Dikerjakan oleh,
NPM : 2011050309
Kelas : 6D
Kekurangan:
Berikut adalah perbedaan antara blended learning dengan beberapa model pembelajaran
lainnya:
2. Peran Guru dan Peran Siswa dalam Model Pembelajaran Blended Learning
Dalam model pembelajaran blended learning, peran guru dan siswa berbeda dengan
model pembelajaran konvensional. Berikut adalah peran guru dan siswa dalam model
pembelajaran blended learning:
1. Peran Guru
Sebagai fasilitator pembelajaran: Guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran
yang memfasilitasi pembelajaran online dan offline. Guru memberikan materi
pembelajaran secara online dan offline, serta membimbing siswa dalam
memahami dan menerapkan materi tersebut.
Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif: Guru bertanggung jawab
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Guru juga
harus memastikan siswa memahami tugas dan jadwal pembelajaran serta
mengatur dan memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara siswa.
Memfasilitasi diskusi dan kolaborasi: Guru harus memfasilitasi diskusi dan
kolaborasi antara siswa, baik secara online maupun offline. Guru juga harus
memantau partisipasi siswa dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan
kolaborasi dan diskusi.
2. Peran Siswa
Menjadi pembelajar aktif: Siswa harus menjadi pembelajar aktif dan bertanggung
jawab atas pembelajaran mereka. Siswa harus membaca materi pembelajaran,
menyelesaikan tugas, serta berpartisipasi dalam diskusi dan kolaborasi.
Mengembangkan keterampilan mandiri: Siswa harus mengembangkan
keterampilan mandiri dalam pembelajaran, seperti mengatur waktu, memilih
metode pembelajaran yang tepat, dan mengembangkan kemampuan untuk bekerja
secara mandiri dan kolaboratif.
Menggunakan teknologi dengan baik: Siswa harus mampu menggunakan
teknologi dengan baik, baik untuk pembelajaran online maupun offline. Siswa
juga harus mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi secara online dan
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
3. Keterlibatan Siswa
Keterlibatan siswa dalam blended learning sangat penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Berikut ini beberapa cara yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dalam blended learning:
o Memberikan kontrol kepada siswa: Berikan siswa kendali atas proses belajar
mereka dengan memberikan pilihan dalam tugas, aktivitas, atau format
pembelajaran yang digunakan. Hal ini akan memungkinkan siswa merasa lebih
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
o Menggunakan teknologi yang menarik perhatian siswa: Dalam blended learning,
teknologi adalah komponen penting yang digunakan untuk mendukung
pembelajaran. Oleh karena itu, penting untuk memilih teknologi yang dapat
menarik perhatian siswa dan meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran.
o Mendorong kolaborasi dan diskusi: Blended learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkolaborasi dan berdiskusi dengan teman sekelas dan
guru, baik secara online maupun offline. Guru dapat memanfaatkan teknologi
seperti forum online atau video konferensi untuk mendorong siswa untuk
berinteraksi satu sama lain dan berdiskusi tentang topik pembelajaran.
o Memberikan umpan balik yang konstruktif: Guru dapat memberikan umpan balik
yang konstruktif kepada siswa mengenai tugas atau aktivitas yang mereka
lakukan. Hal ini dapat membantu siswa memahami kelebihan dan kekurangan
mereka dalam pembelajaran dan memotivasi mereka untuk terus meningkatkan
diri.
o Menyediakan pengalaman pembelajaran yang menarik: Selain materi pelajaran
yang menarik, guru juga dapat menyediakan pengalaman pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik, seperti pembelajaran dengan permainan atau
simulasi interaktif. Hal ini dapat membantu siswa terlibat dan tertarik dalam
pembelajaran.
C. EVALUASI DALAM BLANDED LEARNING
Tes online: Tes online dapat dilakukan dengan menggunakan platform pembelajaran
online yang memungkinkan guru untuk membuat dan mengirimkan tes online kepada
siswa. Tes online dapat berupa soal pilihan ganda, isian singkat, atau tugas berbasis
proyek.
Diskusi online: Diskusi online dapat dilakukan melalui forum diskusi atau grup
diskusi pada platform pembelajaran online. Guru dapat memberikan topik diskusi
kepada siswa, serta memantau dan memberikan umpan balik terhadap diskusi yang
dilakukan.
Portofolio online: Portofolio online dapat digunakan sebagai teknik evaluasi yang
menilai hasil belajar siswa secara berkelanjutan dan holistik. Siswa dapat
mengumpulkan berbagai hasil belajar mereka, seperti tugas, proyek, dan dokumen
penting lainnya, dan mengunggahnya ke dalam portofolio online.
Tes offline: Tes offline dapat dilakukan melalui ujian tertulis atau lisan di kelas. Tes
offline juga dapat dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi khusus
untuk pengujian.
Observasi: Observasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui rekaman video
yang direkam oleh siswa. Guru dapat menggunakan observasi untuk mengevaluasi
kemajuan siswa dalam kegiatan belajar.
Tes online: Tes online dapat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Tes online dapat berupa soal pilihan ganda, isian singkat, atau
tugas berbasis proyek.
Evaluasi kinerja: Evaluasi kinerja dapat dilakukan untuk menilai kemampuan siswa
dalam menerapkan konsep pembelajaran dalam situasi nyata. Evaluasi kinerja dapat
berupa proyek, presentasi, atau simulasi yang menuntut siswa untuk memperlihatkan
kemampuan mereka secara praktis.
Evaluasi diri sendiri: Evaluasi diri sendiri dapat dilakukan untuk mengevaluasi
kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dapat mengisi formulir
evaluasi diri sendiri atau menulis refleksi mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan.
Salah satu studi kasus penerapan blended learning adalah yang dilakukan di sebuah
universitas di Amerika Serikat. Universitas tersebut mengimplementasikan blended learning
pada program studi bisnis, dengan menggunakan model flipped classroom. Dalam model
flipped classroom, mahasiswa memperoleh materi pembelajaran melalui video pembelajaran
yang disediakan secara online, sehingga waktu kelas dapat dimanfaatkan untuk diskusi,
kolaborasi, dan aplikasi dari materi yang dipelajari.
Dalam penerapan blended learning ini, guru dan pengajar memanfaatkan teknologi
seperti platform e-learning dan forum diskusi online untuk mendukung pembelajaran.
Mahasiswa dapat mengakses video pembelajaran melalui platform e-learning, dan guru
dapat memberikan tugas dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum kelas
dilaksanakan. Selain itu, guru juga menyediakan forum diskusi online untuk memfasilitasi
diskusi antara mahasiswa dan guru, serta antara mahasiswa satu dengan lainnya.
Hasil dari penerapan blended learning ini sangat positif. Mahasiswa menunjukkan
peningkatan dalam keterlibatan dan partisipasi dalam pembelajaran, serta kemampuan untuk
mengaplikasikan materi pembelajaran dalam situasi nyata. Selain itu, penerapan blended
learning juga memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih cepat dan
efektif kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memperbaiki diri secara lebih cepat.
Namun, studi kasus ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi dalam
penerapan blended learning, seperti mahasiswa yang kurang terbiasa dengan teknologi dan
kesulitan untuk memotivasi diri dalam belajar mandiri. Oleh karena itu, peran guru dan
pengajar dalam mendukung mahasiswa dalam belajar mandiri dan mengatasi tantangan
teknologi sangat penting dalam penerapan blended learning.
Secara keseluruhan, studi kasus ini menunjukkan bahwa penerapan blended learning
dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran, serta
kemampuan untuk mengaplikasikan materi pembelajaran dalam situasi nyata. Namun,
tantangan dalam penerapan blended learning juga perlu diatasi untuk memastikan
keberhasilan pembelajaran.