Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

21.1 Hubungan Blended Learning

a. pengertian hubungan

hubungan berasal dari kata hubung yang menurut kamus besar bahasa
indonesia artinya bersambung atau berangkai (yang satu dengan yang lain).
Sedangkan menurut wikipedia hubungan adalah kesinambungan interaksi antara
dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan yang lain.
Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa hubungan adalah keterkaitan suatu hal
dengan hal lainnya. Seperti hubungan kekeluargaan, darah, dagang, diplomatik,
analogi, hukum, formal, kebudayaan, variabel penelitian dan masih banyak
lainnya.

b. Blended Learning

1. Menurut Thorne(2013) blended learning ini adalah sistem campuran yang


menggabungkan dua komponen atau metode sekaligus. Campurannya adalah
teknologi e-learning dan multimedia. Bahan pembelajaran yang digunakan
streaming video, kelas virtual, teks animasi online yang mana dikombinasikan
dengan bentuk pembelajaran tradisional yang ada di kelas.

2. Graham (2005) Menjelaskan pengertian blended learning yang lebih sederhana.


Ia mengungkapkan bahwa blended learning ini adalah pembelajaran yang mana
mengkombinasikan belajar online dengan belajar tradisional atau offline.

3. Mosa (dalam Rusman, 2011) Blended learning mencampurkan dua unsur utama
yaitu belajar di kelas dengan online. Pembelajaran menggunakan jaringan
internet yang mana didalamnya terdapat pembelajaran dengan basis website.
Pembelajaran ini menggunakan teknologi multimedia seperti streaming video,
email, kelas virtual dan lain sebagainya.

4. Dwiyogo (2012) Blended learning ini merupakan model pembelajaran campuran


atau gabungan. Metode akan mencampurkan belajar tatap muka dengan belajar
berbasis teknologi. Pembelajaran ini bisa diakses secara online maupun offline.
Model pembelajarannya memiliki kesamaan dengan e-learning

Jadi bisa disimpulkan dari pendapat ahli di atas bahwa blended learning adalah
perpaduan dua sistem pembelajaran antara online dan offline dalam
pelaksanaannya
c. Karakteristik Blended Learning

Terdapat 3 dokumentasi pengertian Blended learning yang dikemukakan


oleh Graham, Allen dan Ure dalam Bonk dan Graham (2006: 4) yaitu : 1)
Kombinasi antara strategi pembelajaran, 2) Kombinasi antara metode
pembelajaran, 3) Kombinasi antara online learning dengan pembelajaran tatap
muka. Dahulu elemen pembelajaran mempunyai batas atau jarak, karena
menggunakan berbagai macam media untuk keperluan yang berbeda dan untuk
peserta didik yang berbeda pula. Tetapi saat ini elemen pembelajaran tidak
memiliki jarak lagi dalam proses pembelajaran, pembelajaran tatap muka
memerlukan media untuk menunjang proses pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajarannya. Begitu pula dengan pembelajaran tatap muka dapat
dikombinasikan dengan penggunaan online learning, walaupun alokasi waktu
untuk pembelajaran konvensional atau tatap muka lebih besar dibandingkan
dengan online learning. Tetapi dimasa mendatang tidak menutup kemungkinan
bahwa alokasi waktu dari online learning akan lebih besar digunakan
dibandingkan alokasi waktu pembelajaran tatap muka, pembelajran tatap muka
hanya akan dijadikan penguatan dari online learning, contohnya bila ada yang
menemui kesulitan dalam mempelajari materi dalam online learning baru akan
ada pembelajaran tatap muka untuk membahas materi yang dianggap sulit oleh
para peserta didik.

d. Komponen Blended learning

Berdasarkan pengertian menurut para ahli mengenai blended learning, maka


blended learning mempunyai 3 komponen pembelajaran yang dicampur menjadi
satu bentuk pembelajaran belnded learning. Komponen-komponen itu terdiri dari
1) online learning, 2) pembelajaran tatap muka, dan 3) belajar mandiri.

