“FLIPPED LEARNING”
Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tujuan
dan Fungsi Penilaian Pembelajaran”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan
Desain Pembelajaran yang diberikan oleh Dosen Pengampu Dr. Dewa Gede
Hendra Divayana, S.Kom.,M.Kom sebagai tugas individu. Kami menginginkan
agar pembaca dapat memahami materi tersebut. Dalam makalah ini kami
membahas Pembelajaran Flipped Learning.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
Bab 3 Penutup
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dan yang paling disadari oleh dosen adalah banyak materi yang harus
dituntaskan setiap pertemuan sampai dengan semester berakhir.Rutinitas pada
kelas-kelas tradisional semacam ini bisa lebih dikembangkan dan diefisienkan
dengan memanfaatkan pembelajaran online atau e-learning. Melalui e-
learning mahasiswa punya kesempatan untuk belajar di mana saja dan kapan
saja selama mereka memiliki akses terhadap jaringan internet. Memang tidak
memungkinkan bagi mahasiswa untuk membawa buku kemana-mana. Tapi
sangat mungkin bagi mahasiswa untuk membawa perangkan telepon seluler
atau smartphone yang mereka punya kemana-mana dan memanfaatkannya
untuk belajar kapan saja.
Salah satu model pembelajaran online yang saat ini cukup banyak
menjadi kajian dalam penelitian pendidikan adalah flipped learning. Pionir
dari flipped learning adalah guru Kimia dari Colorado tahun 2007. Siswa-
siswa kimia dikelasnya sering tidak dapat mengikuti pembelajaran di kelas
karena harus mengikuti perlombaan, pertandingan dan even lain yang sejenis.
Untuk mengantisipasi hal ini kedua guru mengembangkan video untuk
merekam pembelajaran, demontrasi, dan slide peresentasi yang ditayangkan.
Rekaman ini kemudian di upload di YouTube sehingga siswa dapat
mendownloadnya kapan saja dan dimana saja. Kemudian di tahun 2012
didirikanlah sebuah organisasi non profit dengan nama Flipped Learning
Network (FLN) yang bertujuan untuk membekali para pendidik dengan
pengetahuan, keterampilan dan bahan-bahan untuk dapat
mengimplementasikan flipped learning (McKnight, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas ditemukan beberapa rumusan masalah.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Flipped Learning?
1.2.2 Sebutkan apa saja pilar dari Flipped Learning?
1.2.3 Sebutkan apa saja manfaat dari Flipped Learning?
1.2.4 Apa tantangan dari Flipped Learning?
2
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Flipped
Learning
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami apa saja pilar Flipped Learning
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami apa saja manfaat Flipped Learning
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami apa tantangan dari Flipped
Learning.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
pembelajaran tatap muka dilakukan pembahasan tugas, studi kasus ataupun problem
solving yang intinya mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman belajar secara
luas. Pembelajaran ini juga lebih efektif karena materi kuliah dapat diakses
mahasiswa kapan saja dan dimana saja melalui fasilitas internet. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang membuat tatap muka
dilakukan melalui media teleconference. Pembelajaran pada dasarnya tetap tatap
muka namun dosen dan mahasiswa berada ditempat yang berbeda. Flipped learning
juga berbeda dengan blended learning yang mengkombinasikan metode pembelajaran
tatap muka dengan online learning. Metode pembelajaran bisa berupa tatap muka
sehari-hari, kemudian ada beberapa komponen pembelajaran e-learning yang
disisipkan, maupun sebaliknya, kebanyakan pembelajaran e-learning.
5
Konten Disengaja untuk memaksimalkan waktu kelas untuk mereka butuhkan
untuk mengajar dan apa bahan siswa harus mengeksplorasi sendiri. pemahaman
konseptual, serta kelancaran prosedural. Mereka menentukan apa yang
menggunakan model pembelajaran Flipped untuk membantu siswa
mengembangkan Membalik Pendidik Belajar terus berpikir tentang bagaimana
mereka dapat
4. Professional Educator
Peran Pengajar Profesional bahkan lebih penting, dan sering lebih menuntut,
dalam Flipped Kelas daripada di satu tradisional. Selama waktu kelas, mereka
terus mengamati siswa mereka, menyediakan mereka dengan umpan balik yang
relevan pada saat itu, dan menilai pekerjaan mereka. Pendidik profesional
reflektif dalam praktek mereka, terhubung dengan satu sama lain untuk
meningkatkan instruksi mereka, menerima kritik konstruktif, dan mentolerir
kekacauan dikontrol dalam kelas mereka. Sementara Pendidik profesional
mengambil peran kurang terlihat menonjol di kelas membalik, mereka tetap unsur
penting yang memungkinkan Flipped Belajar terjadi.
