Anda di halaman 1dari 20

BLENDED LEARNING

Dosen
1. Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd.
2. Dr. Ridwan, M.Sc.Ed

Lita Sari
Muchlis
Nim : 14193027

Landasan Hukum

Gagasan Munculnya Model


Blended Learning

Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pendidikan umumnya


dikenal dengan istilah Computer Asissted Instruction (CAI) atau
Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK). Dalam pembelajaran
berbantuan komputer.
pada pelaksanaannya, proses pembelajaran belum terjadinya proses
interaksi dengan peserta didik baik dengan media dan lingkungan kelas
mata kuliah melakukan online learning, dengan menghadirkan aplikasi
blog pribadi dalam kegiatan pembelajaran untuk menuntaskan materi
yang akan disampaikan. Melalui blog
Dosen menyampaikan materi-materi yang dirasa penting, perlu
pengulangan, atau materi yang belum sempat disampaikan di kelas.
Dari upaya yang dilakukan tersebut ternyata umpan balik masih sangat
kurang, seperti terlihat dalam kegiatan diskusi yang tidak berjalan
dengan baik yang mengakibatkan kekurangaktifan peserta didik itu
sendiri.
Oleh karena itu muncul gagasan untuk mencampurkan pembelajaran
online dengan pembelajaran tatap muka yang kemudian disebut
dengan blended learning

Mengapa Harus Blended Learning?


Belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik
memerlukan umpan balik (feedback) dari pengajar dan
sebaliknya sang pengajar juga memerlukan umpan balik
dari peserta didik.
Oleh karena itu, pendidik perlu terus-menerus belajar
sepanjang hayat agar dapat meningkatkan layanannya
terhadap peserta didik yang dipercayakan kepadanya
untuk dibelajarkan.
Salah satu cara yaitu dengan mengembangkanBlended
Learning. Blended Learning ini menggabungkan ciri-ciri
terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciriciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan
pembelajaran mendiri secara aktif oleh peserta didik
dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas.

Karakteristik Blended Learning

Tujuan dari penerapan Blended


Learning
Membantu peserta didik untuk berkembang
lebih baik didalam proses balajar sesuai dengan
gaya belajar dan preferensi dalam belajar
Menyediakan peluang yang praktis-realistis bagi
pengajar dan peserta didik untuk pembelajaran
secara
mandiri,
bermanfaat
dan
terus
berkembang.
Peningkatan penjadwalan fleksibelitas bagi
ppeserta didik, dengan menggabungkan aspek
terbia dari tatap muka dan pembelajaran online.

Teori Belajar Model Pembelajaran


Blended Learning
implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan
a. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme
adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki
kemampuan berpikir untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang dihadapi,
b.Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi
yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat
dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan
massalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari hari dan
c.Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan
cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi
sebgai mediator, fasilitor, dan teman yabg membuat situasi
yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada
diri peserta didik.

Teori Belajar Model Pembelajaran


Blended Learning
Karakteristik teori belajar
konstruktivisme (individual learning)
untuk blended e-learning (Hasibuan,
2006:4) adalah sebagai berikut.
Active learners
Learners construct knowledge
Subjective, dynamic and expanding
Processing and understanding of information
Learners has his own learning.

Teori Belajar Model Pembelajaran


Blended Learning
Teori belajar berikutnya yang melandasi model
blended blended e-learning adalah teori
belajar kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bagan
sebagai satu struktur pengetahuan yang
diorganisasi (Bruner, 1990; Gagne et.al.,1993)
Menurut Bloom (1956) mengidentifikasi enam
tingkatan belajar kognitif yaitu pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis

Konsep Dasar
Pembelajaran Blended
Learning
Face-toFace-toface
face
Learnin
Learnin
g
g

online
Learnin
g

online
online
Learnin
Learnin
g
g

"blended leraning
mengombinasikan aspek
terbaik dari pembelajaran
online, aktivitas tatap
muka terstruktur , dan
praktik dunia nyata.
Sistem pembelejaran
online, latihan di kelas,
dan pengalaman on-thejob akan memberikan
pengalaman berharga
bagi diri mereka. Blended
learning menggunakan
pendekatan yang
memberdayakan berbagai
sumber informasi yang
lain

Model Blended Learning


1.

2.
3.

4.
5.
6.
7.

8.

Blended Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,


pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan baik subtansi materi pelajaran maupun
limu kependidikan secara online
Blended Learning menyediakan seperangkat alata yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional dalam menjawab perkembangan globalisasi.
Blended Learning tidak berarti menganti model konvensional di dalam kelas, tetapi
memperkuat model belajar pengayaan konten dan pengembangan teknologi
pendidikan.
Kapasitas guru amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa dapat berkomunikasi.
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
Menggunakan bahan ajar bersifat (selft learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja yang
bersangkutan memerlukannya.
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer

mengembangkan Blended Learning terdapat 3


kemungkinan dalam pengembangan pembelajaran
berbasis internet
Web course adalah pengguna internet untuk keperluan pendidikan,
dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak
diperlukan adanya tatap muka, seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya
disampaikan melalui internet, sebuah model pengajaran jarak jauh.
Web centric course adalah pengunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konversional), sebagian lagi
disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi disampaikan melalui
tatap muka, fungsinya saling melengkapi.
Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi
antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota
kelompok.

Implementasi Blended Learning


Fleksibilitas menjadi kata kunci dalam sistem Blended
Learning. Peserta didik menjadi sangat fleksibel dalam
memilih waktu dan tempat belajar karena mereka tidak
harus datang di suatu tempat pada waktu tertentu
Dalam merancang sistem E-Learning perlu
mempertimbangkan dua hal, yakni peserta didik yang
menjadi target dan hasil pembelajaran yang diharapkan
harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti e-learning,
kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan,
keterbatasan bandwidth, beaya untuk akses internet, serta
latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan
dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil
pembelajaran diperlukan untuk menentukan cakupan
materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta pengetahuan
awal

Implementasi Blended Learning


Sistem E-learning dapat diimplementasikan dalam
bentuk asynchronous, synchronous, atau campuran
antara keduanya.
.Contoh Blended Learning asynchronous banyak
dijumpai di Internet baik yang sederhana maupun yang
terpadu melalui portal e-learning. Sedangkan dalam elearning synchronous, pengajar dan siswa harus berada
di depan komputer secara bersama-sama karena proses
pembelajaran dilaksanakan secara live, baik melalui
video maupun audio conference. Selanjutnya dikenal
pula istilah blended learning yakni pembelajaran yang
menggabungkan semua bentuk pembelajaran misalnya
on-line, live, maupun tatap muka (konvensional).

Implementasi Blended Learning


Blended Learning yang diimplementasikan dengan
menggunakan LMS Moodle. LMS adalah perangkat lunak untuk
membuat materi perkuliahan on-line (berbasis web), mengelola
kegiatan pembelajaran serta hasilhasilnya, memfasilitasi
interaksi, komunikasi, kerjasama antar dosen dan mahasiswa.
Blended Learning ini para dosen dapat mengelola materi
perkuliahan, yakni: menyusun silabi, meng-upload materi
perkuliahan, memberikan tugas kepada mahasiswa, menerima
pekerjaan mahasiswa, membuat tes/quiz, memberikan nilai,
memonitor keaktifan mahasiswa, mengolah nilai mahasiswa,
berinteraksi dengan mahasiswa dan sesama dosen melalui
forum diskusi dan chat

LMS Moodle, maka kita cenderung untuk


mengikuti paradigma e-learning terpadu
yang memungkinkan menjalin kerjasama
dalam knowledge sharing antar
perguruan tinggi besar di Indonesia
(melalui INHERENT Indonesian Higher
Education Network)

Kelebihan Blended Learning


Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta
didik lain di luar jam tatap muka
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap
muka dapat dikelola dan dikontrol dg baik oleh pengajar.
Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas
internet.
Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi sebelum
pembelajaran
Pengajar dapat melaksanakan kuis, memberikan balikan dan
memanfaatkan hasil tes dengan efektif.
g) Peserta didik dapat berbagi file dengan peserta didik lain

Kekurangan Blended Learning


Media yang dibutuhkan beragam, sehingga
sulit diterapkan apabila saran dan prasarana
tidak mendukung.
Tidak meratanya fasilitas yang dimilki
peserta didik, seperti halnya computer dan
akses internet
Kurangnya pengetahuan sumber daya
pembelajaran (pengajar, peserta didik dan
orang tua) terhadap penggunaan teknologi.

Sintaks Model Pembelajaran


Blended Learning

Persiapan untuk implmentasi Model Bleded Learning :


Tujuan Matakuliah, Analisis Kurikulum dan Analisis Kelayakan : 3 komponen
sangat menentukan persiapan yang dilaksankan dosen dalam proses
pembelajaran
Menentukan tujuan, pertemuan, materi dan penilaian :
Menentukan Metode dan Media : Metode pembelajaran dapat diartikan cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
Melaksanakan Online Learning
Melaksanakan tatap muka
Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu
proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan
tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai

Implementasi model bleded


learning maka sintaksnya :
Face to Face
Peningkatan aktivitas tatap muka (face-to-face), bentuk pertama ini dilaksanakan
dalam model tatap muka akan tetapi terjadi peningkatan aktivitas belajar dan
mengajar oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan jejaring teknologi informasi dan
komunikasi, jejaring web, memanfaatkan e-learning, web online, blog, dan sebagainya
Online : Implementasikan dalam bentuk asynchronous, synchronous, atau
campuran antara keduanya. Contoh e-learning asynchronous banyak dijumpai di
Internet baik yang sederhana maupun yang terpadu melalui portal e-learning.
Sedangkan dalam e-learning synchronous, pengajar dan siswa harus berada di depan
komputer secara bersama-sama karena proses pembelajaran dilaksanakan secara live,
baik melalui video maupun audio conference. Selanjutnya dikenal pula istilah blended
learning yakni pembelajaran yang menggabungkan semua bentuk pembelajaran
misalnya on-line, live, maupun tatap muka (konvensional).
Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online. Metode ini
sangat efektif untuk menambah efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan
peningkatan diskusi atau meninjau informasi di luar ruang kelas.

Anda mungkin juga menyukai