberapa
keunggulan penggunaan flipped learning.
Keunggulan tersebut yaitu: 1) siswa dapat
berkembang sesuai kecepatan masing-
masing, 2) melakukan latihan yang
biasanya menjadi PR di dalam kelas
memberikan gambaran yang lebih baik
kepada pendidik tentang gaya belajar
berikut juga kesulitan belajar siswa, 3)
waktu tatap muka dapat dimanfaatkan
secara lebih efektif dan kreatif, 4) guru
dapat lebih mudah menilai prestasi, minat
dan komitmen belajar siswa, 5)
penggunaan teknologi membuat
pembelajaran lebih fleksibel dan cocok
untuk pembelajaran di abad 21.
Jurnal
a. Abidin, Muhammad. 2019. Model
Pembelajaran Flipped Classroom Sebagai
Uapaya Peningkatan Kemampuan

22
Penguasaan Rumus Transformasi
Geometri. Journal On Pedagodical
Mathematic. Volume 1, No 2 April 2019,
pp 49-60.
b. Damayanti, Herry Noris & Sutama. 2016.
Efektifitas Flipped Classroom Terhadap
Sikap dan Keterampilan Belajar
Matematika di SMK. Jurnal mangemen
pendidikan. Vol II, No 2 Januari 2016: 2-8
c. Gupta, V, Datta, P, Gupta, M, & Singh, M.
2019. Use of Flipped Model Classroom
Teaching on Learning of Immunology in
Second Professional Medical
Students.South-East Asian Journal of
Medical Education. Vol. 13, hal: 39-45
d. Igirisa, Nangsy. 2017. Pengaruh Model
Flipped Learning Terhadap Hasil Belajar
Matematika Ditinjau Dari Gaya Belajar
Siswa. Vol. 02 No. 1, Februari 2017 Page
80 – 83
e. Rusnawati, Made Delina. 2020.
Implementasi Flipped classroom Terhadap
Hasil dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. p-
issn: 1858-4543 e ISSN: 2615-6091. Dll.
9. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian
Semua siswa kelas XI SMA Negeri 2
Painan
b. Metode penelitian
Pendekatan kuantitatif dalam bentuk
Quasy Experiment adalah metode

23
penelitian yang peneliti gunakan. Dan
desain penelitian yang peneliti gunakan
adalah faktorial 2 x 2
c. Sampel dan populasi
Semua siswa kelas XI SMA Negeri 2
merupakan populasi penelitian. Dengan
teknik purposive sampling diperoleh
sampel dengan jumlah 63 orang peserta
didik.
d. Analisis data
Dalam penelitian ini, data diperoleh
melalui penyebaran angket dan tes,
sedangkan pada tahap analisis data
dilakukan analisis deskriptif, uji
homogenitas, uji normalitas dan pengujian
hipotesis. Berikut rancangan penelitian
factorial dengan rasio 2 x 2.
10. Hasil temuan Berdasarkan pengujian Independent Sample t-
test dimana nilai uji t pada taraf nyata 0,05
diperoleh nilai signifikansi 0,000 ˂ 0,05 Ini
berarti penerapan model flipped learning
mempengaruhi hasil belajar dan motivasi
belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan
nilai uji t memperoleh nilai signifikansi 0,005
lebih kecil dari 0,05 ini berarti dengan
diterapkannya model flipped learning
mepengaruhi hasil belahar siswa menjadi lebih
baik, dan memiliki pengaruh sehingga
motivasi belajar siswa juga lebih baik.
rdasarkan hasil penelitian dengan Uji
Independent Sample t-test, uji t mendapatkan

