Dosen Pengampu : Dr. HERY SETIYO NUGROHO, M.AP. SE., MAP., CHRMP
Oleh:
Kelompok 8
Antoni : 20216013106
Erifal : 20216013093
Firman Saputra : 20216013097
Sulastri : 20216013094
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang
masih terdapat kekurangan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam bentuk tugas yang
diberikan oleh dosen dalam mata kuliah ICT dan Inovasi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa materi ini masih jauh dari sempurna. Harapan kami tentunya
ada masukan bagi rekan rekan mahasiswa dan dosen pembimbing, agar makalah ini dapat
lebih baik lagi.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih pihak pihak yang terkait serta kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah ICT dan Inovasi Pendidikan yang telah berpartisipasi atas
tersusunnya makalah ini.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………….i
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 3
BAB III............................................................................................................................................... 11
PENUTUP ........................................................................................................................................ 11
3.2 Saran........................................................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
rumah. Pada flip classroom, peserta didik berpartisipasi dalam mempersiapkan
pembelajaran melalui tontonan video, memahami powerpoint dan mengakses sumber
belajar yang disediakan oleh pendidik baik melalui e-learning atau cara lainnya.
Setelah memiliki persiapan yang lengkap di rumah, maka di kelas peserta didik akan
mampu untuk menyelesaikan masalah (problem solving), menganalisis serta
memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Terdapat dua komponen
dalam flipped classroom yaitu “memindahkan pendidikan ke luar kelas” biasanya
pembelajaran dihantarkan melalui media elektronik dan memindahkan praktek berupa
tugas dan pekerjaan rumah ke dalam kelas.
1.3 Tujuan
Adapun tujuna dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran Flipped Classroom.
2. Untuk mengetahui pilar-pilar dalam pembelajaran Flipped Classroom.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran Flipped Classroom.
4. Untuk mengetahui keunggulan pembelajaran Flipped Classroom.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
belajar yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan menghemat waktu dan
biaya, 2) meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi informasi siswa sehingga siswa
lebih kreatif dan menambah minat siswa untuk belajar, 3) memaksimalkan kemampuan
masing-masing siswa dengan belajar diluar kelas tatap muka/kelas langsung.
Peran guru sebagai seorang pendidik harus dipikirkan kembali, dan berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa apabila pembelajaran lebih banyak didominasi guru akan
memberikan hasil belajar yang kurang menggembirakan dibandingkan melibatkan siswa
aktif. Pembelajaran yang memposisikan guru sebagai fasilitator adalah pilihan terbaik di
ruang kelas bagi keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran terbalik merupakan perwujudan
dari active learning dan dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang konstruktivis, dimana
guru mengharuskan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran mereka daripada
menerima informasi secara pasif.
Menentukan pembelajaran dengan model flipped classroom, harus didasarkan pada
kebutuhan untuk: a) membantu siswa menguasai konsep atau pengetahuan tertentu yang
rumit dan tidak dikuasai secara memadai melalui metode pembelajaran saat ini; b)
melibatkan siswa dengan materi yang mungkin telah dianggap 'membosankan' atau 'tidak
menarik' oleh kelompok masa lalu; dan/atau, c) memfasilitasi pengembangan keterampilan
yang menggunakan pengetahuan atau konsep baru.
Belajar mandiri merupakan salah satu komponen dalam model pembelajaran flipped
classroom, karena dalam online learning didalamnya terjadi proses belajar mandiri. Menurut
Wedemeyer (1973) dalam Chaeruman (2007) belajar mandiri sebagai pembelajaran yang
merubah perilaku, dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pebelajar dalam
tempat dan waktu berbeda serta lingkungan belajar yang berbeda dengan sekolah. Peserta
didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus
menghadiri pelajaran yang diberikan pengajarnya di kelas. Peserta didik mempunyai
otonomi yang luas dalam belajar.
Menurut Bergman & Sams ( 2012), menyatakan flipped classroom memiliki konsep
dasar bahwa semua yang dilakukan di kelas pada pembelajaran konvensional menjadi
dilakukan di rumah dan semua yang dilakukan sebagai pekerjaan rumah pada
pembelajaran konvensional menjadi dilakukan di kelas. Definisi model pembelajaran flipped
classroom (Knewton, 2011) dapat diilustrasikan dalam gambar 1 berikut.
4
Gambar 1. Model Pembelajaran Flipped Classroom
Berdasarkan definisinya, flipped classroom adalah konstruktivis yang mengharuskan
siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran mereka daripada menerima informasi secara
pasif. Fokusnya adalah beralih dari guru ke pelajar, dan tantangan yang melekat dalam
pembelajaran ini perlu menjadi perhatian, karena pembelajaran berbeda dengan selama ini
yang dilakukan. Desain flipped classroom beserta elemennya digambarkan dalam bagan
berikut ini (Reidsema, et.all., 2017).
