Anda di halaman 1dari 13

TUGAS STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN

“FLIPPED LEARNING”

Oleh :

Fingky Agustin (1715051068)


Kelas 5B

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tujuan
dan Fungsi Penilaian Pembelajaran”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan
Desain Pembelajaran yang diberikan oleh Dosen Pengampu Dr. Dewa Gede
Hendra Divayana, S.Kom.,M.Kom sebagai tugas individu. Kami menginginkan
agar pembaca dapat memahami materi tersebut. Dalam makalah ini kami
membahas Pembelajaran Flipped Learning.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tapi, kami sudah berusaha
semaksimal mungkin supaya makalah yang kami buat mudah dipahami bagi
pembaca sehingga kami juaga membutuhkan kritik dan saran pembaca agar
dapat menjadi masukan buat kami.

Kami ucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan kepada


kami. Semoga makalah yang kami buat bermanfaat bagi pembaca dan bisa
digunakan pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini agar pembaca
dapat memakluminya.

Singaraja, 10 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 3

Bab 2 Kajian Teori

2.1 Pengertian Flipped Learning........................................................... 4

2.2 Pilar Flipped Learning .................................................................... 5

2.3 Manfaat Flipped Learning .............................................................. 6

2.4 Tantangan Flipped Learning ........................................................... 7

Bab 3 Penutup

3.1 Simpulan ......................................................................................... 9

3.2 Saran ............................................................................................... 9

Dartar Pustaka ....................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi berjalan begitu cepat dan
merambah berbagai aspek kehidupan. Perkembangan ini menjadikan dunia
seolah-olah tanpa batas. Teknologi ini dikenal dengan istilah internet.
Berbagai informasi, berita, fasilitas bersosial media, fasilitas perdagangan
secara online, termasuk pendidikan online atau e-learning, disediakan melalui
media internet. Bishop (2013) menyatakan bahwa bahwa there are two
related movement that are combining to change the face of education. The
first of these is a technological movement that enabled the amplification and
duplication of informatioan at an extremely low-cost. Jadi pendapat ini
memberikan pesan penting bahwa kemajuan pendidikan bisa dicapai, salah
satunya dan terpenting, melalui pengembangan teknologi. Pemanfaatan
teknologi khususnya teknologi informasi bisa memfasilitasi penyampaian
informasi secara luas dan menghilangkan batas-batas serta kesulitan ketika
pembelajaran hanya mengandalkan tatap muka di kelas.
E-Learning merupakan salah satu terobosan dalam bidang pendidikan
yang memanfaatkan teknologi informasi. Berbagai model pembelajaran online
pun mulai dikembangkan. Misalnya blended learning, distance learning
(belajar jarak jauh) dan flipped learning (McKnight, 2013). Pembelajaran
online ini pada dasarnya mencoba untuk melakukan inovasi dan perubahan
terhadap paradigm dalam pembelajaran. Pada kelas-kelas tradisional dosen
akan berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi kuliah satu persatu.
Sementara mahasiswa duduk dan mencatat dengan tenang setiap penjelasan
dosennya. Pada akhir perkuliahan mereka diberikan tugas sebagai pekerjaan
rumah yang mengharuskan mereka membaca lagi buku literaturnya dan
menjawab satu persatu pertanyaan yang diberikan dosen. Begitulah
perkuliahan berjalan minggu demi minggu pada jadwal yang telah ditentukan.