24
nilai sig 0,000 yang lebih kecil dari angka 0,05.
Hasilnya menunjukkan kelompok siswa yang
memiliki motivasi belajar, dengan skor rata-
rata hasil belajar ekonomi yang diberi model
pembelajaran flipped learning jauh lebih tinggi
dibandingkan kelompok dengan model
pembelajaran konvensional. Hal ini
membuktikan dari perlakuan yang berbeda
terhadap siswa yang memiliki motivasi tinggi
dengan model pembelajaran flipped learning
lebih efektif jika dibandingkan dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan
model pembelajaran konvensional. Hasil
penelitian ini memperoleh nilai signifikansi
0,000 yang lebih rendah dari 0,05. Artinya
hasil belajar kelompok siswa dengan model
pembelajaran flipped learning namun motivasi
belajar nya rendah mendapatkan hasil yang
tinggi dibandingkan model pembelajaran
konvensional, dalam artian siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah maka
memiliki hasil belajar rendah dan siswa yang
memiliki motivasi tinggi maka memiliki hasil
belajar tinggi pula meskipun model
pembelajaran berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian dimana nilai uji t
terlihat nilai signifikansi 0,063 ˂ 0,05.
Sehingga tidak terdapat interaksi dalam
perlakuan ini yang ditandai dengan sama-sama
meningkatkan hasil belajar siswa pada tingkat
motivasi belajar yang berbeda.

25
Penelitian Masripah , Idan Wiganda , Nurul Fatonah
Profil dan Analisis Jurnal
1. Judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Flipped
Classroom Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI
2. Penulis Masripah , Idan Wiganda , Nurul Fatonah
3. Nama jurnal Jurnal Pendidikan Universitas Garut
4. Vol, Halaman dan Tahun jurnal Vol. 13; No. 01; 2019; 236-248
5. Alamat web publikasi www.journal.uniga.ac.id
6. Latar belakang penelitian Dalam proses pembelajaran yangn menjadi
perhatian utama adalah system pembelajaran.
Lebih jauh lagi dalam kegiatan pembelajaran
peran seorang guru ternyata sangat penting.
Menururt Suryosubroto, interaksi dalam
sebuah pembelajaran merupakan suatu bentuk
hubungan dari dua pihak, tepatnya antara
pendidik dan siswa dalam tindakan pengajaran
dan pembelajaran yang sepenuhnya bertujuan
untuk mengakui kondisi belajar yang
terstruktur dalam kegiatan pembelajaran.
(Rosyid, dkk, 2019:24). Untuk membangun
iklim belajar yang terstruktur dan
mengesankan, kreativitas pendidik sangat
penting terutama dalam menentukan model
pembelajaran yang akan diterapkan kegita
kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran merupakan
salah satu strategi yang signifikan diterapkan
oleh guru dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan
pembelajaran tentunya membutuhkan model
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran
yang diyakini memiliki solusi yang dapat
mengatasi permasalahan yang ada. Maka
dengan demikian, peneliti berusaha
memberikan pengembangan melalui
pembaruan model pembelajaran yang
digunakan, khususnya dengan menerapkan
model pembelajaran flipped classroom.

26
Berdasarkan pengalam empiric di lapangan,
penerapan model pembelajaran flipped
classroom memiliki keuntungan tersendiri
dimana teknik ini oleh kemajuan IPTEK yang
semakin pesat. Selain itu, dunia pendidikan
saat ini menghadapi efek dari covid-19 dimana
proses pembelajaran berlangsung secara
terbatas yaitu dilaksanakan secara daring.
Sehingga pendidik diperlukan untuk
membangun kreativitas dalam pemanfaatan
teknik pembelajaran yang sepenuhnya
bertujuan untuk membentuk proses
pembealajaran yang efektif dan efisien.
Dengan demikian peneliti merasa tertarik
untuk mengkaji mengenai model pembelajaran
yang dapat digunakan sebagai upaya agar
terjadi peningkatan hasil belajar siswa, dan
mengangkat judul ”Penerapan Model
Pembelajaran Flipped Classroom dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PAI (Penelitian Quasy Experiment
Pada Siswa Kelas VII A dan B di SMP Negeri
Sindang, Kec.Sindang, Kab. Majalengka)”.
7. Rumusan masalah Apakah terdapat pengaruh model
pembelajaran flipped Classroom terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PAI?
8. Teori dan jurnal yang digunakan Teori
a. Flipped Classroom pertama kali
dikenalkan oleh Jonathan Bergmann dan
Aaron Sams pada tahun 2007. Flipped
classroom merupakan sebuah model
pembelajaran yang memanfaatkan e-
learning sebagai media pembelajarannya.
Model pembelajaran ini menuntut pendidik
untuk memberikan upaya
mempertimbangkan materi yang akan
disampaikan dengan memanfaatkan
bantuan dari teknologi. (Shimamoto, 2012:
2).