1. Online learning
Menurut Dabbagh (2005:15) online learning adalah sebagai berikut:
Online learning is an open and distributed learning environment that uses
pedagogical tools, enable by internet and web based technologies, to facilitate
learning and knowledge building through meaningful action and interaction.
Dari definisi yang dikemukakan oleh Dabbagh di atas dapat disimpulkan
bahwa online learning merupakan lingkungan belajar terbuka dengan
mempertimbangkan aspek-aspek pembelajaran dan mungkin menggunakan
teknologi internet dan berbasis web untuk memfasilitasi proses belajar dan
membangun pengetahuan yang berarti.
Sedangkan menurut Carliner (1999) dalam anderson dan elloumi (2001:4)
online learning adalah sebagai berikut : online learning as educational material
that is presented on a computer. Berdasarkan definisi Carliner, online learning
merupakan materi pendidikan yang ditayangkan dengan memanfaatkan komputer.
Dari definisi para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa online learning
adalah lingkungan pembelajaran yang mempergunakan teknologi intranet dan
berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran
Online learning merupakan salah satu dari komponen blended learning,
dimana online learning memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber belajar.
Online learning mempergunakan teknologi Internet, intranet, dan berbasis web
dalam mengakses materi pembelajaran dan memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran

2. Pembelajaran tatap muka (face to face learning)


Pembelajaran tatap muka merupakan model pembelajaran yang sampai saat
ini masih terus dilakukan dan sangat sering digunakan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran konvensional, yang berupaya untuk menyampaikan pengetahuan
kepada peserta didik. Pembelajaran tatap muka mempertemukan guru dengan
murid dalam satu ruangan untuk belajar. Pembelajaran tatap muka memiliki
karakteristik yaitu terencana, berorientasi pada tempat (place-based) dan interaksi
sosial (Bonk,Graham,2006:122). Pembelajaran tatap muka biasanya dilakukan di
kelas dimana terdapat model komunikasi synchronous, dan terdapat interaksi
aktif antara sesama murid, murid dengan guru, dan dengan murid lainnya. Dalam
pembelajaran tatap muka guru atau pemelajar akan menggunakan berbagai
macam metode dalam proses pembelajarannya untuk membuat proses belajar
lebih aktif dan menarik
Berbagai macam bentuk metode pembelajaran yang biasanya digunakan
dalam pembelajaran tatap muka adalah : 1) Metode ceramah, 2) Metode
penugasan, 3) Metode tanya jawab, 4) Metode Demonstrasi. (Rusyan, dkk, 1990:
111)
Pembelajaran tatap muka merupakan salah satu komponen dalam blended
learning, pembelajaran tatap muka siswa dapat lebih memperdalam apa yang
telah dipelajari melalui online learning, ataupun sebaliknya online learning untuk
lebih memperdalam materi yang diajarkan melalui tatap muka

3. Belajar mandiri (individualizad learning)

Salah satu bentuk aktivitas model pembelajaran pada blended learning adalah
Individualized learning yaitu peseta didik dapat belajar mandiri dengan cara
mengakses informasi atau materi pelajaran secara online via Internet. Ada
beberapa istilah yang mengacu pada istilah belajar mandiri seperti independent
learning, self direct learning, dan autonomous learning. Belajar mandiri bukan
berarti belajar sendiri, karena orang kadang seringkali salah arti mengenai belajar
mandiri sebagai belajar sendiri. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif,
dengan ataupun tanpa bantuan orang lain dalam belajar.
Menurut Wedemeyer (1973) dalam Chaeruman (2007:10) belajar mandiri
sebagai pembelajaran yang merubah perilaku, dihasilkan dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh pebelajar dalam tempat dan waktu berbeda serta lingkungan
belajar yang berbeda dengan sekolah. Peserta didik yang belajar secara mandiri
mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran yang
diberikan pengajarnya di kelas. Peserta didik mempunyai otonomi yang luas
dalam belajar.
Kemandirian itu perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka
mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisplinkan dirinya dalam
mengembangkan kemampuan belajar atas kemauannya sendiri. Sikap-sikap
seperti itu perlu dimiliki oleh peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri
kedewasaan orang terpelajar. Proses belajar mandiri mengubah peran guru atau
instruktur menjadi fasilitator atau perancang proses belajar dan sebagai fasilitator,
seorang guru atau instruktur membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar,
atau dapat menjadi mitra belajar untuk materi tertentu pada program tutorial.
Tugas perancang proses belajar mengharuskan guru untuk mengubah materi ke
dalam format yang sesuai dengan pola belajar mandiri.
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar mandiri adalah proses belajar diaman peserta didik memegang kendali
atas pengambilan keputusan terhadap kebutuhan belajarnya dengan sedikit
memperoleh bantuan dari guru atau instruktur. Belajar mandiri mrupakan salah
satu komponen dalam blended learning, karena dalam online learning didalamnya
terjadi proses belajar mandiri, karena peseta didik dapat belajar mandiri melalui
online learning.