1
Dan yang paling disadari oleh dosen adalah banyak materi yang harus
dituntaskan setiap pertemuan sampai dengan semester berakhir.Rutinitas pada
kelas-kelas tradisional semacam ini bisa lebih dikembangkan dan diefisienkan
dengan memanfaatkan pembelajaran online atau e-learning. Melalui e-
learning mahasiswa punya kesempatan untuk belajar di mana saja dan kapan
saja selama mereka memiliki akses terhadap jaringan internet. Memang tidak
memungkinkan bagi mahasiswa untuk membawa buku kemana-mana. Tapi
sangat mungkin bagi mahasiswa untuk membawa perangkan telepon seluler
atau smartphone yang mereka punya kemana-mana dan memanfaatkannya
untuk belajar kapan saja.
Salah satu model pembelajaran online yang saat ini cukup banyak
menjadi kajian dalam penelitian pendidikan adalah flipped learning. Pionir
dari flipped learning adalah guru Kimia dari Colorado tahun 2007. Siswa-
siswa kimia dikelasnya sering tidak dapat mengikuti pembelajaran di kelas
karena harus mengikuti perlombaan, pertandingan dan even lain yang sejenis.
Untuk mengantisipasi hal ini kedua guru mengembangkan video untuk
merekam pembelajaran, demontrasi, dan slide peresentasi yang ditayangkan.
Rekaman ini kemudian di upload di YouTube sehingga siswa dapat
mendownloadnya kapan saja dan dimana saja. Kemudian di tahun 2012
didirikanlah sebuah organisasi non profit dengan nama Flipped Learning
Network (FLN) yang bertujuan untuk membekali para pendidik dengan
pengetahuan, keterampilan dan bahan-bahan untuk dapat
mengimplementasikan flipped learning (McKnight, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas ditemukan beberapa rumusan masalah.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Flipped Learning?
1.2.2 Sebutkan apa saja pilar dari Flipped Learning?
1.2.3 Sebutkan apa saja manfaat dari Flipped Learning?
1.2.4 Apa tantangan dari Flipped Learning?

2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Flipped
Learning
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami apa saja pilar Flipped Learning
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami apa saja manfaat Flipped Learning
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami apa tantangan dari Flipped
Learning.

3
BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian Flipped Learning

Flipped learning adalah pembelajaran yang menggabungkan pertemuan di


kelas dengan pembelajaran secara online. Menurut Herreid (2013) dalam flipped
learning hal-hal yang biasa dilakukan di dalam kelas seperti menjelaskan materi,
memberikan tugas, latihan dan tugas rumah di pindahkan menjadi pembelajaran
online. Daripada mahasiswa harus mendengarkan penjelasan dosen tentang
pengertian akuntansi, bidang-bidang akuntansi dan sejenisnya lebih baik semuanya
direkam dalam video dan mahasiswa diminta menonton video tersebut sebelum
perkuliahan berlangsung. Di dalam kelas pembelajaran benar-benar lebih bersifat
student centered karena di dalam kelas mahasiswa akan punya lebihbanyak waktu
untuk menyelesaikan studi kasus, melakukan pembelajaran berbasis masalah, praktik
dan berdiskusi. Prinsip dalam dalam flipped learning adalah bahwa hal-hal yang
biasanya jadi tugas rumah (seperti latihan, studi kasus, problem solving dan
semacamnya) lebih baik dikerjakan di kelas. Sementara mendengarkan penjelasan
dosen menjadi tugas rumah dalam bentuk video. Oleh karena itu pembelajaran ini
dinamakan flipped learning (Herreid, 2013).
Flipped learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi. Menurut McKnight (2013:4): In the flipped
learning model, teachers shift direct learning out of the large group learning space
and move it into the learning space, with the help of one of several technologies.
Teachers record narrate screencasts of work they do on their computer desktops,
create videos of themselves teachinng, or curate video lesson from internet sites such
as TED-Ed and Khan Academy. ...enabling student to come to class better prepared.
Dari pengertian di atas terlihat bahwa flipped learning adalah model pembelajaran
yang mengkombinasikan pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran online dimaksudkan untuk memberikan materi dan penjelasan serta
memberikan tugas-tugas untuk nantinya dikerjakan dalam kelas tatap muka. Pada

4
pembelajaran tatap muka dilakukan pembahasan tugas, studi kasus ataupun problem
solving yang intinya mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman belajar secara
luas. Pembelajaran ini juga lebih efektif karena materi kuliah dapat diakses
mahasiswa kapan saja dan dimana saja melalui fasilitas internet. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang membuat tatap muka
dilakukan melalui media teleconference. Pembelajaran pada dasarnya tetap tatap
muka namun dosen dan mahasiswa berada ditempat yang berbeda. Flipped learning
juga berbeda dengan blended learning yang mengkombinasikan metode pembelajaran
tatap muka dengan online learning. Metode pembelajaran bisa berupa tatap muka
sehari-hari, kemudian ada beberapa komponen pembelajaran e-learning yang
disisipkan, maupun sebaliknya, kebanyakan pembelajaran e-learning.