27
b. Menurut Graham Bent model
pembelajaran flipped classroom adalah
metode yang digunakan oleh pendidik
untuk mengurangi bimbingan langsung
dalam proses pembelajaran dan lebih
banyak berkomunikasi dengan siswa.
Untuk melakukan hal tersebut pendidik
dapat mengoptimalkan manfaat dari
teknologi yang digunakan sebagai media
pembelajaran dimana siswa bisa
mendapatkan materi pembelajaran yang
telah diberikan secara daring. (Zuardi
Atmadinat, 2019:62).
c. Menurut E.Mulyasa hasil belajar
merupakan usaha yang menghasilkan
sebuah nilai yang didapat oleh siswa
melalui proses kegiatan belajar mengajar.
Hakikat penilaian hasil belajar adalah
sebuah komponen untuk mengukur segala
bentuk perubahan siswa setelah
mendapatkan pembelajaran. (Mulyasa,
2013:208).
Jurnal
a. Gumelar, E. (2019). Pengaruh Strategi
Flipped Classroom Terhadap Peningkatan
Kemandirian Belajar Peserta Didik Pada
Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS
Mathla’ul Anwar panjang. Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung
b. Janatin, J. (2019). Penerapan Model
Flipped Classroom Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMP. Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
c. Mutmainah, Siti, dkk. (2019). Model
Pembelajaran Flipped Classroom.
Kemenerian Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Metode penelitian a. Subjek dan objek penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di SMP Negeri
Sindang yang beralamatkan di Kp. Sindang RT

28
02/RW 03, Kecamatan Sindang, Kabupaten
Majalengka 45472. Penelitian dilakukan
terhadap siswa kelas VII A dan VII B di SMP
Negeri Sindang
b. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan metode yang
berwal dari true experimentl design yang
kemudian dikembangkan menjadi quast-
experimental design.
c. Sampel dan populasi
Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 60
siswa dengan rincian 30 siswa kelas
eksperimen dan 30 siswa sebagai kelas
kontrol.
d. Analisis data
Pretest dan Postest yang dilakukan pada
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil uji peningkatan
(N-Gain). Adapun hasil uji N-Gain pada kelas
kontrol memiliki nilai 0,15 yang berada pada
kategori rendah, sedangkan nilai N-Gain pada
kelas eksperimen sebesar 0,46 dan dalam
kategori sedang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa adalah peningkatan yang cukup
signifikan bagi kelas eksperimen karena
memiliki nilai N-Gain yang lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai N-Gain kelas
kontrol.
10. Hasil temuan Berdasarkan pada tabel dan uraian diatas,
dapat dilihat bahwa model pembelajaran
flipped classroom yang diterapkan oleh
peneliti memberikan pengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedahan hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dengan pendekatan video
pembelajaran dan kelas kontrol dengan
pendekatan metode ceramah dan Tanya jawab.

29
Sehingga dapat dipahami bahwa dengan model
pembelajaran flipped classroom yang memiliki
komponen flexible environment (lingkungan
yang fleksibel) siwa memiliki lebih banyak
waktu dan kesempatan untuk mempelajari
materi pembelajaran. Selain itu video
pembelajaran yang telah diberikan dapat
sisaksikan secara berulang-ulang agar siswa
dapat lebih memahami materi pembelajaran.
Dengan demikian hasil belajarnya pun menjadi
lebih optimal.
Selain itu berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan menggunakan uji-t postest tersebut
menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 3,8051 >
2,0017, maka 𝐻𝑎 diterima dan 𝐻𝑜 ditolak. Hal
tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran flipped classroom memberikan
dampak terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI.
Pada akhirnya dapat disimpulkan dengan
menerapkan model pembelajaran flipped
classroom dengan pendekatan video
pembelajaran lebih efektif dibandingkan
model pembelajaran langsung terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pada siswa kelas VII SMP
Negeri Sindang Majalengka. Hal ini
menyebabkan hasil belajar PAI pada kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan pada
kelas kontrol.