6
d. Keterlibatan siswa (Lavelle et al., 2013). Beberapa peneliti menemukan
bahwa siswa datang ke kelas lebih siap (Chetcuti et al., 2014; Jungic, Kaur,
Mulholland, & Xin, 2015; Mok, 2014; Papadopoulos & Roman, 2010), dan
mereka mengabdikan lebih banyak waktu dan membentuk kebiasaan belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan kelas tradisional
(Papadopoulos & Roman, 2010).
4. Tantangan Flipped Learning
Seperti halnya pendekatan baru, pembelajaran Flipped Learning membawa
beberapa tantangan bagi instruktur dan siswa. Tantangan terbesar bagi instruktur
adalah beban kerja yang berat sebelum dan selama kelas. Mengubah kursus dari
pendekatan pengajaran tradisional ke format Flipped membutuhkan investasi front-
end dalam jumlah yang wajar dari anggota fakultas (Ghadiri et al., 2014; Kalavally
et al., 2014). Selama kelas, di sisi lain, satu instruktur harus melayani banyak siswa
yang meminta bantuan (Clark et al., 2014).
Tantangan bagi siswa termasuk materi online yang tidak menarik, masalah
teknis dan pengetahuan yang kurang tentang pendekatan baru. Misalnya, siswa
dalam penelitian Amresh, Carberry, dan Femiani (2013) menganggap video online
membosankan. Demikian pula, panjangnya video berkontribusi pada kurangnya
minat pada materi (Olson, 2014). Peneliti lain menemukan bahwa siswa dapat
dengan mudah melewatkan beberapa materi di kelas Flipped Learning. Sebagai
contoh, Ossman dan Warren menunjukkan bahwa alih-alih menonton video, siswa
membaca slide (2014). Velegol dan rekan-rekannya membuat kehadiran kuliah
opsional, sehingga siswa yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumah mereka sendiri
memilih untuk tidak menghadiri kelas (2015).
Meskipun secara umum diterima bahwa siswa generasi bersih saat ini di mana-
mana menggunakan berbagai alat teknologi dan aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari mereka, sintesis ini menyiratkan bahwa masalah teknis membuat siswa frustrasi
(Clemens et al., 2013; Tague & Baker, 2014). Siswa mengeluh tentang kecepatan
konektivitas yang diasumsikan telah diselesaikan setidaknya di kampus pendidikan
tinggi (Everett, Morgan, Stanzione, & Mallouk, 2014).
7
Perlawanan siswa adalah tantangan lain yang dihadapi instruktur pembelajaran.
Setelah melalui pendekatan tradisional sepanjang karir pendidikan mereka, siswa
merasa kewalahan ketika dihadapkan dengan pendekatan baru yang mengharuskan
mereka untuk secara aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Amresh et al.,
2013; Bland, 2006; Gannod, Burge, & Helmick, 2008 ). Siswa yang tidak memiliki
keterampilan metakognitif dan organisasi berjuang di kelas terbalik (Margoniner,
2014) karena mereka berpendapat bahwa mereka tidak diajar; alih-alih, mereka
belajar sendiri (Talbert & Valley, 2012)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Flipped learning adalah pembelajaran yang menggabungkan pertemuan di
kelas dengan pembelajaran secara online. Menurut Herreid (2013) dalam flipped
learning hal-hal yang biasa dilakukan di dalam kelas seperti menjelaskan materi,
memberikan tugas, latihan dan tugas rumah di pindahkan menjadi pembelajaran
online. Pilar Fliped Learning antara lain adalah Flexible Enviroment, Learning
Culture, Intentional Content, dan Professional Educator. Sedangkan untuk
manfaatnya salah satunya yaitu Sebagai fleksibilitas, peningkatan interaksi,
keterampilan profesional, dan keterlibatan siswa.
3.2 Saran
Sebagai seorang pendidik kita harus dapat menempatkan model pembelajaran,
atau startegi pembelajaran apa yang tepat untuk diberikan kepada peserta didik,
supaya saat proses pembelajaran peserta didik merasa nyaman dan hasilnya
optimal.
9
Daftar Pustaka
10