7
Mengukur
pemahaman Siswa menonton
siswa yang video
dilakukan di kelas pembelajaran di
saat akhir bab rumah
materi pelajaran
8
Pengukuran
pemahaman Siswa menonton
siswa yang video
dilakukan di kelas pembelajaran di
saat akhir bab rumah
mata pelajaran
Siswa saling
beradu pendapat
terkait jawaban tes
soal mereka dan
menerapkan
pembelajaran
untuk menguatkan
konsep
9
2.4 Keunggulan Pembelajaran Flipped Classroom
Avgerinou (2008) menjelaskan tiga alasan penting kenapa seorang pengajar lebih
memilih mengimplementasikan flipped classroom dibandingkan pembelajaran online
maupun klasikal, yaitu: pembelajaran yang lebih baik, meningkatnya akses dan fleksibilitas,
serta meningkatnya biaya-manfaat. Pendekatan yang berpusat pada siswa untuk mengajar
mengalihkan fokus dari kebutuhan guru kepada siswa. Dan inilah yang didukung oleh model
flipped classroom. Berbagai penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran flipped
classroom terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan keaktifan
siswa pada sebuah proses pembelajaran dan memberikan hasil belajar yang lebih baik pula.
Model pembelajaran ini juga sangat bermanfaat untuk guru dan siswa, karena :
a. Siswa dapat mengerjakan tugas mereka dengan didampingi oleh gurunya.
b. Sebelum lanjut ke materi berikutnya, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah
memahami konsep-konsep/materi yang harus dikuasai.
c. Motivasi belajar siswa meningkat dalam berkolaborasi, mengemukakan pendapat dan
mengerjakan tugas bersama temannya.
d. Siswa dapat mempelajari kembali atau belajar secara mandiri apabila tidak dapat hadir
di kelas, sedangkan guru dapat lebih leluasa meninjau dan meng-update rencana
pembelajaran yang telah dilakukan.
e. Komunikasi antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.
Enfield (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran kelas terbalik dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas, berinteraksi secara
intensif sehingga terbentuk kemandirian belajar. Model ini efektif membantu siswa
mempelajari materi dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.
Interaksi di kelas dapat terjadi secara intensif, setiap kesulitan belajar dapat segera teratasi,
sehingga terbentuk kemandirian dan motivasi belajar yang pada akhirnya akan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut gambaran umum yang telah dijabarkan model pembelajaran flipped
classroom dapat membuat waktu pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien. Hal ini
dikarenakan pada model pembelajaran konvensional pada umumnya menyita banyak waktu
belajar siswa dengan mendengarkan ceramah dari pendidik. Pada model pembelajaran
flipped classroom, alokasi waktu ceramah diganti dengan pendampingan pendidik kepada
siswa yang tergolong slow learner. Sejalan dengan itu, pendidik juga memberika enrichment
kepada siswa yang tergolong fast learner.
Blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang memanfaatkan
berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai
macam media dan teknologi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa blended learning
adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara
konvensional, dimana antara pelajar dan pengajar saling berinteraksi secara langsung,
masing-masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pengajaran), belajar
mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara
online. Penerapan blended learning tidak terjadi begitu saja. Tapi, terlebih dulu harus ada
pertimbangan karakteristik tujuan pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas pembelajaran
yang relevan serta memilih dan menentukan aktifitas mana yang relevan dengan
konvensional dan aktifitas mana yang relevan untuk online learning. Salah satu model
terbaik dari blended learning adalah flipped classroom.
Menurut Maolidah, dkk (2017), flipped classroom adalah salah satu upaya untuk
memberi solusi permasalahan berpikir kritis yang dapat diterapkan dalam menghadapi
pendidikan abad 21 ini. Pada dasarnya, konsep model pembelajaran flipped classroom yaitu
siswa di rumah mengerjakan apa yang dilakukan di kelas yaitu belajar dengan memahami
materi yang telah diberikan oleh guru, dan di kelas siswa mengerjakan apa yang biasanya
dikerjakan siswa di rumah yaitu mngerjakan soal dan menyelesaikan masalah. Menurut
Johnson (2013) flipped classroom merupakan suatu cara dalam proses pembelajaran yang
mengurangi kapasitas kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan memaksimalkan
interaksi satu sama lain yaitu guru, siswa dan lingkungannya. Model pembelajaran flipped
classroom ini memanfaatkan media pembelajaran yang dapat diakses secara online oleh
siswa yang mampu mendukung materi pembelajarannya. Model ini lebih menekankan
11
bagaimana memanfaatkan waktu di kelas agar pembelajaran lebih bermutu dan bisa
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis siswa.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dibuat maka dapat dibuat saran sebagai berikut:
1) Pendidik hendaknya selalu berinovasi dalam menerapkan model pembelajaran
flipped classroom karena model pembelajaran dapat mempengaruhi minat siswa
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2) Pendidik hendaknya selalu berinovasi menemukan metode yang sesuai guna
mengatasi permasalahan yang diatasi siswa didik yang tergolong slow learner
3) Pendidik hendaknya berkreasi dengan metode enrichment yang akan diberikan
kepada siswa yang tergolong fast learner.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pradita, Denis Willy. 2020. Teori dan Praktik Penerapan Model Pembelajaran Flipped
Classroom. Tugas Akhir. FKIP Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta.
Wulandari, Mega. 2020. Konsep Dasar Metode Flipped Classroom. Diakses dari
https://www.usd.ac.id/pusat/ppip/2020/05/04/konsep-dasar-metode-flipped-
classroom/ tanggal 22 November 2022.
13