Kelebihan blended learning:

1. Belajar menjadi Lebih Fleksibel Dengan pembelajaran campuran murid bisa


belajar lebih fleksibel daripada pembelajaran secara konvensional dimana murid
diharapkan bisa lebih santai ketika belajar.

2. Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Dibandingkan dengan metode


pembelajaran yang hanya satu macam, blended learning mampu meningkatkan
hasil dan minat belajar siswa. Hal itu karena metode belajar yang digunakan jauh
lebih menarik dan menggunakan media pembelajaran yang menarik pula.
Berdasarkan penelitian dari Wiley, anak-anak SD yang menggunakan blended
learning untuk pembelajaran bahasa Inggris terdapat peningkatan membaca
sampai dengan 20 poin.

3. Partisipasi Siswa Meningkat Di pembelajaran konvensional, siswa akan


cenderung berperan pasif dalam pembelajaran karena sistem pembelajaran
tradisional ini pusatnya hanya pada pengajar. Hal itu tidak akan didapatkan pada
blended learning, alasannya karena metode pembelajarannya meningkatkan akses
materi maupun aktivitas pembelajaran sehingga mendorong siswa menjadi lebih
aktif.

4. Kepuasan Belajar Meningkat Blended learning ini bisa meningkatkan kepuasan


siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar. Dari awal siswa mengetahui alur
pembelajaran sejak awal. Dari awal siswa akan tahu alur pembelajarannya. Selain
itu siswa juga tahu apa yang diharapkan darinya sampai syarat mencapai tujuan
sampai nilai akhir.

Kekurangan Blended Learning :

kekurangan dari model pembelajaran blended adalah ketergantungan terhadap


internet dan media elektronik.

Untuk peserta didik yang mempunyai keterbatasan dalam sarana dan prasarana
yang tidak memadai tentu akan kesulitan ketika mengakses pembelajaran. Belum
lagi apabila peserta didik ada yang gagap teknologi tentu akan kebingungan jika
tidak dibimbing secara langsung. Keterampilan penggunaan teknologi harus
dimaksimalkan baik oleh peserta didik maupun guru sehingga pembelajaran
secara mandiri juga bisa teraplikasi dengan baik.

Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini adalah :


1. Ketidaktergantungan terhadap orang lain
2. Berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri
3. Dapat bekerja sama dalam kelompok

22.1 Interaksi sosial


a. Pengertian interaksi sosial
Salah satu sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial disamping sebagai
makhluk individual. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan
atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri. Sedangkan
sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial dikemukakan
oleh murray (dalam Istiana, 2002: 35) bahwa manusia mempunyai
motif atau dorongan sosial. Demikian juga apa yang dikemukakan oleh MC.
Clelland (dalam Istiana, 2002: 35) dengan adanya dorongan atau motif sosial pada
manusia maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan
atau mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi
antara manusia satu dengan manusia lainnya.

1. Menurut Gillin dan Gillin Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis
dan menyangkut hubungan antar orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, atau orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang
bertemu, maka bisa disebut sebagai interaksi sosial. Contohnya, menegur,
berjabat tangan, saling berbicara, bahkan berkelahi. Sehingga interaksi sosial
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan hubungan sosial
dengan individu lain atau kelompok yang ditandai dengan kontak sosial dan
komunikasi.
2. Walgito Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu
lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya,
sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat
terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok.
3. Basrowi Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan antara
satu orang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok, atau orang dengan
kelompok. Interaksi sosial berbentuk kerjasama tapi juga tindakan, persaingan,
dan pertikaian.
4. Partowisastro Interaksi sosial ialah relasi sosial yang berfungsi menjalin
berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu,
kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok.
5. Soekanto Mengutip dari UNY, interaksi sosial menurut Soekanto merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan
dengan kelompok manusia.