30
BAB III

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Teoritis

Model pembelajaran merupakan hal yang penting dalam mendukung terjadinya peroses
pembelajaran yang baik. Menurut (Herreid, 2013) Flipped Learning atau Classroom
merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran tidak langsung
atau secara online dengan pembelajaran langsung atau tatap muka. Pembelajaran online
dimaksudkan disini untuk memberikan materi dan penjelasan serta memberikan tugas yang
nantinya akan dikerjakan oleh peserta didik di dalam kelas atau secara tatap muka. Pada
pembelajaran tatap muka dilakukan pembahasan mengenai tugas, studi kasus ataupun
problem solving yang intinya mengaktifkan peserta didik dan memberikan pengalaman
belajar secara luas atau biasa disebut SCL (Student Centred Learning). Dengan model
pembelajaran seperti ini akan lebih efektif karena materi pelajaran dapat diakses peserta
didik kapan saja dan dimana saja melalui fasilitas jaringan internet. Model pembelajaran
Flipped Learning atau Classroom ini sendiri dimaksudkan sebagai bentuk pembaharuan
dalam kegiatan pembelajaran yang mana dapat memberikan keluasan interaksi antara guru
dan siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Menurut Damayanti dan
Sutama (2016: 3) Model Flipped Learning atau Classroom memberikan apa yang
umumnya di lakukan di kelas dan apa yang umumnya dilakukan sebagai pekerjaan rumah
kemudian dibalik atau ditukar. Jadi siswa di luar kelas mendalami materi sebelum masuk
kelas, kemudian ketika di kelas siswa mengerjakan latihan maupun berdiskusi atau
menyelesaikan masalah dengan didampingi guru. Pendapat lain yakni menurut Johnson
(2013; 33) Flipped Learning atau Classroom merupakan sebuah model pembelajaran yang
meminimalkan jumlah instruksi langsung tetapi lebih mengutamakan interaksi dalam
kegiatan pembelajaran. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang mendukung materi
pembelajaran tambahan bagi peserta didik yang dapat diakses secara online maupun offline
kapanpun dan dimanapun. Sedangkan waktu pembelajaran di kelas digunakan peserta
didik untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan proyek, keterampilan praktik, dan menerima
umpan balik tentang kemajuan mereka. Pengaplikasian model ini tentunya akan
meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan tentunya ini

31
juga akan menjadi salah satu cara yang digunakan agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

Hasil belajar merupakan capaian terkahir yang menentukan keberhasilan kegiatan


pembelajaran yang telah dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Menurut E.Mulyasa hasil
belajar merupakan usaha yang menghasilkan sebuah nilai yang didapat oleh siswa melalui
proses kegiatan belajar mengajar. Hakikat penilaian hasil belajar adalah sebuah komponen
untuk mengukur segala bentuk perubahan siswa setelah mendapatkan pembelajaran.
(Mulyasa, 2013:208). Sedangkan pendapat lain menurut Lonanda, (2017) berpendapat
bahwa keberhasilan dari proses pembelajaran ditandai dengan hasil belajar peserta didik
yang baik. Bila hasil belajar peserta didik rendah atau belum naik, maka proses
pembelajaran dinyatakan belum berhasil. Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur baik oleh
guru maupun oleh pesrta didik dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar
yang dicapai peserta didik sangatlah bervariasi, muali dari yang tinggi, sedang, hingga yang
rendah. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor eksternal adalah semua yang bersumber dari luar diri peserta didik itu
sendiri seperti lingkungan sekolah, suasana di rumah, keadaan ekonomi, latar belakang
budaya, metode guru mengajar, kurikulum, fasilitas yang pendukung, dan masih banyak
lagi. Sedangkan faktor internal yaitu semua yang bersumber dari dalam diri peserta didik
itu sendiri seperti: faktor kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, disiplin,
perkembangan kepribadian, partisipasi dari peserta didik, dan lain-lain. Terdapat dua faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa yakni faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal
1. Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor ini dibedakan atas dua macam. Pertama, kondisi fisik atau keadaan tonus
jasmani, pada umumnya sngat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kedua,
keadaan fungsi jasmani atau fisiologis. Selama proses belajar berlangsung fungsi
fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruh hasil belajar terutama
pancaindra.