2. Pilar Fliped Learning


1. Flexible Enviroment
Flipped Learning memungkinkan untuk berbagai mode pembelajaran; pendidik
sering secara fisik mengatur ulang ruang belajar mereka untuk mengakomodasi
pelajaran atau unit, untuk mendukung baik kerja kelompok atau belajar mandiri.
Mereka menciptakan ruang yang fleksibel di mana siswa memilih kapan dan di
mana mereka belajar. Selain itu, pendidik yang membalik kelas mereka fleksibel
dalam harapan mereka dari jadwal mahasiswa untuk belajar dan dalam penilaian
mereka belajar siswa.
2. Learning Culture
Menciptakan kesempatan belajar yang kaya. Hasil dari, kelas waktu didedikasikan
untuk mengeksplorasi topik secara lebih mendalam dan sengaja bergeser instruksi
untuk pendekatan berpusat pada peserta didik, di mana di tradisional, guru adalah
sumber utama informasi. Sebaliknya, model Flipped Belajar pada tingkat kelas
dan materi pelajaran. Dalam model yang berpusat pada guru mengadopsi metode,
strategi pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa, tergantung Pendidik
menggunakan
3. Intentional Content

5
Konten Disengaja untuk memaksimalkan waktu kelas untuk mereka butuhkan
untuk mengajar dan apa bahan siswa harus mengeksplorasi sendiri. pemahaman
konseptual, serta kelancaran prosedural. Mereka menentukan apa yang
menggunakan model pembelajaran Flipped untuk membantu siswa
mengembangkan Membalik Pendidik Belajar terus berpikir tentang bagaimana
mereka dapat
4. Professional Educator
Peran Pengajar Profesional bahkan lebih penting, dan sering lebih menuntut,
dalam Flipped Kelas daripada di satu tradisional. Selama waktu kelas, mereka
terus mengamati siswa mereka, menyediakan mereka dengan umpan balik yang
relevan pada saat itu, dan menilai pekerjaan mereka. Pendidik profesional
reflektif dalam praktek mereka, terhubung dengan satu sama lain untuk
meningkatkan instruksi mereka, menerima kritik konstruktif, dan mentolerir
kekacauan dikontrol dalam kelas mereka. Sementara Pendidik profesional
mengambil peran kurang terlihat menonjol di kelas membalik, mereka tetap unsur
penting yang memungkinkan Flipped Belajar terjadi.

3. Manfaat Flipped Learning


Manfaat dari Flipped Learning antara lain:

a. Sebagai fleksibilitas, peningkatan interaksi, keterampilan profesional, dan


keterlibatan siswa.
b. Kemampuan untuk me-rewatch video ceramah. Siswa dapat menjeda dan
memundurkan video, membuat catatan dan memecahkan masalah contoh saat
menonton video ceramah.
c. Menyediakan fleksibilitas bagi siswa dengan preferensi belajar yang berbeda
dan komitmen pribadi. Lingkungan belajar dan mengajar yang fleksibel ini
juga menciptakan waktu untuk pemecahan masalah yang kompleks (Ankeny
& Krause, 2014; Mok, 2014) dan peluang untuk mencakup lebih banyak
materi (Mason, Shuman, & Cook, 2013a, 2013b).

6
d. Keterlibatan siswa (Lavelle et al., 2013). Beberapa peneliti menemukan
bahwa siswa datang ke kelas lebih siap (Chetcuti et al., 2014; Jungic, Kaur,
Mulholland, & Xin, 2015; Mok, 2014; Papadopoulos & Roman, 2010), dan
mereka mengabdikan lebih banyak waktu dan membentuk kebiasaan belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan kelas tradisional
(Papadopoulos & Roman, 2010).
4. Tantangan Flipped Learning
Seperti halnya pendekatan baru, pembelajaran Flipped Learning membawa
beberapa tantangan bagi instruktur dan siswa. Tantangan terbesar bagi instruktur
adalah beban kerja yang berat sebelum dan selama kelas. Mengubah kursus dari
pendekatan pengajaran tradisional ke format Flipped membutuhkan investasi front-
end dalam jumlah yang wajar dari anggota fakultas (Ghadiri et al., 2014; Kalavally
et al., 2014). Selama kelas, di sisi lain, satu instruktur harus melayani banyak siswa
yang meminta bantuan (Clark et al., 2014).
Tantangan bagi siswa termasuk materi online yang tidak menarik, masalah
teknis dan pengetahuan yang kurang tentang pendekatan baru. Misalnya, siswa
dalam penelitian Amresh, Carberry, dan Femiani (2013) menganggap video online
membosankan. Demikian pula, panjangnya video berkontribusi pada kurangnya
minat pada materi (Olson, 2014). Peneliti lain menemukan bahwa siswa dapat
dengan mudah melewatkan beberapa materi di kelas Flipped Learning. Sebagai
contoh, Ossman dan Warren menunjukkan bahwa alih-alih menonton video, siswa
membaca slide (2014). Velegol dan rekan-rekannya membuat kehadiran kuliah
opsional, sehingga siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumah mereka sendiri
memilih untuk tidak menghadiri kelas (2015).
Meskipun secara umum diterima bahwa siswa generasi bersih saat ini di mana-
mana menggunakan berbagai alat teknologi dan aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari mereka, sintesis ini menyiratkan bahwa masalah teknis membuat siswa frustrasi
(Clemens et al., 2013; Tague & Baker, 2014). Siswa mengeluh tentang kecepatan
konektivitas yang diasumsikan telah diselesaikan setidaknya di kampus pendidikan
tinggi (Everett, Morgan, Stanzione, & Mallouk, 2014).

7
Perlawanan siswa adalah tantangan lain yang dihadapi instruktur pembelajaran.
Setelah melalui pendekatan tradisional sepanjang karir pendidikan mereka, siswa
merasa kewalahan ketika dihadapkan dengan pendekatan baru yang mengharuskan
mereka untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Amresh et al.,
2013; Bland, 2006; Gannod, Burge, & Helmick, 2008 ). Siswa yang tidak memiliki
keterampilan metakognitif dan organisasi berjuang di kelas terbalik (Margoniner,
2014) karena mereka berpendapat bahwa mereka tidak diajar; alih-alih, mereka
belajar sendiri (Talbert & Valley, 2012)

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Flipped learning adalah pembelajaran yang menggabungkan pertemuan di
kelas dengan pembelajaran secara online. Menurut Herreid (2013) dalam flipped
learning hal-hal yang biasa dilakukan di dalam kelas seperti menjelaskan materi,
memberikan tugas, latihan dan tugas rumah di pindahkan menjadi pembelajaran
online. Pilar Fliped Learning antara lain adalah Flexible Enviroment, Learning
Culture, Intentional Content, dan Professional Educator. Sedangkan untuk
manfaatnya salah satunya yaitu Sebagai fleksibilitas, peningkatan interaksi,
keterampilan profesional, dan keterlibatan siswa.
3.2 Saran
Sebagai seorang pendidik kita harus dapat menempatkan model pembelajaran,
atau startegi pembelajaran apa yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik,
supaya saat proses pembelajaran peserta didik merasa nyaman dan hasilnya
optimal.

9
Daftar Pustaka

Mcknight, Patrick dkk. 2003. A Review of Flipped Learning. USA: Pearson.


Karabulut‐Ilgu Aliye , Nadia Jaramillo Cherrez , Charles T. Jahren. 2007. A
systematic review of research on the flipped learning method in engineering
education. [online]. Willy Online Library. 10 November 2019
Roach, Travis. 2014. Student perceptions toward flipped learning: New methods
to increase interaction and active learning in economics. International Review
on Economics Education. Vol. 17 hal: 74-84.
Yulhendri. 2019. Flipped Learning Berbasis Web Pada Pembelajaran Di
Universitas Negeri Padang. [online], https://osf.io/preprints/inarxiv/s37vj/. 10
November 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai