Di susun oleh :
Kezia Carla 1208622013
Isa Diennur Nasaka 1208622067
Zweta Priskila Siregar 1208622025
Heidi Ivana Christina T 1208622012
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan kasih
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya. Dibuat nya makalah bertujuan untuk memenuhi tugas serta tanggung jawab yang
sudah kami ambil dalam mata kuliah Teori Belajar Dan Pembelajaran
.
Kami berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan dan berguna bagi para
pembaca dan kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyeselaikan
makalah kami. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik ataupun saran
dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan
terimakasih
2
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR……………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 4
1.2 Tujuan………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………... 5
2.1 Komponen Blended Learning……………………………….. 5
2.2 Manfaat Blended Learning………………………………….. 6
2.3 Desain Pembelajaran………………………………………… 6
2.4 Tantangan dan Solusi………………………………………… 7
2.5 Studi Kasus…………………………………………………… 7
BAB III KESIMPULAN……………………………………………... 8
3.1 Evaluasi dan Pengembangan………………………………… 9
3.2 Kesimpulan…………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Blended learning adalah salah satu inovasi yang diterapkan di dalam dunia
pendidikan. Model pembelajaran blended learning ini adalah metode pembelajaran
dengan cara menggabungkan antara pembelajaran tatap muka di dalam ruangan kelas
dan juga pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Pembelajaran itu tidak hanya
yang bersifat formal, tetapi juga pelajaran yang bersifat informal.
Blended learning menjadi salah satu solusi yang banyak digunakan selama masa
pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Pada awalnya memang pembelajaran dilakukan
hanya secara daring, tetapi setelah pandemi mereda pembelajaran secara bertahap
dilakukan blended learning.
Blended learning sebenarnya tidak hanya digunakan di dalam dunia pendidikan, tetapi
juga dimanfaatkan dalam pengembangan sumber daya manusia di dalam dunia kerja.
Pengembangan itu digunakan untuk meningkatkan kinerja secara individu maupun
secara tim. Konsepnya pun sama, yakni dengan tatap muka langsung dan melalui
daring.
Contoh blended learning yang kerap ditemui saat ini adalah dengan memanfaatkan
perangkat lunak Zoom Meeting atau Google Meet untuk melakukan pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
• Self-paced learning
Self-Paced Learning yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-
paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja
dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk
belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video,
animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar
tersebut, dalam konteks saat ini dapat didelivered secara online (via web maupun via
mobile device dalam bentuk streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun
offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).
• Collaboration
Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar
peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian,
perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi
antar teman sejawat atau kolaborasi antar peserta belajar dan pengajar melalui tool-
tool komunikasiyang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email,
website/webblog, listserv, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk
terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau
interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving,
project-based learning, dll.
• Assessment
Dalam pembelajaran blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi
jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat
otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dll. Di samping
itu, juga perlu mempertimbangkan ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online
dan assessmen offline. Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta
belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut.
5
tidak, ada atau tidak. Bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, apakah bahan
belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk
CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online. Atau, jika pembelajaran online dibantu
dengan suatu Learning/ Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa
aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.
Hasil belajar siswa dapat meningkat dengan adanya blended learning, karena kondisi
siswa pasti ada yang lebih mampu belajar secara daring, tetapi ada pula yang maksimal
secara tatap muka. Oleh sebab itu, blended learning ini dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran mereka.
Pembelajaran tentunya akan terasa lebih menyenangkan bagi siswa karena pasti
pembelajaran akan didukung dengan media-media pembelajaran yang menarik. Tak
hanya dengan tulisan saja, tetapi juga bisa dengan audio visual yang terasa lebih menarik
bagi siswa.
6
untuk membatasi penyebaran virus covid 19 di area pendidikan. Namun seiring
berjalannya waktu, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru pada awal tahun 2021
tentang prosedur pembelajaran tatap muka. Pemerintah melalui kemendikbud
membuka kemungkinan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021 dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Di sini pendidik tidak berperan secara absolut. Mereka hanya memaparkan materi
pembelajaran dari segi esensial dan filosofis,” ujar Yusep. Untuk itu, konstruktivisme,
behaviorisme, kognitivisme, dan sebagainya perlu dikedepankan melalui blended learning
atau pembelajaran bauran.
Lebih lanjut, Yusep mengatakan bahwa aktivitas dalam blended learning dilakukan
7
melalui pembelajaran dalam konteks tertentu, interaksi dengan guru dan konten ajar, serta
kolaborasi sesama pelajar. Pembelajaran ini diaktualisasikan melalui integrasi antara
luring dan daring, pengembangan kompetensi komputer dan kemampuan bersosial secara
beriringan, serta memadukan konsep eksperimental dan konseptual.
Pembelajar pun tidak kalah menghadapi rintangan selama menjalani blended learning,
seperti kesadaran diri, literasi dan kompetensi teknologi, pengisolasian diri, kurang
efektifnya teknologi, dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, teknologi menjadi sebuah keniscayaan di bidang pendidikan, terbukti dari
eksistensi blended learning. Meskipun metode pembelajaran satu ini masih menemui
sejumlah tantangan, seluruh pihak berkepentingan dapat memperoleh manfaat darinya.
Tinggal direalisasikan melalui kolaborasi untuk memajukan pendidikan dan
pembelajaran.
8
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Evaluasi dan Pengembangan
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
begitu juga dengan blended learning. Menurut Riyana (2009), beberapa kelebihan atau
keunggulan model pembelajaran blended learning adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
c. Mampu menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a
global audience).
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archvlable capabilities).
Adapun beberapa kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran blended learning adalah:
Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan
prasarana tidak mendukung.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.
Blended learning masih sulit digunakan dalam mata pelajaran eksakta.
Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet.
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan dengan
menggunakan pengujian-pengujian yang ditentukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
9
menggunakan model Blended Learning (model pembelajaran Problem Based
Learning dengan E-learning) dan pembelajaran menggunakan model Blended
Learning (pembelajaran Konvensional dengan E-learning).
10
Daftar Pustaka
11