32
2. Faktor psikologi adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat mempengaruhi
proses belajar. Beberapa faktor psikologi yang utama mempengaruhi proses belajar
yaitu: a. Kecerdasan atau intelegensi b. Motivasi c. Minat d. Sikap e. Bakat
b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal, selain karakteristik peserta didik atau factor-faktor internal atau
endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
Faktor-faktor eksternal dalam belajar dapat digolongan menjadi dua golongan yaitu
lingkungan sosial dan nonsosial. Lingkungan sosial merupakan pengaruh yang datang
atau berasal dari manusia. Lingkungan sosial peserta didik meliputi orang tua, keluarga,
masyarakat dan tetangga, serta teman-teman sepermainan disekitar rumah peserta
didik. Sifat-sifat lingkungan sosial dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan nonsosial
meliputi lingkungan alamiah seperti keadaan alam, udarah, suhu udara, cuaca, waktu
(pagi, siang, sore, dan malam), serta faktor instrumen yang mencakup tempat belajar,
gedung, maupun buku-buku pembelajaran.

Oleh karena itu, guna menghasilkan tingkat hasil belajar yang baik maka diperlukan
penyesuaian yang tepat terkait dengan media, model serta lainnya dalam kegiatan atau
proses pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas, penyusunan kerangka berikir digambarkan sebagai


berikut:

MODEL FLIPPED CLASSROOM HASIL BELAJAR SISWA PADA


ATAU LEARNING MATA PELAJARAN EKONOMI

(X) (Y)

Gambar 3.1. Kerangka Teoritis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dalam penilitian ini memiliki varibel bebas
atau independent nya yaitu Model Flipped Classroom atau Learning sebagai (X).
sedangkan variabel terikat atau dependent yaitu hasil belajar siswa (Y).

33
3.2. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Terdapat pengaruh dari Model Flipped Classroom atau Learning terhadap
peningkatan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA

34
BAB IV

PEMBAHASAN
Pada bagian pembahasan ini, penulis diharapkan menjawab dari pada pertanyaan yang
telah disusun dalam rumusan masalah. Berikut merupakan pembahasan terkait dengan
variabel-variabel yang diteliti menurut pemahaman dan subjektifitas penulis setelah
menganalisis hasil penelitian terdahulu dengan variabel yang sama.

4.1. Pengaruh penerapan mode Flipped Learning terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi

Pada sekarang ini, guna menjawab kajian utama atau dasar pemikiran kegiatan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu apakah ada pengaruh model flipped
learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
SMA, penulis melakukan analisis dan tinjauan empiris terkait dengan jurnal
tersebut. Dari hasil penelitian jurnal didapatkan bahwa terdapat pengaruh
pembelajaran menggunakan model flipped learning terhadap peningkatan hasil
belajar siswa. Hampir seluruh jurnal yang membahas mengenai pengaruh
penerapan flipped learning terhadap hasil belajar siswa menunjukkan adanya
pengaruh positif pada pembelajaran dengan menggunakan flipped learning
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini menjadi
gambaran bahwa model pembelajaran menjadi komponen penting dalam
berkembangnya pengetahuan siswa. Semakin model pembelajaran tersebut
melibatkan siswa secara aktif maka semakin siswa mudah mengingat pembalajaran
yang diberikan dan semakin meningkat kemampuan serta minat dan peningkatan
hasil belajar siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung khususnya dalam
pembelajaran ekonomi SMA.

Menurut Herreid dalam (yulhendri & kurniawati, 2016) kegiatan belajar yang
biasanya dilakukan di kelas seperti menjelaskan materi, memberikan tugas, latihan
dan tugas rumah di pindahkan menjadi pembelajaran online. Dari pada siswa harus
mendengarkan penjelasan guru saat proses belajar mengajar lebih baik semuanya
direkam dalam video dan siswa diminta menonton video tersebut sebelum

35
pembelajaran. Sehingga siswa lebih banyak punya waktu untuk memahami materi
yang akan dipelajari, berdiskusi, menyelesaikan pembelajaran berbasis masalah,
studi kasus dan praktik. Pada kenyataannya aktifitas in-class yang dilakukan siswa
adalah mengerjakan konsep tes secara individu dan dilanjutkan kegiatan diskusi
terkait konseptes yang diberikan, pada praktiknya dikelas merupakan kombinasi
pengajaran yang variatif, karena siswa diberikan waktu untuk bekerja secara
individu dan kelompok.Siswa diberikan kesempatan untuk terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran.

Latuconsina & Ismierita, 2021 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar pada
pembelajaran ekonomi dengan model flipped learning yang berfokus pada hasil
capaian. Pertama, antusias siswa mengikuti kegiatan tanya jawab yang melatih
keaktifan berbicara dan berpikir kritis. Kedua, antusias siswa dalam mengerjakan
soal yang diberikan guru pada akhir pembelajaran. Ketiga, peningkatan partisipasi
siswa dalam proses diskusi dengan menjawab pertanyaan dan mengemukakan
pendapat pada kegiatan presentasi sehingga adanya hubungan timbal balik pada
proses pembelajaran. keempat, kenaikkan hasil belajar siswa lebih dari standart
KKM dengan adanya kegiatan tes pada proses pembelajaran.

Pada penelitian yang dilakukan Sri utami (2017) hasil penelitian menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Flipped Learning lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan
model pembelajaran konvensional. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran flipped
learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah
siswa yang berpengaruh baik juga terhadap hasil belajar. Basal (2015: 29) dalam
Apriyanti dkk. (2017) menyatakan bahwa flipped learning adalah sebuah metode
pembelajaran dimana peserta didik belajar teori sendiri dan di dalam kelas belajar
dengan menerapkan teori yang dipelajari sebelumnya melalui media pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian (Karim & Saptono, 2020) mengenai pengaruh


penerapan flipped learning pada pembelajaran daring dengan motivasi belajar efek
pandemi. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan pelaksanaan model

36
pembelajaran flipped learning dimasa pandemi mampu meningkatkan motivasi
belajar siswa yang terbukti dengan hasil belajar kognitif siswa pada hasil ulangan
materi sel yang meningkat, hal ini didukung dengan pemanfaatan smartphone dan
akses internet pada proses pembelajaran yang tepat serta materi pembelajaran yang
menarik. Penerapan flipped learning merupakan solusi yang tepat untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang aktif, namun juga perlu adanya semangat
dalam diri siswa yang dapat mencapai tujuan pembelajaran di mana strategi diri
juga hal yang perlu di perhatikan untuk mengontrol proses pembelajaran dengan
strategi SRL (self regulated learning), definisi SRL adalah kemampuan siswa
untuk berpartisipasi aktif pada proses pembelajaran baik secara metakognitif,
motivasional, ataupun behavioral (Hadwin, 2012). Dengan mengimplementasikan
strategi tersebut maka peserta didik dapat memahami kekurangan dan kelebihan
yang di milikinya pada saat mengikuti pembelajaran bahasa inggris baik dari hasil
berbicara, menulis, membaca dan mendengarkan.

Model flipped learning dalam penerapannya didukung oleh beberapa teori belajar
yaitu diataranya adalah teori kontruktivisme oleh Piaget dan teori kontruktivisme
sosial oleh Vygotsky. Teori belajar kontruktivisme oleh Piaget adalah teori belajar
yang menekankan bahwa dalam proses pembelajaran siswa mengkontruksi sendiri
pengalaman yang dimilikinya dengan pengalaman baru. Sumarsih (2009)
menyatakan bahwa kontruktivisme adalah suatu teori yang menekankan bahwa
pengetahuan merupakan hasil kontruksi (bentukan).

Namun pada realisasi yang dialami diketahui bahwa penerpan model flipped
learning ini masih mengalami beberapa kelemahan yakni tidak semua siswa dapat
mengakses video pembelajaran karena tidak semua siswa memiliki fasilitas
komputer di rumah. Jika video pembelajaran yang disediakan mengharuskan
adanya sambungan internet, maka ada kalanya siswa terkendala untuk mengakses
video tersebut karena internet yang lambat, tidak ada sambungan internet di rumah,
dll. Guru tidak bisa mengontrol apakah siswa tersebut benar-benar mengakses
video pembelajaran di rumah atau tidak. Sehingga untuk peserta didik yang tidak
mengakses video, ia akan mengalami kesulitan di kelas.

37
Euis Karwati mengemukakan yang disebut dengan hasil belajar siswa yaitu sesuatu
yang diperoleh siswa melalui melalui pemikiran dan pengembangan kemampuan
siswa untuk dapat menguasai, mengetahui, memahami, mengkaji dan
mengamalkannya pada kehidupan sehingga dapat memberikan dampak terhadap
perilaku pada diri individu. (Karwati & Juni Priansa, 2019:214). Menurut Moh.
Zaiful Rosyid dkk (2019:8) yang menjadi alat untuk mengukur hasil belajar siswa,
yaitu:

1) Ranah kognitif Ranah kognitif yaitu segala sesuatu yang meliputi aktivitas otak.
Yang terdapat dalam aspek kognitif yaitu mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menilai. Ranah kognitif ini
bertujuan untuk meninjau sejauh mana kemampuan intelektual secara
sederhana, yaitu kemampuan untuk dapat mengingat hingga kemampuan untuk
dapat mengaitkan dan menggabungkan ide atau gagasan yang kemudian
digunakan untuk dapat menyelesaikan permasalahan.
2) Ranah Afektif Ranah afektif yaitu ranah yang meliputi aspek sikap dan nilai,
hal tersebut berupa perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai. Seperti yang
dikatakan oleh beberapa ahli, seseorang dapat merubah sikapnya apabila ia
telah memiliki kemampuan intelektual yang optimal. Hasil belajar dalam
bentuk afektif dapat ditunjukkan dalam tingkah laku peserta didik tersebut.
3) Psikomotorik Ranah psikomotorik yaitu ranah yang meliputi sebuah
keterampilan atau kemampuan peserta didik dalam melakukan tindakan sesuai
dengan apa yang telah dipelajari. Hasil belajar dalam ranah psikomotorik
dihasilkan dari aspek sebelumnya yaitu ranah kognitif dan afektif. Yang
dikatakan sebagai ranah psikomotorik adalah berkaitan dengan aktivitas fisik
seperti melompat, berlari, menari, menyanyi dan lain-lain.

Adanya pengaruh model pembelajaran flipped learning dikarenakan lebih baik


penerapannya yang terpusat pada siswa daripada siswa hanya terpusat pada guru
saja. Melalui pembelajaran flipped learning, siswa menjadi termotivasi untuk
belajar dalam dirinya, peningkatan pemahaman terhadap materi pembelajaran dan
siswa juga mampu menyelesaikan suatu permasalahan materi ekonomi. Selain itu,

38
penerapan flipped learning ini juga ditujukan guna untuk mampu meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

39
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1) Dari beberapa hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model Flipped Learning
terhadap hasil belajar siswa SMA pada pelajaran ekonomi mengungkapkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan pada pembelajaran menggunakan flipped learning dan yang tidak
menggunakan flipped learning. Semua penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat
bagaimana pengaruh model pembelajaran flipped learning terhadap hasil belajar siswa.
Data ini didapat dari studi literatur yang dilakukan beberapa minggu kebelakang untuk
mengukur atau mengetahui seberapa besar tingkat hasil belajar peserta didik dengan
indikator yang mana menggunakan model flipped learning. Semakin besar pengaruh model
flipped learning dalam kegiatan belajar peserta didik, semakin berhasil pula peserta didik
dalam mencapai keberhasilan yang baik.
2) Penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh penerapan model flipped learning
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada pelajaran ekonomi. Hal ini
mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
menggunakan flipped learning dengan yang tidak mengunakan flipped learning. Semua
penelitian yang dimuat dalam makalah ini mengenai penerapan model flipped learning
yang mana memiliki tujuan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh model flipped
learning terhadap hasil belajar siswa SMA terkhususnya mata pelajaran Ekonomi. Data ini
didapat dari proses kajian literatur dari banyaknya jurnal yang telah dianalisis. Pada salah
satu jurnal, Nilai akhir atau perolehan hasil belajar siswa yang menggunakan model flipped
learning lebih besar daripada kelas yang tidak menggunakan model flipped learning.

5.2. Saran

A. Saran untuk guru :


a. Guru sebaiknya memberikan tambahan pembelajaran untuk menimbulkan
kreatifitas siswa pada pelajaran menggunakan flipped learning ini.
b. Guru harus menyiapkan setiap soal dengan hati-ati dan mudah dipahami oleh siswa
.

40
c. Guru juga harus senantiasa mengamati siswa baik secara kelompok maupun secara
individu dalam menyelesaikan soal atau masalah yang diberikan.
B. Saran untuk penelitian selanjutnya
a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai indikator apa saja yang dapat
mempengaruhi hasil belajar selain dari penerapan model flipped learning
b. Perlu ditambahkan literatur yang lebih beragam agar lebih bervariatif

41
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanah, P. (2018). Efektivitas Model Flipped Classroom Pada Pembelajaran Fisika Ditinjau Dari Self
Efficacy Dan Penguasaan Konsep Siswa, Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas
Lampung, Bandar Lampung.

Hakat Polat, Songül Karabatak. (2022). Efect of fipped classroom model on academic achievement,
academic satisfaction and general belongingness, 25:159–182, Learning Environments Research
.

Leo Saputra Sitanggang, Salman Bintang. (2021). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED
CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR LISTRIK DAN
ELEKTRONIKA (DLDE) KELAS X TITL SMK NEGERI 5 MEDAN, Journal of Electrical Vocational
Teacher Education, Vol. 1, No. 2, Nopember 2021.

Masripah, Idan Wiganda, Nurul Fatonah. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI, Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, Vol. 13; No. 01; 2019; 236-248.

Neviani, O. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI PROTISTA KELAS X DI SMA 12 SEMARANG.

Pebrianti, A. (2020). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP HASIL


BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA
NEGERI 3 GOWA, 19-180.

Rani Sofya, Rani Sahara. (2020). Optimization of Flipped Classroom Using Google Classroom to Improve
Student Learning Outcomes, 407-412, Advances in Economics, Business and Management
Research, volume 152.

Ting-Ling Lai, Fang Ting Lin & Hsiu-Ping Yueh. (2020). The effectiveness of team-based flipped learning on
a vocational high school economics classroom, VOL. 28, NO. 1, 130–141, INTERACTIVE LEARNING
ENVIRONMENTS.

Valentina Bariroh, Aditya Chandra Setiawan. (2021). EVALUASI HASIL BELAJAR PENERAPAN FLIPPED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN,
Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan Volume 09 Nomor 05 Tahun 2021, 1245-1256.

Yulietri, F., & Mulyoto, M. (2015). Model Flipped Classroom dan Discovery Learning Pengaruhnya
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemandirian Belajar. Teknodika. , Vol 13 (2).

42

Anda mungkin juga menyukai