Dalam dunia pendidikan khususnya lingkungan sekolah dasar, interaksi sosial


merupakan salah satu sarana penting dalam perkembangan peserta didik. Interaksi
sosial menimbulkan pengertian yang mendalam antara peserta didik dengan peserta
didik, pendidik dengan peserta didik, sehingga menimbulkan komunikasi yang
baik dalam menyampaikan ide-ide sehingga timbulnya sikap menghargai.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka interaksi sosial dapat disimpulkan
sebagai hubungan antara dua individu atau lebih yang dapat saling mempengaruhi
antara individu yang terjalin dalam hubungan tersebut

b. Ciri - Ciri Interaksi Sosial


Dalam interaksi sosial terdapat beberapa ciri – ciri yang tekandung di dalamnya,
diantaranya adalah menurut Santosa (2004:11) mengatakan bahwa“ciri–ciri
interaksi sosial adalah adanya hubungan; adanya individu; adanya
tujuan; dan adanya hubungan dengan struktur dan fungsi sosial

Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut :


1. Adanya dua orang pelaku atau lebih
Dalam sebuah proses interaksi sosial sudah seharusnya memiliki individu
atau pelaku dalam interaksi yang dilakukan

2. Adanya hubungan timbal balik antar pelaku


Setiap interaksi sosial terjadi pasti karena adanya hubungan antara individu
terhadap invidu lainnyya atau individu dengan kelompok

3. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung.


Interaksi sosial terjadi karena adanya kontak sosial terhadap individu
lainnya yang akan berujung dengan pertukaran informasi atau sejenisnya.
4. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
interkasi sosial umumnya memiliki tujuan tertentu untuk mempengaruhi
individu lainnya.

Berdasarkan uraian diatas tentang ciri - ciri interaksi sosial dapat disimpulkan
bahwa dalam berinteraksi sosial akan terjadi suatu hubungan individu dengan
individu lainnya yang akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan dalam berinteraksi sosial itu sendiri.

c. Syarat terjadinya interaksi sosial


Soekanto (2012:58) menjelaskan bahwa suatu interaksi sosial tidak akan mungkin
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:
1. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu
lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun
tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.
2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang
lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.

Dayakisni & Hudaniah (2009:119) menyatakan bahwa interaksi sosial tidak


mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, sebagai berikut:

1. Kontak sosial
Kontak sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Abdulsyani
(1994:154) menjelaskan kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau
lebih, melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kontak primer dan kontak sekunder:
a. Kontak primer terjadi apabila seseorang mengadakan hubungan
secara langsung seperti tatap muka, saling senyum, berjabat tangan,
dan lain-lain.
b. kontak sekunder adalah kontak tidak langsung atau memerlukan perantara
seperti menelpon dan berkirim surat.
Apabila dicermati, baik dalam kontak primer maupun kontak sekunder
terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Dalam
percakapan tersebut agar kontak sosial dapat berjalan dengan baik, harus ada
rasa saling pengertian dan kerjasama yang baik antara komunikator dengan
komunikan.
2. Komunikasi
Komunikasi verbal maupun non verbal merupakan saluran untuk
menyampaikan perasaan atau gagasan dan sekaligus sebagai media untuk
dapat menafsirkan atau memahami pikiran atau perasaan orang lain. Sugiyo
(2005:4) menjelaskan bahwa ciri - ciri komunikasi meliputi lima ciri yaitu:
keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

a) Keterbukaan, komunikasi antar pribadi mempunyai ciri keterbukaan,


maksudnya adalah adanya kesediaan kedua belah pihak untuk
membukadiri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan
perasaan orang lain. Keterbukaan ini sangat penting dalam komunikasi
antar pribadi agar komunikasi menjadi lebih bermakna dan efektif.
Keterbukaan ini berarti adanya niat dari masing-masing pihak yang
dalam hal ini antara komunikator dan komunikan saling memahami
dan membuka pribadi masing- masing.

b) Empati, komunikasi antar pribadi perlu ada empati dari komunikator.


Hal ini dapat dinyatakan bahwa komunikasi antar pribadi akan
berlangsung secara kondusif apabila pihak komunikator menunjukkan
rasa empati pada komunikan. Empati dapat diartikan sebagai
menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Sugiyo (2005:5) menjelaskan empati adalah
sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna
baik yang Nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek
perasaan, pikiran, dan keinginan. Dengan berempati kita menempatkan
diri dalam suasana perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain sedekat
mungkin. Secara psikologis apabila dalam komunikasi komunikator
menunjukkan empati pada komunikan akan menunjang
berkembangnya suasana hubungan yang didasari atas saling
pengertian, penerimaan, dipahami, dan adanya kesamaan diri.

c) Dukungan, komunikasi antar pribadi perlu dimunculkan sikap


memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau
berpartisipasi dalam komunikasi. Sugiyo (2005:5) secara tegas
menyatakan keterbukaan danempati tidak akan bertahan lama apabila
tidak didukung oleh suasana yang mendukung. Hal ini berarti bahwa
dalam komunikasi antar pribadi perlu suasana yang mendukung atau
memotivasi, lebih-lebih dari komunikator.

d) Rasa positif, komunikasi antar pribadi ditunjukkan oleh sikap dari


komunikator khususnya sikap positif. Sikap positif dalam hal ini
berarti adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk
memberikan penilaian yang positif terhadap komunikan. Dalam
komunikasi antar pribadi sikap positif ini ditunjukkan oleh sekurang-
kurangnya dua unsur yaitu:1). komunikasi antar pribadi hendaknya
memberikan nilai positif dari komunikator, 2). perasaan positif pada
diri komunikator

e) Kesamaan, kesamaan menunjukkan kesetaraan antara komunikator


dan komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi kesetaraan ini
merupakan ciri yang penting dalam keberlangsungan komunikasi dan
bahkan keberhasilan komunikasi antar pribadi. Apabila dalam
komunikasi antar pribadi komunikator merasa mempunyai derajat
kedudukan yang lebih tinggi dari pada komunikan maka dampaknya
akan ada jarak dan ini berakibat proses komunikasi akan terhambat.
Namun apabila komunikator memposisikan dirinya sederajat dengan
komunikan maka pihak komunikan akan merasa nyaman sehingga
proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar. Dalam
melakukan komunikasi dengan orang lain, harus ada rasa keterbukaan,
empati, memberikan dukungan motivasi, rasa positif pada orang lain,
dan adanya kesamaan atau kesetaraan dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat- syarat yang


dibutuhkan dalam interaksi adanya kontak sosial dan adanya komunikasi, baik itu
kontak primer maupun kontak sekunder dan komunikasi verbal maupun
komunikasi nonverbal. Apabila individu mampu memenuhi syarat-syarat yang ada
dalam interaksi sosial, maka akan terjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Syarat-syarat interaksi sosial diatas akan dijadikan sebagai indikator dalam
penyusunan skala interaksi sosial. Berdasarkan beberapa teori tentang interaksi
sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara
individu yang satu dengan individu yang lain, dimana individu yang satu
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga terjadi hubungan
saling timbal balik. Aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini diambil dari
beberapa syarat kemampuan interaksi sosial. Adapun syarat interaksi sosial yaitu
adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Selanjutnya dijadikan indikator
penelitian meliputi: (1) percakapan, (2) saling pengertian, (3) bekerjasama, (4)
keterbukaan, (5) empati, (6) memberikan dukungan atau motivasi, (7) rasa positif,
(8) adanya kesamaan dengan orang lain.

d. Proses Interaksi Sosial


Interaksi sosial adalah masalah yang paling unik yang timbul pada diri
manusia. Interaksi timbul oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dari
peristiwa sosial yang luas. Dapat dikatakan bahwa setiap orang dalam kehidupan
sosial adalah sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung pada orang lain.
Artinya, setiap orang dapat merupakan sumber dan pusat psikologis yang
mempengaruhi hidup kejiwaan orang lain, dan efek itu tidak sama bagi setiap
orang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perasaan, pikiran, dan keinginan
yang ada pada individu itu sendiri, melainkan dasar pula bagi aktivitas psikologis
dari orang lain (Ahmadi, 1999:79-80).
Miftahurrizky (2013:1) menjelaskan secara garis besar kemampuan siswa
dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya dapat dikategorikan
kedalam dua kelompok, yaitu siswa yang dapat dikategorikan mampu berinteraksi
sosial dengan baik terhadap lingkungannya atau disebut pandai bergaul.
Sebaliknya,siswa yang dikategorikan mengalami kesulitan dalam berinteraksi
sosial dengan lingkungannya atau disebut tidak pandai bergaul
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Menurut Ahmadi (1999:57-63) faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya
interaksi sosial yaitu, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati:

a) Faktor imitasi adalah proses meniru tingkah laku orang lain yang berada di
sekitarnya. Imitasi banyak dipengaruhi oleh jangkauan indranya, yaitu
sebatas yang dilihat, didengar dan dirasakan.

b) Faktor sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari dirinya
sendiri maupun orang lain, pada umumnnya diterima tanpa adanya daya
kritik. Sugesti dapat dibedakan menjadi dua. 1) auto-sugesti, yaitu sugesti
terhadap diri yang datang dari dirinya sendiri, dan 2) hetero- sugesti,
yaitu sugesti yang datang dari orang lain.

c) Faktor identifikasi berarti mendorong untuk menjadi identik (sama)


dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun secara batiniah.

d) Faktor simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap


orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasionil, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi,
bahkan orang dapat tiba-tiba meras tertarik kepada orang lain dengan
sendirinya karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik
baginya.

Selain beberapa faktor yang mendukung terjadinya interaksi sosial yang


telah diuraikan di atas, Rakhmat (2012:32-46) juga menjelaskan faktor-faktor yang
mendukung terjadinya perilaku manusia dalam interaksi sosial, yaitu faktor
personal dan faktor situasional, sebagai berikut:
1) Faktor Personal
Faktor personal yaitu faktor dari individu itu sendiri. Terdiri dari faktor
biologis dan faktor sosio psikologis:
a. Faktor bilogis
Manusia sebagai makhluk biologis mempunyai dorongan untuk
memenuhi kebutuhan biologisnya. Manusia memerlukan makan dan
minum untuk mempertahankan kehidupan, memerlukan tempat tinggal
untuk mendapatkan keamanan, dan lawan jenis untuk m elanjutkan
reproduksi. Bahkan, sampai kepada struktur DNA yang menyimpan
seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tua.
Seseorang yang berasal dari keturunan tertentu akan mewarisi sedikit
banyaknya sifat-sifat biologis orangtua. Apakah itu warna kulit, jenis
rambut, mata, hidung, maupun ukuran badan.
b. Faktor sosio psikologis
Manusia adalah makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Hal ini dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga komponen: afektif, kognitif dan konatif.
Sebagaimana yang dijelaskan Rakhmat (2012:36-38):

1). Afektif (motif sosiogenis, sikap dan emosi)


Motif sosiogenis merupakan motif skunder yang terdiri dari: (a)
motif ingin tahu: mengerti, menata dan menduga (predictability)(b)
motif kompetensi: seseorang ingin membuktikan bahwa dirinya
mampu dalam mengatasi semua problemkehidupan (c) motif cinta:
kebutuhan akan diterima dan mendapat perlakuan yang wajar dan kasih
sayang dari kelompoknya(d) motif harga diri dan kebutuhan untuk
mencari identitas (e) kebutuhan akan nilai ( f) kebutuhan pemenuhan
diri.
Sikap: (a) kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai (b) dorongan
atau motivasi dalam menentukan apa apakah seseorang harus pro atau
kontra terhadap sesuatu (c) relatif lebih menetap. Bagaimana studi
menunjukkan bahwa sikap politik kelompok cenderung dipertahankan
dan jarang mengalami perubahan (d) mengandung aspek evaluasi. Artinya
mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan (e) timbul dari
pengalaman.
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-
gejala kesadaran, keprilakuan, dan proses fisiologis.

1) Kognitif (Kepercayaan)
Keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti
otoritas, pengalaman atau intuisi. Kepercayaan menentukan seseorang
dalam mengambil keputusan dan menentukan sikap terhadap objek, dan
kepercayaan juga terbentuk berdasarkan pengetahuan, kebutuhan dan
kepentingan.

2) Konatif (Kebiasaan)
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap,
berlangsung secara otomatis tanpa direncanakan. Kebiasaan mungkin
merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang sama atau
sebagai reaksi khas yang dilakukan secara berulang-ulang.
c. Faktor Situasional
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam
berinteraksi sosial adalah faktor situasional,meliputi:
(1) Aspek objektif dari lingkungan, terdiri dari enam faktor:
a. Faktor ekologis merupakan keadaan alam yang terdiri dari
geografis, iklim dan meteorologis mempengaruhi gaya hidup
dan perilaku manusia. Dimana kondisi alam mempengaruhi
aktivitas manusia, seperti cuaca panas, hujan, mendung dan
lainnya.
b. Faktor desain dan arsitektur mempengaruhi pola interaksi
manusia yang berada di dalamnya. Semakin bagus struktur
bangunan tersebut maka semakin bagus pula pola interaksi
manusia yang berada di dalamnya.

c. Faktor temporal mempengaruhi pola interaksi manusia.


Seseorang yang dalam keadaan lelah akan berbeda dalam
menanggapi aksi yang diberikan ketika dalam keadaan fit,
begitu juga ketika seseorang dalam keadaan sibuk dan luang
ataupun pesan yang disampaikan di pagi hari, siang hari, sore
dan bahkan tengah malam. Masing-masing akan mendapatkan
respon yang berbeda.

d. Suasana perilaku (behavior setting) juga akan menentukan


perilaku manusia, dimana seseorang akan bersikap santun
dalam kegiatan beragama dan ditempat ibadah, namun akan
lebih agresif bila ditempat hiburan atau pasar.

e. Teknologi sebagai media sosial telah mempengaruhi pola


interaksi dalam kehidupan masyarakat.

f. Sosial sebagai sistem peranan dalam masyarakat, struktur


kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah
faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia.

g. Lingkungan psikososial merupakan persepsi tentang sejauh


mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan, akan
mempengaruhi perilaku dalam lingkungan. Lingkungan dalam
persepsi kita lazim disebut dengan iklim. Dalam organisasi,
iklim psikososial menunjukkan persepsi orang tentang
kebiasaan individual, ketegasan pengawasan, kemungkinan
kemajuan, dan tingkat keakraban

h. Stimulus yang mendorong memperteguh perilaku: Adanya


stimulus yang menentukan apakah perilaku tersebut layak
dilakukan dalam situasi tertentu atapun kurang layak

f. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk,


yaitu asosiatif dan disosiatif.
a. Asosiatif Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk
penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut. :

1. Kerja sama (cooperation) Kerjasama terbentuk karena masyarakat


menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama
sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu
bargaining (tawar-menawar),cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-
venture (usaha patungan)

2. Akomodasi, Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara


individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan
dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk
antara lain :
a. Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan karena adanya paksaan
b. Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang
terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu
penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada.
c. Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta
bantuan pihak ketiga yang netral.
d. Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta
bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh
badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
e. Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik
melalui pengadilan.
f. Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak- pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti
melakukan pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak
sudah tidak mungkin lagi maju ataumundur.
g. Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan
formal.
h. Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-
keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
3. Asimilasi Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya
usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau
kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda,saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga
lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya
membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

4. Akulturasi Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat


manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur
dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur -
unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu
sendiri.

b. Disosiatif
Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga
bentuk sebagai berikut:

1. Persaingan/kompetisi Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan


atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil
secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak
lawannya.
2. Kontravensi Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan
dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan seperti
perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan
intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau
terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan
atau konflik.
3. Konflik Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu,akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai